Satu, penekanan pada kesatuan gereja dan bagaimana perpecahan dipandang sebagai dosa
serius pada periode Patristik (terutama dikutuk oleh Cyprian dari Kartago). Dalam kehidupan
saya bergereja, saya sering melihat bagaimana perpecahan terjadi bukan hanya antar gereja
bahkan antar individu dalam gereja, tetapi saya kembali diingatkan bahwa setiap perpecahan itu
tidak boleh memecahkan gereja tetapi menarik setiap individu untuk kembali kepada gereja yang
utuh, menyatukan pikiran sebagai satu tubuh yang seharusnya saling melengkapi sebagai gereja.
Dua, bagian tentang reformasi awal itu penting bagi saya. McGrath menunjukkan bahwa
tidak hanya ada satu reformasi tetapi empat (terutama karena geografis): Reformasi Swiss
(Reformed), reformasi Jerman (Lutheran), reformasi Inggris (Anglikan), dan kemudian reformasi
radikal (Anabaptist, yang didasarkan pada teologi daripada geografi). Ternyata perdebatan saat
ini yang disebabkan oleh denominasi seperti Metodisme, Pentakostalisme, Presbiterianisme, dll
justru terlepas dari reformasi yang terjadi dalam sejarah kekristenan. Hal ini menarik bagi saya
untuk mencari tau lebih lagi bagaimana pengaruh reformasi ini terhadap perkembangan
denominasi yang ada.
Tiga, buku ini juga memperkaya saya dengan konteks segar mengenai sejarah dan
pengetahuan tentang ide-ide yang tidak saya miliki sebelumnya. Hal itu menarik saya untuk
menggali lebih dalam sejarah kekristenan yang ternyata hanya saya ketahui sangat sedikit. Buku
ini memberi saya wawasan yang lebih jelas tentang di mana sebenarnya pemahaman saya
dibangun. Saya bersyukur bisa mempelajari dan mendapat informasi yang lebih mendalam
tentang sejarah dan ide-ide yang telah membentuk iman Kristen sampai saat ini melalui buku ini.