Anda di halaman 1dari 4

"Kristus: Pembawa Damai"

Pembacaan Alkitab:
 Mikha 5:1-4a
1) Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari
padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya
sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.
2) Sebab itu ia akan membiarkan mereka sampai waktu perempuan yang akan melahirkan
telah melahirkan; lalu selebihnya dari saudara-saudaranya akan kembali kepada orang Israel.
3) Maka ia akan bertindak dan akan menggembalakan mereka dalam kekuatan TUHAN,
dalam kemegahan nama TUHAN Allahnya; mereka akan tinggal tetap, sebab sekarang ia
menjadi besar sampai ke ujung bumi,
4a) dan dia menjadi damai sejahtera.

 Yesaya 9:5
Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang
pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah
yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.

Demikian pembacaan Alkitab. Berbahagialah setiap kita yang tidak hanya membacanya
tetapi merenungkan dan melakukannya.

Pendahuluan:
Setiap orang pasti pernah cemas.
Setiap orang pasti pernah mengalami khawatir bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.
Setiap orang pasti pernah punya masalah yang membuatnya tertekan.
Dan dikala semua itu terjadi, masing-masing orang pun berusaha mencari solusi dari kondisi
tersebut.

Ada yang berusaha menenangkan diri dengan mendengarkan music atau bernyanyi.
Ada yang pelariannya ke makanan, minum minuman keras, belanja, ke salon, tidur, dan lain
sebagainya.

Bersyukur ada juga yang dalam kondisi cemas dan tertekan, mereka datang kepada Tuhan.

Isi:
Bangsa Israel juga bangsa yang hidupnya penuh dengan kecemasan, ketakutan dan
penderitaan. Namun sayangnya mereka justru semakin menjauh dari Tuhan.

Saat itu Tuhan memakai nabi Mikha dan nabi Yesaya untuk menegur bangsa Israel supaya
datang kepada Tuhan, tapi tetap saja mereka tidak mendengarkan teguran Tuhan. Mereka
menolak nubuatan Mikha dan Yesaya. Mereka lebih memilih berjalan menurut jalannya
sendiri dan tidak menghiraukan suara Tuhan melalui para nabi.

Raja2 yang memerintah pun kebanyakan memerintah tanpa menghiraukan kehendak Tuhan.
Sejak Israel pecah menjadi dua kerajaan, di Israel: ada 19 raja yg memimpin (Yerobeam 1 -
Hosea) tp ga ada satu pun yg baik. Sedangkan di Yehuda: ada 20 raja (Rehobeam-Zedekia),
hanya 8 org yg baik (40%)

Kondisi seperti ini jelas membuat Allah murka dan memberi hukuman atas umat pilihanNya.
Allah memakai bangsa lain untuk menindas mereka sampai menderita, namun tetap saja
mereka tidak berbalik kepada Allah.

Menariknya, di kitab Mikha kalau kita perhatikan, secara bergantian hukuman dan berita
pengharapan disampaikan kepada mereka. Artinya, sebelum Allah menghukum pun sudah
dinuatkan terlebih dahulu, tp bangsa Israel tetap keras kepala, dan meskipun demikian Allah
selalu menyampaikan berita pengharapan bagi umatNya, tanda Ia mengasihi mereka.

Bagian yg kita baca tadi adalah salah satu berita pengharapan yang dinubuatkan Mikha dan
secara spesifik berita pengharapan ini bicara tentang Mesias yang akan datang. Mikha ingin
menyampaikan kepada umat Tuhan saat itu bahwa di tengah penderitaan dan kesusahan
hidupmu, ada Mesias yang adalah pembawa damai, Ia sanggup memberikan damai sejahtera
bagimu di tengah ketidakdamaian hidupmu.

Nubuatan ini kemudian tergenapi ketika Yesus lahir,


Mari kita baca Lukas 2:13-14
“Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara
sorga yang memuji Allah, katanya:
Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara
manusia yang berkenan kepada-Nya.”

Perhatikan, di sana dikatakan "dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan
kepadaNya." Ini merujuk kepada Yesus yang dinubuatkan sebagai pembawa damai itu.

Dan ingatkah sdr, ketika Yesus hidup Ia pernah berkata:


Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa
yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan
gentar hatimu.

Sdr, ayat ini konteksnya ketika Yesus menjanjikan Roh Kudus sebagai Penghibur. Jelaslah
bahwa Yesus dinubuatkan sebagai Pembawa Damai, digenapi nubuatan tersebuat bahwa
memang Ia Pembawa Damai dalam berita kelahiranNya dan bahkan sebelum Ia
meninggalkan dunia ini, Ia memberikan Roh Kudus yang akan memberikan kita damai
sejahtera.

Kebenaran ini seharusnya membuat kita BERSYUKUR.


Kenapa? Karena ketika kita cemas, takut, kuatir, tertekan, tidak perlu kita lari ke hal-hal yang
lain, cukup berlari medekat pada Tuhan karena Ia akan memberikan kedamaian di tengah
hidup kita yang penuh ketidakmaian. Firman Tuhan jelas menyatakan bahwa Ia dinubuatkan
sebagai Pembawa Damai, Ia lahir sebagai Pembawa Damai, Ia hidup sebagai Pembawa
Damai dan sampai selama-lamanya Damai Sejahtera Allah yang melampaui segala akal akan
tinggal di tengah kita umatNya.

Bahkan taukah sdr bahwa sebetulnya yang dimaksudkan bahwa Ia adalah Pembawa Damai,
bukan hanya sekedar memberikan ketenangan hidup di tengah penderitaan dan masalah hidup
kita, tapi lebih dari itu, Yesus datang untuk mendamaikan manusia dengan Bapa.
Dosa telah merusak semuanya dan Bapa berinisiatif mengutus Anak TunggalNya untuk
melakukan perdamaian antara kita yg berdosa dengan Allah. Ia bahkan menyelamatkan kita
waktu kita masih menjadi seteruNya.

Ini yang harus terus membuat kita BERSYUKUR.

Apa yang membuat kita bersyukur saat natal dan tahun baru?
Makanan yang enak? Kumpul keluarga? Tunjangan hari raya? Sale/Diskon di mall?
Atau kita bersyukur karena Tuhan Yesus lahir untuk menjadi PENDAMAI antara kita dengan
Bapa.

BERSYUKUR, itu yang harus kita lakukan pertama-tama.


Namun tidak hanya bersyukur tapi juga BERSAKSI.

Seseorang yang mengalami karya penebusan seharusnya BERSAKSI, karena ini kabar baik
yang harus di dengar semua orang.
Ketika gembala-gembala bertemu dengan bayi Yesus, mereka pulang dengan sukacita dan
BERSAKSI, mereka menceritakan tentang Yesus.

Kalau ada tempat makan yang enak kita bisa semangat cerita ke orang lain, kenapa kita ga
bisa cerita tentang Yesus ke orang lain? Apakah kisah Yesus menyelamatkan kita kurang
membahagiakan dibanding kisah yang lain?

Ceritakan dan saksikan bagaimana Yesus datang untuk mendamaikan kita dengan Bapa.
Mungkin kita kurang fasih dalam bercerita tapi kita bisa ceritakan itu dengan kehidupan kita,
tindakan kita, tutur kata kita, cara kita berelasi dengan orang lain.
Biarkan orang bisa melihat bahwa kita hidup di dalam Tuhan dan Tuhan hidup di dalam kita.

Implikasi ketiga dari kebenaran bahwa Kristus datang membawa damai, bukan hanya
bersyukur dan menceritakan itu kepada orang lain tapi juga itu artinya kita harus berdamai
dengan sesama.

Kalau kita yang berdosa tapi Tuhan mau berdamai dengan kita maka kita pun seharusnya
berdamai dengan sesama kita, apapun kesalahan mereka.

Suatu kali di perdang dunia pertama, serdadu Jerman menyanyikan lagu Silent Night (Malam
Kudus). Lalu Serdadu Inggris yang adalah musuh mereka, mendengar dan ikut
melantunkannya. Akhirnya dua kubu tersebut keluar dari tempat mereka masing2 dan
melambaikan tangan sambil menyanyi dan menghabiskan malam natal dalam perdamaian.

Perang Dunia pertama sudah usai tapi mungkin masih ada perang di tengah keluarga, rekan
sekerja bahkan rekan sepelayanan.
Sesunggguhnya natal mengingatkan kita untuk berdamai dengan sesama.

Terkadang orang yang paling membuat kita terluka, bukan orang yang jauh denga kita tetapi
mereka yang dekat dengan kita, keluarga. Dan ini akan menjadi sulit untuk berdamai, tapi
pasti bisa.

Ini panggilan dan tugas kita untuk berdamai dengan sesama.


Yesus pernah berkata: Berbahagialah orang yang membawa damai karena mereka akan
disebut anak-anak Allah.
Apakah saudara anak-anak Allah? Maka berdamailah dengan sesama.

Penutup:
Kiranya Tuhan menolong dan menguatkan kita untuk melakukan semuanya ini,
BERSYUKUR, BERSAKSI, BERDAMAI dengan sesama.

Amin.

Anda mungkin juga menyukai