Anda di halaman 1dari 26

AGAMA KRISTEN PROTESTAN

Makalah Mandiri
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Ujian Akhir Semester
Mata Kuliah Studi Agama-Agama Semester VI

Disusun Oleh
MUHAMMAD RIDWAN

Dosen Pengajar/Pembimbing
NELI HIDAYAH, MA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MIFTAHUL’ULUM
TANJUNGPINANG - KEPULAUAN RIAU
TA. 2019-2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu
menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah “Studi Agama-
Agama”.
Dalam penyusunan makalah ini, banyak hambatan yang penulis hadapi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen Neli Hidayah,MA , orang tua,
pembimbing, dan rekan-rekan atas bantuan, dorongan, dan bimbingan dalam
kelancaran pembuatan makalah ini.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu yang kami
sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan
berita. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa STAI
Miftahul „Ulum. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing saya meminta
masukannya demi perbaikan pembuatan makalah saya di masa yang akan datang
dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Tanjungpinang, 10 April 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i


KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN ................................................................................................ 3
A. Pengertian Kristen Protestan .......................................................................... 3
B. Asal Usul Kristen Protestan ........................................................................... 4
C. Pendiri Agama Kristen Protestan ................................................................... 8
D. Perkembangan Protestan ................................................................................ 12
E. Pokok Ajaran Kristen Protestan ..................................................................... 13
F. Sekte-Sekte Agama Kristen Protestan ........................................................... 20
BAB III
PENUTUP .......................................................................................................... 22
A. Kesimpulan .................................................................................................. 22
B. Saran .............................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 23

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam sejarah Eropa, tidak ada suatu masa dimana pengaruh agama (gereja)
menancap kuat dalam kehidupan manusia dan masyarakat, selain zaman abad
pertengahan. Pada zaman ini kekuasaan Paus dengan tahta suci Roma merupakan
kekuasaan yang tidak tergugat. Kekuasaan ini tidak hanya menyangkut bidang
agama, namun juga bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, bahkan dalam ilmu
pengetahuan. Agama Kristen yang menjadi agama terbesar di Eropa ketika itu
pun kemudian menjadi terpecah setelah muncul banyak ketidakpuasan atas
perilaku gereja yang menyeleweng. Bahkan ketidakpuasan tersebut diwujudkan
pula dengan perbedaan pemahaman atas beberapa doktrin mendasar dari ajaran
Kristen. Sedangkan tokoh dari reformasi yang digelontorkan ini diantaranya
adalah Martin Luther.1

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis rumuskan
rumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari Kristen Protestan?
2. Bagaimana asal-usul agama Kristen Protestan?
3. Siapa pendiri agama Kristen Protestan?
4. Bagaimana perkembangan Kristen Protestan di belahan dunia?
5. Apa sajakah pokok ajaran Kristen Protestan baik dalam hokum dan ibadah?
6. Bagaimana perpecahan dan sekte yang ada dalam Kristen Protestan?

C. Tujuan Penulisan
1
Dalam buku Sejarah Agama Manusia karya Huston Smith disebutkan bahwa agama Protestan
terdiri dari 4 aliran ; Baptis, Lutheris, Calvinis dan Anglikan.

1
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan pembahasan dari
makalah ini adalah:
1. Mampu mengetahui pengertian dari Kristen Protestan
2. Mampu mengetahaui asal-usul agama Kristen Protestan
3. Mampu mengetahui pendiri agama Kristen Protestan
4. Mampu mengetahui perkembangan Kristen Protestan yang ada di belahan
dunia
5. Mampu mengetahui pokok ajaran Kristen Protestan
6. Mampu mengetahui perpecahan dan sekte yang ada dalam Kristen Protestan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kristen Protestan


Agama Kristen mengandung arti “orang yang diurapi” yaitu orang yang
digosok dengan minyak suci sebagai suatu upacara konsekrasi (pensucian). Jadi
kata Kristen mengandung arti orang-orang yang telah dibaptiskan dengan
perminyakan suci itu. Dengan pembaptisan tersebut orang telah diakui syah
sebagai pengikut kristus (orang yang diurapi).Sesuai dengan kitab injil sebagai
berikut: ”…………. dan tiada Engkau beri orang sucimu”.
Dalam kalangan umat Kristen terdapat juga berbagai aliran dan
golongan,yaitu bukan sedikit pula jumlahnya.Aliran-aliran itu timbul karena
perbedaan faham tentang ketuhanan Tritunggal,tentang injil,dan tentang hak
kekuasaan gereja dan pedeta yaitu salah satunya adalah agama Kristen Protestan.
Protestan adalah sebuah mashab dalam agama kisten. Mashab atau
denominasi ini muncul setelah protes Martin Luther pada tahun 1517 dengan 95
dalilnya. Kata Protetan berarti Pro-testanum yang berarti kembali ke Injil
(testanum). Kristen Protestan memiliki 2 ciri khas yang paling menonjol, yaitu
pembenaran karena iman, dan Asas Protestan.
Dalam konsepsi Protestan,iman bukan sekedar masalah kepercayaan, yaitu
diterimanya suatu pengetahuan sebagai hal yang pasti,tanpa perlu ada bukti. Iman
adalah suatu tanggapan seluruh diri manusia,yang dalam kata-kata Emil Brunner
disebut sebagai: ”suatu keseluruhan tindakan dari seluruh pribadi.”Dengan
demikian,iman menyangkut suatu gerak naikdari pikiran:khususnya suatu
keyakinan akan kekutan kreatif tuhan yang tidak terbatas dan berada dimana-
mana.2

B. Asal Usul Kristen Protestan

2
http://tugassekolahonline.blogspot.com/2008/11/9 agama-kristen-protestan.html

3
Berawal dari dunia Katholik yang memberikan kekuasaan yang begitu besar
kepada Paus ternyata menimbulkan masalah. Terutama dari kalangan raja-raja
yang merasa tersaingi khususnya dalam hal kekayaan. Disamping itu beberapa
factor lain seperti factor ekonomi, politik, nasionalisme, paham individualism
Renainsans, dan keperhatinan yang semakin meningkat terhadap penyalahgunaan
wewenang gereja, semua itu memang peranan penting terhadap timbulnya
perpecahan agama Roma Khatolik. Puncak krisis gereja Khatolik Roma adalah
ketika Paus Leo X menganjurkan penjualan surat-surat penebusan dosa secara
besar-besaran untuk mengisi kah gereja.
Anjuran Paus Leo X ini ditentang oleh seorang rahib bernama Luther (1483-
1546 M). Dua tokoh lainnya yaitu Zwingli (1484-1531M), dan Jhon Calvin
(1509-1564 M) mengikuti Luther untuk menentang gereja dengan mengadakan
gerakan yang dikenal dengan “Reformasi”. Gerakan Reformasi atau pembaharuan
ini memperoleh sambutan dari raja-raja di sebelah Utara yang mulai tidak
mengakui wewenang Paus di Roma. Sampai akhirnya timbul perang tiga puluh
tahun lamanya di daratan Eropa mulai tahun 1618 M.
Kesengsaraan rakyat sebagai akibat perang yang cukup lama itu, yang
akhirnya di akhiri dengan perundingan perdamaian di Westphalis, yang
menghasilkan diakuinya Negara-negara Protestan di Jerman, Netherland,
Denmark, Norwegia, Swedia dan Inggris. Dan demikian resmilah perpisahan dua
sekte besar kembali dalam dunia Kristen yaitu Gereja Rum Khatolik pada satu
pihak dan Gereja Reformasi pada pihak lain, yang dikenal pula dengan Protestan.3

C. Pendiri Agama Kristen Protestan


1. Martin Luther
Tokoh pendiri agama Kristen Protestan dapat dikatakan tidak lain adalah
Martin Luther. Ia berasal dari keluarga petani di Thuringen dan dilahirkan pada 10
November 1483 di Eisleben Jerman. Ayahnya Hans Luther menginginkan agar
Martin menjadi sarjana hukum, maka ia harus mempelajari filsafat terlebih
dahulu. Ketika itu di Erfurt yang dominan adalah mata ajaran skolastik. Setelah ia

3
Drs. Mudjahid Abdul Manaf. Sejarah Agama-Agama. Jakarta 1994. Hal: 100

4
menyelesaikan pelajarannya, maka suatu ketika ditengah perjalanannya ke Erfurt
ia tertimpa Hujan deras dengan halilintar yang sambar menyambar. Karena ia
merasa takut lalu ia berdo‟a, katanya Santa Anna yang baik, tolonglah aku, aku
ingin menjadi Rahib. Dua minggu setelah itu ditepati janjinya, ia masuk biara
ordo Eremit Agustin yang disiplinnya keras.
Selama dalam biara ia mendalami teologis dan pada tahun 1507 ia
ditahbiskan menjadi imam. Sesungguhnya ia adalah Rahib yang serius, namun
setiap kali ia melakukan perjalanan batinya menjadi gelisah melihat apa yang
dialaminya. Pada tahun 1510 ia diutus ke Roma, namu apa yang dilihatnya di
kapel-kapel, di gereja-gereja di Roma, ialah prilaku para klerius yang
menggetarkan hatinya. Dilihatnya para rohaniawan yang bermewah-mewah dan
boros, dilihatnya para musafir yang datang mendapatkan berbagai indulgensi dan
absolusi dengan mudah.
Pada tahun 1512 dia berhasil meraih gelar doctor dalam teologi dari
Universitas Wittenberg. Berangsur-angsur ia melepaskan kebimbangan dan
keraguannya dan menemukan kepastian bahwa Rahmat Tuhan itu bukanlah
dicurahkan dengan sekramen ke dalam jiwa manusia, melainkan kepada firman
keampunan Tuhan semata. Tuhan dapat memberikan kebebasan kepada manusia
dari dosa-dosanya, namun Tuhan tidak menuntut sesuatu dari manusia. Yang
penting adalah iman.
Luther menyerang cita hidup mistik dalam gereja, yang berusaha
mendapatkan keselamatan dan persekutuan rohani langsung dari Yesus. Ia
mendasarkan ajarannya pada iman dan Rahmat sebagai sumber hidup manusia.
Titik dasar ajaran Luther ialah pertemuannya dengan Tuhan di dalam
AlKitab yang berbeda dengan ajaran Katolik tentang hubungan Tuhan dengan
manusia. Ia berpendirian bahwa Tuhan itu hanya di atas tidak ada Tuhan yang
menjelma dalam diri manusia, pengalaman manusia tidak akan dapat mencapai
kemauan Tuhan, perbuatan manusia itu mempunyai nilai sedangkan Tuhan tidak
dapat dinilai. Manusia hanya dapat mencari jalan keselamatan dengan imannya.

2. Ulrich Zwingi

5
Sejak peristiwa 13 Oktober 1517 di Wittenberg di mana Luther
mengumumkan 95 dalilnya, perkembangan reformasi gereja berjalan terus
walaupun banyak mengalami hambatan. Pada tahun 1915 Ulrich Zwingli,
mendukung gerakan Luther dan sejak tahun1520 mulai aktif menyebarkan
kegiatan pembaharuan, sehingga pada tahun 1522 kegiatannya itu dilarang oleh
Dewan Kota Zurich (Swiss).
Zwingli bukan mundur melainkan mengajukan suatu perdebatan umum.
Dalam perdebatan itu ia mengemukakan 27 dalil dari Al-Kitab. Selanjutnya
Dewan Kota mengambil kebijaksanaan agar para pengkhotbah mulai saat itu
hanya mengabarkan injil yang sejati.
Pada tahun 1523 dilaksanakan lagi perdebatan yang kedua, setelah selesai
perdebatan Dewan Kota memerintahkan agar mengeluarkan salib, mezbah, patung
dan orgel dari bangunan gereja, dan misa dihilangkan. Akibat pertentangan
Zwingli dengan golongan Katolik Roma, terjadilah perang. Peperangan itu
dimenangkan gereja Roma dan Zwingili mati dalam pertempuran di dekat Kapel
pada tanggal 11 Oktober 1531. Jenazahnya dipotong-potong dan dibakar habis.
Kaum Protestan terpaksa menerima syarat-syarat perdamaian yang merugikan.
Antara Luther dan Zwingli terdapat perbedaan. Luther masih
mempertahankan gereja lama asal isinya berubah, sedangkan Zwingili
menghendaki perubahan kesemuanya, baik isi maupun bentuknya. Menurut
Luther soal perjamuan kudus adalah bukan perbuatan manusia tetapi suatu
anugrah Tuhan yang dikaruniakanNya untuk menyatakan bahwa Tuhan telah
mampu membenarkan manusia yang berdosa karena kasihNya Dan anugrahNya.
Sedangkan menurut Zwingili bahwa perjamuan kudus itu adalah hubungan
persaudaraan dan sebagai pernyataan jemaat Kristen yang oleh Tuhan disadarkan
sebagai kepunyaannya dan tugasnya.

3. Jean Calvin
Jean Calvin (1509-1564) adalah seorang sarjana hukum dari Prancis yang
sebagaimana Zwingli adalah juga pengikut dan juga Erasmus. Ia memasuki
gerakan reformasi sejak tahun 1533, dikarenakan ajarannya yang mengarah pada
bentuk pemerintahan tokrasi yang berdisiplin keras maka ia diusir dari Prancis.

6
Pada tahun 1536-1538 ia melanjutkan ajarannya di Geneva, dikarenakan di sini
juga tidak dapat diterima masyarakat maka ia diusir pula dan pindah ke
Strassburg, di kota ini ajarannya mendapat sambutan baik, kemudian ia kembali
lagi ke Genava tahun 1541 sampai akhir hayatnya pada tahun 1564.
Ajaran Calvin yang dikenal dengan sebutan “Institusio” merupakan suatu
buku “katekisasi” yang kecil bagi jemaat Kristen. Bukunya menjadi pegangan
bagi kaum Protestan selain buku besar dari Luther.
Dalam hal ajaran pembenaran oleh iman, Calvin sejalan dengan Luther,
tetapi Calvin menekankan pentingnya “penyucian” bagi kehidupan baru umat
Kristen. Perbedaan antara ajaran Luther dan Calvin berkisar sebagai berikut:
a. Semuanya yang bertentangan dengan Al-Kitab menurut Luther boleh
dipakai, misalnya lilin, patung, salib dan sebagainya, sedangkan menurut
Calvin semua yang tidak diatur oleh Al-Kitab harus ditinggalkan.
b. Luther lebih menekankan pada iman, yaitu pembenaran. Sedangkan Calvin
menekankan pada akar pembenaran, yaitu predistinasi dan buah pembenaran
adalah pengudusan.
c. Menurut Luther gereja dan penataannya adalah sesuatu yang objektif,
sebagai apa yang diberikan Tuhan, sebagai tempat mengabarkan Injil
tentang pembenaran manusia atas anugerah Tuhan yang disampaikan dalam
khotbah dan sakramen. Sedangkan menurut Calvin gereja itu bukan sekedar
tempat yang objektif untuk memberitakan keselamatan orang yang beriman
tetapi juga subjektif merupakan persekutuan orang-orang beriman dengan
Kristus satu sama lain. Jemaah kudus itu hanya diperintah oleh Kristus saja
dan wajib mengajarkan kehormatan Kerajaan Allah di dunia.
d. Organisasi gereja menurut Luther telah menyerahkan diri sepenuhnya
kepada pemerintah, sedangkan menurut Calvin gereja itu tidak bergantung
dengan pemerintah. Gereja itu memerintah diri sendiri karena Yesus Kristus
satu-satunya pemerintah mereka.
e. Menurut Luther dalam perjamuan kudus bahwa roti dan anggur hanya
lambang, dan tubuh Kristus yang dimuliakan itu hadir di mana-mana.
Menurut Calvin, roti dan anggur adalah alat yang di gunakan untuk
memberikan tubuh dan darah Kristus yang sebenarnya kepada umat

7
Kristiani, oleh karena tubuh itu sudah mati dan bangkit kembali untuk
kehidupan Kristiani yang sekarang di dalam Surga, maka roti dan anggur
tidak boleh dianggap sama dengan tubuh dan darahnya, melainkan hanya
sebagai tanda anugerah dan kasih Tuhan dalam Yesus Kristus. 4

D. Perkembangan Protestan
1. Perkembangan di dunia Barat
Timbulnya berbagai aliran dan sekte-sekte gereja Protestan adalah karena
dipengaruhi oleh adanya gereja “Pencerahan” (Aufklarung) pada pertengahan
abad ke-17 dan “revivalisme” (kebangkitan kembali). Selain itu terdapat beberapa
paham yang rasional yang telah menyebabkan manusia semakin kritis terhadap
segala sesuatu yang berasal dari nenek moyangnya, dan melahirkan kemajuan
ilmu pengetahuan yang pesat di Eropa.
Menurut paham pencerahan kepercayaan agama Kristen adalah bersifat
kuno dan tidak rasional, maka harus diganti yang ilmiah, dengan ilmu agama yang
modern dan liberal di mana gereja harus terpisah dengan Negara Sebagian
masyarakat Barat ada yang telah menerima teologi modern, tetapi sebagian juga
masih bertahan pada Al-Kitab.
Hal tersebut menyebabkan timbulnya gerakan-gerakan keagamaan yang
bersifat “reviva” (kebangkitan kembali) seperti di Inggris dan Amerika, yang di
Belanda atau Jerman disebut “pletisme”.

2. Perkembangan di Amerika
Gereja Kristen di Amerika sampai tahun 1783 dipengaruhi oleh gereja
Angklikan Inggris, oleh karena Amerika jajahan Inggris. Sejak abad 18 agama
Kristen Protestan di Amerika meningkat, dikarenakan usaha dari Jonathan
Edwards (1703-1758). Tokoh bangkitnya “The Great Awakening” dalam tahun
1740 dengan gerakan reveval. Tujuannya ialah untuk memperbaiki kerusakan
sebagai akibat kekacauan ortodoksi sebagai akibat Pencerahan yang angkuh.
Dalam abad 19-20 masyarakat Kristen Protestan di Amerika lalu terpecah-
pecah di antara penganut yang liberal dan fundamental. Aliran liberal terbuka

4
Prof. H. Hilman Hadikusuma, S.H. Antropologi Agama. Bandung 1993. Hal: 132-140

8
dalam rangka pengembangan ilmiah, sehingga timbul pandangan bahwa antara
ajaran Kristen dan ilmu pengetahuan adalah sejajar dan selaras. Kaum liberal yang
radikal dipimpin oleh William Channing dalam membahas Al-Kitab menyerang
Trinitas. Dari aliran liberal ini lahirlah yang disebut “Social Gospel”(Injil Sosial)
dengan latar belakang perkembangan industry di mana keadaan buruh tetap dalam
keadaan menyedihkan, sehingga gereja bergerak di bawah pimpinan Walter
Rauschenbusch (1861-1918) memberantas kemiskinan kaum buruh.
Sedangkan aliran fundamental bergerak dan mengusahakan kembali agar
gereja berpegang teguh kepada asas-asas iman Kristen dan menolak pikiran yang
modern. Pada tahun 1906 di Calnifornia muncul pula sekte “Pantekosta” yang
ajarannya menitikberatkan pada kegiatan bernubuat, berbahasa lidah, berusaha
menyembuhkan orang sakit, dan sebagainya. Dengan ciiri-ciri khasnya
kegembiraan dan ekstae, Pantekosta memasuki Indonesia sekitar tahun 1925
dengan salah satu cabangnya yang disebut Gereja Bethel Injil Penuh.

3. Perkembangan di Afrika
Masuknya Kristen di benua hitam ini sejalan dengan masa penjajahan
orang-orang Barat terutama pada abad ke-18. Tercatat tokoh perintis Kristen
seperti Samuel Crowter (1810-1892) di daerah Afrika Barat dan David
Livingstonem (1813-1892) di bagian selatan.
Di negara-negara terutama bekas jajahan Inggris kebanyakan yang menonjol
adalah Kristen Protestan seperti di negara-negara Nigeria, Kenya, dan juga Afrika
Selatan. Sedangkan dinegara-negara seperti Angola, Mozambiquee, Zaire, yang
lebih berpengaruh adalah Katolik.
Tantangan yang dihadapi oleh misi Kristen di Afrika adalah sebagai berikut:
a. Keadaan sosial ekonomi yang lahir dari pila kehidupan yang tidak sesuai
dengan budaya Afrika.
b. Adanya kesenjangan di kalangan buruh industry dan masalah urbanisasi.
c. Nilai-nilai kristiani yang berasal dari dunia Barat yang dianggap merusak
nilai-nilai budaya asli.
d. Kesulitan gerja menghadapi masalah poligami, kepercayaan terhadap roh-
roh leluhur yang masih kuat.

9
e. Gereja-gereja Ethiopia yang reflektif terhadap gereja-gereja Barat.
f. Gereja-gereja Zionis (yang berlainan dari gereja Yahudi) yang bercorak
sinkretis, dan sebagainya.

4. Perkembangan di Asia
Agama Kristen Protestan mulai berkembang di Asia pada abad 17-18
beriringan dengan masuknya kolonialisme dari Eropa dan Inggris.
a. India
Kristen Protestan masuk di India mulai dari India Selatan, terutama sejak
datangnya Bartholomeus Ziegenbalg (1684-1719) yang membawa ajaran yang
sudah dipengaruhi gerakan Pietis dan Revival. Yang penyebarannya dilanjutkan
oleh William Casey yang terkenal dengan lima pokok ajarannya, sebagai berikut:
1) Gereja dan sekolah harus berjalan berdampingan dan setiap orang Kristen
diusahakan agar dapat membaca Al-Kitab.
2) Al-Kitab harus diterjemahkan ke dalam bahasa setempat.
3) Pemberitaan Injil harus didasarkan pada hasil penelitian terhadap
masyarakat yang akan mendengarnya.
4) Tujuan pemberitaan Injil agar ditekankan kepada pertobatan pribadi.
5) Harus cepat didirikan gereja pribumi yang berdiri sendiri dengan pelayan-
pelayan orang pribumi.

b. Sri Langka
Pada tahun 1650 Sri Lngka dikuasai oleh Perserikatan Dagang Belanda
(V.O.C), maka agama Kristen Protestan mulai masuk dengan pengaruh dari India
Selatan. Tantangan yang dihadapi ialah kuatnya agama asli (Budha) yang sudah
membudaya dikalangan masyarakat, disamping itu ada juga agama Katolik. Oleh
Belanda orang-orang Katoli dipaksa masuk Protestan. Namun kenyataannya
walaupun mereka sudah menyatakan menjadi Protestan, hanya luarnya saja,
mereka masih mempertahankan agama Katoliknya. Hingga sekarang diperkirakan
agama Protestan di sini hanya 1% dan 9% adalah Katolik sedangkan yang 90%
agama asli dan lainnya.

10
c. Cina
Penyebar agama Kristen Protestan di Cina agaknya ialah pendeta dari
Inggris bernama Robert Marrison, namun usahanya kurang mendapat sambutan.
Kemudian pada tahun 1833 datang lagi penginjil Inggris yang lain ialah Hudson
Tylor yang menyebarkan ajarannya dengan cara baru, yaitu dengan membentuk
organisasi yang disebut China Inland Mission. Gara-gara diusirnya orang asing
dari Cina pada tahun 1949 maka nama organisasi tersebut diubah menjadi
Overseas Missionary Fellowship.

d. Jepang
Pembawa agama Kristen Protestan di Jepang belum diketahui, hanya
diberitakan ada beberapa guru Injil. Namun diantara orang Jepang yang menjadi
tokohnya disebut Toyohiko Kagawa (1888-1960). Sistem penyebaran Injil di
Jepang adalah bersifat individual, dengan pendekatan perorangan, dan dengan
lembaga pendidikan system Barat. Di samping itu dilakukan pula pendekatan
terhadap masyarakat kelas bawah yang menderita kepincangan-kepincangan
social sebagai akibat program industrialisasi besar-besaran. Aliran Kristen di
Jepang ini kebanyakan dipengaruhi oleh Protestan Inggris terutama gerakan
Methodis.

e. Indonesia
Orang-orang Belanda memasuki Indonesia sejak tahun 1596, pada tahun
1602 mereka mendirikan perserikatan dengan nama V.O.C. Setelah berakhirnya
V.O.C dan kekuasaan pemerintahan diambil oleh pemerintah Belanda, barulah
agama Kristen Protestan mendapat peluang yang terbuka. Di kota-kota besar
berdirilah gereja-gereja atas prakarsa pemerintah dan dengan guru-guru Injil yang
mendapat gaji dari pemerintah.
Pada abad ke-20 setelah gereja-gereja Protestan mengalami pembaruan,
terlepasnya gereja dan Negara, maka secara berangsur-angsur tumbuhlah berbagai
aliran dan sekte Protestan di Indonesia. Misi Protestan bukan saja dating dari
Belanda tetapi juga dari Jerman. Misalnya “Rasul Orang Batak”ialah bermukim

11
tetapnya Ludwing Ingwer Nommensen (1834-1918) selama 56 tahu sejak tahun
1862 yang memasuki tanah Batak dikirim oleh Rheinische Missionsgesellschaft
sampai wafatnya di Sigumpar tanggal 13 Mei 1918.
Di masa sekarang umat Kristen Protestan yang terpecah-pecah dalam
berbagai macam gereja sedah bersatu dalam bimbingan Dewan Gereja-Gereja se-
Dunia yang lahir sejak “oikumnene”dalam konferensi Pekabaran Injil se-Dunia di
Edinburg tahun 1910, yang diperkuat pada tahun 1948, dengan anggota 200 gereja
lebih.5

E. Konsep Filosofis
Secara filosofis munculnya Kristen Protestan memiliki dua ciri utama yaitu
Pembenaran Karena Iman dan Prinsip Protestan. Iman dalam konsepsi Protestan
bukanlah sekedar masalah keyakinan. Melainkan respon dari keseluruhan diri,
yang mencakup pergerakan pikiran (dalam meyakini hal – hal tertentu),
pergerakan hati ( dalam mencintai dan memercayai hal – hal tersebut ) dan
pergerakan kehendak (dalam melakukan hal – hal yang dipicu oleh cinta itu).
Ketika orang protestan bahwa manusia dibenarkan maksudnya, dipulihkan ke
dalam hubungan yang benar dengan orang lain dan dipulihkan menuju inti
keberadaan mereka karena iman, amskdunya adalah bahwa pergerakan diri pada
tiga ini tadilah yang menyebabkanperubahan tersebut.
Untuk memahami kenaikan dari konsep keyakinan ini, kita perlu melihatnya
sebagai kritik terhadap sikap acuh tak acuh keagamaan. Kredo memiliki
tempatnya sendiri. Akan tetapi, jika doktrin – doktrin yang diimani tidak
menjangkau hati seseorang dan mengubah cara hidupnya, doktrin itu hanyas
ekedar ucapan di mulut. Sama halnya dengan ritual berdoa, pergi ke gereja, dan
semacamnya. Semua ini juga penting tapi sekali lagi, kecuali jika ritual – ritual ini
tidak cukup. Terkait amal baik, umat protestan mereposisi konsep tersebut.
Menurut mereka, amal baik adlah dampak iman, bukan pengantar bagi iman.
Apabila keyakinannya tulus dans ejati, orang pasa;ti ingin menolong orang lain,
yang membuatnya agustinus berkata “cintailah Tuhan dan lakukanlah apa yang
kaumau”.hal sebaliknya tidak berlaku. Sebab, tidak ada jumlah amal baik

5
Prof. H. Hilman Hadikusuma, S.H. Antropologi Agama. Bandung 1993. Hal: 142-148

12
sebanyak apapun, jika dilakukan semata karena terpaksa atau sebagai karena
masuk surga, akan bisa diandalkan untuk mengubah cara agen mengalami hidup
di masa kini.
Perspektif penyeimbang lain dalam Protestanisme disebut Prinsip Protestan.
Dalam baha filosofis, prinsip ini menolak dimutlaknya hal yang relative.
Pemberhalaan tidaklah terbatas pada penyembahan berhala. Melainkan, bisa
mencakup tindakan kita memberikan kehidupan kita pertama – tama dan terutama
kepada sesuatu di dunia fana. Ini karena segala sesuatu di dunia fana itu terbatas
artinya mengatakan berhala tidak bisa membalas investasi tak terbatas yang
ditanamkan kepada diri mereka. Ini tampak jelas jika dinyatakan secara abstrak,
tapi tidak menghalangi orang menjadi “pabrik berhala” sejati, sebagaimana
dikatakan Luther. Dimasa – masa Alkitab, pabrik ini memproduksi sapi emas dan
patung berhala. Namun saat ini, berhala – berhala yang dihasilkan pabrik ini
adalah seperti seks atau kesuksesan diri sendiri atau ideology kelompok etnis
seseorang atau negara seseorang.
Agama tidaklah kebal dari pemberhalaan. Umat protestan menganggap
dogma tidak bisa bersalahnya paus bila berbicara soal moral atau ajaran Kristen
(papal infallibility) sebagai pemberhalaan. Sebab dogma ini, menjadikan kebal
kritik opini – opini yang karena disalurkan lewat pikiran manusia, sebetulnya
tidak pernah sepenuhnya bisa lepas dari keterbatasan dan kekeliruan.

F. Pokok Ajaran Kristen Protestan


Dasar-dasar dari kepercayaan dalam agama Kristen
adalah “Kristosentrisme”,artinya bahwa Yesus itu berkedudukan sebagai sentral
dari seluruh kehidupan orang Kristen. Ajaran tersebut terwujud dalam konsepsi
Inkarnasi, Penebusan, dan Trinitas, sehingga menjadi suatu system kepercayaan
yang terdiri dari 12 pasal.
1. Sistem Kepercayaan
Asas yang menonjol menurut kepercayaan ajaran Protestan adalah “arti
pemutlakan terhadap hal-hal yang relative” dan “pembenaran iman”, di mana
setiap umat Kristiani sebagai manusia dapat bertemu dengan Allah dalam tiga
tempat, yaitu:

13
a. Dalam tatanan dan keagungan alam,
b. Dalam pribadi Yesus Kristus yang hidup dalam sejarah
c. Dalam hati nurani manusia.
Segi-segi kehidupan tersebut masing-masing ada pada Tuhan Bapak, Tuhan
Anak dan Roh Tuhan.

a) Pengakuan Iman Rasuli


Adanya pengakuan iman ini asalnya dibuat para Rasul yang kemudian
disusun secara bertahap sejak tahun 150 M dengan bunyinya sebai berikut:
1) Aku percaya kepada Allah Bapa Yang Maha Kuasa, penguasa langit
dan bumi.
2) Dan kepeda Yesus Kristus, anak Tuhan yang tunggal, Tuhan kita.
3) Yang terakndungn dalam Roh Kudus, lahir dari perawan Maria.
4) Yang menderita dibawah pemerintahan Pointus Pilatus, disalibkan, wafat
dan dikuburkan turun dalam kerajaan maut.
5) Pada hari ketiga bangkit pula dari antara orang mati.
6) Naik ke surga, duduk di sebalah kanan Allah Bapa yang Maha Kuasa.
7) Dan akan dating dari sana untuk menghakimi orang-orang yang hidup dan
mati.
8) Aku percaya kepada Roh Kudus.
9) Gereja yang kudus dan am, persekutuan orang kudus.
10) Pengampunan dosa.
11) Kebangkitan daging.
12) Dan hidup yang kekal.
Dari urutan di atas maka dapat diuraikan bahwa pada mulanya pengakuan
gereja Kristen cukup dengan rumusan singkat “Yesus adalah Tuhan atau Yesus
adalah Kristus”. Dengan pengakuan tersebut maka seseorang dapat dibabtis.
Saat itu gereja Kristen masih berada di tengah kaum Yahudi. Tapi karena
orang Yahudi sudah mempercayai Tuhannya Israel, sedangkan umat Kristen
percaya kepada “Yesus Kristus”, maka untuk pelaksanaan pembabtisan

14
diperlukan satu pasal tambahan yaitu pengakuan bahwa Yesus Kristus adalah
“Anak Allah”, Sang Mesias yang telah dijanjikan Tuhan.
Kemudian yang menumbuhkan pengakuan bahwa Yesus Kristus adalah
“Roh Kudus”. Dalam hal ini Roh Kudus menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan.
Jadi Roh Kudus adalah Tuhan yang berbicara dalam hati manusia. Demikian
seterusnya, sehingga pengakuan itu terdiri dari tiga bagian, yaitu tentang Tuhan
Bapa, Yesus Kristus dan tentang Roh Kudus. Yang mana diyakini dalam
Tritunggal.

b) Kepercayaan tentang Tuhan


Menurut ajaran Kristen tentang Tuhan harus dilihat dari dua pihak, di satu
pihak bahwa Allah itu tidak boleh turun dari surga di lain pihak Allah menjadi
manusia di dalam diri Yesus. Hal ini digambarkan dalam kedatangan Yesus,
bahwa Allah yang hidup itu telah menyatakan diri sebagai Dia yang sungguh-
sungguh Allah dan yang sungguh-sungguh manusia. Sebagaimana dikatakan
dalam Yohanes 4: 24, bahwa:
Allah itu Roh dan barang siapa menyembah Dia, harus menyembahNya
dalam Roh dan kebenaran.
Artinya Allah itu bukan makhluk yang tidak dibatasi ole ruang dan waktu.
Allah itu Esa (U1. 6:4; 1 Kor. 8:4) artinya bahwa Allah itu tidak dua atau
tidak lebih dari satu.
Allah itu kekal, artinya tidak berubah karena keadaan dan waktu, tidak
pernah bergantung dengan makhluk lain, tidak pernah tidak ada, baik dulu
maupun sekarang.
Allah itu mempunyai sifat, dalam keadaanNya yang selalu tepat dan benar,
dan tidak terbatas, maka sifat-sifatnya tidak diketahui oleh manusia.
Allah berada dalam Kristus, khusus tentang nisbah antara “Allah Bapa” dan
“Anak Allah”, menurut dogma Kristen adalah “rahasia Illahi”.

c) Yesus Kristus
Sebagaimana dinyatakan dalam bagian kedua Pengakuan Iman Rasuli,
Yesus Kristus mendapat kehormatan yang sama dengan Allah Bapa, dalam arti

15
gereja menyakini bahwa Yesus adalah sesungguhnya Allah dan sekaligus
manusia. Ditemukan dua segi pokok dalam diri Yesus, yaitu pertama Yesus
adalah manusia seperti halnya manusia pada umumnya, hanya saja tanpa dosa. Ia
lahir dari wanita, ia merasa haus dan lapar, suka dan duka, dan mati yang
dikuburkan.
Kedua Yesus tergolong Allah (Yosua: penolong), karena ia adalah juru
selamat yang dating dari Allah untuk menyelamatkan dunia dan manusia adalah
anak Allah yang sudah dibangkitkan dan hidup, maka Dia berkata “Aku dan Bapa
adalah Satu”.
Yesus juga disebut “Anak Allah Yang Tunggal” kata “Anak Allah” bukan
berarti Allah mempunyai anak kandung, melainkan “Allah Yang Anak”, dalam
arti Allah yang datang dalam diri manusia Yesus.
Kedatangan Yesus merupakan berita gembira sebagai tanda Allah
mengasihi manusia. Betapa besar cinta kasih Allah kepada manusia, sehingga
Yesus melaksanakan penderitaannya, menurut apa yang sudah direncanakan Allah
untuk menebus dosa manusia. Sehingga maksud penderitaan dan kematian Yesus
adalah:
1) Untuk mencukupkan apa yang telah dalam Al-Kitab,
2) Untuk menyatakan cinta kasih kepada manusia,
3) Untuk memikul dan menanggung dosa manusia yang percaya kepadanya
4) Untuk mendamaikan manusia dengan Allah melalui dirinya.

Sedangkan kebangkitan Yesus menurut umat Kristen mengandung arti


sebagai berikut:
1) Memperoleh pengampunan dosa dan menjadi orang yang benar di hadapan
Tuhan berdasarkan kemenangan yang diperjuangkan Kristus sebagai
penebus.
2) Karena „manusia lama‟ itu sudah disalib bersama Kristus, maka dalam
kehidupan manusia dibangkitkan untuk memulai kehidupan yang baru.
3) Karena Yesus adalah manusia pertama yang sudah dibangkitkan maka
setiap umat Kristen emnantikan kebangkitan mereka pada waktu
kemenangan Yesus yang akan dinyatakan kelak.

16
d) Roh Kudus
Di dalam bahasa arab/ibrani Ruhuk kudus artinya roh suci, semangat
kekuatan yang di berikan oleh Allah. Kalimat roh terkadang-kadang di artikan
nyawa atau malaikat. Nabi Isa di beri oleh Tuhan Roh Kudus. Tidak saja beliau
tapi Tuhan telah memberikan roh kudus kepada nabi-nabi dan orang yang di
kehendakinya.6
Dilihat dari namanya, sifat dan peranan karyanya Roh Kudus juga adalah
Allah.Karya dan peranan Roh Kudus adalah dalam rangka menuju keselamatan
manusia sebagai berikut:
1) Menginsafkan manusia akan pertemuannya dengan Yesus Kristus melalui
penginsafan dosa manusia karena tidak percaya kepadanya. Penginsafan
tentang kebenaran karena Yesus telah pergi kepada Bapa dan penginsafan
tentang penghakiman karena penguasa dunia, yaitu iblis sudah dihukum.
2) Melahirkan kembali manusia secara rohani dengan syarat menusia harus
beriman terlebih dahulu kepada Yesus, sehingga ia menjadi ciptaan baru dan
menerima hidup baru.
3) Mencap manusia sebagai kepunyaan Allah bagi yang percaya dan bertobat.
4) Membabtiskan orang yang percaya untuk menjadi anggota tubuh Kristus,
yang terjadi hanya satu kali.
5) Mendiami orang yang percaya artinya didiami Roh Kudus dalam hidupnya.
6) Memenuhi hidup orang yang percaya yang meliputi perasaan, kemauan,
pikiran, yang dipimpin dan dikuasai oleh Roh Kudus, yaitu dengan cara
hidup penuh penyerahan, melaksanakan firman Allah, sepenuhnya
tergantung pada Allah dan mengakui segala dosa.

2. Sumber-Sumber Hukumnya
Kitab suci protestan disini sama dengan kitab suci Kristen katolik yakni al-
kitab dengan penyebutan nama Injil yang diambil dari perjanjian baru. Namun
perbedaan nya dalam kitab suci protestan dalam perjanjian lama ada 39 bab
sedangkan katolik 45 bab, di dalam perjanjian baru dalam protestan dan katolik

6
agus hakim, perbandingan agama, hal 100

17
ada 27 bab. Injil adalah nama kitab yang ada di dalam perjanjian baru. lsi dari
perjanjian lama dan baru tidak ada perbedaannyaMaka kalau kita perhatikan juga
bacaan Alkitab di dalam misa kudus Minggu umumnya, bacaan pertama dan
Mazmur di ambil dari Perjanjian Lama, bacaan kedua dari surat- surat para Rasul
Perjanjian Baru, dan bacaan lnjil dari salah satu dari keempat lnjil Perjanjian
Baru. Sedangkan pada misa harian, bacaan pertama diambil dari Perjanjian Lama
atau surat-surat para rasul dari Perjanjian Baru, Mazmur dari Perjanjian Lama, dan
Injil dari Perjanjian Baru.

3. Cara-cara Beribadah
Ibadah adalah sikap yang dinyatakan orang beriman, sebagai wujud ucapan
syukurnya dan rasa hormatnya kepada Allah.Manusia adalah makluk religius,
artinya, manusia adalah makluk yang berTuhan. Manusia tidak dapat dilepaskan
dari kaitannya dengan Tuhan. Berbicara tentang adanya manusia, sekaligus
berbicara tentang adanya Tuhan. Manusia ada karena ada yang menciptakannya,
yaitu Tuhan. Kondisi tersebut menyebabkan manusia mempunyai tanggungjawab
terhadap Tuhan, yang dapat diungkapkan melalui ibadah.
a. Ibadah, Benda-benda yang digunakan umat Kristen untuk beribadah adalah
Alkitab, sebuah Salib,dan sebuah Rosario.
b. Liturgi. Justin Martyr menggambarkan liturgi (tata cara urutan ibadah)
Kristen di First Apology kepada Penguasa Antoninus Pius pada abad ke-2,
dan penggambarannya masih relevan untuk menggambarkan struktur dasar
dari liturgi ibadah Kristen. Justin menggambarkan, orang Kristen berkumpul
untuk ibadah bersama pada hari Minggu, yaitu hari Yesus bangkit dari
kubur. Pembacaan Firman Tuhan diambil dari Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru, tapi terutama dari Injil. Pada akhir dari liturgi ibadah,
diadakan Perjamuan Kudus, untuk memperingati pengorbanan Yesus.
c. Sakramen. Sakramen adalah ritus Agama Kristen yang menjadi perantara
menyalurkan rahmat Ilahi. Kata 'sakramen‟ berasal dari Bahasa Latin
sacramentum yang secara harfiah berarti "menjadikan suci". Salah satu
contoh penggunaan kata sacramentum adalah sebagai sebutan untuk sumpah
bakti yang diikrarkan para prajurit Romawi; istilah ini kemudian digunakan

18
oleh Gereja dalam pengertian harfiahnya dan bukan dalam pengertian
sumpah tadi.
d. Kalender Liturgis; Komunitas Katolik Roma, Anglika n, dan Kristen
Protestan mengatur ibadah dalam jadwal kalender liturgis. Hal ini termasuk
hari-hari suci, misalnya Hari Perenungan yang memperingati sebuah
kejadian di dalam hidup Yesus Kristus, hari-hari puasa, atau perayaan-
perayaan biasa seperti hari memperingati orang-orang kudus. Komunitas
Kristen yang tidak mengikuti tradisi kalender liturgis biasanya masih tetap
merayakan perayaan-perayaan tertentu, seperti Natal, Paskah, dan Kenaikan
Yesus ke Surga. Beberapa Gereja sama sekali tidak memakai kalender
liturgis.
e. Simbol; Salib, yang saat ini adalah simbol Kekristenan yang paling mudah
dikenali di seluruh dunia, telah digunakan sebagai simbol Kristen pada
zaman sangat awal. Lambang ikanjuga nampaknya berada di urutan teratas
lambang favorit setelah salib. Lambang ikan dipakai oleh karena kemiripan
S huruf konsonan yang membentuk kata ikan (lchthys), yang mana dapat
dipakai sebagai singkatan untuk menggambarkan Yesus: lesous Christos
Theou Yios Soter, artinya Yesus Kristus, Anak Allah, Penyelamat. Orang
Kristen awal mula suka untuk menghiasi makam-makam mereka dengan
ukir-ukiran dan gambar mengenai Yesus, orang-orang kudus, kejadian dari
Alkitab, dan perlambang-perlambang yang Iain. Orang-orang Kristen awal
tidak memiliki pemikiran negatif menganai gambar, ukiran, maupun patung.
Simbol-simbol yang Iain meliputi burung merpati (simbol Roh Kudus),
anak domba (simbol pengorbanan Yesus), pohon anggur beserta ranting-
rantingnya (simbol bahwa orang Kristen harus memiliki hubungan secara
pribadi dengan Yesus) dan banyak yang lain. Semua ini diambil dari ayat-
ayat Alkitab Perjanjian Baru.
f. Baptisan; Baptisan merupakan sebuah ritual dan sakramen menggunakan
air, yang menandakan seseorang berkomitmen menjadi seorang Kristen dan
terga bung menjadi anggota Gereja. Ada Gereja yang memperbolehkan
baptisan dengan airyang dipercikkan (misalnya Gereja Katolikdan
Othodox), ada Gereja yang mengharuskan baptisan dilakukan dengan

19
diselamkan kepada air seperti Yesus (misalnya Gereja Kristen Protestan dan
Karismatik).
g. Doa; Pengajaran Yesus tenta ng doa pada Khotbah di Bukit
menggambarkan bahwa doa secara Kristiani hanya memakai sedikit faktor
eksternal, atau tidak ada sama sekali, seperti misalnya harus menggambar
simbol-simbol tertentu atau harus menyembelih hewan-hewan tertentu
terlebih dahulu sebelum berdoa. Dalam doa secara Kristiani, semua
perilaku-perilaku yang menekankan kepada "teknik-teknik berdoa” yang
menggunakan faktor eksternal seperti yang tadi disebutkan biasanya dituduh
sebagai “pagan” (paganisme, penyembahan berhala). Karena itu, dalam doa
secara Kristiani, yang ditekankan adalah cukup hanya perlu percaya kepada
kebaikan Tuhan ketika berdoa. Di seluruh Perjanjian Baru, penekanan
terhadap kebebasan untuk datang kepada Tuhan ini pun ditekankan.
Keyakinan ini harus dilihat dari sudut pandang kepercayaan Kristen
terhadap hubungan yang unik antara orang percaya dengan Yesus, lewat
Roh Kudus.
h. Tradisi Protestan; Beberapa tradisi Protestan tidak mengakui waktu suci
selain Natal dan Paskah. Bagi Protestan, waktu sakral yang diselenggarakan
oleh kalender liturgi yang merayakan semua peristiwa besar dalam
kehidupan Yesus dan dalam Gereja awal sepanjang perjalanan setiap tahun.
Protestan kehidupan sehari-hari dibentuk oleh doktrin ima mat semua orang
percaya, yang memiliki implikasi untuk haI-hal seperti panggilan dan etos
kerja, dan dengan keyakinan bahwa keselamatan adalah oleh iman, yang
mengarah ke penekanan pada pemeliharaan kesalehan pribadi. Simbolisme
Protestan cenderung untuk mengarahkan perhatian pada doktrin-doktrin
kunci keselamatan oleh iman dalam, kematian kebangkitan hidup, dan
Yesus (sebagai karunia Roh), imamat semua orang percaya (dan sehingga
mengecilkan simbol menyisihkan menteri sebagai berbeda dari orang Iain),
dan sola scriptura (penting nya Alkitab).

G. Sekte-Sekte Agama Kristen Protestan

20
Akibat dari berpisahnya umat Kristen Protestan dari gereja Katolik dengan
ciri-ciri Protestianismenya yang membuat tradisi tunduk pada Al-Kitab sebagai
dasar doktrin dan menegaskan “justification by faith” (pembenaran atau
kebenaran melalui agama), dengan cara menghotbah Al-Kitab dan ketinggian
moral atau peradaban pribadi, serta menolak kekuasaan Paus, menolak Mis dan
memuja para Santa. Maka sejak perlawanan tersebut lahirlah berbagai sekte
agama Kristen yang pada mulanya merupakan sekte-sekte aliran Luther, Calvin,
Anglican, Zwingli dan sekte-sekte Anabaptis.
Akibat dari cara pembahasan Al-Kitab secara perorangan dengan penekanan
ajaran tertentu, maka cenderung melahirkan berbagai macam sekte keagamaan
yang kecil-kecil seperti adanya Gereja gereja Kongregasi, Baptis, Quaker,
Metodis, Moravia, Tentara Bala Keselamatan, Advent, Pantekosta dan
lainnya.Gereja tersebut juga Nampak di Indonesia.7

7
Prof. H. Hilman Hadikusuma, S.H. . Antropologi Agama. Bandung 1993. Hal: 164

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Agama Kristen mengandung arti “orang yang diurapi” yaitu orang yang
digosok dengan minyak suci sebagai suatu upacara konsekrasi (pensucian). Jadi
kata Kristen mengandung arti orang-orang yang telah dibaptiskan dengan
perminyakan suci.
Nama Protestan berasal dari kata “protes” yang dilancarkan oleh raja atau
pangeran Jerman yang mendukung reformasi melawan keputusan mayoritas yang
beragama Katolik. Pangeran Jerman tersebut ialah pengikut Injil kaum Luther
yang menentang tekanan yang kuat dari penguasa Roma Katolik. Dari adanya
protes mereka dalam siding di Speyer itu, maka lahirlah kaum Protestan.
Pendiri agama Kristen Protestan yaitu; Martin Luther, Ulrich Zwingli, dan
Jean Calvin. Perkembangan agama Kristen protestan terjadi di berbagai dunia, di
antaranya:di dunia barat,Amerika,Afrika dan Asia (India,Srilanka,Jepang,cina,
Indonesia)
Pokok ajaran Kristen Protestan adalah Pengakuan Iman Rasuli,
Kepercayaan tentang Tuhan, Yesus Kristus, Roh Kudus, Sakramen.
Sekte-Sekte Agama Kristen Protestan melahirkan berbagai macam sekte
keagamaan yang kecil-kecil seperti adanya Gereja gereja Kongregasi, Baptis,
Quaker, Metodis, Moravia, Tentara Bala Keselamatan, Advent,dan Pantekosta.

B. Saran
Sebaiknya para pembaca dapat menyeimbangkan antara ilmu teknologi
dengan agama, sehingga tidak menyalahi norma-norma agama.

22
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Manaf Mudjahid.1994, Sejarah Agama-Agama. Jakarta


Hadikusuma Hilman,1993. Antropologi Agama.Citra Aditia Bakti : Bandung
Hakim Agus,2009. Perbandingan Agama. DiPonogoro : Bandung
Huston Smith, Sejarah Agama Manusia
http://tugassekolahonline.blogspot.com/2008/11/9 agama-kristen-protestan.html

23

Anda mungkin juga menyukai