Anda di halaman 1dari 4

GKST JEMAAT IMMANUEL PALU

TATA IBADAH EVANGELISASI BENTUK II


Kamis, 8 Oktober 2020
PF : Pdt. Onesimus Lantigimo, M.Th
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
 PANGGILAN BERIBADAH (Jemaat Berdiri)
Menyanyi KJ. No. 2 ; 1 & 2 “Suci, Suci, Suci”
• Suci, suci, suci, Tuhan Maha kuasa! Dikau kami puji di pagi yang teduh. Suci,
suci, suci, murah dan perkasa, Allah Tri tunggal, agung namaMu.
• Suci, suci, suci! Kaum kudus tersungkur di depan takhtaMu memb’ri
mahkotaNya. Segenap malaikat sujud menyembahMu, Tuhan, Yang ada
s’lama – lamanya.

 TAHBISAN DAN SALAM


PF : Ibadah saat ini ditahbiskan “Dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus,
Amin. Damai Sejahtera Allah adalah dengan kamu sekalian.”
J : Menyanyi KJ. No. 1 : 1 “Haleluya! Pujilah”
Reff : Haleluya! Pujilah Allah Yang Agung, Maha esa! Dalam Kristus
kita kenal Allah Yang Hidup, Bapa kekal!
• Langit, buana semesta patut memuji kuasaNya, kar’na berkatNya
tak henti, limpah kasihNya tak terperi. Reff : ..
(Jemaat Duduk)

 PELAYANAN FIRMAN
• Doa Pembacaan Alkitab
• Pembacaan Alkitab
• Khotbah

 PERSEMBAHAN SYUKUR
PF : Marilah kita memberi persembahan kepada Tuhan, sambil mengingat
kata Alkitab : “Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia
kepada kami supaya kami senantiasa berkecukupan di dalam segala
sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan”. (1
Korintus 9 : 8)
J : Menyanyi NKB. No. 197 ; 1 - 2 “Besarlah Untungku”
• Besarlah untungku jika Yesus milikku, bersuka jiwaku kar’na
damai yang penuh. Meskipun angin k’ras badai dunia menderu, tak
goyah hatiku kar’na Yesus milikku.
Reff : Benar, benar, besarlah untungku. Benar, benar, besarlah
untungku. Benar, benar, besarlah untungku. Ketika Yesus
sungguhlah tetap milikku.
• Kendati tiadalah hartaku di dunia, hatiku tak resah, tak bersungut,
berkesah. Kar’na ku sungguh tahu jika Yesus milikku, tak sia –
sialah segenap usahaku.

 DOA SYAFAAT & PERSEMBAHAN (Diakhiri Doa Bapa Kami)


 PENGUTUSAN & BERKAT (Jemaat Berdiri)
Menyanyi PKJ. No. 185 : 1 “Tuhan Mengutus Kita”
• Tuhan mengutus kita kedalam dunia, bawa pelita kepada yang gelap. Meski
dihina serta dilanda duka, harus melayani dengan sepenuh.
Reff : Dengan senang, dengan senang, marilah kita melayani umatNya.
Dengan senang, dengan senang, berarti kita memuliakan
namaNya.

PF : Saudara – saudara, kembalilah dalam damai sejahtera dan terimalah


berkat Tuhan : “Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau :
Tuhan menyinari engkau dengan wajahNya dan memberi engkau
kasih karunia. Tuhan menghadapkan wajahNya kepadamu dan
memberi engkau damai sejahtera. Amin.”
J : Amin… amin… amin…
(Jemaat Duduk – Ibadah Selesai)
RENUNGAN EVANGELISASI
KAMIS, 8 OKTOBER 2020

BACAAN : Lukas 4:16-21


Tema : “Yang terluka yang menyembuhkan”

Bapak, Ibu saudara-saudara dalam Tuhan,


Apa yang muncul dalam benak kita ketika membaca bahagian Alkitab ini? secara
khusus pada ayat yang ke-18 dan 19. Mungkin kita berkata dalam hati, bahwa ayat2
ini tidak relevan bagi kita saat ini, karena bagaimana memberitakan kabar baik
kepada orang-orang miskin, sementara kita sendiri berada dalam kesulitan hidup.
Bagaimana memberitakan pembebasan kepada orang lain sementara kita tidak
dapat begitu bebas di tengah pandemi covid-19. Apalagi jika kita membaca bagian
akhir ayat 19 “memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang”. Apakah tahun ini
tahun rahmat Tuhan, setelah kurang lebih 7 bulan kita lebih banyak beraktifitas di
rumah oleh karena wabah penyakit, penghasilan berkurang, ekonomi sulit. Belum
masalah intern keluarga, pendidikan dan lain-lain. Atau berkaca pada situasi dunia,
di mana banyak orang yang menderita dan mati oleh karena wabah virus corona.
Sebelum kita lebih jauh melihat diri dan situasi kita, mari kita melihat situasi yang
dialami oleh Yesus. Yesus lahir di tengah-tengah keluarga miskin, Ia sangat
mengerti yang disebut miskin, pas-pasan. Ia hidup di tengah-tengah masyarakat
yang terjajah oleh bangsa asing, ia hidup di tengah-tengah kesulitan ekonomi
bangsa-Nya. Ia hidup di tengah-tengah masyarakat yang memiliki banyak orang
sakit dengan penyakit yang belum ada obatnya di zaman itu. Hal ini mengingatkan
kita akan perkataan Pengkhotbah 7:10 bahwa tidak ada zaman yang lebih baik.
Nah, di masa seperti itulah Yesus membaca Yesaya 61:1-2 di Sinagoge (rumah ibadah
Yahudi), dan mengatakan kepada pendengar-Nya, genaplah nas ini sewaktu kamu
mendengarnya.
Bapak, Ibu, saudara-saudara dalam Tuhan Yesus
Tema dalam ibadah saat ini “yang terluka yang menyembuhkan”, tidak
berbicara sekedar luka secara fisik, tetapi luka-luka dan penderitaan batin. Jadi
yang “terluka” adalah orang yang sedang atau sudah melalui penderitaan luka
batin, kesengsaraan. Sehingga ia mengerti dengan baik bagaimana ia harus
bertindak untuk merawat orang lain. Yesus memberikan teladan kepada kita. Ia
telah menjadi “yang terluka” bagi kita. oleh karena itu Ia sungguh2 tahu
pergumulan orang miskin, karena ia sendiri adalah orang miskin. Ia mengerti
perasaan orang terpenjara, orang yang terbuang, orang yang sakit dan seterusnya.
Dan Dia tahu bahwa ketika pemberitaan firman Tuhan hadir dalam hidup dan
tindakan, itulah yang menjadi tolak ukur bahwa tahun rahmat Tuhan telah datang.
Bapak, Ibu, saudara2 dalam Tuhan
Kita telah berada di bulan oktober yang merupakan bulan PI (Pekabaran Injil) GKST.
Kita diingatkan untuk terus memberitakan Injil, secara khusus berkaitan dengan
bacaan kita pada saat ini. Jika kita merasa bahwa situasi saat ini adalah situasi yang
kurang menguntungkan dan tidak mengenakan kita, baiklah kita mengingat kata
Alkitab dari 2 Tim 4:2 untuk memberitakan firman, baik atau tidak baik waktunya.
Jika kita merasa bahwa kita berada dalam situasi yang sulit, ekonomi kurang baik,
pergumulan-pergumulan hadir dalam kehidupan kita, mari kita menyadari diri kita
sebagai “yang terluka”. Dalam situasi sebagai “yang terluka” yang dikaruniai Roh
Tuhan untuk memberitakan Injil, maka kita akan memberitakan Injil dengan tepat.
Hanya orang yang pernah menderita sakit yang dengan bijak melayani orang sakit.
Hanya orang yang pernah merasakan penderitaan hidup yang dapat berbagi dan
merasakan penderitaan orang lain.

Lukas 4:18 dan 19 sebagai kutipan dari Yesaya 61:1-2, telah di genapi oleh Yesus,
dalam pemberitaan, pengajaran dan pelayanan yang dikerjakan-Nya. Tetapi hal
tersebut tidak berakhir di sana, karena masih banyak orang yang membutuhkan
untuk mendengar, menerima tindakan dan pelayanan yang digagas oleh Roh Tuhan
dalam diri setiap anak-anak- Nya. Jika saat ini kita menjadi “yang terluka”, kita harus
melihat dari sisi rencana Allah. Allah menginginkan kita menyembuhkan orang lain
yang terluka seperti kita. Dalam kerangka itulah PI kita bangun dalam jemaat. Injil
sebagai kabar baik, sebagai pembebasan dan rahmat Tuhan haruslah kita
sampaikan. Kita mulai dari diri kita sendiri, selanjutnya keluarga dan jemaat.
Kemudian dalam lingkup yang lebih luas PIK (Pekabaran Injil Khusus) daerah-
daerah yang masih terus diInjili sampai saat ini dalam wilayah sinode GKST.

Marilah kita memberitakan Injil sebagai orang “yang terluka”. Biarkan Roh
Tuhan menggunakan kita. Karena tanpa Roh Tuhan, kita “yang terluka” hanya
menjadi orang2 yg suka mengeluh. Roh Tuhan akan memampukan kita menjadi
“yang terluka yang menyembuhkan”. Dalam semangat bulan PI mari kita
memberitakan Injil, baik atau tidak baik waktunya. Amin

Anda mungkin juga menyukai