Anda di halaman 1dari 2

Thema : “Jangan pernah menyerah, tetapi bersukurlah senantiasa, sebab pertolongan Tuhan selalu datang tepat waktu”

1. Nyanyian BE : 14:1-2 Dokumen gereja yang berkaitan


2. Doa pemimpim PA
3. Ayat bacaan : Hes 37:1-14 A. Katekismus : Dalam ketentuan Tuhan akan dasa titah-Nya
4. Nyanyian BE : 467:1 dikatakan “tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu
5. Uraian teks PA : Yes 40:27 ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi aku dan yang
6. Refleksi PA. berpegang pada perintah-Ku”
B. Kitab: Mazmur 118:1
C. BE : 707
7. Nyanyian BE : 758:1-2
8. Doa syafaat (ditanyakan ....)
9. Doa penutup : Bapa Kami yang disorga

Telaah Teks :

Yesaya 40:27 saling berkaitan dengan ayat-ayat berikutnya, yaitu sampai ayat 31. Yesaya 40:27-31 ini merupakan
khotbah penghiburan bagi umat Israel yang dibuang ke Babel antara tahun 598 dan 582 SM. Di mana pada masa itu umat
mengalami kekecewaan dan keputusasaan yang mendalam. Mereka merasa bahwa Tuhan telah mengabaikan, membiarkan
dan meninggalkan umat-Nya di saat mengalami penderitaan dan penindasan yang dilakukan oleh para penguasa Babel.
Klimaks dari kekecewaan dan keputusasaan pecah ketika mereka mempertanyakan tentang keberadaan Tuhan. Ekspresi
kekecewaan dan keputusasaan itu terlihat jelas dalam Yesaya 40:27, yakni: “Hidupku tersembunyi dari Tuhan, dan hakku
tidak diperhatikan Allahku” (Yes. 40:27). Dalam situasi dan kondisi yang tidak setabil itulah nabi, yang juga ikut dibuang
ke Babel menyadari, bahwa pembuangan yang dialami umat Israel adalah karena ketidaksetiaan mereka kepada Tuhan.
Sang nabi memberikan penghiburan dengan mengatakan bahwa pertolongan Tuhan pasti datang. Dia selalu yakin, Tuhan
selalu hadir dan menguatkan atau memberikan semangat baru kepada umat-Nya yang mulai putus asa dan tak berdaya
(baca Yes. 40:29). "Orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru," kata Yesaya, "mereka seumpama
rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak
menjadi lelah" (Yesaya 40:31).

Bukan hanya bangsa Israel pada saat itu yang merasakan putus asa, kita semua pun tentunya pernah merasakan hal yang
demikian, karena memang perjalanan hidup yang kita lalui bukanlah jalan yang mudah dan mulus. Melainkan ada banyak
rintangan yang turut menghiasinya. Entah itu suka maupun duka, tangis maupun tawa, kesedihan maupun kebahagiaan, dan
itulah hidup. Akan tetapi, yang terpenting adalah apa yang harus kita lakukan saat menghadapinya? Apakah kita sudah siap
menghadapinya? Atau apakah kita harus menyerah? Beratnya beban hidup yang terus menekan sering membuat kita takut.
Takut, kuatir dan gemetar adalah manusiawi, tetapi tidak berarti kita harus menghindar atau menyerah. Justru seharusnya di
dalam ketakutan, kekuatiran dan kegemetaran itulah kesempatan kita memohon pertolongan dari Tuhan untuk menguatkan
kita saat menghadapi berbagai rintangan hidup ini. Penulis kitab Yesaya mengatakan bahwa “orang-orang yang menanti-
nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru” (Yesaya 40:31). Seorang pemenang selalu optimis dan yakin, bahwa pancing
bukanlah alat satu-satunya untuk menangkap ikan di sungai/laut. Tetapi ada banyak cara dan alat lain yang dapat
digunakan. Hanya saja tingkat kesulitannyalah yang berbeda. Itulah sebabnya mereka tidak pernah menyerah. Jiwa seorang
pemenang selalu yakin, bahwa manusialah yang menutup pintu keberhasilan dan kebahagiaan hidupnya, bukan Tuhan.
Mungkin, pintu depan, samping dan belakang tertutup rapat, tetapi sebenarnya tak terkunci. Kabut memang tebal di depan,
tetapi itu bukan tembok baja yang tak dapat ditembus. Ada sebuah ungkapan berbunyi demikian: “The importan thing about
a problem is not its solution, but the strenght we gain in finding solution.” Artinya, hal terpenting dari sebuah masalah
bukanlah penyelesaiannya, tetapi kekuatan yang kita peroleh untuk mencari solusi. Satu hal lagi harus diingat, bahwa saat
kita merasa tak ada harapan lagi, tetapi bagi Tuhan selalu ada harapan jika kita tetap percaya. Di satu sisi, musuh terkuat
manusia bukan apa yang ada di luar dirinya, melainkan apa yang ada di dalam dirinya, yaitu: kemalasan, cepat menyerah,
takut gagal, dan tidak yakin pada kekuatan yang telah Tuhan berikan padanya. Tetapi di sisi yang lain, sahabat dan
kekuatan seorang pemenang sebenarnya juga ada pada dirinya, yakni: rajin, tekun, berani mencoba walaupun gagal, tidak
gampang menyerah, dan selalu yakin atas kemampuan yang telah Tuhan berikan dalam hidupnya. Itulah senjata utama yang
diberikan Tuhan kepada setiap orang yang percaya. Hanya saja tak semua orang dapat menggunakannya dengan baik,
karena ia tidak pernah bertanya kepada Tuhan, apa gunanya dan bagaimana menggunakannya. Maka dari itu, relasi/
hubungan yang harmonis dan akrab bersama Tuhan adalah kunci utama manusia untuk membuka gembok-gembok pintu
yang tertutup dengan rapat. Maka dari itu terimalah segala rintangan dan kesulitan hidup dengan pikiran yang positif.
Yakinlah, bahwa semua itu terjadi bukan tanpa alasan, makna dan tujuan mulia atas hidup kita. Melainkan di dalamnya
tersimpan suatu kekuatan baru, yang memampukan kita maju ke tahap kesulitan hidup berikutnya. Karena itu, jangan
pernah meremehkan, mengabaikan, apalagi melupakan hal-hal kecil yang pernah terjadi dalam hidup kita. Sebab semuanya
itu telah turut serta menghiasi perjalanan hidup kita. Tanamkanlah pemahaman, bahwa sebenarnya hidup ini bukanlah
sesuatu yang terjadi secara kebetulan, melainkan suatu rencana mulia yang telah dirancang dan diberikan oleh Tuhan
kepada setiap orang untuk terus diperjuangkan. Bersyukurlah atas banyak hal yang kita alami dalam hidup ini. Entah itu
suka, maupun duka, tangis maupun tawa. Karena hanya dengan hati bersyukurlah segala beban hidup ini dapat ditanggung.
Hati yang bersyukur adalah hati yang damai, dan kedamaian hati itu yang sering dijadikan Tuhan sebagai sara kesembuhan
atas luka-luka batin kita, kekecewaan yang menekan hidup kita dan mengurangi segala beban hidup yang kita pikul.
Melalui hati yang terus bersyukur juga Tuhan telah memberikan semangat hidup yang baru untuk kita bagikan kepada
banyak orang.

Refleksi

1. Apakah yang kamu lakukan ketika banyak pergumulan dan masalah yang terjadi dalam hidupmu?
Jelaskan?
2. Menurut mu apakah Tuhan selalu hadir memberi pertolongan ketika kamu ada masalah? Bagaimana kamu
merasakannnya?

Anda mungkin juga menyukai