Anda di halaman 1dari 3

BAHAN SERMON KHOTBAH MINGGU X SET.

TRINITATIS, 13
AGUSTUS 2023
Evangelium: Kejadian 39:1-6
Topik: Menjadi Berkat Di Dalam Tuhan
Gabe Pasupasu Di Bagasan Tuhan

Yusuf (bahasa Inggris: Joseph) adalah putra Yakub dari istrinya, Rahel. Yusuf adalah
putra ke-11 Yakub. Yusuf adalah anaknya yang lahir pada masa tua ayahnya. Itulah sebabnya
mengapa Yakub sangat menyayangi Yusuf, lebih dari anaknya yang lain (12 orang), bahkan
Yakub membuat jubah berwarna warni khusus untuk Yusuf. Yusuf dijual kepada pedagang
Midian dan Ismael yang lewat di situ dalam perjalanan ke Mesir oleh saudara-saudaranya yang
cemburu kepadanya.
Betapa terhinanya Yusuf saat ia dijual dan menjadi budak. la cuma dianggap barang yang
dapat diperjual-belikan. Kehidupannya sekarang berbeda jauh dengan ketika ia dibawah asuhan
orangtuanya. Sekarang ia tidak lagi dimanja. Kini Yusuf berjalan mengikuti majikan barunya,
seorang pejabat istana Mesir, melewati jalanan kota yang padat menuju rumah barunya. Ia dijual
menjadi budak pegawai istana Firaun yang bernama Potifar. Di sana dia bekerja sangat baik,
sehingga dipercayai penuh oleh majikannya.

Ada beberapa hal yang bisa kita petik dari teladan hidup yang ditunjukkan Yusuf dalam
hidupnya:

1. Ketaatan Yusuf
Yusuf adalah seorang yang taat, dimulai dari ketaatan kepada orangtuanya dimana
orangtuanya menyuruh Yusuf untuk mencari saudara-saudaranya yang sedang menggembalakan
ternak, dan inilah awal dari saudaranya untuk membunuh Yusuf. Tidak ada alasan bagi Yusuf
untuk menolak perintah ayahnya walaupun dia dimanja, namun karena ketaatannya mendorong
dia untuk pergi mencari saudaranya.
Yusuf juga taat kepada Potifar dengan bekerja di rumah Potifar dengan baik. Bahkan
akibat ketaatannya sehingga dia dipercaya sepenuhnya oleh tuannya. Bukan hanya kepada orang
lain, Yusuf pun taat kepada Tuhan, dia menolak rayuan maut istri Potifar yang mengajak dia
untuk berzinah. Penolakan ini ada karena dia taat kepada perintah Tuhan. Di saat mengalami
penderitaan, Yusuf tetap percaya dan taat kepada Tuhan. Yusuf tidak pernah meragukan
keberadaan dan pertolongan Tuhan. Dia tetap tinggal di dalam Tuhan dengan iman dan ketaatan
yang sungguh.
Sesungguhnya Yusuf cukup panjang mengalami proses pembentukan. Dijual dan
sebelumnya direncanakan akan dibunuh, menjadi budak, difitnah, barulah kemudian menjadi
penguasa atas tanah Mesir. Penderitaan dan kesusahan yang dialami akhirnya boleh menjadi
penguasa. Hal ini didapatkannya karena ketaatannya kepada Tuhan.Dalam kehidupan kita,
mungkin kita pernah mengalami kekelaman dan penderitaan yang bisa saja datang secara
beruntun. Namun yang pasti kita Imani bahwa kalau kita taat maka Tuhan tidak akan
membiarkan penderitaan itu menghancurkan Kehidupan kita. Tuhan akan menolong dan
mengubah penderitaan menjadi sukacita, Karena Tuhan akan mengangkat orang yang taat
kepadaNya.
Berkat ketaatan nabi Elia dan ketaatan janda di Sarfat, maka mereka memperoleh
Kehidupan dari Tuhan. Demikian juga kita, bercermin dari kisah tersebut maka sebagai orang
percaya agar memiliki ketaatan kepada Tuhan. Ketaatan ini menjadi kekuatan untuk kehidupan
yang di jalani baik susah maupun senang. Ketaatan kepada Tuhan membuat hidup ini lebih
bermakna.

2 Allah Menyertai.
Penyertaan Allah bagi Yusuf menjadikan segala yang dikerjakannya berhasil. Apakah
keberhasilannya? la diperkenankan untuk melayani di rumah Potifar dan mendapat kepercayaan,
diberi kuasa atas rumahnya dan dikasihi Potifar. Sekalipun Yusuf dijual ke Mesir namun Tuhan
tetap menyertai Yusuf dan tidak meninggalkannya. Penyertaan Tuhan baginya tidak dibatasi oleh
tempat dan keadaan, dari Kanaan hingga ke Mesir, dari keluarga hingga ke rumah Potifar, dari
budak hingga menjadi orang nomor dua di Mesir. Penyertaan Tuhan bagi Yusuf hadir dimanapun
Yusuf berada.

Penyertaan Tuhan bagi Yusuf pun dapat dilihat oleh orang lain yaitu Potifar. Kesadaran
Potifar akan penyertaan Tuhan kepada Yusuf menjadikan Potifar menyayangi Yusuf. Rupanya
Potifar mengenal siapa Tuhan yang menyertai Yusuf itu. penyertaan Tuhan bagi Yusuf pun dapat
dilihat oleh orang lain yaitu Potifar. kesadaran Potifar akan penyertaan Tuhan kepada Yusuf
menjadikan Potifar menyayangi Yusuf. Rupanya Potifar mengenal siapa Tuhan yang menyertai
Yusuf itu. Penyertaan Tuhan menjadikan Yusuf berhasil dalam pekerjaannya. kita pun demikian.
Jikalau Tuhan menyertai kita maka apapun yang kita kerjakan akan berhasil karena keberhasilan
datangnya dari Tuhan, bukan karena kemampuan kita. Penyertaan Tuhan berarti sesungguhnya
Tuhanlah yang bekerja walaupun terkadang kita tidak merasakannya.

Kitapun selalu membutuhkan penyertaan Tuhan dalm perjalan hidup ini. Perjalanan
hidup kita tidak selalu lancar. Sering kali kita diperhadapkan dengan tantangan dan rintangan
yang berat. Situasi ini tak jarang membuat kita menjadi putus asa, mudah mengeluh, dan
bersungut-sungut, sehingga semua itu pun membuat kita kehilangan sukacita. Pengalaman Yusuf
mengingatkan kita bahwa, terkadang kita memang harus melalui perjalan yang berat dan penuh
rintangan, tetapi, janganlah takut apa pun yang kita hadapi saat ini, percayalah bahwa penyertaan
Tuhan sungguh nyata, maka sukacita akan datang di hidup kita dan kita pun tetap kuat
menghadapi apa pun yang menghadang kita.
3. Menjadi berkat bagi orang lain.
Tuhan memberkati rumah Potifar dan berkat Tuhan turun atas segala miliknya. Karena
ketaatan dan penyertaan Tuhan, bukan hanya Yusuf yang merasakan berkat Tuhan, tapi juga
Potifar. Selama Yusuf berada di rumahnya maka berkat Tuhan turun juga atas Potifar, dengan
kata lain Yusuf menjadi berkat bagi orang lain..
Kita pun demikian, Tuhan memberkati kita untuk menjadi berkat. Kalau kita hanya
menerima berkat saja dan tidak mau jadi berkat, maka lama-kelamaan hidup kita bisa menjadi
mati dimana tidak ada kehidupan di dalamnya. Tetapi kalau kita diberkati dan menjadi berkat,
maka keadaan hidup kita akan seperti tanah yang subur, makmur dan penuh damai sejahtera.
Tuhan memberkati kita dengan tujuan untuk menjadi berkat bagi orang lain, berkat itu
bukan hanya untuk diri kita sendiri, bukan hanya demi memuaskan kesenangandiri sendiri.
Melalui berkat yang Tuhan telah percayakan kepada kita, Tuhan mau supaya pekerjaan Tuhan
semakin berkembang, nama Tuhan semakin dipermuliakan. Perkataan dan perbuatan kita akan
menjadi berkat bagi orang lain, apa yang kita miliki akan menjadi berkat bagi orang lain.
Semuanya itu akan menjadikan orang lain semakin memuliakan Tuhan, namun sering bukannya
berkat yang dirasakan orang lain dari kita tapi justru kutuk dan membuat orang tidak suka
kepada kita. Perkataan yang selalu menyinggung dan tingkah laku yang jahat, harta dan milik
kita tidak pernah dibagi kepada orang yang membutuhkannya, dll.
Jadi, kalau kita mau menjadi berkat bagi orang lain, usahakanlah bagaimana supaya
Tuhan menyertai kita. Kalau Tuhan tidak beserta dengan kita, maka kita tidak bisa menjadi
berkat bagi orang lain. Berkat yang Tuhan berikan kepada kita akan semakin bertambah jika kita
menjadi berkat bagi orang lain.

Anda mungkin juga menyukai