Anda di halaman 1dari 3

Laporan baca : Alister E.

McGrath’s Historical Theology: An Introduction to the History of


Christian Thought

Loviawan, Agnes Valentina


Mata kuliah : Sejarah Kekritentan
Prodi : M.Th Martikulasi 2021
agnes.loviawan21@seabs.ac.id

Judul buku : Historical Theology: An Introduction to the History of Christian Thought


Penulis : Alister E. McGrath
Penerbit : Wiley-Blackwell
Tahun terbit : 2013
Halaman : 305 halaman
ISBN : 978-0-470-67285-3

Historical Theology: An Introduction to the History of Christian Thought adalah buku


bertujuan untuk memperkenalkan pembaca bahwa sejarah merupakan subjek yang penting dan
menarik. Buku ini merangkum sejarah Kristen dan pemikirannya dalam satu buku yang cukup
singkat sehingga pembaca yang tidak punya banyak waktu untuk mempelajari setiap detail
sejarah kekristenan dapat memahami secara umum aspek yang penting dan bagaimana
perkembangan teologi Kristen secara umum. Dalam buku ini, sejarah Kristen dibagi menjadi 4
periode, yaitu :
1. Periode Patristik, kr.100–451  
2. Abad Pertengahan dan Renaisans, kr.500–1500  
3. Periode Reformasi dan Pasca-Reformasi, 1500–1750   
4. Periode Modern, 1750 Hingga Saat Ini
Buku ini dibuka dengan Pengantar yang mencoba untuk menjelaskan apa teologi sejarah,
bagaimana hal itu cocok dengan studi teologi secara keseluruhan, dan mengapa itu layak menjadi
subjek belajar.
Pada laporan baca ini, saya akan mencatat sedikit bagian yang telah saya baca pada bab 3
dan bab 4 buku ini. Dalam bab 3, McGrath menjelaskan sejarah pemikiran Kristen dan istilah-
istilah kunci dari Reformasi dan Periode Pasca-Reformasi, 1500-1750. Ia menetapkan Reformasi
sebagai periode pembentukan cluster gereja Protestan di Eropa, selanjutnya untuk pembaruan
dan reformasi gereja Katolik di wilayah yang sama, dan mau tidak mau konflik antara Protestan
dan Katolik, dan juga di antara berbagai gereja Protestan. Pada awalnya, ia  mengulas reformasi
gereja Eropa. Kemudian, ia menjelaskan periode dan gerakan Pasca Reformasi dalam periode
ini. Dia menyebut Martin Luther, Huldrych Zwingli, John Calvin, Teresa dari Avil,
Theodore Beza, Johann Gerhard, Roberto Bellarmine dan Jonathan Edwards sebagai delapan
teolog kunci dari Periode Reformasi dan Pasca-Reformasi. Dan pada akhirnya, ia menjelaskan
perkembangan teologi kunci dalam  Periode Reformasi dan Pasca-Reformasi seperti sumber-
sumber teologi, doktrin anugerah, doktrin sakramen, doktrin gereja, perkembangan literatur
teologis, Katekismus, pengakuan. iman dan karya teologi sistematika.
Dalam bab 4, McGrath menjelaskan sejarah pemikiran Kristen dan istilah-istilah kunci
dari periode modern, 1750 hingga Hari Ini. McGrath menjelaskan kritik Gerakan modern
terhadap teologi Kristen dan krisis iman di Inggris. Dia menyebut F.D.E Schleiermacher, John
Henry Newman, Karl Barth, Paul Tillich, Karl Rahner, Hans Urs von Balthasar, Jürgen
Moltmann dan Wolfhart Pannenberg sebagai delapan teolog kunci Periode Modern. Terakhir, ia
menjelaskan gerakan dan tren teologi Barat baru-baru ini dalam teologi Kristen.
Alister E. McGrath Theology Historis: An Introduction to the History of Christian 
memperkenalkan teologi sejarah sebagai subjek akademis yang penting dan menarik. Buku ini
adalah pengantar Teologi Sejarah dan Sejarah Pemikiran Kristen. McGrath membagi Historical
Theology and History of Christian Thoughts ke dalam empat periode dan kemudian
menjelaskan  periode tersebut, para teolog kunci dan perkembangan kunci dari setiap periode.
Studi kasus dan studi pertanyaan di akhir setiap bab membantu pembaca memahami empat
periode ini, sejarah teologi dan sejarah pemikiran kristen.
Hal yang paling mempengaruhi saya dalam buku ini adalah:

Satu, penekanan pada kesatuan gereja dan bagaimana perpecahan dipandang sebagai dosa
serius pada periode Patristik (terutama dikutuk oleh Cyprian dari Kartago). Dalam kehidupan
saya bergereja, saya sering melihat bagaimana perpecahan terjadi bukan hanya antar gereja
bahkan antar individu dalam gereja, tetapi saya kembali diingatkan bahwa setiap perpecahan itu
tidak boleh memecahkan gereja tetapi menarik setiap individu untuk kembali kepada gereja yang
utuh, menyatukan pikiran sebagai satu tubuh yang seharusnya saling melengkapi sebagai gereja.

Dua, bagian tentang reformasi awal itu penting bagi saya. McGrath menunjukkan bahwa
tidak hanya ada satu reformasi tetapi empat (terutama karena geografis): Reformasi Swiss
(Reformed), reformasi Jerman (Lutheran), reformasi Inggris (Anglikan), dan kemudian reformasi
radikal (Anabaptist, yang didasarkan pada teologi daripada geografi). Ternyata perdebatan saat
ini yang disebabkan oleh denominasi seperti Metodisme, Pentakostalisme, Presbiterianisme, dll
justru terlepas dari reformasi yang terjadi dalam sejarah kekristenan. Hal ini menarik bagi saya
untuk mencari tau lebih lagi bagaimana pengaruh reformasi ini terhadap perkembangan
denominasi yang ada.

Tiga, buku ini juga memperkaya saya dengan konteks segar mengenai sejarah dan
pengetahuan tentang ide-ide yang tidak saya miliki sebelumnya. Hal itu menarik saya untuk
menggali lebih dalam sejarah kekristenan yang ternyata hanya saya ketahui sangat sedikit. Buku
ini memberi saya wawasan yang lebih jelas tentang di mana sebenarnya pemahaman saya
dibangun. Saya bersyukur bisa mempelajari dan mendapat informasi yang lebih mendalam
tentang sejarah dan ide-ide yang telah membentuk iman Kristen sampai saat ini melalui buku ini.

Anda mungkin juga menyukai