Anda di halaman 1dari 19

SEJARAH PERKEMBANGAN AGAMA

KRISTEN

Nama : Hiskia Ndraha


NIM : 202111021
Kelas : A
Jurusan : Biologi

Dosen Pengampu :
JONISMAN KRISTIAN LAOLI S.pd.K., M.pd.K

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN IKIP GUNUNGSITOLI


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM PROGRAM STUDI BIOLOGI
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha esa atas berkat dan anugrahnya kepada saya
sehingga makalah ini dapat saya selesaikan dengan semestinya. Makalah ini berjudul “Sejarah
munculnya Agama Kristen” yang merupakan pembahasanyang akan menjadi salah satu pengetahuan
yang perlu kita ketahui dan dimengerti. Makalah ini dapat terselesaikan karna bimbingan dan arahan
dari dosen pengampu yang telah bersedia mengarahkan saya dan melengkapi kekurangan saya selama
ini dan memaklumi pembuatan makalah ini, serta saran dan masukan dari teman mahasiswa.

Pada kesempatan ini, saya menyampaikan bahwa atas semua kerja sama baik dari dosen
pembimbing kami pada mata kuliah ini, dan serta seluruh teman mahasiswa saya ucapan trimakasih
banyak, dan semoga makalah ini dapat bermamfaat bagi kita semua, dan jika ada kesalahan dan
kekurangan dalam menyusun makalah ini, saya harap dapat di maklumi dan juga menjadi pedoman kita
kedepan untuk diperbaiki.

Demikian yang bisa saya sampaikan, dan harapan saya sempga hasil makalah ini benar benar
menjadi bermamfaat bagi kita semua. Akhir kata saya ucapkan trimakasih.

Minggu,20 september 2020


I

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………….. I
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….. II
BAB I Pendahuluan……………………………………………………………………... 1
A. Latar belakang……………………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………… 1
C. Tujuan Pembahasan………………………………………………………………. 1

BAB II Pembahasan ……………………………………………………………………. 2


A. Sejarah Agama Kristen…………………………………………………………… 2
B. Lahirnya Agama Kristen di Indonesia…………………………………………… 5
C. Perkembangan Agama Kristen Protestan……………………………………….... 6
D. Sejarah Masuknya Agama Kristen di Nias………………………………………. 13
BAB III Kesimpulan……………………………………………………………………. 14
A. Kesimpulan ……………………………………………………………………… 14
B. Saran……………………………………………………………………………... 14
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………. 15
II
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masuknya agama kristen di Indonesia tidak terlepas dari usaha para misionaris dan misi
Zending (terutama dari dunia barat) pada masa penjajahan. Catatan tertua yang ada adalah mengenai
seorang penginjil Belanda yang bernama Sebastian Danckaerts yang bekerja di Ambon (1618-1622)
dan Jakarta (1624-1634). Di Ambon ia berkhotbah dalam bahasa Belanda dan Melayu. Terutama ia
mementingkan persekolahan; atas usulnya, tiap-tiap hari pemerintah memberi beras kepada anak-anak
sekolah, sehingga banyak anak tertarik. Agama secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi dua,
yakni agama buatan manusia dan agama wahyu yang tentu saja sangat berbeda satu dengan lainnya.
Tuhan telah mengirim para Nabi dan para utusanNya agar manusia membuang agama-agama yang
dibuat oleh tangan manusia dan menggunakan agama yang diwahyukan. Tetapi adat-istiadat lama sukar
sekali dihilangkan. Beberapa bagian dari agama bikin-bikinan manusia ini tetap tertinggal dan terserak
dalam agama wahyu. Para pendeta dari agama yang lama dan orang-orang yang percaya dengan
setengah hati kepada agama wahyu ini, mendapatkan bahwa lebih enak dan menguntungkan untuk
tetap menjalankan praktik-praktik adat kebiasaan lama. Mereka membangkitkannya lagi setelah wafat
nabinya dan mencampurinya dengan kepercayaan serta amalan dari agama wahyu.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu agama Kristen?

2. Bagaimana asal-usul agama Kristen Protestan?

3. Bagaimana perkembangan agama Kristen Protestan?

C. Tujuan Pembahasan

1. Mengetahui apa itu agama Kristen.

2. Mengetahui sejarah atau asal usul adanya agama Kristen Protestan.

3. Mengetahui perkembangan agama Kristen Protestan.


1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Agama Kristen

Sejarah Kekristenan tidak bisa dipisahkan dari Sejarah gereja Kristen yang membawa ajaran agama
Kristen, mengayomi penganutnya dan menjadi saksi perkembangan pekerjaan yang telah dijalankan
sepanjang dua ribu tahun, sejak abad pertama Masehi, mulai dari tanah Israel hingga ke Eropa,
Amerika, dan seluruh dunia, termasuk Indonesia. Sejarah gereja sangat menarik untuk dicermati,
dipengaruhi oleh tokoh-tokoh gereja yang tidak terhitung banyaknya, dan juga menimbulkan kejadian-
kejadian yang mengubah alur sejarah dunia. Tanggal-tanggal terpenting dalam sejarah gereja dan
kekristenan dapat dilihat pada sub bagian artikel ini. Kekristenan muncul dari wilayah Levant
(sekarang Palestina dan Israel) mulai pertengahan abad pertama Masehi. Asalnya Kekristenan dimulai
di kota Yerusalem dan mulai menyebar ke wilayah Timur Dekat, termasuk ke Siria, Asyur,
Mesopotamia, Fenisia, Asia Minor, Yordania dan Mesir. Sekitar 15 tahun setelahnya Kekristenan mulai
memasuki Eropa Selatan dan berkembang di sana. Sementara itu juga terjadi penyebaran di Afrika
Utara serta Asia Selatan dan Eropa Timur. Pada abad ke-4 Kekristenan telah dijadikan agama negara
oleh Dinasti Arsakid di Armenia pada tahun 301, "Caucasian Iberia" (atau Republik Georgia) pada
tahun 319, Kekaisaran Aksum di Etiopia pada tahun 325, dan Kekaisaran Romawi pada tahun 380 M.

Kekristenan menjadi umum bagi seluruh Eropa pada Abad Pertengahan dan mengembang ke
seluruh dunia selama Masa Eksplorasi negara-negara Eropa dari zaman Renaissance sampai menjadi
agama terbesar di dunia. Sekarang terdapat lebih dari 2,5 miliar orang Kristen, yaitu sepertiga jumlah
manusia di dunia. Kekristenan terbagi menjadi Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks Timur pada
Skisma Timur-Barat atau Skisma Besar pada tahun 1054. Reformasi Protestan memecah Gereja
Katolik Roma menjadi berbagai denominasi Kristen.

1. Kehidupan Yesus
Periode ini dimulai sejak kelahiran Yesus hingga kematian dan kebangkitan Yesus, kurang
lebih dari 4 SM hingga 33 M. Yesus Kristus dilahirkan sekitar tahun 4 SM di Betlehem, Yudea, dan
bertumbuh dewasa di kota Nazaret, Galilea. Setelah Ia berumur sekitar tiga puluh tahun, dimulailah
pelayanan Yesus selama lebih dari tiga tahun termasuk merekrut keduabelas rasul, melakukan mujizat,
mengusir setan, menyembuhkan orang sakit, dan membangkitkan orang mati. Yesus mati dihukum
dengan cara disalib oleh karena hasutan pemimpin-pemimpin agama Yahudi yang tidak suka dengan
ajaran Yesus yang dianggap bertentangan dengan ajaran mereka. Ia disalibkan di Bukit Golgota,
Yerusalem di antara tahun 29-33 M atas perintah Gubernur Provinsi Yudea Romawi, Pontius Pilatus.
Setelah mati disalibkan, Yesus dikuburkan di dalam gua batu. Umat Kristiani percaya bahwa Yesus
bangkit dari mati pada hari ketiga setelah kematian-Nya dan menampakkan diri kepada lebih dari lima
ratus saksi mata. Empat puluh hari kemudian Ia naik ke surga dengan disaksikan banyak orang.
2
Umat Kristiani juga percaya bahwa para imam Yahudi yang ketakutan menyogok para penjaga kubur
untuk menyebarkan kabar bohong bahwa Yesus tidak bangkit melainkan mayatnya dicuri oleh para
muridnya.Kelima hal dalam kehidupan Yesus Kristus ini (kelahiran, pelayanan, kematian, kebangkitan,
kenaikan ke surga) adalah intisari Kekristenan. Informasi utama tentang kehidupan Yesus berasal dari
keempat Injil dan tulisan-tulisan Paulus serta murid-murid Yesus yang lain yang secara kolektif disebut
buku Perjanjian Baru.
2. Gereja Mula Mula
Gereja dimulai 50 hari sesudah kebangkitan Yesus (sekitar tahun 30-34 Masehi). Yesus sudah
berjanji bahwa Dia akan mendirikan gerejaNya (Matius 16:18), dan dengan datangnya Roh Kudus pada
hari Pentakosta (Kisah 2:1-4), "Gereja" (“kumpulan yang dipanggil keluar”) secara resmi dimulai. Tiga
ribu orang yang menerima khotbah Simon Petrus pada hari itu dan memilih untuk mengikuti Kristus
dengan cara dibaptiskan. Petobat-petobat pertama kepada kekristenan adalah orang-orang Yahudi atau
penganut-penganut Yudaisme, dan gereja, yaitu persekutuan orang-orang yang mengaku Ketuhanan
Yesus itu, berpusat di Yerusalem. Karena itu kekristenan pada mulanya dipandang sebagai sekte
Yahudi, sama seperti orang-orang Farisi, Saduki, atau Eseni. Namun, apa yang dikhotbahkan para rasul
berbeda secara radikal dari apa yang diajarkan oleh kelompok-kelompok Yahudi lainnya. Yesus
diberitakan sebagai "Mesias" atau Juruselamat orang Yahudi, yaitu Raja yang Diurapi, yang telah
dinubuatkan kedatangannya untuk menggenapi Hukum Taurat dan mendirikan Perjanjian Baru yang
berdasarkan pada kematianNya. Berita ini, dan tuduhan bahwa mereka telah membunuh Mesias mereka
sendiri, membuat banyak pemuka Yahudi menjadi marah, dan beberapa orang, seperti Saul, yang
kemudian dikenal sebagai Paulus, dari Tarsus, mengambil tindakan untuk memusnahkan “Jalan” itu.
sebelum ia sendiri akhirnya menjadi penganut Kristus yang sangat gigih.
Periode gereja mula-mula dimulai sejak kurang lebih tahun 33 dengan pelayanan rasul Petrus,
Paulus dan lain-lainnya dalam memberitakan kisah Yesus hingga bertobatnya Kaisar Konstantinus I
pada tahun 325. Pada periode ini gereja dan orang-orang Kristen mengalami penganiayaan, terutama
penganiayaan fisik, tetapi para Bapa gereja mulai menulis tulisan-tulisan Kristen yang pertama dan
ajaran-ajaran yang menyeleweng yang bermunculan diatasi. Tidak lama setelah Pentakosta, pintu
gereja terbuka kepada orang-orang bukan Yahudi. Penginjil Filipus berkhotbah kepada orang-orang
Samaria, dan banyak dari mereka yang percaya kepada Kristus. Rasul Petrus berkhotbah kepada rumah
tangga Kornelius yang bukanlah orang Yahudi dan mereka juga menerima Roh Kudus. Rasul Paulus
(mantan penganiaya gereja) memberitakan Injil di seluruh dunia Greko-Romawi, sampai ke Roma
sendiri dan bahkan mungkin sampai ke Spanyol.
Pada tahun 70, tahun di mana Yerusalem dihancurkan, kitab-kitab Perjanjian Baru telah lengkap
dan beredar di antara gereja-gereja. Untuk 240 tahun berikutnya, orang-orang Kristen dianiaya oleh
Roma, kadang secara acak, kadang atas perintah pemerintah. Pada abad kedua dan ketiga,
kepemimpinan gereja mejadi makin hierakis seiring dengan peningkatan jumlah. Beberapa ajaran sesat
diungkapkan dan ditolak pada zaman ini, dan kanon Perjanjian Baru disepakati. Penganiayaan terus
meningkat.

3
3. Gereja Pada Abad Pertengahan
Periode ini dimulai sejak berakhirnya kekuasaan Kaisar Romawi Barat hingga dimahkotainya
Charlemagne menjadi Kaisar Eropa Barat, kira-kira tahun 476 hingga hari Natal tahun 800. Pada
periode ini gereja, terutama Kepausan, mengalami kemunduran moral. Para Paus dipaksa untuk terlibat
lebih dalam lagi dalam politik, yang sering kali kotor, dan harus mengimbangi keinginan Kekaisaran
Romawi Timur dan pemerintahan bangsa barbar di Barat.

Meskipun kebanyakan orang Kristen pada periode ini bermukim di Asia Minor, tetapi
penyebaran Injil terus dilakukan ke berbagai pelosok Eropa yang akan memengaruhi sejarah Abad
Pertengahan. Selama Abad Pertengahan di Eropah, Gereja Katolik Roma terus memegang kekuasaan,
dengan Paus sebagai pemegang kekuasaan atas semua jenjang kehidupan dan hidup seperti raja.
Korupsi dan ketamakan dalam kepemimpinan gereja adalah hal yang umum. Dari tahun 1095 sampai
1204 para Paus mendukung serangkaian perang salib yang berdarah dan mahal dalam usaha untuk
mengusir kaum kaum Muslimin dan membebaskan Yerusalem.
4. Gereja Pada Awal Mula Eropa
Periode ini dimulai sejak penahbisan Karel Agung sebagai Kaisar Eropa Barat hingga kejatuhan
Kekaisaran Romawi Timur dengan direbutnya Konstantinopel oleh bangsa Turki (1453) dan Reformasi
Protestan, kira-kira tahun 800 hingga 1500. Pada mulanya, hampir seluruh Eropa Barat di bawah
kekuasaan Kaisar Kristen, Karel Agung. Misionaris-misionaris mulai dikirim ke Eropa Timur dan
Rusia, biarawan-biarawan mulai membuat perubahan dari dasar setelah melihat keadaan gereja yang
memburuk, dan Perang Salib dengan bangsa Asia dimulai, tetapi universitas mulai dibuka sehingga
tidak hanya para rahib namun rakyat biasa juga dapat membaca dan menulis. Selain itu terjadi
perpisahan antara gereja Katolik Barat di Eropa Barat dan gereja Ortodoks Timur di Asia Kecil.
Sejarah gereja atau sejarah gerejawi sebagai disiplin akademik mengkaji sejarah Kekristenan dan cara
Gereja Kristen berkembang sejak pembentukannya. Henry Melvill Gwatkin mendefinisikan sejarah
gereja sebagai "sisi spiritual dari sejarah masyarakat berperadaban bahkan sejak kedatangan Allah
kita".
5. Reformasi Protestan di Eropa

Periode ini diwarnai oleh tokoh-tokoh yang membawa pembaruan dalam gereja Katolik Roma,
kira-kira tahun 1517 hingga 1600. Tokoh-tokoh Reformasi seperti Martin Luther, Yohanes Calvin,
John Knox, pada akhirnya mengakhiri dominasi para uskup dan biarawan dalam mempelajari Alkitab.
Reformasi Protestan menyebabkan Kontra-Reformasi dan reformasi lainnya di Eropa Barat, sementara
penemuan benua Amerika menyebabkan kaum Protestan yang dianiaya di Eropa, terutama Inggris,
melarikan diri ke Amerika dan memulai negara baru yang berlandaskan kekristenan. Dalam waktu
seratus tahun, terjadi lebih banyak peristiwa-peristiwa penting dari abad-abad sebelumnya, dan seluruh
Eropa Barat terancam perang saudara. Di Inggris, Prancis, Spanyol, Swiss, Skotlandia, pertentangan
antara bangsawan dan penguasa Kristen dan Katolik menyebabkan pertumpahan darah. Sejarah gereja
atau sejarah gerejawi sebagai disiplin akademik mengkaji sejarah Kekristenan dan cara Gereja Kristen
berkembang sejak pembentukannya.
4
Henry Melvill Gwatkin mendefinisikan sejarah gereja sebagai "sisi spiritual dari sejarah masyarakat
berperadaban bahkan sejak kedatangan Allah kita".
6. Gereja Pada Abad Penjelajahan dan Abad Pencerahan

Sejak abad ke-17, penjelajah-penjelajah dari Eropa menjelajahi seluruh dunia dan pada saat yang
bersamaan membawa iman mereka ke seluruh dunia. Terkadang penduduk asli yang mereka datangi
dipaksa menerima iman mereka di bawah ancaman senapan, tetapi mayoritas pertobatan yang terjadi di
luar Eropa adalah berkat jasa-jasa para misionaris tak bernama baik Kristen maupun Katolik, yang
tinggal dan mengajar masyarakat setempat.

Sejarah gereja atau sejarah gerejawi sebagai disiplin akademik mengkaji sejarah Kekristenan dan cara
Gereja Kristen berkembang sejak pembentukannya. Henry Melvill Gwatkin mendefinisikan sejarah
gereja sebagai "sisi spiritual dari sejarah masyarakat berperadaban bahkan sejak kedatangan Allah kita.

B. Lahirnya Agama Kristen di Indonesia

Agama Kristen pertama kali lahir di Yerusalem yang pada saat itu bagian dari Kekaisaran
Romawi. Agama Kristen adalah sebuah agama yang berdasar pada ajaran Yesus Kristus atau Isa
Almasih. Inti ajaran Yesus Kristus adalah cinta kasih terhadap Tuhan dan antar sesama manusia. Para
pengikut Yesus disebut Kristen. Tempat beribadah agama Kristen disebut gereja dan Kitab Sucinya
adalah Alkitab atau Kitab Suci.

Perkembangan agama Kristen pada awalnya tidak berjalan dengan baik. Para penganut Kristen
dikejar-kejar oleh penguasa Romawi. Agama Kristen mulai berkembang tanpa adanya ancaman pada
masa Kaisar Konstantin I. Pada masa Kaisar Theodosius I agama Kristen kemudian dijadikan agama
resmi Kekaisaran Romawi. Agama Kristen berkembang pesat pada Abad Pertengahan di Eropa.
Kekuasaan gereja mengalami penurunan ketika Eropa memasuki Abad Pencerahan. Pada abad tersebut
agama Kristen berkembang ke seluruh wilayah Eropa, yang kemudian diajarkan ke seluruh dunia
bersamaan dengan penjelajahan dunia. Dalam perkembangan selanjutnya, penganut agama Kristen
terbagi menjadi Kristen Katolik dan Kristen Protestan

Masuknya agama Kristen Katolik ke Indonesia seiring dengan masuknya bangsa Portugis dan
Spanyol ke Indonesia Pada tahun 1321, seorang pastor bernama Odorico de Pordonone pernah singgah
di Sumatra, Kalimantan, dan Jawa. Pada tahun 1347, seorang pastor lain bernama Joao de Marignolli
juga pernah datang ke wilayah Indonesia. Agama Katolik masuk ke Maluku dirintis oleh saudagar
Portugis bernama Gonsalo Veloso dan seorang pastor bernama Simon Vaz. Pada bulan juni 1546,
seorang pastor asal Spanyol Agama Kristen pertama kali datang ke Indonesia pada abad ke-7. Melalui
gereja Assiria (Gereja Timur) yakni berdiri di dua tempat yakni, Pancur (Sekarang wilayah dari Deli
Serdang) dan Barus (Sekarang wilayah dari: Tapanuli Tengah) di Sumatra (645 M).
5
Sejarah kedatangan telah tercatat oleh ulama Syaikh Abu Salih al-Armini dalam bukunya
dengan judul FIBA “Tadhakur Akhbar min al-Kana’is wa al-Adyar min Nawabin Mishri wa al-
Iqta’aih” (Daftar berita pada gereja-gereja dan monastries di provinsi-provinsi Mesir dan sekitarnya).
Daftar gereja-gereja dan monastries dari naskah asli dalam bahasa Arab dengan 114 halaman ini berisi
berita tentang 707 gereja-gereja dan 181 monastries Kristen yang tersebar di sekitar Mesir, Nubia,
Abysina, Afrika Barat, Spanyol, Arab dan India. Dalam bukunya (Abu Salih), tanah Indonesia masih
dimasukkan dalam wilayah India (al-Hindah). Gereja Ortodoks adalah kelompok Kristen/Gereja
pendatang yang menurut penelitian dari pakar-pakar sejarah dan arkeologi lama, pertama hadir dan
datang ke Indonesia yang ditandai dengan/melalui kehadiran Gereja Nestorian yang merupakan corak
gereja Asiria di daerah Fansur (Barus), di wilayah Mandailing, Sumatra Utara. Namun menurut A.J.
Butler M.A., kata Fahsûr seharusnya ditulis Mansûr, yaitu sebuah negara pada zaman kuno yang
terdapat di Barat Laut India, terletak di sekitar Sungai Indus. Mansur merupakan negara paling utama
yang terkenal di antara orang-orang Arab dalam hal komoditas kamfer (al-kafur). Katolik Roma
pertama tiba pada tahun 1511 di tanah Aceh, yaitu dari Ordo Karmel, dan 1534 di kepulauan Maluku
melalui orang Portugis yang dikirim untuk eksplorasi. Fransiskus Xaverius, misionaris Katolik Roma
dan pendiri Ordo Yesuit bekerja di kepulauan Maluku pada tahun 1546 sampai tahun 1547.
Protestanisme pertama kali diperkenalkan oleh Belanda pada abad keenam belas, sehingga terpengaruh
pada ajaran Calvinisme dan Lutheran.

Pada 1960-an akibat anti-Komunis dan anti-Konfusianisme banyak pengikut Komunis dan
orang Tionghoa mengklaim diri sebagai orang Kristen, akan tetapi banyak bangsa Tionghoa yang
akhirnya menerima agama Kristen dan sekarang mayoritas kalangan muda bangsa Tionghoa adalah
umat Kristen. Agama Kristen merupakan agama resmi dengan populasi terbesar kedua di Indonesia
sehingga meskipun Indonesia merupakan negara dengan mayoritas beragama Islam, hak warga negara
yang beragama Kristen berkedudukan sama dengan warga negara yang beragama Islam (berbeda
dengan beberapa negara seperti Malaysia, dan beberapa negara Arab) dan agama lainnya. Di provinsi
Papua dan Sulawesi Utara, Protestan merupakan agama mayoritas. Jumlah populasi orang Kristen juga
ditemukan di sekitar danau Toba di Sumatra Utara, Nusa Tenggara Timur, pedalaman Tana Toraja, dan
sebagian wilayah di provinsi Maluku. Protestan di Indonesia terdiri dari berbagai denominasi, yaitu
Huria Kristen Batak Protestan, Gereja Pantekosta di Indonesia, Gereja Tiberias Indonesia/Gereja
Bethel Indonesia, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, Gereja Yesus Sejati, Mennonit, Gereja Metodis,
Gereja Baptis, Gereja Kristen Protestan Simalungun, dan denominasi lainnya

C. PERKEMBANGAN AGAMA KRISTEN PROTESTAN

Perkembangan Agama Kristen antara lain yaitu :

1. Sebelum kolonialisme Belanda

Agama Katolik untuk pertama kalinya masuk ke Indonesia pada bagian pertama abad ke-7 di
Sumatera Utara.
6
Kota Barus yang dahulu disebut Pancur dan saat ini terletak di dalam Keuskupan Sibolga di Sumatera
Utara adalah tempat kediaman umat Katolik tertua di Indonesia.

2. Saat kolonialisme Belanda

Kristen Katolik tiba di Indonesia saat kedatangan bangsa Portugis, yang kemudian diikuti
bangsa Spanyol yang berdagang rempah-rempah, Katolik Roma pertama tiba pada tahun 1534, di
kepulauan Maluku melalui orang Portugis yang dikirim untuk eksplorasi. Fransiskus Xaverius,

misionaris Katolik Roma dan pendiri Ordo Yesuit bekerja di kepulauan Maluku pada tahun 1546
sampai tahun 1547. Namun ketika Belanda mengalahkan Portugis tahun 1605, Belanda mengusir
misionari-misionari Katolik dan memperkenalkan Kristen Protestan (dari aliran Calvinist Dutch
Reformed Church), sehingga terpengaruh pada ajaran Calvinisme dan Lutheran.

Perkembangan Kekristenan di Indonesia pada jaman itu cukup lambat. Hal ini dikarenakan
ajaran Calvinist merupakan aliran agama Kristen yang memerlukan pendalaman Alkitab yang
mendalam, sementara edisi Alkitab saat itu belum ada yang berbahasa Indonesia (bahasa Belanda).
Lagipula, VOC sebagai kendaraan Belanda untuk masuk dan menguasai Indonesia saat itu adalah
sebuah perusahaan sekuler dan bukan perusahaan yang cukup religius, sehingga tidak mendukung
penyebaran agama yang dilakukan oleh misionaris Belanda sendiri. Setelah pengaruh VOC mulai
tenggelam pada tahun 1799, pemerintah Belanda mulai memperbolehkan penyebaran agama dengan
lebih leluasa. Orang Kristen aliran Lutheran dari Jerman yang lebih toleran dan tidak memaksa
pemeluknya untuk mempelajari agama Kristen dengan sedemikian dalam, mulai memanfaatkan
perijinan tersebut untuk mulai menyebarkan agama di antara orang Batak di Sumatera pada tahun 1861,
dan misionari Kristen Belanda dari aliran Rhenish juga menyebarkan agama di Kalimantan Tengah dan
Sulawesi Tengah.

3. Setelah kolonialisme Belanda

Pada abad ke 20 setelah Belanda pergi dari Indonesia, agama Kristen dan Katolik mulai
berkembang pesat. Hal ini dimulai oleh sebuah keadaan pada tahun 1965, ketika terjadi peralihan
kekuasaan Presiden Soekarno kepada Presiden Soeharto. Saat itu, Komunisme (dan Atheisme)
merupakan hal yang dilarang oleh pemerintah. Semua orang-orang yang tidak beragama, langsung
dicap Atheis, dan dengan demikian sangat mudah untuk dituduh sebagai pengikut Komunis. Saat itu,
gereja dari berbagai aliran mengalami pertumbuhan jemaat yang pesat, terutama dari orang-orang
(sebagian besar beretnis Tionghoa yang berasal dari Cina, yang merupakan negara Komunis)

yang merasa tidak nyaman dengan kebijakan pemerintah mengenai Komunisme dan Atheisme pada
saat itu. Pada akhir abad ke 20 sampai awal abad 21, banyak misionaris dari Amerika yang
menyebarkan aliran Evangelican dan Pentecostal. Aliran yang sering disebut "Karismatik" ini
merupakan aliran yang dianggap "modern" karena menggabungkan antara Kristen tradisional, dengan
pola pikir modern pada jaman ini
7
4. Latar Belakang Reformasi

Reformasi muncul dan berkembang dalam lingkungan gereja dan masyarakar Eropa Barat.
Pencetusnya Martin Luther, adalah seorang rahib di Jerman yang banyak terpengaruh oleh kehidupan
lingkungannya, baik pengalaman-pengalaman yang diperolehnya secara individual maupun
pengalaman-pengalaman dan lingkungan kemasyarakatan di Eropa. Sebagai seorang rahib,
pemikiranya terpengaruh oleh pemikiran tokoh-tokoh gerakan yang ingin mengusahakan pembaharuan
dalam gereja,

baik yang dilakukan oleh pemikir-pemikir teolog abad pertengahan yang berciri skolastik maupun
pemikir-pemikir sesudahnya.Pada umumnya mereka memiliki dasar-dasar keyakinan yang kuat dan
sungguh-sungguh atas kebenaran Injil. Keyakinan tersebut kemudian diikuti oleh para pemikir gereja
yang lain dan mereka pula yang dapat dikatakan sebagai kaum yang telah merintis jalan ke arah
reformasi, yang kemudian dicetuskan oleh Martin Luther.

Akibat sosial kemasyarakatan yang didominasi oleh kemajuan-kemajuan di bidang


perdagangan, serta pembaharuan-pembaharua di bidang sosial dan politik melahirkan semangat baru
dalam kehidupan masyarakat Eropa. Hal tersebut merupakan tanda adanya pembaharuaan zaman.
Pertumbuhan kota-kota besar sangat pesat disamping lahirnya semangat individualisme di tengah-
tengah krisis dalam kehidupan. Oleh sebab itu, pada umumnya orang tidak merasa senang dan tidak
puas terhadap kondisi gereja pada saat itu. Kritik-kritik dan apatisme terhadap peranan dan kedudukan
gereja, khususnya terhadap Paus meluas. Kodisi demikian merupakan dasar titik tolak bagi suburnya
pemikiran kearah reformasi gereja.

5. Gereja Lama dalam Pembaharuan

a. Pemikiran Mistik dalam Gereja.

Inti ajaran mistik gereja pada abad pertengahan ialah keinginan agar jiwa mengalami dan
merasakan Allah secara langsung, menyelinap di dalam-Nya serta tenggelam di dalam-Nya. Teologi
Bernhard dan Clairvaux, tokoh-tokoh utama pada masa ini, adalah kesalehan yang mistik. Menurut
pendapat mereka, jiwa harus mengarahkan seluruh perhatiannya kepada Yesus Kristus yang sedang
menderita sengsara itu. Untuk itu ada tiga tahap pencapainya, yaitu (1) bila melihat Yesus jiwa akan
menyesali dosanya dan bertobat, (2) jiwa memikirkan dengan mencoba mencontoh kasih Kristus dan
dinyalakan olehnya dalam keasyikan yang tidak dapat dikatakan. Sementara itu, tokoh terkenal lainya,
Eckhart.

Pemikiran mistik sudah merupakan ajaran gereja yang diresapi oleh para pengikutnya, karena
gereja sendiri mengajarkan bahwa jiwa adalah lebih berharga daripada badan. Pengaruh mistik
dirasakan luas oleh kalangan bangsawan, biarawan dan orang-orang kota, khususnya di Jerman Selatan,
karena pada umumnya gereja dianggap tidak dapat memuaskan kehidupan rohani mereka.
8
Mereka lebih suka menyerahkan diri mereka ke jalan mistik Kristen yang didasarkan pada
alasan-alasan Alkitab dan pandangan-pandangan filsafat Platonis yang bercorak pantaestik dan
doalistik. Menurut mereka, dalam Yahya 15:14 mereka dapat dipanggil sebagai sahabat Tuhan. Selain
itu, ada mistik yang menyebut dirinya “saudara-saudara dari Roh Kudus”. Di Jerman Selatan mereka
dapat dikatakan merupakan bidat-bidat yang menolak terang-terangan gereja dan sakramen, karena
manusia sendiri adalah Allah juga sehingga tidak dapat berdosa. Golongan ini secara tegas menarik
garis pemisah antara iman Kristen dan mistik panteistik.

b. Perintis Pembaharuan Gereja

Kritik-kritik tersebut berdasarkan pada al kitab dan tokoh-tokohnya merupakan pemikir-pemikir


yang dikenal dan disetujui oleh Luther Wiclif (1320-1384) adalah pengecam gereja katholik
sehubungan dengan kekayaan yang ditumpuk oleh gereja, kekuaaan kaum Klerus atau kaum awam dan
ajaran-ajaran sakramen-sakramennya, pemujaan terhadap orang-orang Kudus dan Relikui ke Pausan
yang dipandang sebagai anti – christ. Johanes Hus (1369-1415) adalah seorang guru besar dan
pengkhotbah dikota Praha.

Dia mengajarkan segala ajaran Wiclif kepada mahasiswanya dan kepada semua umat Kristen di
Bahama. Berbeda dengan Wiclif, Hus masih dapat menerima sakramen. Hus mendapat kutukan dan
Interdik, yaitu hukuman gerejani yang mencabut keuntungan spiritual tertentu pada diri seseorang, dari
Paus tetapi seluruh daerah itu tetap melawan gereja Katholik. Perlawanan itu pada dasarnya bukan
sekedar meyakini ajaran baru akan tetapi lebih dari itu adalah cita-cita kebangsaan Cekoslowakia yang
tidak suka dikuasai oleh orang jerman yang telah kaya dan oleh Gereja Katolik. Raja Sigmund ingin
menyelesaikan huru-hara tersebut dengan membujuk Hus agar pergi ke Constanz, supaya persoalannya
dapat diundurkan dalam konsili. Raja telah berjanji akan melindunginya, tetapi Hus ditangkap atas
perintah pembesar-pembesar gereja katolik dipenjarakan dan disiksa. Karena tidak mau menarik ajaran-
ajarannya, maka ia dihukum mati dengan cara dibakar hidup-hidup di Constanz. Sahabatnya,
Hieronymus dari Praha, mengalami nasib yang sama.

Ketika Sigmund menjadi raja di Bohemia mulailah perang Husit yang dahsyat (1419-1436), yang
dimulai oleh kelompok Calixtin, yang menuntut supaya kaum awam boleh menerima perjamuan
dengan dua rupa, bukan dengan roti saja, tetapi piala anggur juga. Kelompok yang radikal, orang-orang
Taborit, bermaksud membuang segala perkara dan peraturan yang tidak nyata-nyata dalam taurat Allah
(Al-kitab) meraka memimpin kendali di lapangan militer dalam gerakan mereka yang membunuh,
membakar rumah biara. Akhirnya pasukan Paus dapat dikalahkannya. Peperangan tersebut akhirnya
padam, namun di Bohemia didirikan dan diakui sebuah Gereja Husit disamping gereja Katolik.

Orang-orang Taborip lama kelamaan hilang hanya sekelompok yang masih ada di Bohemia yang
kemudian dapat dipengaruhi oleh Gereja Protestan. Pandangan Humanismennya merupakan suatu
campuran antara pandangan-pandangan Yunani-Romawi dengan ajaran Injil. Ia dapat disebut sebagai
bapak aliran Kekristenan yang serba bebas (Liberal) maksudnya,
9
menurut Erasmus Injil adalah suatu ajaran yang Indah tentang kebajikan manusi, khususnya yang
terdapat pada Khotbah Yesus dbukit. Baginya Yesus adalah kegenapan yang paling sempurna dari
segala perkara yang bersih dan benar, yang sudah terdapat pada agama-agama kuno. Juga, menurut dia
dalam filsafat berfikir tentang Logos hanya disempurnakan saja oleh teologi Kristen dan Injil.
Meskipun telah telah muncul gerakan-gerakan pembaharuan, tetapi pada akhir abad pertengahan
gejala-gejala keburukan dalam kehidupan grejani tetap muncul pada saat-saat sesudah gereja katholik
dan jabatan Paus mencapai puncak kebesarannya pada abad ke 13.

Setelah itu kewibawaan dan kekuasaannya turun dengan cepat. Negara-negara Nasional mulai
memerdekakan diri dari kebiasaan gereja, dan kaum awam tidak lagi begitu peka terhadap kewibawaan
gereja. Keadaan ini dipertanyakan dengan adanya perubahan budaya yang sangat mendasar yaitu
lahirnya semangat individualisme, yang merupakan faktor yang penting, dalam saat gereja mengalami
kemrosotan moral yang sangat parah. Sewaktu usaha kembali ke Roma pada tahun 1378, gerakan-
gerakan siasat politik dalam pemilihan Paus telah menciptakan keadaan sedemikian rupa sehingga
terpilihlah dua orang Paus yang bertengkar satu sama lain secara hebat. Peristiwa ini menimbulkan
perpecahan dibarat (Schisma) pada tahun 1378 – 1417.

6. Pencetus Reformasi Gereja

a. Luther dan Pemikirannya.

Luther lahir pada 10 november 1483 dari keluarga petani di Thuringen. Ia seorang anak yang
cerdas. Semasa masih kanak-kanak ia sering menyanyi dan berbakat dalam musik. Bapaknya Hans
Luther menginginkan dia menjadi seorang ahli hukum sehingga perlu mempelajari filsafat terlebih
dahulu, dan pembelajaran yang paling berkesan dan berpengaruh pada Luther adalah William Occam,
seorang rahib dari Ordo Fransiscan (1280-1349). Khususnya tentang iman dan negara berpengaruh
dalam diri Luther, dan setelah selesai ujian sewaktu ia pulang dari perjalanan dari rumah orangtuanya
ke Effurt, ia tertimpa badai hujan deras dan guruh halilintar, ia hampir saja tersambar kilat, dengan
perasaan takut ia berseru; “Santa Anna yang baik tolonglah aku. Aku mau menjadi rahib.” Dua minggu
kemudian, ia menepati janjinya dan masuk kedalam biara yang memiliki aturan paling keras yaitu biara
dari ordo Eremit Agustin.

Selama dalam biara dia ditugaskan menuntut ilmu teologia dan kemudian di tahbiskan sebagai
imam pada tahun 1507. Luther adalah rahib yang sangat serius, namun dalam beberapa usahanya ia
mendapat kegelisahan batin dalam usaha menempuh jalan keselamatan baginya yang ditunjukkan oleh
gereja pada saat itu. Suatu ketika di tahun 1510, Luther dikirim ke Roma sebagai utusan ordonya.
Hatinya sungguh sedih melihat cara hidup yang serba gampang dari klerus di pusat gereja Roma
Katolik.Pada masa kurun waktu antara 1511-1514. Luther mulai memasuki tahap kehidupan yang baru,
bebas dari kegelisahan dan ketakutan, ia menemukan kepastian hidup bahwa rahmat Tuhan bukan lagi
suatu tujuan yang jauh, yang tidak mungkin di capai oleh manusia, melainkan pusat dan kuasa
hidupnya.
10
Dulu Luther menduga bahwa rahmat itu dicurahkan kedalam jiwa manusia lewat sakramen. Kini ia
meyakini bahwa rahmat tersebut tidak lain hanya pada firman keampunan dan Tuhan Maha Esa.

Segera setelah pandangan baru di atas tersiar orang-orang menjadi heran karena pengaruh-pengaruh
pandangan Skolastik dan Aristoteles makin menjadi tertolak. Cita-cita gereja yang ingin dalam hidup
mistik yang berusaha meminta keselematan dan persekutuan langsung dari yesus di tentang langsung
oleh Luther berdasarkan ajarannya pada iman dan rahmat sebagai sumber hidup manusia. Menurut
Luther, dalam nash tersebut ada yang tidak cocok, sebab ia selalu mendengar bahwa kebenaran Tuhan
adalah keadilan Tuhan yang sama dengan seorang hakim duniawi: membebaskan, membenarkan orang
orang yang baik dan menghukum orang orang yang salah. Disini Luther mengetahui dirinya sebagai
pendosa. Jadi dengan kebenaran Tuhan bagaimanapun juga menghukumnya. Renungan
membangkitkan kesadarannya bahwa kebenaran Tuhan itu adalah dari anugrah Tuhan yang menerima
orang-orang yang berdosa serta berputus asa terhadap dirinya sendiri sebaliknya menolak orang-orang
yang menganggap dirinya baik.

b. Titik Tolak Pembaharuan Luther.

Jadi ada dua perbedaan pandangan Luther yang mendasar dengan gereja saat itu. Pertama adalah
mengenai rahmat (anugrah), dan kedua mengenai gereja. Perbedaan tentang rahmat atau anugrah titik
beratnya pada pernyataan bahwa manusia tidak dapat berbuat sesuatu apapun, tetapi hanya Tuhan yang
mengerjakan segalanya. Prinsip gereja pada saat itu menyatakan bahwa Tuhan di dalam segala sesuatu
dan diatas segala seuatu. Tuhan mengerjakan segala sesuatu tapi bukan seorang diri dan kehendak
manusia memberikan kerja sama serta ada yang adikodrati dan ada kodrati sebagai konsekuensi dari
pandangan tersebut maka Luther mulai menolak api penyucian dan indulgensi selanjutnya ia hanya
menerima dua sakramen permandian dan perjamuan.

Mengenai perbedaan kedua, prinsipnya hubungan manusia dapat langsung dengan Tuhan,
sehinggan dengan sendirinya gereja kehilangan sifat sebagai perantara antara Tuhan dan manusia.
Luther membuang kewibawaan gereja dan mengajarkan bahwa Alkitab adalah sumber satu-satunya
untuk iman (kepercayaan), sedang menurut gereja pada suatu kitab kudus dan hadis adalah
kepercayaan, yang hanya dapat diterangkan oleh kewibawaan mengajar dari gereja yang tidak megajar
kesalahan.

c. Peristiwa Penyebab Reformasi Gereja

Sebab-sebab umun yang menimbulkan reformasi gereja ialah adanya jurang perbedaan yang dalam
antara teologi serta praktek gereja dengan ajaran Alkitab sebagaimana yang disadari oleh Luther. Awal
mula terjadinya reformasi ialah adanya penjualan surat-surat indulgensi di Jerman oleh para biarawan
dominikan, yang bertujuan untuk membangun gereja santo petrus dan peristiwa ini dikenal dengan
sebutan “simoni gereja”. Martin Luther terpaksa bangkit menyerang kebiasaan buruk ini,
11
namun klerus dan yang lain tidak berani melawan ini sehingga pada tanggal 31 oktober 1517 Luther
menempelkan selembar kertas dengan mencantumkan 95 dalil yang ditempatkan di pintu utama gereja
Wittenberg dan kertas tersebut banyak di baca oleh orang kudus yang datang ke gereja tersebut dan
banyak orang yang merasa dikecewakan oleh kepausan, maka mereka memberi dukungan terhadap
ajakan Luther dan ikut menyerukan agar gereja berhenti melakukan penyelewengan, dan akhirnya
usaha pencarian uang ini menurun drastis sehungga Luther menjadi sasaran penguasa bahkan Luther
dituduh sebagai orang sesat dan disuruh menarik semua pendapatnya, namun Luther mendapatkan
kondisi yang menguntungkan karena Raja Frederik berjanji secara rahasia untuk melindunginya.

d. Perkembangan Reformasi

Semua usaha membendung dan mereformasikan gereja tidak berhasil, bahkan justru melahirkan dan
mengembangkan Kristen Protestan di Eropa. Ini dilakukan oleh Ulrich Zwingli di Swiss (1484-1531).
Ia adalah pengikut Erasmus. Sehingga sebagaimana Erasmus juga membiarkan bentuk gereja Roma
berlaku terus dengan harapan semangat humanismenya dapat mewarnai gereja secara perlahan. Sejak
1519, Zwingli memihak Luther. Pada tahun 1522 terjadi huru-hara Wittenberg oleh pengikut Luther
untuk mewujudkan ajaran baru dalam praktek. Pemuka huru-hara tersebut adalah guru besar Karlstedt
yang bercita-cita menumbangkan biara yang tidak sesuai dengan injil. Luther dan Zwingli pada
prinsipnya menyokong cita-cita itu, dan gerakan ini berhasil namun Luther dan Zwingli memiliki
perbedaan pendapat, Luther ingin mempertahankan semua bentuk gereja, sedangkan Zwingli ingin
perubahan sama sekali baik isi maupun bentuk. Pada 1523 diselenggarakan pertemuan debat.
Akibatnya dewan kota memerintahkan agar mengeluarkan Salib, Mezbah, Patung dan Orgel dari
gedung gereja dan diganti dengan tradisi “Calvinis”.

Yohanes Calvin lahir di Jenewa (1509-1564) adalah seorang sarjana hukum asal Perancis yang
menaruh perhatian besar terhadap teologia. Ia adalah seorang pengikut Erasmus, sejak 1533 ia mulai
menulis tentang ajaran protestan yang biasa disebut ”institusio”. Dalam ajaran pembenaran oleh iman
Calvin sejalan dengan Luther, tetapi ia menekankan pentingnya “penyucian” kehidupan baru yang
harus ditempuh orang-orang kristen. Calvin menegaskan bahwa jemaat yang mendengarkan firman
Tuhan dalam perjamuan kudus diharuskan suci.

Pada tahun 1541 Calvin kembali ke Jenewa dan meninggal disana, ia melanjutkan usahanya
mengatur kehidupan jemaat dengan menyusun tatanan gereja baru dan ia menulis buku “Katekismus
Jenema”, yang berisi tentang iman, hukum, doa dan sakramen.
12
D. Sejarah Masuknya Agama Kristen di Nias

Kristen Katolik adalah agama Kristen pertama yang masuk di Pulau Nias, yang dibawa oleh
misionaris Prancis tahun 1832. Misi tersebut berasal dari Missions Etrangers de Paris. Misi yang
dibawa oleh misionaris Prancis tersebut berlangsung hingga tahun 1835. Setelah itu, Jean Baptiste
Boucho (1845), Vikaris Apostolik dari Peninsula, Malaysia, sangat bersemangat untuk menyebarkan
Injil ke Pulau Nias. Semangat itu muncul karena menurut Boucho, orang-orang Nias adalah orang yang
baik, sederhana, dan setia pada iman mereka.
Meskipun demikian, Boucho tidak mendapat izin dari College di Penang. Akhirnya tugas misi
diserahkan kepada Jean Pierre Vallon dan Jean Laurent Berard. Pada tanggal 14 Desember 1831,
Vallon dan Berard berangkat dari Penang dan tiba di Nias pada bulan Maret 1832. Tahun ini
merupakan penanda misi Gereja Katolik pertama di Pulau Nias. Namun, misi mulai bergerak secara
massif/utuh pada tahun 1939. Banyak orang Nias yang belum beragama Kristen meminta supaya
seorang Pastor datang ke Nias. Sejak saat itu, umat Katolik bertumbuh dengan pesat. Adapun beberapa
orang dilatih di Gunungsitoli, sebagai bekal untuk mengajar orang-orang di desa. Masyarakat Nias
dulunya menyembah roh leluhur. Adalah misionaris sekaligus penginjil asal Jerman, E Ludwig
Danninger yang mengenalkan agama pada mayarakat Nias. Ia datang ke Kepulauan Nias pada 27
September 1865. Masyarakat Nias saat ini menetapkan tanggal 27 September sebagai Hari Yubelium
Banua Niha Keriso Protestan (BNKP) yang melahirkan pertumbuhan gereja-gereja di Nias.
Pembabtisan di Nias sendiri sempat terhambat sampai kedatangan Belanda pada 1900 silam.
Pembabtisan baru dimulai kembali 15 tahun setelahnya. Jejak masuknya Kristen Protestan di Nias salah
satunya bisa ditemukan di Gunungsitoli. Peninggalan itu berupa Gereja bernama Fonorotodo yang
berarti mengenang kembali atau peringatan. Keunikan gereja ini ada pada arsitekturnya. Dari luar, atap
gereja berbentuk prisma dengan ujungnya yang diberi mahkota raja. Sementara itu, terdapat ukiran
gambar Yesus dan para murid yang sedang melakukan perjamuan di atas meja makan pada pintu besi
gereja. Begitu masuk ke dalam, nuansa klasik akan langsung terasa dengan jajaran kursi kayu yang
terbagi menjadi dua bagian. Di tengahnya, terdapat jalan pendeta menuju altar. Tangga menuju lantai 2
Gereja Fanorotodo, Nias.- Tangga menuju lantai 2 Gereja Fanorotodo, Nias. Langit-langit gereja
tampak tinggi dengan dihiasi lampu neon yang menjulur ke bawah sebagai penerangan. Di bagian
depan, altar kayu dengan salib putih sedikit lebih tinggi dari kursi jemaat. Gereja ini memiliki dua
lantai dengan tangga spiral di kanan-kiri ruangan. Menurut seorang pengurus, gereja ini tidak pernah
dipugar sama sekali. Gempa yang pernah mengguncang Nias juga tidak berpengaruh terhadap Gereja
Fanorotodo ini.
13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Agama Kristen pertama kali lahir di Yerusalem yang pada saat itu bagian dari Kekaisaran
Romawi. Agama Kristen adalah sebuah agama yang berdasar pada ajaran Yesus Kristus atau Isa
Almasih. Inti ajaran Yesus Kristus adalah cinta kasih terhadap Tuhan dan antar sesama manusia. Para
pengikut Yesus disebut Kristen. Tempat beribadah agama Kristen disebut gereja dan Kitab Sucinya
adalah Alkitab atau Kitab Suci.

Kelahiran agama Kristen Protestan banyak dipengaruhi oleh latar belakang perkembangan
masyarakat Eropa Barat pada abad-abad menjelang kelahirannya Dari uraian mengenai sejarah
perkembangan dan masuknya agama Kristen di Indonesia dapat disimpulkan bahwa agama Kristen
masuk ke Indonesia pada abad ke-16. Hal itu disebabkan agama Kristen diperkirakan masuk ke
Indonesia bersamaan dengan kedatangan bangsa Eropa di Indonesia.Sejak abad ke-15 Paus di
Romamemberi tugas kepada misionaris bangsa Portugis dan Spanyol untuk menyebarkan agama
Katholik. Kemudian bangsa Belanda tertarik untuk menyebarkan ajaran agama Kristen Protestan
dengan mengirimkan para Zending di negeri-negeri jajahannya. Dan mulai dari situlah agama Nasrani
disebarkan di Indonesia.

B. Saran

Di dalam penyusunan dan penulisan makalah ini, saya menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari apa yang di sebut sempurna. Untuk itu saya mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca makalah ini dan semoga makalah ini dapat menjadi bahan dalam
pembelajaran.
14
DAFTAR PUSTAKA

 Leeuwen, Arent Th van. 1997. Agama Kristen dalam Sejarah Dunia. Jakarta : Gunung Mulia.
 Romdhon. dan A. Singgih Basuki. 1988. Agama-agama di Dunia. Yogyakarta : IAIN Sunan
Kalijaga Press.
 Sou’yb, Yusuf. 1996. Agama-agama Besar di Dunia Jakarta : Al Husna Zikra
 Adolf heuken ensiklopedi gereja (2005)
 Jonson paul history of Christianity (1979)
15

Anda mungkin juga menyukai