Namun demikian, alasan apapun yang diungkapkan oleh Yeremia tidak dapat
menggoyahkan hati Tuhan. Tuhan tidak mencari alasan Yeremia, Tuhan hanya ingin
Yeremia taat kepada Tuhan, kemanapun Tuhan mengutusriya, Yeremia harus siap pergi,
dan apapun yang Tuhan perintahkan kepadanya, harus dilakukan oleh Yeremia (ay. 71.
Permasalahannya, apakah Yeremia mau pergi kemanapun Tuhan memerintahkan? iya
kalau Tuhan memerintahkan yang enak-enak, pasti Yeremia tidak akan menolak perintah
Tuhan. Tetapi bagaimana jika perintah Tuhan adalah perintan yang berat, dengan jalan
yang berat untuk ditempuh? Belum lagi orang-orang yang memusuhi bahkan mencoba
untuk membunuh Yeremia?
Itulah mengapa Tuhan meminta Yeremia untuk tidak takut, karena Tuhan berjanji akan
selalu menyertai Yeremia dan melepaskan Yeremia dari orang-orang jahat tersebut (ay, 8).
Salah satu penggenapan janji Tuhan tersebut terjadi ketika Tuhan menyelamatkan
Yeremia secara ajaib dari dalam perigi (sumur) yang penuh lumpur (Yer 38:1-13). Tuhan
benar-benar menepati janj Nya kepada Yeremia untuk menyertai dan melindungi Yeremia.
Sejak saat itu, Tuhan telah menaruh perkataan-perkataanNya ke dalam mulut Yeremia (ay.
9) dan mengangkat Yeremia menjadi nabi atas bangsa-bangsa (ay. 10). Jika kita
memperhatikan isi kitab Yeremia, kita akan menemukan bahwa Yeremia tidak hanya
menyampaikan Firman Tuhan kepada bangsa Israel, tetapi ia juga menyampaikan Firman
Tuhan kepada bangsa-bangsa lain,
termasuk Firman Tuhan dan nubuatan kepada bangsa Babel yang nantinya akan
menghancurkan bangsa Israel.
Kita dapat melihat bahwa walaupun Yeremia awalnya menolak, tetapi Yeremia pun
akhirnya sadar bahwa Tuhan sendirilah yang telah memilih dirinya untuk menjadi nabi
yang menyuarakan kehendak Tuhan. Ketika ia mau taat terhadap panggilan Tuhan,
tentunya Tuhan pun akan menyertai Yeremia dan. memperlengkapi Yeremia sehingga la
menjadi salah satu nabi besar di sejarah bangsa Israel. Bagaimana dengan kita?
Pernahkah kita menolak panggilan Tuhan?
Bapa bapa yang kekasih, sesungguhnya kita semua sebagai orang percaya memiliki tugas
panggilan diutus ke tengah-tengah dunia ini. Sebagaimana dikatakan di amanat Agung
Tuhan Yesus (Matius 28:19-20) "Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid- Ku....". Tugas
memberitakan Injil atau Firman Tuhan bukan hanya hak preoperatif (istimewa) pelayan
atau pendeta tetapi tugas semua orang percaya. Sayangnya, banyak orang percaya dalam
kehidupan konkrit lebih senang menerima berkat dan penyertaan Allah, tetapi sering
melupakan tugas dan panggilan utama yakni pemberitaan Injil. Pemberitaan injil bukan
semata-mata bahwa kita harus berkhotbah, tetapi kita memberi kesaksian bagaimana
Kristus itu hidup dalam diri kita, melalui perbuatan-perbuatan kita. Perbuatan yang
mencerminkan buah-buah roh dalam kehidupan kita yaitu: kasih, sukacita, damai
sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan
diri (Galatia 5:22-23a)
Melalui perbuatan yang mencerminkan buah-buah roh sebenarnya kita telah bersaksi untuk
dunia, kita telah menyaksikan bahwa firman Tuhan itu hidup dalam diri kita.
Mahatma Ghandi, seorang tokoh yang paling terkenal dari India konon sangat mengagumi
pribadi Yesus. Dia sudah membaca kitab-kitab suci semua agama di dunia. Mulai dari
Alquran sebagal kitas suci agama islam, hingga kitab-kitab suci agama- agama kuno, Apa
yang dia dapatkan adalah dia sangat mengagumi pribadi Yesus serta ajaran-ajaran Tuhan
Yesus dalam alkitab. Bahkan yang paling dikaguminya adalah ajaran Tuhan Yesus mengenai
Kasihilah Musuhmu (Lukas 6:27...dst..)
6:27 "Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu 12,
berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; b 6:28 mintalah berkat bagi orang yang
mengutuk kamu berdoalah bagi orang yang mencaci kamu c 6:29 Barangsiapa menampar
pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang
mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu
Mahatma Ghandi konon sangat kagum dengan ajaran ini sehingga sempat terbesit dalam
pikirannya untuk menjadi pengikut Kristus (menjadi orang Kristen). Tetapi niatnya urung
tatkala dia melihat kehidupan orang-orang Kristen yang tidak sesual dengan firman Tuhan.
Kebetulan dia melihat ada orang Kristen yang mabuk-mabkan, berjudi, marah-marah,
berceral, dsb. Patutkah kita orang Kristen yang sudah diselamatkan oleh Tuhan Yesus Kristus
menjadi batu sandungan bagi orang lain yang ingin mengenal Allah?
Orang kristen senang menjadi anak-anak Tuhan tetapi tidak suka untuk diutus ke tengah-
tengah dunia ini, apalagi ke tengah- tengah "serigala". Mengapa begitu? Memang Tugas
pemberitaan Firman Tuhan meskipun hanya lewat perbuatan kita bukanlah hal yang mudah
atau gampang. Begitu banyak rintangan, ancaman. Kita harus melawan keinginan daging dan
kesenangan duniawi. Bahkan bagi pemberita-pemberita Injilpun banyak tantangan yang
dihadapi. Dalam sejarah gereja, tidak sedikit yang harus kehilangan nyawa karena
pemberitaan Injil atau Firman Tuhan. Ada banyak mengalami mati martir
Bapa-bapa yang kekasih, jika ternyata kita termasuk orang-orang yang dipanggil melayani,
melayani sebagai hamba Tuhan sebagai Pelayan Khusus misalnya, pelayan di kaum bapa atau
misalnya kita bisa melayani mulai dari keluarga kita, teman-teman kita di kantor, tetangga
kita, (melayani dalam hal ini berarti mencerminkan bahwa Kristus hidup dalam hidup kita,
apakah jawab kita? Hanya kita sendiri dan Tuhan yang tahu. Tetapi mari mengingat hal ini,
Tuhan tidak pernah salah memanggil seseorang untuk menjadi hambaNya, karena
sesungguhnya Tuhan telah mengenal orang tersebut jauh sebelum ia dilahirkan, Panggilan
Tuhan tidak pernah salah, justru kitalah yang salah jika kita mengabaikan bahkan menolak
panggilan Tuhan dalam kehidupan kita,