Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH TENTANG

PENYEBARAN AGAMA KRISTEN DI INDONESIA DAN


NTT

DISUSUN OLEH :

NAMA : MATASYA DEBORA BANI MATA


NIM : 2206090049
MATA KULIAH : AGAMA

DOSEN MATA KULIAH :


TABITHA BLEGUR, M.Pd

UNIVERSITAS NUSA CENDANA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
PRODI ARSITEKTUR
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunianya saya
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun judul dari makalah yang saya tulis ini adalah “PEYEBARAN AGAMA
KRISTEN DI INDONESIA DAN NTT”. Pada kesempatan kali ini, saya mengucapkan banyak
terima kasih kepada Dosen mata kuliah pendidikan agama Kristen Protestan yang telah
membimbing saya untuk menyelesaikan makalah ini.
Selain itu, saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah
bekerja sama dalam menyelesaikan Makalah ini. saya menyadari bahwa dalam menulis makalah
ini, masih ada banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
diharapkan dapat membuat makalah ini menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi penyusun dan
pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. 2


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 3
BAB 1 ..................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................................... 4
1.3 Tujuan ..................................................................................................................................... 4
1.4 Manfaat.................................................................................................................................... 4
BAB 2 ..................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 5
2.1 Sejarah Agama Kristen ............................................................................................................. 5
2.2 Sejarah Agama Kristen Didunia ............................................................................................... 6
2.3 Sejarah Penyebaran Agama Kristen Di Indonesia ..................................................................... 7
2.4 Penyebaran Agama Kristen Di NTT dibawah pengaruh Portugis ............................................ 11
2.5 Penyebaran Agama Kristen Di NTT Dibawah Pengaruh Belanda............................................ 12
2.6 Penyebaran Agama Kristen Di NTT Dibawah Pengaruh Hindia Belanda Dan Jepang ............. 14
2.7 Perjalanan Agama Kristen NTT ditahun 1960-an .................................................................... 16
BAB 3 ................................................................................................................................................... 18
PENUTUP ............................................................................................................................................ 18
3.1 KESIMPULAN ...................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 20
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia, agama Kristen menjadi agama terbesar kedua setelah islam dari segi
jumlah pemeluknya. Sedangkan secara keseluruhan di dunia, agama Kristen merupakan
agama terbesar di dunia dengan penganut mencapai 2 miliar orang dari seluruh berbagai
Negara di belahan bumi. Mayoritas pemeluk agama Kristen adalah orang-orang dari Negara
barat seperti Eropa dan Amerika. Sedangkan sisanya tersebar di seluruh Negara, bahkan di
negara-negara yang mayoritas muslim pun biasanya terdapat pemeluk agama Kristen. Agama
Kristen merupakan agama yang berdasarkan ajaran Yesus Kristus serta riwayat hidup Yesus
Kristus, penganut agama Kristen percaya jika Yesus Kristus adalah anak Allah dan menjadi
juruselamat manusia yang diutus sebagai Mesias atau Kristus yang tertuang dalam perjanjian
lama. Untuk dapat memahami tentang agama Kristen lebih lanjut, ada beberapa penjabaran
mengenai agama Kristen, bagaimana agama Kristen berkembang, bagaimana sejarah agama
Kristen di Indonesia dan penyebaran agama Kristen di Indonesia dan NTT.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah awal agama Kristen dan sejarah agama Kristen di Dunia?
2. Bagaimana proses penyebaran agama Kristen di Indonesia dan NTT?
3. Siapa saja yang memperkenalkan agama Kristen ke Indonesia dan NTT?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Menambah wawasan pembaca dan penulis tentang sejarah agama Kristen di Dunia
2. Menambah wawasan dan pengetahuan pembaca dan penulis tentang penyebaran agama
Kristen di Indonesia dan bagaimana cara agama Kristen bisa masuk ke Indonesia
3. Menambah wawasan dan pengetahuan pembaca dan penulis tentang bagaimana sejarah
agama Kristen bisa tersebar dan masuk ke provinsi NTT.
1.4 Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Dapat memahami sejarah penyebaran agama Kristen di Indonesia dan NTT
2. Dapat mengetahui siapa yang memperkenalkan agama Kristen di Indonesia
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Agama Kristen


Agama Kristen adalah agama yang muncul di daerah levant atau lebih tepatnya
sekarang berada di antara Negara Palestina dan Israel yang muncul pada pertengahan abad
pertama. Awal mula terbentuknya agama Kristen ini berasal dari kota Yerusalem kemudian
menyebar ke arah timur kota Yerusalem yakni kota-kota lainnya di antaranya kota
Mesopotamia, Yordania, Mesir, Asyur dan Syria. Selang 15 tahun kemudian, agama Kristen
ini mulai berkembang di eropa selatan. Pada masa inilah penyebaran agama Kristen
kemudian sangat massif hingga ke berbagai Negara di sekitar Eropa Selatan seperti Negara-
negara di Eropa Timur, Asia Selatan hingga Afrika Utara. Bahkan pada abad ke-4 agama
Kristen menjadi agama utama oleh beberapa Negara diantaranya Dinasti Arsakid yang
berasal dari Armenia pada tahun 301 masehi, kemudian oleh Negara Caucasian Iberian atau
sekarang disebut sebagai Georgia pada tahun 319 masehi, kemudian oleh kekaisaran Aksum
di Ethiopia pada tahun 325 masehi serta oleh kekaisaran Romawi pada tahun 380 masehi.
Kemunculan dari Yesus menjadi titik awal mula munculnya agama Kristen di dunia ini,
yakni di mulai dari lahirnya Yesus hingga meninggalnya Yesus. Yesus sendiri lahir di sebuah
kota kecil di Betlehem dan kemudian tumbuh hingga besar di Nazaret, Galilea. Kemudian
ketika Yesus berusia 30 tahun, dia melakukan pelayanan kepada masyarakat. Pelayanan yang
dilakukan oleh Yesus kepada masyarakat antara lain memiliki mukjizat, bisa menyembuhkan
orang sakit, mengusir setan dan bahkan membangkitkan orang dari kematian. Hal ini
menyebabkan Yesus tidak disukai oleh para Yahudi. Sehingga orang-orang Yahudi
kemudian menghasut Yesus dan membuatnya menjadi tidak disukai oleh masyarakat. Karena
termakan oleh hasutan orang Yahudi, akhirnya para pengikut Yesus kemudian ramai-ramai
mengarak Yesus dengan salib. Yesus disalib di bukit Golgota di kota Yerusalem berdasarkan
perintah dari gubernur dari provinsi Yudea Romawi pada saat itu yakni Pontius Pilatus.
Setelah disalib kemudian Yesus dikuburkan di sebuah gua batu, pada hari ketiga setelah
kematiannya umat Kristen meyakini bahwa Yesus bangkit kembali dan hidup kembali
dengan disaksikan oleh ratusan saksi mata yang melihat kebangkitan Yesus hidup kembali.
Kemudian setelah hidup kembali, 40 hari kemudian yesus kemudian naik ke surga dan hal ini
juga disaksikan oleh ratusan saksi mata pada saat itu. Namun karena para pemimpin dan
Imam Yahudi ketakutan, pada saat itu para Imam Yahudi menyuap penjaga kubur untuk
menyatakan bahwa Yesus tidaklah hidup kembali melainkan mayatnya hilang karena dicuri
oleh para muridnya atau para pengikutnya. Lima peristiwa dari kehidupan Yesus ini menjadi
inti utama dari ajaran agama Kristen yakni kelahiran, pelayanan, kematian, kebangkitan dan
kenaikan ke surga. Kelima peristiwa tersebut juga biasa di sebut dengan intisari kekristenan.
2.2 Sejarah Agama Kristen Didunia
Sebagai agama terbesar di dunia yang memiliki banyak pemeluk, tentunya agama Kristen
merupakan agama yang memiliki sejarah cukup panjang. Layaknya agama lainnya di dunia
ini, agama Kristen juga menjadi agama yang telah diturunkan selama berabad-abad dan tetap
sama hingga kini. Agama Kristen berawal dari sebuah kota kecil di Yerusalem kemudian
berkembang setelah kelahiran Yesus hingga kematiannya. Kelahiran hingga kematian dari
Yesus serta kenaikan Yesus ke surga menjadi awal mula serta intisari dari kekristenan yang
dipeluk oleh sebagian orang di dunia ini. Setelah munculnya perjanjian baru kemudian
agama Kristen mulai menyebar ke berbagai penjuru dunia yang kebanyakan dibawa oleh para
penjajah seperti bangsa Spanyol, Portugis dan Belanda yang menjajah Negara-negara di
kawasan Asia hingga di kawasan Afrika. Penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh
para pendeta di masa itu disebut dengan glory atau memperluas penyebaran agama Kristen
ke wilayah-wilayah baru.
Dalam agama Kristen terdapat beberapa hal utama yang menjadi pilar dari agama Kristen
itu sendiri diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Yesus kristus
Dalam ajaran agama Kristen, yesus kristus diyakini oleh umat Kristen sebagai
anak Allah. Ajaran, mukjizat, kelahiran, kematian, kebangkitan dan penebusan
tertulis di dalam tulisan suci yang bisa dijadikan sebagai acuan untuk mereka
yang ingin mengikuti keteladanan yesus yang sempurna. Selain itu, menurut
kepercayaan umat Kristen satu-satunya cara untuk disucikan dari dosa adalah
melalui pertobatan dalam kristus yang berharga.
2. Alkitab
Alkitab ini harus dibaca dan dianalisis karena di dalam alkitab terdapat firman
allah yang harus diyakini, di ilhami, dan merupakan bentuk kesempurnaan.
Akitab ini tidak ditulis dengan menggunakan kertas dan pena melainkan dengan
mengilhami 40 pria yang berbeda yang ditugaskan untuk mengisi kata-kata
tersebut dengan roh kudus.
3. Baptis
Baptis dilakukan dengan menggunakan air yakni dengan cara disiramkan ke
seseorang yang akan dibaptis. Baptis sendiri merupakan suatu simbol untuk
mensucikan diri dari dosa-dosa saat mereka dilahirkan, biasanya umat Kristen
melakukan pembaptisan ketika masih anak-anak.
4. Tritunggal
Dalam ajaran agama Kristen meyakini bahwa satu tuhan memiliki 3 kepribadian
yang berbeda dan hidup berdampingan yaitu Bapa, Putra serta Roh Kudus.

2.3 Sejarah Penyebaran Agama Kristen Di Indonesia


Agama Kristen baru masuk ke Indonesia pada abad ke-16 yang dibawa oleh orang-orang
Eropa. Selain untuk menemukan daerah-daerah baru, tujuan lain dari penjelajahan bangsa
Eropa adalah untuk menyebarkan agama Kristen. Penyebaran agama Kristen ini hanya
dilakukan oleh bangsa Portugis dan Spanyol karena hanya dua negara tersebut yang memiliki
hak berdagang di seluruh dunia. Pada saat itu yang mereka sebarkan adalah agama Kristen
Katolik, sesuai dengan misi dan perintah Paus di Roma. Namun, penyebaran itu pun juga
tidak mudah, karena selain adanya Belanda yang menghalangi pergerakan Portugis,
masyarakat pribumi pun juga menentang aktivitas penyebaran agama sifat gereja Katolik.
Baru pada abad ke-17, negara Belanda mengganti agama resminya, dari Katolik menjadi
Protestan. Perubahan ini juga berpengaruh pada negara jajahannya, salah satunya Indonesia.
Pemerintah Belanda melarang aktivitas agama Katolik secara terang-terangan dan membatasi
ibadah umat Katolik. Dan Belanda mulai menyebarkan agama Protestan dengan memaksa
penduduk untuk memeluk agama Protestan.
Penyebaran agama Protestan di Indonesia tidak dilakukan begitu saja, ada beberapa
organisasi khusus yang difungsikan untuk menyebarkan agama Protestan. Untuk memperkuat
pengaruh Protestan di Indonesia, VOC mendatangkan para zending dari Belanda untuk
menyebarkan agama Protestan.
Tokoh-tokoh zending yang ada di Indonesia saat itu adalah Dr. Nomensem, Hernius, dan
Sebastian. Dan para zending inilah yang berjasa dalam penyebaran Protestan sehingga agama
ini dikenal oleh masyarakat luas.
Zending ialah organisasi-organisasi yang melakukan pekabaran Injil atau
menyebarluaskan agama Kristen Protestan. Munculnya Zending bermula dari segolongan
orang di Eropa barat yang mementingkan kesalehan, kesederhanaan, beribadat, mempelajari
kitab suci, serta mengajarkan pekabaran injil. Aliran baru ini dinamakan Pietisme. Berawal
dari pietisme itu lah muncul inspirasi bagi sejumlah tokoh pietis untuk mendirikan sebuah
organisasi bernama Nederlandse Zendeling Gennotschap (NZG). NZG didirikan tanggal 19
Desember 1799 oleh HJ Krom, J Th van der Kemp, dan JL Verster. Tujuan didirikannya
NZG yaitu untuk memperkenalkan Kristus bagi orang-orang awam melalui pengabaran injil.
Penginjilan dianggap sebagai salah satu cara untuk membawa manusia dari kegelapan ke
kehidupan yang lebih terang atau disebut pencerahan. Setelah NZG dibentuk, kegiatan
Zending pun mulai disebarkan salah satunya ke Indonesia.
Mereka membentuk organisasi-organisasi di berbagai daerah. Berikut akan dirangkum
beberapa organisasi yang menyebarkan agama Kristen Protestan di Indonesia, diantaranya :
 Nederlands Zendeling Genootschap (NZG), sebuah organisasi yang bertujuan
untuk mengabarkan pengertian Kitab Injil dan berusaha menyebarkan agama
Protestan;
 Pembentukan Organisasi Gereja di Indonesia, seperti Gereja Protestan Maluku
(GPM), Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), dan Gereja Kristen Jawi Wetan
(GKJW). GPM adalah sebuah organisasi yang digunakan sebagai wadah untuk
menampung penganut-penganut Protestan di Maluku;
 Ordo Herlege Hart, sebuah organisasi yang memiliki tanggung jawab penuh atas
Papua;
 Societeit van het Goddelijk Woord, bertanggung jawab atas wilayah Flores dan
Timor;
 Kelompok Kapusin, bertanggung jawab di daerah Sumatera dan Kalimantan;
A. Zending Di Indonesia
1. Nusa Tenggara Timur
Pada tahun 1613, Belanda sampai di Nusa Tenggara Timur (NTT), tepatnya di Pulau
Solor. Kehadiran Belanda di NTT ini membawa perubahan yang cukup besar dalam
kehidupan masyarakat NTT, termasuk kehidupan keagamaan. Dengan masuknya
Belanda ke NTT, masyarakat di sana diperkenalkan oleh mazhab kekristenan yang baru,
yaitu Protestan. Misi besar protestan di NTT terbagi menjadi dua. Misi pertama
diusakan oleh NZG yang berfokus di beberapa pulau seperti Timor, Sabu, Rote, dan Alor.
Misi kedua berfokus di Pulau Sumba yang diusahakan oleh beberapa lembaga zending,
seperti Nederlands Gereformeerde Zendingsvereeniging (NGZV), Zending Van de
Christelijk Gereformeerde Kerke (ZGCK), dan Zending Gereformeerde Kerken in
Nederland (ZGKN).
2. Sumatera
Misi pengabaran injil juga dilakukan di Sumatra, salah satunya Sumatra Utara, untuk
orang-orang Batak. Pengabaran injil di Batak pertama kali dilakukan oleh Pendeta
Richart Burton dan Pendeta Nathaniel M Ward tahun 1824. Di Batak, penyebaran agama
Kristen dilakukan melalui Sekolah Injil. Para zending Batak berulang kali menegaskan
bahwa tujuan utama mereka adalah memberitakan Injil untuk memberi landasan
kerohanian baru bagi orang Batak dan mendirikan Gereja Batak yang mandiri.
3. Ambon
Pada tahun 1815, Joseph Kamp diutus oleh pemerintah Belanda untuk pergi ke
Ambon dan menjalankan misi penyebaran agama Kristen di sana. Awalnya, Joseph Kam
berniat untuk menjalankan misinya di tengah-tengah masyarakat yang belum Kristen.
Namun, gereja negara Indische Kerk yang bekerja sama dengan NZG memprioritaskan
pemeliharaan jemaat-jemaat yang sudah ada lebih dulu. Oleh sebab itu, Kam
menjalankan misinya sama seperti dengan pekerjaan yang ia emban, yaitu pendeta. Ia
berkhotbah, mengunjungi jemaat-jemaat di pedalaman, mendamaikan perselisihan dan
pertengkaran, serta melayankan sakramen-sakramen. Selain itu, Kam juga aktif dalam
mengembangkan bacaan-bacaan Kristen, seperti Alkitab, Mazmur, Katekismus, dan
khotbah-khotbah bagi jemaat yang belum memiliki pendeta. Joseph Kam terus
melakukan tugasnya dalam melayani jemaat-jemaat di Ambon, Maluku hingga akhir
hayatnya. Ia wafat tanggal 18 Juli 1833 karena sakit parah yang diderita. Jasad Joseph
Kam dimakamkan di pekuburan Belakang Soya, Ambon.
4. Jawa
Pengabaran injil di Indonesia juga disebarkan di daerah Jawa tahun 1820 oleh
Fredereik Lodewijk Anthing atau FL Anthing. Ketertarikan Anthing dalam zending
mulai terlihat sejak ia bekerja di pengadilan negeri Semarang. Perhatian dan
ketertarikannya pun kian bertumbuh setelah penginjil pribumi Kiai Ibrahim Tunggul
Wulung mendatanginya. Sejak saat itu, Anthing memulai kegiatan zendingnya di
Semarang dan merekrut beberapa orang Kristen Jawa untuk dilatih sebagai penginjil.
Kemudian, ketika Anthing dipindahkan ke Jakarta sebagai Mahkamah Agung, ia tidak
menghentikan usahanya untuk mengabarkan inji. Bahkan, Anthing melatih para pemuda
pribumi yang berasal dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi untuk
melakukan penginjilan ke daerah lain. Saat itu, Anthing sudah berhasil membentuk 50
orang penginjil, sampai sekitar tahun 1870 pemerintah Hindia Belanda melarang
pemberitaan injil di sekitar Jakarta. Alasannya adalah karena mayoritas penduduk saat
itu memeluk agama Islam. Kendati demikian, Anthing tidak putus asa. Ia tetap berusaha
melakukan pengabaran injil dengan berbagai cara, salah satunya melalui penginjil
pribumi. Usaha Anthing pun membuahkan hasil yang baik. Di Jakarta dan sekitarnya
berhasil berdiri pos pekabaran injil.
B. Kegiatan Zending Di Indonesia
Zending di Indonesia memiliki beberapa kegiatan, yakni:
 Menyebarkan agama Kristen Protestan di Maluku, Sangir, Talaud, Timor, dan kota-
kta besar di Jawa dan Sumatra
 Mendirikan Nederlands Zandeling Genootschap (NZG), yaitu perkumpulan pengabar
injil Belanda yang berusaha menyebarkan agama Kristen Protestan
 Mendirikan wadah gereja bagi jemaat Indonesia, seperti Gereja Protestan Maluku
(GPM), Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), dan Gereja Kristen Jawi Wetan
(GKJW)
 Mendirikan sekolah yang menitiberatkan pada upaya menyebarkan Kristen Protestan

Seiring dengan perkembangannya, ajaran dan peran nilai-nilai Kristiani juga mulai
berbaur dengan unsur-unsur lokal, contohnya di Jawa, muncul gereja-gereja seperti
Pasumahan Kristen Jawa Merdika (PKJM), Gereja Kristen Jawa (GKJ), Gereja Kristen
Sunda (GKS), dan Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW). Selain di Jawa, hal serupa juga
terjadi di Sumatera, dimana muncul organisasi HKBP untuk menampung masyarakat Batak
yang menganut agama Protestan.
2.4 Penyebaran Agama Kristen Di NTT dibawah pengaruh Portugis
Bangsa Portugis pertama kali datang ke Indonesia pada tahun 1512 di Maluku.
Kedatangan bangsa Portugis di Maluku berada ditengah 4 kerajaan pada masa itu, yaitu
Kerajaan Ternate, Tidore, Bacan dan Jailolo. Pendekatan yang dilakukan bangsa Portugis
untuk menjalankan misinya adalah membangun kerjasama dengan kerajaan Ternate, dimana
Raja Ternate memberikan sebidang tanah kepada Portugis untuk membangun benteng. Di
benteng itulah semua kegiatan Portugis berlangsung, termasuk dengan misi menyebarkan
agama Katholik. Pelan namun pasti, selain kondisi ekonomi Portugis yang semakin baik,
perkembangan agama Katholik yang dibawa oleh Portugis pun semakin diminati oleh banyak
masyarakat lokal Indonesia pada masa itu. Perjalanan misi Portugis akhirnya meluas ke
seluruh wilayah Indonesia, termasuk ke Nusa Tenggara Timur. Pada tahun 1527 rute
perjalanan misi Portugis mengalami perubahan yaitu menuju arah kembali ke utara melalui
Kalimantan Utara, Maluku Utara, Maluku Selatan dan kembali melalui Lautan Hindia yang
kemudian memungkinkan kapal Portugis menyinggahi pulau Solor dan Timor yang
merupakan pelabuhan penghasil kayu cendana. Salah satu faktor utama bangsa Portugis
datang ke pulau Timor ialah faktor geografis dan strategi selain itu juga bangsa Portugis juga
menghindari para pelaut yang beragama Islam yang merupakan musuh lama bangsa Portugis.
Dan melalui rute inilah agama Kristen disampaikan ke NTT, mula mula di pulau Solor dan
kemudian ke seluruh pulau Flores dan Pulau Timur, yang berdekatan dengan pulau Solor,
yaitu Lifao dan Dilli. Jelaslah bagi kita agama Kristen yang bercorak Katholik Roma dibawa
oleh misionaris Portugis dan pada akhirnya sebagian besar penduduk NTT menganut agama
Katholik. Alasan mengapa rakyat NTT mudah menganut agama Katholik, karena
sebelumnya mereka menganut agama suku (animisme: Uis Neno-pemujaan terhadap
kekuasaan yang lebih tinggi-4). Ditengah segala pergolakan yang sebagian besar ditujukan
kepada kekuasaan serta ekonomi bangsa Portugis, berdirilah dikepulauan Larantuka dan
Ende perkumpulan Kristen yang jumlahnya banyak. Menurut tafsiran orang Belanda pada
tahun 1612 terdapat 2.450 keluarga Kristen. Tugas misi di pulau Solor, Timor dan Flores
dilakukan atau di kerjakan oleh ordo Dominikan. Pada tahun 1617, masih ada 17 pekerja
ordo Dominikan yang bekerja di misi pulau Solor. Akan tetapi penyerangan orang
Belanda di Kupang dan Ende , maka pekerjaan misi di Ende dan Kupang lama kelamaan
menjadi berkurang. Sebenarnya misi yang dilaksanakan sudah sangat baik dengan sistem
setiap orang yang akan dibaptis harus mempelajari Credo, pengakuan iman, doa pelayanan
Bapa Kami, Salam Maria dan 10 perintah. Mulanya banyak orang memberi diri mereka di
baptisan namun sesudahnya berapa lama di baptisan mereka kembali lagi berbuat dosa. Hal
ini dibarengi dengan pengusiran misi pekerja yang dilakukan VOC supaya meninggalkan
wilayah Indonesia Timur, khususnya NTT. Namun, pada saat sebelum pengusiran terjadi,
Portugis memperbolehkan jika untuk mempertahankan status khatoliknya orang Portugis
boleh kawin dengan wanita pribumi asal wanita itu dikristenkan dulu yang kemudian
menghasilkan keturunan Black Portugis dan memainkan peran dalam perebutan kekuasaan
antara Portugis dan Belanda.
2.5 Penyebaran Agama Kristen Di NTT Dibawah Pengaruh Belanda
Pada tahun 1605, VOC (Verenidge Oostindische Compaigne) Perusahaan dagang
Belanda memasuki wilayah Indonesia tepat di wilayah Maluku seperti yang terjadi pada
kedatangan bangsa Portugis di masanya. Kedatangan VOC ke Indonesia memiliki beberapa
motif, yakni motif ekonomi, politik dan sosial. Ketika VOC datang ke Maluku, selain
memperkuat perekonomian negara Belanda VOC juga memiliki misi tersembunyi yaitu
mengalahkan Portugis yang sudah terlebih dahulu menguasai wilayah Indonesia. Dengan
menggunakan kekuatan sentimen agama, VOC berhasil mengalahkan Portugis dan membuat
pekerjaan Portugis terhenti termasuk juga dengan penyebaran agama Katholik yang gencar
dilakukan pada masa itu melalui beberapa Ordo yang ada. (Dominikan, Jesuit, Fransiskan).
Berangkat dari kejadian inilah, VOC berusaha menguasai segala aset Portugis, termasuk
dengan warga Katholik lokal dan berupaya agar mereka mau memeluk agama Kristen
Protestan Pergerakan VOC dan Belanda pada seterusnya sangat mempengaruhi sejarah
Gereja di Indonesia, khususnya di wilayah NTT (1617) yang sebelumnya menjadi salah satu
dasar perkembangan agama Katholik di Indonesia. Ketika VOC berhasil mengalahkan
Portugis, maka VOC dengan segera menguasai wilayah tersebut. Dengan
menggunakan pedoman cuius regio eius religio yang berarti siapa yang berkuasa menentukan
agama di wilayah tersebut. Hal ini bukan hal yang baik bagi pertumbuhan rohani warga pada
saat itu akibat adanya perubahan besar - besaran yang dilakukan VOC.
Sampai akhirnya, VOC pun menyadari pentingnya pertumbuhan rohani jemaat lokal.
Karena pada saat itu VOC hanya mementingkan pertumbuhan spiritual orang-orang Belanda
saja dan dari saat itulah, VOC "berusaha" untuk peduli terhadap misi penyebaran agama
Kristen dengan mengirimkan banyak organisasi Zending masuk ke Indonesia standar ganda
yang diterapkan oleh VOC (shubungan dengan hak oktroi) sehingga tujuan VOC bukan
hanya tentang perdagangan atau penyebaran agama, tetapi juga mengenai politik penjajahan
wilayah. Sehingga demi menjaga kekondusifan politik pada saat itu, pihak VOC memberikan
batasan-batasan kepada badan Zending untuk "mundur satu langkah" dalam hal penyebaran
agama, agar tidak terjadi perang akibat agama, Untuk wilayah NTT, VOC berlabuh di kota
Kupang-berbeda dengan orang Portugis yang berlabuh di Pulau Solor ketika itu Raja Kupang
sangat senang kedatangan" sahabat sehingga untuk mengambil hati VOC, raja memberikan
hadiah sebidang tanah untuk membangun benteng , yaitu Benteng Concordia (yang letaknya
masih ada sampai sekarang tetapi telah menjadi tangsi tentara RI). Dengan adanya benteng
VOC di Kupang, maka VOC juga ikut mendatangkan badan Zending ke Kupang. Ada hal
menarik yang dapat kita lihat dimana daerah bekas jajahan Portugis para penduduknya sangat
anti terhadap Protestan dan radikal terhadap Katolik (bahkan menganggap Protestan sebagai
bidat). Sedangkan daerah jajahan VOC para penduduk yang ada didaerah tersebut dengan
mudahnya menerima ajaran Protestan. Ada beberapa alas an yang menjadi landasan mengapa
daerah jajahan VOC mudah menerima ajaran protestan yaitu sebagai berikut :
1. Pengaruh geografis
Portugis berlabuh di pulau Solor dan mengembangkan pelayanan misinya sampai
ke daerah Larantuka, Ende, Dilli, Dilli, Timor Tengah Utara (Atambua dan
sekitarnya) serta Belu. VOC berlabuh di kota Kupang dan mengembangkan
pelayanan misinya di daerah Kupang, Alor, Sabu, Rote. Sumba, Soe.
2. Pengaruh Metode Penginjilan
Portugis sebagai pelopor agama Katholik lebih menekankan kepada pelayanan
personal dan sosial. Contohnya, jemaat sebelum dibaptis harus hafal
dengan tata marasi. ibadah Katholik (kredo, doa Bapa Kami, Salam Maria, pengakuan
dosa, 10 perintah Allah, dsb), serta juga melakukan pelayanan sosial seperti
membangun sekolah. VOC kurang memperhatikan pelayanan personal dan sosial
dilingkungannya. Tetapi yang menarik dari pola pelayanan VOC, dengan banyaknya
anggota Zending yang didatangkan sangat memudahkan para zending tersebut
membangun gereja. Sehingga untuk wilayah pelayanan VOC, kami menemukan
banyak Gereja tetapi sedikit sekolah. Karena VOC beranggapan jika mereka
mendirikan sekolah, maka pikiran rakyat akan terbuka dan akan mengadakan
perlawanan terhadap VOC.
3. Pengaruh demografi Portugis
Menganut sistem Padroado dimana Portugis memberikan hak istimewa kepada
raja yang memerintah diwilayah tersebut untuk melakukan hak-hak Uskup
(mengangkat Imam, mengutus misionaris, dsb) tetapi juga raja dituntut untuk
memberikan perlindungan bagi Gereja. Hal ini tertanam oleh Portugis ketika Portugis
menjalin kerjasama dengan kerajaan Larantuka pada saat Porrtugis berkuasa di daerah
Flores dan sekitarnya. (Larantuka menjadi pusat keristenan Katholik dan ketika
Portugis mengusir VOC untuk meninggalkan NTT, masih ada beberapa ordo pekerja
yang dilindungi di wilayah Larantuka). VOC menggunakan sistem cuius regio eius
religio dimana VOC memaksa rakyat untuk menghilangkan keyakinan jikalau
pemimpin mereka telah mengikuti ajaran tersebut. Keberhasilan VOC dalam
pelayanan di wilayah Kupang, tentu juga berpengaruh dengan kedekatan VOC
dengan raja Kupang saat itu (pemberian tanah sebagai hadiah untuk VOC) sehingga
ada kemungkinan, raja Kupang telah ikut memeluk agama Protestan, sehingga rakyat
yang dipimpinnya juga ikut memeluk agama Protestan, yang pada akhirnya
memudahkan badan Zending untuk melayani (zending yang sangat berpengaruh pada
masa itu adalah NZG-Nederlansche Zendeling Genootschap).
2.6 Penyebaran Agama Kristen Di NTT Dibawah Pengaruh Hindia Belanda Dan Jepang
Setelah VOC berada di Indonesia sejak tahun 1605, VOC harus dibubarkan pada 31
desember 1799 dikarenakan bangkrut dan terdapat pejabat tinggi VOC yang melakukan
korupsi tetapi bukan berarti kekuasaan belanda di Indonesia. Indonesia memasuki fase baru
dalam perjalanan sejarahnya yaitu masa pemerintahan Hindia-Belanda.
Yang menjadi perbedaan antara pemerintahan VOC dan pemerintahan Hindia Belanda
adalah corak pemerintahannya. Jika VOC pada saat itu sebagai perusahaan dagang mendapat
hak oktroi dari pemerintah Belanda, berbeda dengan zaman pemerintahan Hindia Belanda
saat itu. Pada masa itu (1815) pemerintah Belanda yang mengambil alih pemerintahan di
Indonesia dengan menunjukkan perubahan dalam hal ekonomi. VOC menggunakan sistem
perekonomian tanam paksa, tetapi pemerintah Hindia Belanda menggunakan sistem
liberalisasi dalam dunia perusahaan dan perdagangan. Sehingga ada kemajuan pesat dalam
perekonomian dan bermunculan sekolah - sekolah tinggi pada saat itu, salah satunya adalah
Sekolah Tinggi Teknik Bandung (sekarang menjadi ITB). Hal ini juga berpengaruh dengan
keadaan Gereja setelah masa VOC. Terlebih lagi dengan terjadinya Revolusi Perancis yang
salah satu poin pembahasannya tentang kebebasan beragama. Setelah hal ini diumumkan di
Indonesia, perlahan agama Calvinis (Protestan) tidak bisa lagi memonopoli Gereja dan untuk
Gereja Katholik Roma bisa dibuka lagi di Indonesia dan dianggap setara dengan gereja
Protestan yang ada.
Peristiwa ini membawa angin segar bagi perkembangan gereja Katholik di NTT terutama
wilayah Larantuka dan sekitarnya yang memang menjadi dasar pertumbuhan agama Katholik
di NTT. Tetapi sayangnya, dengan runtuhnya VOC, Protestan di Indonesia mengalami
kemerosotan. Sampai akhirnya NZG mengirimkan 3 orang misionaris untuk membantu
keberlangsungan Kristen Protestan di Indonesia, yaitu Joseph Kam (yang melayani di
Maluku, Rasul Maluku), Supper (melayani jemaat yang berbahasa Melayu di Jakarta), dan
Bruckner yang ditugaskan di Semarang. Dari ketiga misionaris ini lah Pekabaran Injil
Protestan kembali bangkit, dan Bruckner akhirnya dikirim ke NTT pelayanan untuk
memulihkan ”kembali kekristenan di NTT. Seiring berjalannya waktu, Pemerintah Belanda
memerdekakan Gereja dan tidak terikat kepada negara lagi. Sehingga Gerakan Perkabaran
Injil berkumpul dan memutusan untuk berdirinya GPI yaitu Gereja Protestan Indonesia pada
tahun 1900an yang bersifat terbuka terhadap seluruh jemaat Protestan di Indonesia serta
bersifat mandiri tanpa campur tangan pemerintah.
Dalam waktu-waktu inilah, perlahan setiap daerah membangun gereja sesuai dengan
tempat wilayah masing - masing Seperti GMIM di Minahasa (1934) dan GPM di Maluku
(1935), termasuk juga di Indonesia Timur. Sebelumnya pada tahun 1915-1916,Ds. Groothuis
berusaha menerjemahkan Injil ke dalam bahasa Timor dan berkhotbah dalam bahasa Timor.
tahun 1922 Perjanjian Lama dan Baru telah berhasil diterjemahkan dan Injil telah masuk
sampai di pedalaman Indonesia Timur. Semua berjalan baik sampai akhirnya masuk ke masa
Perang Dunia II dan Jepang menduduki Indonesia.
Tahun 1942-1945 untuk Protestan di NTT juga mengalami guncangan mendarat akibat
Jepang di Kupang yang menjadi tanda berakhirnya pemerintahan Hindia Belanda di NTT.
Gerejapun menjadi kehilangan arah, semua tenaga pelayanan Belanda ditahan dan para
pelayanan jemaat yang masih selamat akhirnya harus bekerja sendiri untuk memenuhi
nafkahnya sendiri karena pemerintah tidak menggaji para pelayan jemaat ini. Dari kesulitan
inilah beberapa pendeta bersepakat untuk membentuk Badan Gereja Timor untuk
mengkoordinasikan seluruh jemaat yang ada. Setelah terbentuknya BGT, bukan berarti
keadaan Gereja di Timor menjadi lebih baik, malah ada dua orang pendeta yang harus mati
dihukum oleh tentara Jepang akibat diadukan oleh rekan-rekannya sendiri di forum BGT.
mencekam ini bertahan hingga Keadaan Indonesia akhirnya merdeka di tahun 1945.
Kemerdekaan Indonesia menjadi satu momentum mengenai kebangkitan gereja di tanah
Timor. Dengan cepat BGT merancang untuk berdirinya sebuah gereja yang tidak bergantung
pada GPL, sama seperti Minahasa dan Maluku, mereka membuat gereja lokal yang mandiri
karena wilayah mereka sudah memiliki banyak jemaat Protestan. Setelah ditentukan dari
semua pertimbangan yang ada, maka akhirnya pada tanggal 31 Oktober 1947 berdirilah
Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) yang masih berada dalam lingkungan GPI dengan
memiliki 6 + 3 klasis yaitu :
1) Klasis kupang (meliputi Kupang dan Amarasi)
2) Klasis Camplong (meliputi Fatule’u dan Amfoang)
3) Klasis SoE (meliputi Amanuban, Amanatun, Mollo, Timor Tengah Utara, dan
Belu)
4) Klasis Alor-Pantar
5) Klasis Rote
6) Klasis Sabu
7) Dan tiga tambahan klasis lainnya yaitu jemaat Kota Kupang, jemaat Ende
(Flores), dan jemaat Sumbawa (Nusa Tenggara Barat)
2.7 Perjalanan Agama Kristen NTT ditahun 1960-an
Pada tahun 1960an awal terjadi gerakan kebangunan rohani (revival) secara besar
besaran di belahan dunia Eropa, Amerika Utara dan Latin berupa munculnya kelompok
Kharismatik yang membawa dampak yang luar biasa terhadap pertumbuhan rohani pada saat
itu. Dikarenakan hal ini terjadi di luar Indonesia, sangat mungkin jika hal ini tidak diketahui
oleh orang-orang Indonesia. Tetapi memang kebangkitan ini merupakan karya Roh Kudus
sehingga pergerakan dan kebangkitan rohani juga terjadi di Timor. Pada tahun 1962-1969,
banyak orang Kristen berkumpul dalam kelompok - kelompok kecil untuk epidemi tentang
apa yang Tuhan telah kerjakan dalam kehidupan mereka masing-masing, mereka
memberitakan Firman Tuhan untuk menimbulkan pengakuan dosa agar orang dapat
menerima transmisi yang datang dari pembaharuan kepercayaan dan ketaatan terhadap
tutunan Roh Kudus. Mereka juga pergi berkunjung ke desa-desa sesuai dengan tuntunan Roh.
Bahkan hingga menentukan nama dari anggota kelompok yang harus bergabung mereka
mengandalkan tuntunan Roh Kudus. Dari pergerakan inilah, ada pertobatan massal yang
terjadi di NTT dengan komposisi 85% orang Kristen yang bertransaksi dan 15% orang
penganut agama suku yang bertransaksi. Sehingga pada tahun 1965 yang juga bertepatan
dengan tahun pemberontakan G30S/PKI teriadilah puncak pergerakan Roh di SoE.
Dan tim pelayanan inipun terus bertambah dengan hitungan ada 100 kelompok kecil
dengan 6-7 orang anggota. Perbuatan ajaibpun terjadi ketika orang-orang yang mentransfer
segala jimat yang dimilikinya, memutuskan kutuk yang ada, mengambil keputusan hidup
baru dalam Tuhan, para pelayan pun dapat berjalan diatas permukaan udara ketika banjir
datang, mendapat penerangan di malam hari, dapat membersihkan pakaian hanya dengan
digosokkan saja jika memang ditempat tesebut tidak fasilitas mencuci pakaian, praktek
okultisme dikalahkan. orang mati bangkit kembali dan yang paling luar biasa air
berubah menjadi anggur.
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Demikian penjelasan tentang penyebaran agama Kristen di Indonesia dan NTT yang di buat
dalam bentuk susunan makalah. Berdasarkan penjelasan dan pembahasan yang sudah di
jabarkan pada bab 2 maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Sejarah agama Kristen.
Awal mula terbentuknya agama Kristen ini berasal dari kota Yerusalem kemudian
menyebar ke arah timur kota Yerusalem yakni kota-kota lainnya di antaranya kota
Mesopotamia, Yordania, Mesir, Asyur dan Syria. pada abad ke-4 agama Kristen
menjadi agama utama oleh beberapa Negara diantaranya Dinasti Arsakid yang berasal
dari Armenia pada tahun 301 masehi, kemudian oleh Negara Caucasian Iberian atau
sekarang disebut sebagai Georgia pada tahun 319 masehi, kemudian oleh kekaisaran
Aksum di Ethiopia pada tahun 325 masehi serta oleh kekaisaran Romawi pada tahun
380 masehi.
2. Sejarah Agama Kristen Didunia
Agama Kristen mulai menyebar ke berbagai penjuru dunia yang kebanyakan
dibawa oleh para penjajah seperti bangsa Spanyol, Portugis dan Belanda yang
menjajah Negara-negara di kawasan Asia hingga di kawasan Afrika.
3. Sejarah Penyebaran Agama Kristen Di Indonesia
Agama Kristen baru masuk ke Indonesia pada abad ke-16 yang dibawa oleh
orang-orang Eropa. Penyebaran agama Kristen ini hanya dilakukan oleh bangsa
Portugis dan Spanyol karena hanya dua negara tersebut yang memiliki hak berdagang
di seluruh dunia. Pada saat itu yang mereka sebarkan adalah agama Kristen Katolik,
sesuai dengan misi dan perintah Paus di Roma.
Berikut akan dirangkum beberapa organisasi yang menyebarkan agama Kristen
Protestan di Indonesia, diantaranya :
 Nederlands Zendeling Genootschap (NZG), sebuah organisasi yang bertujuan
untuk mengabarkan pengertian Kitab Injil dan berusaha menyebarkan agama
Protestan;
 Pembentukan Organisasi Gereja di Indonesia, seperti Gereja Protestan Maluku
(GPM), Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), dan Gereja Kristen Jawi Wetan
(GKJW). GPM adalah sebuah organisasi yang digunakan sebagai wadah untuk
menampung penganut-penganut Protestan di Maluku;
 Ordo Herlege Hart, sebuah organisasi yang memiliki tanggung jawab penuh atas
Papua;
 Societeit van het Goddelijk Woord, bertanggung jawab atas wilayah Flores dan
Timor;
 Kelompok Kapusin, bertanggung jawab di daerah Sumatera dan Kalimantan.
4. Penyebaran Agama Kristen Di NTT dibawah pengaruh Portugis
Bangsa Portugis pertama kali datang ke Indonesia pada tahun 1512 di Maluku.
Kedatangan bangsa Portugis di Maluku berada ditengah 4 kerajaan pada masa itu,
yaitu Kerajaan Ternate, Tidore, Bacan dan Jailolo. Pada tahun 1527 rute perjalanan
misi Portugis mengalami perubahan yaitu menuju arah kembali ke utara melalui
Kalimantan Utara, Maluku Utara, Maluku Selatan dan kembali melalui Lautan Hindia
yang kemudian memungkinkan kapal Portugis menyinggahi pulau Solor dan Timor
yang merupakan pelabuhan penghasil kayu cendana dan melalui rute inilah agama
Kristen disampaikan ke NTT.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. (2021). Sejarah Agama Kristen di Indonesia dan Penyebrannya. In Gramedia.


https://www.www.gramedia.com/literasi/sejarah-agama-kristen-di-indonesia/

Bijak, K. K., & Hewan, P. (2016). Penyebaran Agama Kristen di. 1–6.
Kusumo, R. (2021). Dinamika Penyebaran Agama Kristen dan Munculnya Gereja-Gereja di
Jawa. GNFI Academy, 1–6. https://www.goodnewsfromindonesia.id/2021/12/27/dinamika-
penyebaran-agama-kristen-dan-munculnya-gereja-gereja-di-jawa
Mula, A., & Kristen, A. (2023). Sejarah Agama Kristen : Perkembangan Kekristenan di
Indonesia dan Dunia Asal Mula Agama Kristen Penyebaran Agama Kristen di Dunia
Masuknya Agama Kristen ke Indonesia. 1–4.
PAPER Sejarah Kekristenan di Nusa Tenggara Timur _ Stevanie Thennos - Academia. (n.d.).

Anda mungkin juga menyukai