Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas Berkat dan Anugerah-Nya,
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "PRINSIP DESAIN
ARSITEKTUR" dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Studio Desain
Arsitektur. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang prinsip-prinsip desain arsitektur bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh
karena itu, saya megharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini.

Kupang, 25 agustus 2022

Matasya Debora Bani Mata


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………………..1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………...….…...1
1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………………………..……1
1.4 Manfaat Penulisan ……………………………………………………………………2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Prinsip Desain Arsitektur……………………………………………………………..2
2.1.1 Proporsi…………………………………………………………………………… .2
2.1.2 Irama / gradasi…………………………………………………………………......3
2.1.3 Skala……………………………………………………………………………… .4
2.1.4 Focal point……………………………………………………………………… ….5
2.1.5 Keseimbangan…………………………………………………………………… .6
2.1.6 Unity……………………………………………………………………………… …6
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………… …7
3.2 Saran ………………………………………………………………………………… ..8
Daftar Pustaka………………………………………………………………………...……9

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Didalam arsitektur sebuah bangunan terbentuk dari beberapa unsur
perancangan yang berupa titik, garis, bidang dan ruang. Semua unsur perancangan ini
membentuk elemen-elemen bangunan yang harus disusun untuk membentuk sebuah
komposisi arsitektur yang secara estetis nyaman dilihat keseluruhannya. Elemen-
elemen bangunan yang dimaksud berupa tekstur, warna, dinding, jendela, pintu, atap,
kolom struktur, dan lain-lain yang menciptakan bentuk sehingga menimbulkan suatu
keragaman dan kerumitan yang alami dalam kebutuhan program bangunan. Komposisi
bentuk tanpa keanekaragaman dapat menimbulkan kemonotonan. Namum,
keanekaragaman tanpa aturan menimbulkan kekacauan. Sehingga diperlukan prinsip-
prinsip desain sebagai acuan dasar dalam mengkomposisikan bentuk agar sebuah
bangunan memiliki penyusunan yang terarah.
Soal desain, baik desain interior rumah mewah maupun desain interior rumah
sederhana, hal paling utama yang harus kita ketahui adalah bagaimana prinsip
dasarnya. Dengan mengetahui prinsip dasar, kita bisa mengubah ruangan atau
bangunan apapun menjadi luar biasa. Kita bisa merasakan bagaimana paduan yang
tepat hingga konsep yang pas untuk rumah yang akan kita bangun.
Mendesain dan menata rumah atau bangunan dapat dilakukan sesuai dengan
keinginan kita sendiri . Namun ada beberapa prinsip dasar desain arsitektur yang perlu
diperhatikan agar hasil akhir dari bangunan memiliki kesan indah dan nyaman
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan prinsip desain arsitektur ?
2. Apa saja contoh prinsip desain arsitektur ?
3. Defenisikan contoh-contoh prinsip desain arsitektur !
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah yang diatas, maka tujuan dari penulisan makalah ini
adalah :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan prinsip desain arsitektur
2. Untuk mengenali prinsip dasar desain arsitektur
3. Dapat mendefenisikan prinsip dasar desain arsitektur
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu dapat menambah pengetahuan
dan wawasan mengenai prinsip desain arsitektur

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Prinsip Desain Arsitektur
Prinsip desain arsitektur merupakan elemen-elemen dasar yang digunakan untuk
mengkomposisikan bentuk agar sebuah bangunan memiliki penyusunan yang terarah .
Ada 6 prinsip dasar desain arsitektur yang perlu kita ketahuan. Diantaranya
sebagai berikut :

2.1.1 Proporsi
Proporsi berasal dari kata Latin proportio yang berarti "untuk bagian," atau hubungan
bagian..
Dalam ilmu arsitek, proporsi merupakan hasil perhitungan yang bersifat rasional dan terjadi bila
dua buah perbandingan adalah sama. Artinya, proporsi harus memperhitungkan kesesuian
dimensi dari sebuah elemen arsitektur dengan lingkungan sekitarnya, seperti lokasi, posisi,
maupun objek lainnya.
1. Lokasi
Pemilihan lokasi harus didasarkan kriteria pertimbangan contohnya jika kita ingin
membangun rumah di perkotaan dengan alasan dapat memperoleh segala sesuatu dengan
lebih mudah dan cepat ,maka kita bisa memilih lokasi yang dekat dengan jalan utama. Agar
suasananya bisa tetap nyaman dan tenang walaupun berada di perkotaan kita bisa
menambahkan objek-objek lain seperti pohon, air mancur kecil dan lain-lain. Dilain sisi banyak
orang yang juga memilih lokasi yang jauh dari perkotaan. Kedua hal ini tergantung dari setiap
individu.
2. Posisi
Letak atau posisi juga sangat mempengaruhi proporsi suatu bangunan . Jika kita salah
menempatkan posisi sebuah bangunan maka dapat merusak estetika sebuah bangunan.
Jika prinsip proporsi ini diabaikan dalam mendesain, dapat dikatakan sebuah bangunan
memiliki kesan yang kurang nyaman saat dilihat.
2.1.2 Irama/Gradasi
Irama/gradasi merupakan elemen desain yang dapat menggugah emosi
terdalam. Visual irama ditandai dengan sistem pengulangan unsur visual yang dapat
dikenal dan diingat dengan mudah secara teratur.
Prinsip irama dalam sebuah desain arsitektur sendiri terbagi menjadi dua jenis
Antara lain:
1. Irama Statis
Irama Statis adalah suatu metode pengulangan dengan pola yang sama dan
selalu konsisten. Contohnya seperti meletakkan kolom dengan jarak setiap 3
meter secara konsisten. Untuk pengaplikasian lainnya dapat berupa dekorasi
hiasan dinding seperti penempatan bingkai foto dengan jarak dan posisi yang
sama secara konsisten.
2. Irama Dinamis
Irama Dinamis merupakan metode yang pengulangannya dapat menggunakan
pola yang bervariasi. Contoh dari pengaplikasian prinsip irama dinamis yaitu
berupa pola warna pada fasad rumah atau bangunan yang diselang-seling
dengan teratur dan konsisten
Penentuan irama juga dapat diperoleh melalui 5 cara, di antaranya adalah
sebagai berikut:

1. Pengulangan, yang dapat berupa garis, tekstur (misal: kasar, halus,


kayu, batu), bentuk (misal: jendela, pintu, kolom), dan warna
2. Gradasi/perubahan bertahap, yang dapat berupa dimensi, warna, dan
bentuk
3. Oposisi, yang dapat berupa pertemuan garis pada sudut siku-siku.
Misalnya dalam daun pintu, lemari, dan dinding
4. Transisi, yang dapat berupa perubahan pada garis-garis lengkung
5. Radial, yaitu irama yang beradiasi pada sumbu sentral

Contoh penerapan irama dalam desain arsitektur ini adalah bangunan The Roman Colosseum.
Bangunan yang cukup terkenal dan bersejarah di Roma, Italia ini memiliki irama yang cukup
indah dan unik dalam arsitektur. Bangunan yang dirancang untuk menampung 50.000 orang
penonton pertunjukan gladiator ini berbentuk lengkungan struktur arch berulang. Meskipun
terbilang desain yang klasik, desain arsitek The Roman Colosseum tak lekang oleh waktu.

Menurut AR Shakti Nanda


2.1.3 Skala
Skala dalam desain arsitektur merupakan perbandingan dari ruang atau
bangunan dengan lingkungan atau elemen arsitektur lainnya. Penentuan skala juga
terkait dengan ukuran bangunan yang ada di dekatnya. Pada umumnya skala pada
desain arsitektur tidak ada aturan secara khusus karena skala dapat disesuaikan
dengan nuansa atau kesan yang diinginkan. Misalnya kita ingin mendapatkan kesan
megah dari sebuah ruangan, maka kita harus mendesain ruangan tersebut lebih tinggi
dari standar ruangan pada umumnya.
Ada tiga jenis prinsip skala, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Skala intim
Menggunakan prinsip yang dapat menimbulkan kesan lebih kecil dari besaran
yang sesungguhnya. Skala intim dapat diperoleh melalui pemakaian ornamen
yang lebih besar dari ukuran standar. Skala intim juga dapat diperoleh melalui
pertimbangan cahaya. Misalnya pemberian cahaya redup pada ruang makan
yang dapat menimbulkan kesan intim
2. Skala normal/manusiawi/natural
Dapat diperoleh dengan pemecahan masalah fungsional secara wajar. Misalnya
penggunaan/pemasangan pintu, jendela, maupun elemen lainnya dengan ukuran
yang mengikuti standar.
3. Skala monumental/megah/heroic
Bersifat berlebihan dan kelihatan megah. Cara ini dapat diperoleh dengan
penerapan ukuran yang lebih besar daripada ukuran biasa, peletakan elemen
yang berukuran kecil dan berdekatan dengan elemen yang berukuran besar
sehingga tampak perbedaan ukurannya, maupun penerapan langit-langit tinggi
layaknya di sebuah gereja, masjid, maupun mall.
Menurut D. K. Ching Skala ruang adalah ukuran ruang yang dipandang dari segi
visual. Skala merupakan bagaimana memandang besarnya suatu unsur ruangan
secara relative terhadap bentuk-bentuk lainnya yang ada disekitarnya.
Ada dua macam skala yaitu:
1) Skala umum : ukuran relatif sebuah unsur bangunan terhadap bentuk-
bentuk lain didalam lingkup tertentu.
2) Skala manusia : ukuran relatif sebuah unsur bangunan terhadap dimensi
dan proporsi tubuh manusia
2.1.4 Focal point
Prinsip desain aristektur berikutnya adalah point of interest atau kerap disebut
dengan focal point. Artinya, dalam mendesain sebuah bangunan, kita harus
memperhatikan elemen kontras yang menjadi perhatian utama. Prinsip ini berlaku juga
saat kita menentukan desain interior dan arsitektural. Terdapat beberapa cara untuk
membuat elemen focal point. Di antaranya melalui unsur bentuk, warna, ukuran, posisi,
tekstur, maupun visual.
Contohnya dalam pemilihan warna cat dinding. Warna merupakan sebuah
fenomena pencahayaan dan persepsi individu dalam corak, dari lingkungannya. Warna
juga memperngaruhi bobot visual suatu bentuk. Warna mempunya tiga jenis dimensi
Antara lain sebagai berikut :

1. Warna (Hue), yaitu asal usul dimana kita mengenal dan membedakan warna.
Contohnya merah, hijau, biru, kuning.
2. Value, yaitu tingkat terang dan gelap terhadap hitam atau putih suatu warna
contohnya, merah tua dan merah mudah.
3. Saturation, yaitu tingkat kemurnian atau kepadatan suatu warna jika
dibandingkan dengan warna yang kualitasnya sama. Contohnya hijau pastel,
hijau lemon dan hijau daun.

Warna juga dapat memberikan efek psikologi terhadap manusia. Efek psikologi yang
ditimbulkan Antara lain:

1. Warna biru
Mewarnai dinding ruangan denagan warna biru akan menciptakan rasa damai
dan tenang. Bahkan warna biru gelap dapat menstimulasi pikiran yang jernih.
2. Warna kuning
Memberikan warna kuniang sebagai warna cat ruangan dapat memberikan
suasana yang terang dan mencolok. Dengan begitu kecerian dan otimisme
mnejadi cerminan dari warna kuning namun, warna kuning yang berlebih justru
akan membuat kecendrungan mood perdebatan.
3. Warna hijau
Warna hijau sering dikaitkan dengan alam. karena warna hijau mempunyai
kesan yang natural.
Warna cat ruang yang menggunakan warna hijau akan memberikan rasa aman,
keseimbangan, dan kesegaran.
4. Warna orange
warna cat ruangan yang menggunakan warna orange tidak hanya memberikan
kesan hangat tapi juga kesan yang bersahabat.
5. Warna coklat
Warna coklat adalah gabungan antara warna merah kuning dan hitam.
Gabungan ketiga warna tersebut akan memberikan hasil warna coklat yang
lembut dan hangat.
Walaupun demikian, penggunaan warna cat ruangan yang berlebih akan
memberikan kesan serius akibat warna ini.
6. Warna putih
Warna putih sering dijadikan pilihan warna cat ruangan karena warna warna ini
akan memberikan kesan yang luas dan bersih
Ruangan yang menggunakan warna putih akan membuat ruang sempit menjadi
lebih luas dan megah.
7. Warna hitam
Memilih warna hitam sebagai warna cat ruangan dirumah akan memberikan
kesan mewah dan elegan
Warna hitam cenderung menampakkan kesan yang serius. Tetapi, warna hitam
yang berlebih kadang membuat seseorang merasa tidak aman dan cemas.
8. Warna ungu
Pemilihan warna ungu pada suatu ruangan juga meberikan kesan mewah.
Tetapi, warna cat ruangan yang menggunakan warna ungu juga memberikan
kesan yang cantik. Bahkan, warna ungu dapat mendorong seseorang untuk
melakukan meditasi dan menenangkan pikiran
Pemilihan warna cat dinding ruangan dapat disesuaikan dengan tujuan
penggunaannya. Perpaduan tujuan penggunaan dengan pelihan warna maka
akan menciptakan kenyamanan saat berada didalam ruangan tersebut.
Kemudian contoh sederhana lainnya dari desain interior adalah pemilihan meja tamu
dan sofa. Jika kita ingin mendesain rumah dengan warna dasar cat putih, kita dapat
memilih warna sofa yang terang atau mencolok dengan warna hijau atau merah. Atau
dengan memasang lukisan bertemakan pemandangan alam atau binatang. Keberadaan
lukisan ini dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi orang yang melihatnya. Begitu pula
dengan ruang tidur, ruang makan, maupun ruang keluarga. Setiap zona di dalam rumah
tinggal juga membutuhkan sesuatu yang menarik dan menjadi pusat perhatian.
Namun perlu diperhatikan kembali, bahwa dalam memilih elemen point of interest ini
harus benar dan tepat sehingga dapat terintegrasi dengan elemen lain di dalam
bangunan. Jangan sampai karena terlalu mencolok, kemudian merusak kesatuan
komposisi secara keseluruhan.
Pada intinya, penerapan focal point dalam desain arsitektur adalah untuk menarik
perhatian dan menghilangkan kebosanan akan interior serta memberikan rasa nyaman.
2.1.5 Keseimbangan
Prinsip utama dalam segala macam komposisi adalah keseimbangan (balance). Dalam
ilmu arsitek, keseimbangan merupakan suatu kualitas nyata dari setiap objek di mana perhatian
visual dari dua bagian pada dua sisi dari pusat keseimbangan adalah sama.
Sederhananya, jika diterapkan saat mendesain sebuah bangunan, kita cukup
mengimajinasikan garis pada bagian tengah suatu objek bangunan arsitektur. Selanjutnya,
perhatikan apakah kedua sisi memiliki visual yang sama
Cara ini juga dapat dilakukan saat ingin menata furnitur, mebel maupun dekorasi dinding
di dalam ruangan.

Menurut ahli (Ching, 1994) ada dua macam keseimbangan yaitu:

 Keseimbangan formal (simetris)

Keseimbangan formal dicapai dengan bobot visual sama terhadap satu titik
pusat atau garis imajener, seimbang dalam bentuk, warna, ukuran dan tekstur.

 Keseimbangan informal (asimetri)

Keseimbangn informal dicapai dengan bobot visual tidak sama disekitar titik atau
garis imajiner

2.1.6 Unity
Seperti kita ketahui bersama, bahwa setiap desain memiliki bentuk yang
bermacam-macam. Namun, bagaimana caranya agar dapat terlihat harmonis saat
disatukan menjadi sebuah produk desain arsitektur? Saat itulah dibutuhkan prinsip
kesatuan.
Kesatuan (Unity) dalam desain arsitektur merupakan keterpaduan dari beberapa
unsur menjadi satu kesatuan yang utuh dan serasi. Dalam hal ini, seluruh unsur saling
menunjang dan membentuk satu kesatuan yang lengkap, tidak berlebihan, dan juga
tidak kurang. caranya adalah dengan penerapan tema desain.
Misalnya, kita memiliki berbagai jenis kursi yang berbeda di sebuah ruangan.
Untuk menerapkan prinsip kesatuan, maka dibutuhkan pemberian elemen khusus
dengan tema seragam. Contohnya dengan memberi bantal kursi yang warnanya sama.
Dengan begitu, komposisi dari beberapa kursi tadi dapat terlihat lebih harmonis.
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengertian dan contoh-contoh prinsip desain arsitektur yang sudah
dibahas pada makalah ini maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
1. Prinsip proporsi dicapai melalui perbandingan Antara dimensi suatu bangun
ruang dengan badan bangunan yang secara visual keseluruhan terlihat
proporsional.
2. Prinsip irama dicapai dengan perulangan bentuk suatu ruang yang diakhiri
dengan perubahan bentuk ruang tersebut dengan kemiripan untuk
menghilangkan kemonotonan, dan juga dicapai dengan garis yang tidak terputus
dari susunan ruang pada fasade bangunan.
3. skala pada desain arsitektur tidak ada aturan secara khusus karena skala dapat
disesuaikan dengan nuansa atau kesan yang diinginkan. Misalnya kita ingin
mendapatkan kesan megah dari sebuah ruangan, maka kita harus mendesain
ruangan tersebut lebih tinggi dari standar ruangan pada umumnya.
4. Prinsip focal point berlaku saat kita menentukan desain interior dan arsitektural.
Terdapat beberapa cara untuk membuat elemen focal point. Di antaranya melalui
unsur bentuk, warna, ukuran, posisi, tekstur, maupun visual.
5. Prinsip keseimbangan diterapkan saat mendesain sebuah bangunan, kita cukup
mengimajinasikan garis pada bagian tengah suatu objek bangunan arsitektur.
Selanjutnya, perhatikan apakah kedua sisi memiliki visual yang sama
6. Dalam penerapan prinsip unity yang utama adalah memperhatihan kesatuan
elemen-elemen yang ada di dalam suatu bangunan salah satunya
memperhatikan keselarasan warna , ukuran , dan lain-lain.
3.2 Saran
Dalam membangun sebuah bangunan di perlukan prinsip desain
arsitektur seperti yang sudah dibahas diatas. Maka dari itu penulis menyarankan
agar dalam membangun ruang atau bangunan harus memahami prinsip desain
arsitektur agar memperoleh komposisi yang tepat sehingga penyusunan ruang
atau bangunan menjadi terarah.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/search?query=analisis pengaplikasian teori arsitektur

Ching, Francis D. K. 1994. Arsitektur: bentuk ruang dan suasananya.

https://eticon.co.id/prinsip-desain-arsitektur/

Anda mungkin juga menyukai