Anda di halaman 1dari 22

DESAIN DAN

PERANCANGAN DALAM
DESAIN INTERIOR
LANGKAH-LANGKAH DESAIN
DAN PERANCANGAN DESAIN
INTERIOR
1. Mampu merumuskan tanggapan awal
terhadap penugasan
2. Mampu mewujudkan tanggapan awal
menjadi gagasan
3. Mampu mewujudkan gagasan menjadi
desain
1. Mampu merumuskan tanggapan awal
a. Membaca keinginan owner
Untuk dapat merancang desain interior
suatu bangunan, seorang desainer dapat
membaca keinginan suatu owner dengan
instingnya. Untuk itu dibutuhkan adanya
pengalaman dan banyaknya referensi
material yang ada. Kebutuhan pelanggan
adalah sercice seorang desainer untuk
memenuhi kebutuhan. Keuletan, kerja, keras,
dan karya yang orisinal adalah suatu bentuk
apresiasi diri yang bagus dan berguna.
b. Membuat data colecting
Dalam merancang interior bangunan tentu
dibutuhkan adanya referensi yang lengkap
untuk sarana awal dalam merancang, agar
desain yang ada dapat direalisasikan
dengan mudah.
c. Mengidentifikasi permasalahan
Permasalahan dalam merancang tentu banyak sekali.
Terutama kendala dalam modal dan job. Dengan masuk
ke dalam tenderpun belum tentu dapat langsung
mendapatkan proyek, apalagi kerjasama dengan
perusahaan lain. Permasalahan-permasalahan seperti ini
perlu di pikirkan oleh desainer, salah satunya resiko. Ada
banyak sekali resiko dalam merancang dan mendirikan
bangunan.
Dari resiko permodalan, rusaknya barang, kecelakaan
kerja, bahakan sampai bangkrutnya perusahaan yang
dimulai dari banyak faktor. Faktor tersebut bisa terjadi
karena kelalaian, pemaksaan kerja, dan keegoisan
pimpinan dalam merancang suatu proyek. Hal ini dapat
berakibat fatal, maka disarankan untuk selalu waspada,
hati-hati, dan selalu bekerjasama dalam bekerja.
d. Mencari solusi atau permecahan masalah
Dalam bekerja tentu banyak solusi yang
dihadapi, namun solusi tersebut dapat
teratasi dengan membuat solusi yang
efisien dan efektif. Hal ini dapat dilakukan
dengan dengan kerjasama, introspeksi diri,
banyak mengambil referensi, dan terus
belajar sekalipun sebagai seorang desainer
interior yang profesional.
2. Mampu mewujudkan tanggapan
awal menjadi gagasan
a. Menyusun program ruang
Membuat programing atau program ruang
tentu harus memperhatikan kebutuhan
pengguna, kemudian kita beri solusi yang
sesuai dengan ergonomi manusia. Dengan
adanya beragam solusi dapat memberikan
kenyamanan bagi si pengguna.
b. Membuat pembiayaan proyek
Proyek yang dikerjakan tentu menggunakan
dana baik modal sendiri ataukah dalam bentuk
pinjaman. Hal ini sangat mempengaruhi akan
berjalanya suatu proyek tersebut.Rencana
tersebut dalam proyek disebut RAB (Rencana
Anggaran Biaya) Anggaran ini dapat digunakan
untuk pembiayaan keseluruhan proyek. Untuk
membuat RAB yang tepat tentu diperlukanya
surfei bahan bangunan yang sesuai dengan pasaran
yang ada.
c. Membuat jadwal proyek
Agar proyek dapat selesai tepat waktu dan lebih
cepat maka perlu dibuat jadwal proyek. Hal ini
digunakan agar cara bekerja dapat diatur dan
mengurangi kerugian akibat adanya keterlambatan
dan keteledoran pekerja dalam menangani suatu
proyek.
d. Memprediksi tingkat kompleksitas proyek
Banyak dan sulitnya pekerjaan tentu menyulitkan
desainer interior untuk bekerja maksimal. Maka
dibutuhkan adanya kerjasama antar kelompok
dalam mengatasi, menyusun, dan memprediksi
tingkat kompleksitas proyek
3. Mampu mewujudkan gagasan
menjadi desain
a. Membuat lay-out ruang dan memilih furniture
Teori dan sejarah merupakan hal yang esensial untuk
mempelajari dan menngerti arsitketur. Teori dalam
arsitektur membicarakan apakah arsitektur itu, apa
yang harus dilakukannya, dan bagaimana
merancangnya. Sejarah sangat berhubungan erat
mengenai teori-teori, kejadian-kejadian, metoda-
metoda perancangan dan bangunan-bangunan.
Pengaruh keduanya terhadap masa depan sangat perlu.
Kritik sebagai proses dan catatan dari tanggapan
terhadap lingkungan binaan, kritikan juga berhubungan
langsung dengan teori dan sejarah. Bab ini mengenai
teori, kritik dan sejarah dan dalam pelaksanaannya
merupakan salah satu basis esensial untuk
mempelajari dan mempraktekan arsitektur.
b. Membuat material dan colour
scheme
Analogi Biologis
"Bangunan adalah suatu proses biologis, ....
bangunan bukan suatu proses estetika". Teori
Arsitektur yang berdasarkan analogi biologis ada 2
bentuk :
a. Bersifat umum. Terpusat pada hubungan antara
bagian-bagian bangunan atau antara bangunan
dengan penempatannya/penataannya. F.L. Wright -
--> Arsitektur Organis.
b. Lebih bersifat khusus. Terpusat pada
pertumbuhan proses-proses dan kemampuan
gerakan yang berhubungan dengan organisme.
c. Membuat tata cahaya (lighting)
Perancangan Arsitektur untuk mengidentifikasikan pola-pola
dan jenis-jenis baku dari kebutuhan suatu tempat/kebudayaan
tertentu untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.
Hubungan-hubungan lingkungan dan perilaku menggunakan
pendekatan tipologis/pola untuk membuat suatu
bangunan/kota.
Dengan menyediakan alat-alat perlengkapan dan kesan-kesan
yang diperlukan serta perabot-perabot disusun secara
teratur.
d. Memecahkan masalah konstruksi interior, membuat titik
lampu, AC serta mengerti prinsip plumbing dan akustik
Dimaksudkan untuk menanggapi kebutuhan langsung dengan
cara menggunakan bahan-bahan yang mudah diperoleh dan
tanpa mengarah ke suatu tujuan/cita-cita Pedoman apa saja
dapat dipakai untuk mengukur rancangan tersebut
e. Menciptakan / menerapkan gaya arsitektur, furniture dan asesoris
Teori adalah ungkapan umum apakah arsitektur itu, tujuan yang dicapai,
dan bagaimana cara terbaik untuk merancang. Sebagian besar perancangan
arsitektural merupakan kegiatan merumuskan daripada kegiatan
menganalisis, dengan memadukan bermacam ragam unsur dalam cara-cara
dan keadaan-keadaan baru, sehingga hasilnya tidak semuanya dapat
diramalkan. Teori dalam arsitektur mengemukakan arah, tapi tidak dapat
menjamin hasilnya. Dalam menganjurkan cara-cara khusus untuk
memandang arsitektur, para ahli teori seringkali mendasarkan diri pada
analogi.
f. Menetapkan azas universal elemen desain, komposisi serta pengetahuan
seni rupa
Arsitek menyebabkan orang bergerak ke suatu arah dengan memberikan
petunjuk-petunjuk visual misalnya. Arsitek dalam analogi Dramaturgi
mengatur aksi sekaligus menunjangnya. Arsitektur adalah seni yang
menuntut lebih banyak penalaran daripada ilham-ilham dan lebih banyak
pengetahuan faktual daripada semangat. Metode pemecahan masalah
beranggapan bahwa kebutuhan-kebutuhan lingkungan merupakan masalah
yang harus diselesaikan secara analisis. Suatu ciri dari metode pemecahan
masalah dalam perancangan adalah prosedur yang seksama dan terpadu.
PENERANGAN (LIGHTING)
Dalam perancangan Interior
Pencahayaan merupakan unsur yang
memegang peranan penting dalam desain
interior. Dalam hal ini dibutuhkan
kepekaan terhadap efek cahaya dan warna
ruang agar berfungsi sebagaimana
tujuannya dan mempunyai nilai seni yang
tinggi. Pencahayaan dibedakan menjadi
pencahayaan alami dan buatan.
1. PENCAHAYAAN ALAM
Penerangan atau pencahayaan yang diakibatkan oleh benda-benda
alam yang memancarkan sinar seperti matahari, rembulan, dan lain-
lain.
Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan ruang dalam
adalah:
Kapan dan berapa lama sinar tersebut masuk dan mengganggu
aktifitas kerja di dalam hunian.
Hal ini dipengaruhi juga oleh letak lintang kita di bumi. Misalnya di
Pulau Jawa yang berada di sebelah Selatan garis katulistiwa, sehingga
matahari akan memancarkan sinarnya sepanjang tahun lebih banyak
di sebelah Utara. Dengan demikian bukaan di sebelah selatan akan
sangat menguntungkan karena kita tidak perlu memberi shading
pada jendela.
Pada jendela perlu dipertimbangkan jarak, letak, luas, ketinggian dari
permukaan bidang tangkap terhadap arah datangnya sinar.
Untuk jendela atau pintu kaca harus mempunyai absorbsi (daya
serap langsung), difuse (bias) mampu berefleksi (pantul) terhadap
sinar matahari yang masuk ruang.
Beberapa bahan dan efek reaksinya terhadap cahaya:
Kaca rayban, one way glass dapat mereduksi sinar matahari yang
masuk ruang sehingga terasa sejuk dan nyaman.
Kaca berwarna seperti stained glass (kaca patri), cahaya
yang menerobos melalui kaca tersebut menimbulkan efek cahaya
dengan bias yang indah berwarna-warni sehingga membuat suasana
ruang menjadi meriah, cerah dan unik.
Glass bloci, kaca es dan kaca matts, menimbulkan efek cahaya
yang translucent (bias) sehingga suasana menjadi sejuk, namun tetap
privat dan introvert.
Bangunan bergaya tropis mempunyai overstek cukup panjang sehingga
sinar matahari yang masuk menjadi terhalang dan kesejukan ruang
dapat dijaga. Letak dan luas bidang pembukaan terhadap arah
datanya sinar juga menimbulkan efek cahaya khusus, misalnya pada
gereja kuno (gaya klasik) dengan adanya sorot cahaya yang masuk
melewati ventilasi atau jendela atas menjadikan kesan sakral, agung
dan religius.
2. PENERANGAN BUATAN
Penerangan yang terjadi akibat sumber cahaya yang
dibuat oleh manusia, misalnya lilin, lampu, obor dll.
Untuk mendapatkan terang cahaya yang memadai
dalam suatu ruang kegiatan, harus dipertimbangkan
iluminasi (kuat penerangan), sudut penyinaran lampu,
jenis dan jarak penempatan lampu yang diperlukan
sesuai dengan kegiatan yang ada dalam suatu ruangan.
Peranan lampu dalam perancangan ruang dalam:
Lampu jika diatur dengan baik akan menimbulkan
suasana atau efek cahaya khusus, dengan memberikan
tekanan (tone) pada warna ruang dan memancing
emosi seseorang yang tinggal di dalam ruang tersebut.
Lampu memberikan kesan psikologis, contohnya:
Lampu tungsten, TL dan florescent yang berwarna putih terang memberi
kesan sejuk dan dingin.
Lampu yang mengakibatkan warna ruang menjadi kemerahan dapat
menimbulkan kesan ruang menjadi panas dan merangsang emosi seseorang
yang berada didalamnya.
Cahaya lampu yang berwarna kuning redup dapat menjadikan kesan intim
dan romantis. Warna lampu kebiru-biruan, hijau, lembayung, dapat
memberikan kesan dingin atau sejuk bahkan misterius.
Lampu pijar, halogen dan mercury yang sinarnya berwarna kuning
keemasan menimbulkan kesan hangat, akrab dan intim pada suatu ruang
dalam.
Lampu dapat memperkuat arah pandangan pada suatu ruang.
Jenis lampu dan efek yang ditimbulkan pada ruang
Dalam suatu ruang pameran atau display seperti galeri, museum, butik, dan
toko perhiasan lebih mementingkan penerangan pada benda-benda yang
dipamerkan daripada ruang keseluruhan, sehingga digunakan jenis lampu
spot light, down light, yang sorotnya lebih terfokus.
Menurut daerah yang diterangi, penerangan buatan
dibedakan menjadi dua:
1. Penerangan umum atau merata
Penerangan yang memerangi seluruh ruangan secara
merata (general lighting), biasanya digunakan untuk
ruangan umum dan tidak memerlukan ketelitian.
2. Penerangan setempat
Penerangan yang hanya menyorot tempat tertentu
saja (spot lighting), biasanya digunakan untuk tempat
kerja yang memerlukan ketelitian kerja atau suatu
tempat tertentu yang menarik dan sengaja
ditonjolkan.
Lampu penerangan interior berdasarkan
cara pemberian cahayanya dibedakan:
1. Penerangan langsung
2. Penerangan tidak langsung
3. Penerangan setengah langsung
4. Penerangan setengah tidak langsung
Lampu penerangan interior ruangan
berdasarkan bola lampunya dibedakan
menjadi:
Lampu pijar, lampu yang kawat pijarnya
terlihat nyalanya dari luar kaca.
Lampu difus, lampu yang kawat/gas pijarnya
tidak kelihatan nyalanya dari luar kaca
buram.
Lampu penerangan interior ruangan
berdasarkan cara pemasangannya dibedakan:
1. Lampu duduk, biasanya diletakkan diatas
meja atau lantai (berdiri) lampu tempel,
menempel di dinding, di tiang, di langit-
langit

2. Lampu gantung,di plafond


Lampu tanam, di plafon, di dinding, dan lain-
lain.

Anda mungkin juga menyukai