Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PRINSIP DESAIN ARSITEKTUR

DISUSUN OLEH:
VIIKTORIUS STIYONO TAMAT

KELAS B

PRODI ARSITEKTUR
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya haturkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa,atas berkat dan rahmatnya
saya bisa menyelesaikan tugas makalah ini secara tepat waktu.

Saya membuat makalah ini dengan tujuan sebagai dasar atau referensi untuk memperlancar
proses belajar saya beberapa tahun ke depan dan semoga apa yang saya tuliskan bisa
bermanfaat bagi para pembacanya.Walaupun makalah ini banyak kekurangnnya,tetapi saya
berharap para pembaca bisa mengerti dan saya bersedia menerima semua kritik dan saran yang
lemparkan.

Saya berharap,semoga makalah berguna bagi para pembaca dan saya mengucapkan terima
kasih karena telah membaca makalah ini sampai akhir.

Penfui,24 Agustus 2022

Penyusun

Viktorius Stiyono Tamat

i
DAFTAR ISI

KATA PENNGANTAR……………………………………………………………………….i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………...ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………1
1.1 Latar belakang…………………………………………………………………………….1
1.2 Rumusan masalah………………………………………………………………………..1
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………………..1

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………..2

1.4 Prinsip-prinsip desain arsitektur……………………………………………………….2

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………..11


1.5 Kesimpulan………………………………………………………………………………11

1.6 Saran…………………………………………………………………………………….11
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Zaman sekarang,kebutuhan akan bangunan yang indah merupakan mimpi bagi setiap
orang yang dimana tempat tersebut akan menjadi tempat kediaman manusia baik itu
saat bekerja atau Bersama keluarga.Dibalik keindahan desain bangunan tersebut,perlu
kita perhatikan juga apakah bangunan yang kita tinggali kokoh atapun bertahan lama
apalagi Indonesia merupakan negara yang diapiti oleh tiga lempeng tektonik yang
mengakibatkan letusan gunung berapi ataupun gempa bumi.Maka dari itu,desain
bangunan yang indah tidaklah cukup untuk kebutuhan kita melainkan penerapan desain
yang diberikan harus memberikan dampak yang baik bagi para penghuninya.

1.2 Rumusan Masalah

 Bagaimana penerapan desain yang baik dan benar?


 Ada berapa prinsip desain arsitektur yang benar?
 Bagaimana contoh penerapan desain arsitektur tersebut?

1.3 Tujuan

 Untuk menganal prinspi desai arsitektur


 Contoh prinsip desain arsitektur

1
BAB II

PEMBAHASAN

1.4 Prinsip-prinsip desain arsitektur

a.Proporsi

Proporsi merupakan kesesuaian dimensi dari elemen arsitektur dengan lingkungan


sekitar dan juga fungsi serta aspek arsitektural lainnya seperti lokasi, posisi, dan juga
dimensi obyek lainnya. Ini berlaku pada semua desain arsitektur bangunan . Dalam ilmu
arsitek, proporsi merupakan hasil perhitungan yang bersifat rasional dan terjadi bila dua
buah perbandingan adalah sama. Artinya, proporsi harus memperhitungkan kesesuian
dimensi dari sebuah elemen arsitektur dengan lingkungan sekitarnya, seperti lokasi,
posisi, maupun objek lainnya.

Jika prinsip proporsi ini diabaikan dalam mendesain, dapat dikatakan sebuah bangunan
memiliki kesan yang kurang nyaman saat dilihat.

2
b.Irama/Gradasi

Merupakan elemen desain yang dapat menggugah emosi terdalam. Visual irama
ditandai dengan sistem pengulangan unsur visual yang dapat dikenal dan diingat
dengan mudah secara teratur.

Prinsip irama dalam sebuah desain arsitektur sendiri terbagi menjadi dua jenis.
Pertama, adalah irama statis yang merupakan suatu metode pengulangan dengan pola
yang sama dan selalu konsisten. Kedua, adalah irama dinamis di mana metode
pengulangannya dapat menggunakan pola yang bervariasi.

Penentuan irama juga dapat diperoleh melalui 4 (empat) cara, di antaranya adalah
sebagai berikut:

1. Pengulangan, yang dapat berupa garis, tekstur (misal: kasar, halus, kayu, batu),
bentuk (misal: jendela, pintu, kolom), dan warna
2. Gradasi/perubahan bertahap, yang dapat berupa dimensi, warna, dan bentuk
3. Oposisi, yang dapat berupa pertemuan garis pada sudut siku-siku. Misalnya
dalam daun pintu, lemari, dan dinding
4. Transisi, yang dapat berupa perubahan pada garis-garis lengkung
5. Radial, yaitu irama yang beradiasi pada sumbu sentral

Contoh penerapan irama dalam desain arsitektur ini adalah bangunan The Roman
Colosseum. Bangunan yang cukup terkenal dan bersejarah di Roma, Italia ini memiliki
irama yang cukup indah dan unik dalam arsitektur. Bangunan yang dirancang untuk
menampung 50.000 orang penonton pertunjukan gladiator ini berbentuk lengkungan
struktur arch berulang. Meskipun terbilang desain yang klasik, desain arsitek The
Roman Colosseum tak lekang oleh waktu.

3
c.Skala

Skala dalam desain arsitektur merupakan perbandingan dari ruang atau bangunan
dengan lingkungan atau elemen arsitektur lainnya. Penentuan skala juga terkait dengan
ukuran bangunan yang ada di dekatnya. Di sini, peran arsitek/penyedia jasa
arsitektur sangat penting dalam proses desain.

Dalam ilmu arsitek, setidaknya terdapat 3 (tiga jenis) prinsip skala, di antaranya adalah
sebagai berikut:

1. Skala intim
Menggunakan prinsip yang dapat menimbulkan kesan lebih kecil dari besaran
yang sesungguhnya. Skala intim dapat diperoleh melalui pemakaian ornamen
yang lebih besar dari ukuran standar. Skala intim juga dapat diperoleh melalui
pertimbangan cahaya. Misalnya pemberian cahaya redup pada ruang makan
yang dapat menimbulkan kesan intim.
2. Skala normal/manusiawi/natural
Dapat diperoleh dengan pemecahan masalah fungsional secara wajar. Misalnya
penggunaan/pemasangan pintu, jendela, maupun elemen lainnya dengan ukuran
yang mengikuti standar.
3. Skala monumental/megah/heroik
Bersifat berlebihan dan kelihatan megah. Cara ini dapat diperoleh dengan
penerapan ukuran yang lebih besar daripada ukuran biasa, peletakan elemen
yang berukuran kecil dan berdekatan dengan elemen yang berukuran besar
sehingga tampak perbedaan ukurannya, maupun penerapan langit-langit tinggi
layaknya di sebuah gereja, masjid, maupun mall.

5
d.Focal Point

 point of interest atau kerap disebut dengan focal point. Artinya, dalam mendesain


sebuah bangunan, Anda harus memperhatikan elemen kontras yang menjadi perhatian
utama. Prinsip ini berlaku juga saat Anda menentukan desain interior dan arsitektural.
Terdapat beberapa cara untuk membuat elemen focal point. Di antaranya melalui unsur
bentuk, warna, ukuran, posisi, tekstur, maupun visual.

Contoh sederhana dari desain interior adalah pemilihan meja tamu dan sofa yang
mencolok. Jika Anda memiliki rumah dengan warna dasar cat putih, Anda dapat
memilih sofa dengan warna hijau atau merah. Atau dengan memasang lukisan
bertemakan pemandangan alam atau binatang. Keberadaan lukisan ini dapat menjadi
daya tarik tersendiri bagi orang yang melihatnya. Begitu pula dengan ruang tidur, ruang
makan, maupun ruang keluarga. Setiap zona di dalam rumah tinggal juga
membutuhkan sesuatu yang menarik dan menjadi pusat perhatian.

Namun perlu diperhatikan kembali, bahwa dalam memilih elemen point of interest ini


harus benar dan tepat sehingga dapat terintegrasi dengan elemen lain di dalam
bangunan. Jangan sampai karena terlalu mencolok, kemudian merusak kesatuan
komposisi secara keseluruhan.

Lantas, apa tujuan dari penerapan prinsip point of interest atau focal point dalam desain


arsitektur?

Pada intinya, penerapan point of interest dalam desain arsitektur adalah untuk menarik


perhatian dan menghilangkan kebosanan akan interior.   

6
e.Keseimbangan

Prinsip utama dalam segala macam komposisi adalah keseimbangan (balance). Dalam
ilmu arsitek, keseimbangan merupakan suatu kualitas nyata dari setiap objek di mana
perhatian visual dari dua bagian pada dua sisi dari pusat keseimbangan (pusat
perhatian) adalah sama.

Sederhananya, jika diterapkan saat mendesain sebuah bangunan, Anda cukup


mengimajinasikan garis pada bagian tengah suatu objek bangunan arsitektur.
Selanjutnya, perhatikan apakah kedua sisi memiliki visual yang sama?

Cara ini juga dapat Anda lakukan saat ingin menata furnitur, mebel maupun dekorasi
dinding di dalam ruangan.

7
f.Unity

Seperti kita ketahui bersama, bahwa setiap desain memiliki bentuk yang bermacam-
macam. Namun, bagaimana caranya agar dapat terlihat harmonis saat disatukan
menjadi sebuah produk desain arsitektur? Saat itulah dibutuhkan prinsip kesatuan.

Kesatuan dalam desain arsitektur merupakan keterpaduan dari beberapa unsur menjadi
satu kesatuan yang utuh dan serasi. Dalam hal ini, seluruh unsur saling menunjang dan
membentuk satu kesatuan yang lengkap, tidak berlebihan, dan juga tidak kurang.

Bagaimana caranya? Jawabannya adalah dengan penerapan tema desain.

Misalnya, Anda memiliki berbagai jenis kursi yang berbeda di sebuah ruangan. Untuk
menerapkan prinsip kesatuan, maka dibutuhkan pemberian elemen khusus dengan
tema seragam. Misalnya dengan memberi bantal kursi yang warnanya sama. Dengan
begitu, komposisi dari beberapa kursi tadi dapat terlihat lebih harmonis.

9
BAB III

PENUTUP

1.6 Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian,dapat disimpulkan bahwa :

 Dengan mengadaptasi tujuh prinsip dasar di atas, rumah tinggal impian yang
indah dan enak dipandang bukan lagi hal yang mustahil untuk ditinggali.
 Rumah atau bangunan yang bagus adalah rumah yang memiliki nilai fungsi dan
estetika yang seimbang atau sama rata untuk menghindari kejadian yang tidak
diinginkan.

1.7 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas dapat diberikan saran sebagai berikut:

 Sebaiknya pembuatan Gedung yang bagus harus bisa disesuaikan dengan


lingkungna sekitarnya agar terhindar dari kerusakan karena efek-efek tertentu
 Rumah yang bagus harus didesain berdasarkan prinsip desain.

11
Daftar pustaka

Dekoruma,2018. ”7 prinsip desain arsiitektur yang wajib kamu tahu”

Hidayati,2021. “Mengenal 7 prinsip Arsitektur dalam merancang bangunan,kamu sudah


tahu?”

12

Anda mungkin juga menyukai