Anda di halaman 1dari 4

Hidup Baruku di Dalam Kristus

(Merayakan “Kemerdekaan”)
Lukas 19:1-10

Tujuan Pembelajaran
Anak-anak menyadari bahwa anugerah
keselamatannya perlu dihidupi dengan meninggalkan
dosa dan cara hidup yang lama dan beralih kepada cara hidup yang baru seturut dengan Firman
Tuhan.

Hook: Baru Tapi Tetap Lama


Ada seorang anak perempuan kelas 1 SMP yang sudah tidak memiliki orang tua lagi. Anak
ini diadopsi oleh sepasang suami istri yang sangat baik dan mengasihinya. Suami istri ini
menyediakan segala kebutuhan anak ini. Sayangnya, anak ini selalu tidak betah berada di rumah. Ia
merasa fasilitas di rumah itu tidak cukup untuk menyenangkan hatinya. Bahkan, ia merasa orang tua
barunya itu tidak mengasihi dia karena mereka jarang berada di rumah karena sibuk bekerja. Anak ini
selalu saja mau pergi ke luar rumah. Setiap hari, ia pulang sekolah, taruh tas, makan, ganti baju, lalu
pergi ke luar. Ia baru pulang ke rumah apabila hari menjelang malam. Suatu kali, pergi main dan
belum pulang hingga jam 9 malam. Orang tuanya sangat khawatir dan menunggu di depan rumah.
Ketika ia pulang, orang tuanya menasehatinya dan ia berjanji untuk tidak mengulangi perbuatannya
kembali. Tetapi, beberapa hari kemudian, anak ini kembali pergi keluyuran dan pulang malam. Ia
seola-olah lupa akan kebaikan orang tuanya.
Teman-teman, kehidupan anak ini sungguh menyedihkan. Ia yang tadinya seorang yatim
piatu, kini sudah memiliki orang tua baru, tetapi tidak ada perubahan yang terjadi di dalam hidupnya.
Ia bahkan tidak dapat merasakan kasih sayang orang tuanya. Sekalipun ia diberikan kesempatan yang
baru oleh orang tuanya, tetap saja ia mengulangi kesalahannya. Ia tidak menyadari anugerah yang
sudah ia terima dalam kehidupannya.
Teman-teman, di Alkitab, kita dapat menemukan satu kisah yang sangat bertolak belakang
dengan kisah ini. Ada kisah tentang seorang hina yang hidupnya berubah setelah ia berjumpa dengan
Tuhan. Namanya Zakheus. Mari kita baca kisahnya di Luk. 19:1-10.

Book: Perjumpaan yang Mengubahkan


Teman-teman, pada masa itu Yerusalem berada di bawah kekaisaran Roma. Pemerintah
Roma mewajibkan rakyat Yerusalem untuk menyetorkan pajak kepada mereka melalui para pemungut
cukai. Pemungut cukai merupakan orang yang sangat jahat pada masa itu. Mereka adalah orang
Yahudi asli, tapi mereka malah menyetorkan uang milik bangsanya sendiri kepada pemerintah Roma.

1
Belum lagi, kadang-kadang pemungut cukai ini suka menipu. Mereka suka minta uang lebih banyak
daripada yang harusnya dibayarkan kepada pemerintah Roma.
Salah satu pemungut cukai yang ada di Yerusalem adalah Zakheus. Jelas saja, ia dibenci oleh
masyarakat sekitar karena pekerjaannya sebagai pengkhianat negara. Suatu ketika, Tuhan Yesus
hendak lewat di daerah tempat tinggal Zakheus. Teman-teman tentu tahu kelanjutan ceritanya. Ia naik
ke atas pohon dan berhasil melihat Tuhan Yesus.
Menariknya, sebelum Zakheus sempat memanggil Tuhan Yesus, ternyata Tuhan Yesus sudah
terlebih dahulu melihatnya. Tuhan Yesus memanggilnya, “Zakheus, turunlah! Aku mau ke
rumahmu!” Teman-teman, tindakan Yesus ini merupakan tindakan yang sangat aneh dan tidak wajar.
Zakheus kan seorang penjahat, pengkhianat negara, orang yang layak dibenci dan dimusuhi. Tetapi,
Tuhan Yesus masih mau datang ke rumah Zakheus! Selama ini, mungkin Zakheus bersedih karena
tidak ada orang yang mau bergaul dengannya. Tetapi, Tuhan Yesus bukan hanya mau bergaul
dengannya, tetapi juga mau ke rumahnya!
Zakheus sangat bahagia! Ia tidak menyangka akan mendapat anugerah yang sangat istimewa.
Zakheus telah dimerdekakan oleh Yesus Kristus. Tuhan Yesus, yang sering dibicarakan banyak
orang, kini mau bergaul dengannya bahkan datang ke rumahnya. Zakheus tidak percaya! Akhirnya ia
turun dari pohon itu. Ia melihat Tuhan Yesus yang penuh kasih itu berada di depannya. Ketika
memandang mata Tuhan Yesus yang lembut, terbayang dalam benak Zakheus semua perbuatan jahat
yang telah dilakukannya. Akhirnya, ia berkata dengan sepenuh hati, “Tuhan, setengah dari milikku
akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan
kukembalikan empat kali lipat.” Zakheus tidak mau lagi menjadi seorang pemungut cukai yang jahat.
Ia bertobat dan meninggalkan semua kebiasaan lamanya. Perubahan hidup Zakheus terjadi karena dia
menyadari anugerah yang diterimanya, bahwa ia telah menjadi orang yang merdeka. Dulu ia memang
seorang yang jahat, pencuri, penipu, dan pengkhianat negara. Tetapi, setelah berjumpa dengan Tuhan
Yesus yang mengasihi dan mengampuninya, Zakheus sadar bahwa ia harus berubah dan tidak boleh
lagi hidup dengan cara yang salah. Zakheus sadar bahwa hidupnya sudah berubah: dari seorang
pengkhianat negara yang dibenci masyarakat, menjadi seorang yang berharga dan dikasihi oleh
Tuhan.

Look: Berubah di dalam Anugerah-Nya


Teman-teman, kisah Zakheus sangat berbeda dengan gelandangan yang tadi Kakak ceritakan
di awal. Setelah mendapatkan anugerah pengampunan dan kasih dari Tuhan Yesus, Zakheus berubah!
Ia meninggalkan semua cara hidupnya yang jahat dan memutuskan untuk hidup mengikut Yesus.
Sementara, anak yatim piatu yang diadopsi oleh sepasang suami istri yang baik itu tidak menyadari
anugerah yang telah diterimanya. Ia tetap saja mengulangi kesalahannya dan mengecewakan hati
orang tua yang sangat mengasihinya.

2
Teman-teman, bila kita membandingkan diri kita dengan kedua cerita ini, kira-kira pada saat
kita berada di cerita yang mana? Apakah kita sama seperti Zakheus yang hidupnya berubah karena
menyadari anugerah yang sudah diterimanya, atau kita sama seperti anak yatim piatu yang tidak
berubah karena tidak menyadari anugerah yang telah diterimanya? Kita sudah mendapat anugerah
terbesar, yaitu Tuhan Yesus yang mati dan bangkit untuk menyelamatkan kita. Seharusnya, kita tidak
berhenti hanya sampai menerima anugerah itu, tetapi juga menghidupi anugerah itu. Mulailah
kehidupan yang baru di dalam Tuhan Yesus dan tinggalkanlah kehidupan yang lama. Tinggalkanlah
kebiasaan mencontek, marah-marah, berkelahi, malas, pornografi. Buanglah semuanya itu.
Mendekatlah kepada Tuhan Yesus. Setia berdoa dan membaca Alkitab. Biarkan anugerah Tuhan yang
memampukan kita berubah. Biarlah hidup kita sesuai dengan anugerah yang sudah kita terima, karena
setiap orang yang ada di dalam Kristus adalah ciptaan
Teman-teman, 1 Yohanes 5:3 mengatakan bahwa perintah Tuhan itu tidak berat. Ya, tidak
berat jika kita melakukannya untuk seorang pribadi yang sungguh-sungguh kita kasihi, yaitu Yesus.
Teman-teman, seorang bagi seorang wanita waktu istirahat adalah sangat penting. Tentu menyebalkan
bukan jika tiba-tiba ia terbangun di tengah malam yang dingin. Ya, pasti sangat menyebalkan.
Namun, setelah seorang wanita itu mempunyai seorang anak bangun di tengah malam untuk
mengurus anaknya menjadi sesuatu yang indah, karena ia melakukannya untuk seorang yang ia sangat
cintai di dunia ini.
Kesungguhan untuk mencintai Tuhan Yesus akan membuat kita tidak hanya sekedar mampu
menjalani hidup sesuai dengan perintah Tuhan namun kita juga akan menjadi suka melakukan
perintah-perintah tersebut karena itu menjadi sesuatu yang indah dan kita tidak sabar untuk
melakukannya.

TOOK
Nah, ibu tadi adalah gambaran bagi setiap kita. Jika kita mengasihi Tuhan Yesus, melakukan
perintah-Nya bukan lagi menjadi sesuatu yang berat melainkan sesuatu yang indah. Mari kita belajar
sama-sama untuk melakukan perintah-perintah Tuhan di dalam hidup kita. Kita berdoa kepada Tuhan
supaya Dia memampukan kita untuk taat melakukan perintah Tuhan mulai dari dua perintah yang
paling dasar. Apakah dua perintah yang paling dasar itu? Dua perintah itu adalah hukum kasih yang
Tuhan Yesus ajarkan. Kasih, teman-teman. Ya, dengan melakukan dua hukum yang paling utama
yaitu kasihilah Tuhan Allahmu dan kasihilah sesamamu manusia seperti diri sendiri maka perintah
Tuhan yang lain pun akan kita taati juga.
Teman-teman, kita belajar satu minggu ke depan untuk melakukan perintah-perintah Tuhan
yang sederhana. Misalnya: kita berdisiplin dalam belajar, berdoa, menaati orang tua, mengasihi
teman, dan sebagainya. Mari kita datang kepada Tuhan saat ini, berdoa dan memohon kepada Tuhan
supaya Dia mengajarkan bagaimana kita sebagai orang percaya yang telah dimerdekakan

3
(dibebasakan dengan menerima anugerah) dapat mengasihi Allah dan sesama kita supaya hidup kita
memuliakan Allah. Amin.

Anda mungkin juga menyukai