Anda di halaman 1dari 1

Devosi Kepada Santo Yosef Sr.

Gabriella Silalahi, KSSY

Devosi Kepada St. Yosef /Rabu, 22 November 2023

Bacaan Injil: Mat 1:18-24

Selamat sore dan selamat jumpa para Suster yang terkasih, Untuk renungan / devosi kita pada
kesempatan ini sejenak kita mendalami sifat atau karakter tokoh Santo Yosef. Bagi saya, Santo Yosef
adalah salah satu contoh utama dalam mengikuti Yesus dan merupakan salah satu tokoh utama dalam
mengimani Allah. Dengan memahami sikapnya, kita akan mampu melihat bagaimana kita beriman
kepada Allah. Dua sikap atau karakter Santo Yosef .

Pertama: Santo Yosef sebagai manusia biasa

Kedua Santo Yosef sebagai orang beriman.


Sebagai orang biasa, ia tidak memahami segala apa yang terjadi dalam kehidupannya, tepatnya apa
yang terjadi dengan Maria, tunangannya. Sebagai manusia biasa ia merasa “dikhianati” oleh Bunda
Maria karena sebelum mereka hidup sebagai suami-istri, Bunda Maria sudah mengandung (anak dari
Roh Kudus). Maka, tidak heran jika Ia berusaha untuk menceraikannya. Akan tetapi Kitab Suci
memberi suatu tekanan kepada kita, bahwa Santo Yosef seorang yang baik hati. Ia tidak ingin
menceraikan istrinya secara terang-terangan tetapi secara diam-diam. Tentu sebagai laki-laki, ia
merasa disakiti sehingga memutuskan untuk bercerai.

Sebagai manusia beriman, Santo Yosef percaya kepada Allah. Rupanya rencana untuk bercerai
dengan Bunda Maria “diketahui oleh Allah” sehingga Allah mengutus Malaikat Gabriel kepadanya
untuk memberitahu bahwa Bunda Maria sungguh mengandung dari Roh Kudus. “Yusuf, Anak Daud,
janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya
adalah dari Roh Kudus (Mat 1:20).” Kita tahu bahwa kemudian tanpa ragu lagi bahwa Santo Yosef
mengambil Bunda Maria sebagai istrinya.
Para suster yang terkasih dalam Tuhan,
Apa yang kita petik dari sifat Santo Yosef ini? Dalam diri kita ada banyak kelemahan, tetapi ada juga
kekuatan yang memampukan kita untuk bertindak dan bersikap seperti Santo Yosef. Kita sebagai
manusia biasa, seringkali dengan mudah mengambil keputusan yang membuat orang lain menderita.
Atau seringkali mudah untuk menghakimi orang. Sikap-sikap ini perlu kita sadari setiap hari,
sehingga kita bisa menemukan kekuatan dalam mengatasinya. Sebagai orang beriman, seperti Santo
Yosef, kita harus mendengar suara Allah melalui sabda-Nya dalam Kitab Suci.. Tentu kelemahan itu
tidak akan menjadi kekuatan jika hanya terus tunduk kepada-Nya. Mari kita merenungkan kembali
bagaimana sikap kita dalam hidup kita sehari-hari. Apakah sudah seperti Santo Yusuf atau tidak?
Tuhan memberkati.

Anda mungkin juga menyukai