Anda di halaman 1dari 10

Seminar Arsitektur 2022/2023

Drawing Interiority : Penerapan Proses Desain Adaptif


Pada Studio Perancangan Arsitektur
M. Rifqi Haikal(1), Verarisa Anatasia Ujung, S. Ars, M.I.A2)
rifqihaikal36@gmail.com/penulis korespondensi
(1)
Mahasiswa Program Studi Arsitektur, Jurusan Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan, Institut Teknologi Sumatera, Jl. Terusan
Ryacudu, Way Huwi Kec. Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung 35365
(2)
Dosen Program Studi Arsitektur, Jurusan Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan, Institut Teknologi Sumatera, Jl. Terusan
Ryacudu, Way Huwi Kec. Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung 35365

Abstrak

Dalam menciptakan desain yang adaptif perlu melihat dari berbagai pandangan yang luas. Pendekatan
drawing interiority dalam proses desain dapat menjadi pilihan untuk membuat desain yang adaptif.
Untuk memahami nya, penelitian ini akan berfokus kepada hubungan antara drawing interiority
dengan desain adaptif. Penelitian didapatkan dengan menggunakan metode kualitatif. Melalui literatur
review, teori terhadap desain adaptif dan drawing interiority dapat didapatkan yang kemudian
dianalisis hubungan keduanya.. Selain itu penelitian juga akan melakukan observasi lapangan saat
pengumpulan data dengan cara wawancara dan pengumpulan arsip hasil karya mahasiswa.
Pendekatan studi kasus yang dilakukan ialah dengan melihat pembelajaran yang dilakukan mahasiswa
arsitektur Institut Teknologi Sumatera pada mata kuliah studio perancangan arsitektur 5. Dari
penelitian ini maka diapatkan bahwa drawing interiority memiliki proses yang tidak linear dan
berulang. Hal tersebut membuat proses desain yang dilakukan menjadi lebih fleksibel dan kompleks.
Kedua hal tersebut menjadi poin yang penting dalam melihat desain yang adaptif. Selanjutnya terdapat
2 proses penting dalam penerapan drawing interiority yaitu abstraction drawing dan hybrid surface
and materiality drawing. Proses perancangan tersebut dapat menghasilkan desain yang lebih adaptif
sehingga desain yang dihasilkan mampu menyesuaikan lingkungan sekitar, manusia sebagai
pengguna, bahkan objek didalamnya dan mampu bertahan terhadap potensi masa depan dan
ancaman yang akan terjadi.
Kata-kunci : Desain Adaptif, Drawing Interiority, Proses Desain.

Pendahuluan bangunan. Desain adaptif dapat diciptakan


melalui hubungan antara interior dan eksterior
Pada dasarnya desain adaptif ialah suatu desain
(Demers C, 2013).
yang dapat beradaptasi terhadap lingkungan,
Namun, pada penerapannya saat ini menjadikan
penghuni dan bangunan. Dalam menciptakan
ruang luar dan ruang dalam sering kali tidak
desain yang mampu beradaptasi pada akhirnya
menjadi satu kesatuan dalam proses desain
menjadikan pengalaman ruang yang dirasakan
arsitektur. Kesalahpahaman dilingkungan
pengguna sebagai penilai dari tercapainya tujuan
masyarakat kepada persepsi interior yang
yang dimaksud. Pengalaman ruang tersebut
mereka pahami hanya terbatas sebagai pengisi
tentunya dapat diciptakan melalui hubungan
ruang dari fisik arsitektur yang ada (Thamrin,
antara ruang dalam dan ruang luar dari suatu

Program Studi Arsitektur – Institut Teknologi Sumatera | 1


Drawing Interiority : Penerapan Proses Desain Adaptif Pada Studio Perancangan Arsitektur

2020). Padahal interior yang responsif digunakan sebagai dasar analisis saat melakukan
untuk merespons secara tepat permasalahan pendekatan studi kasus. Dengan memahami
pada perancangan karena prosesnya akan kedua aspek tersebut diharapkan dapat
berkorelasi dengan intervensi, adaptasi dan menemukan standar yang menjadi acuan dalam
perubahan kondisi yang ada (Atmodiwirjo P, melihat hubungan drawing interiority dan desain
Yatmo Y, 2022). adaptif. Studi kasus pada penelitian ini berfokus
Berbagai metode desain dilakukan agar dapat pada proses pembelajaran mahasiswa saat
menciptakan karya arsitektur yang dapat melakukan perancangan lifestyle centre pada
menciptakan desain yang adaptif melalui mata kuliah studio perancangan arsitektur 5 di
keterhubungan antara ruang dalam dan ruang Institut Teknologi Sumatera. Hal tersebut
luar arsitektur. Salah satu alternatif metode yang menjadikan penelitian bersifat deskriptif
dapat digunakan ialah proses desain
menggunakan drawing interiority. Metode desain Metode Pengumpulan Data

ini menjadikan pengalaman dan intuisi desain Metode pengumpulan data dilakukan melalui

dari masing-masing arsitek sebagai acuan dalam pengumpulan arsip hasil karya mahasiswa yang

proses desain rancangan mereka. Metode ini menjadikan proyek lifestyle centre pada mata

tidak hanya terbatas terhadap ranah interior saja kuliah studio perancangan arsitektur 5 sebagai

akan tetapi seluruh pengalaman ruang yang pilihan mereka. Pengumpulan tersebut

pernah dirasakan oleh perancang. Hal ini didapatkan melalui survei ke lokasi pembelajaran

menjadikan proses kreatif yang terbentuk maupun secara langsung kepada masing-masing

bersifat sangat bebas. mahasiswa. Dengan durasi pengumpulan data

Mahasiswa arsitektur ITERA yang mengambil selama satu minggu mulai tanggal 27 November

mata kuliah studio perancangan arsitektur 5 pada 2022 hingga 3 Desember 2022. Dalam waktu

proyek lifestyle mencoba menerapkan metode tersebut didapatkan 8 mahasiswa sebagai

desain melalui proses drawing interiority. partisipan untuk kemudian dianalisis kembali.

Penelitian ini akan berkontribusi untuk melihat Metode Analisis Data

keterhubungan antara penerapan metode desain Penelitian ini melakukan kajian terhadap artikel,
melalui proses drawing interiority terhadap jurnal maupun buku yang dipublikasikan sebagai
desain yang adaptif dan perannya dalam landasan teori dalam penelitian. Beberapa teori
membuat proses kreatif pada dunia perkuliahan yang menjadi analisis penelitian ialah teori desain
Metode Penelitian adaptif dan drawing interiority. Teori tersebut di
analisis kembali untuk melihat keterhubungan
Pembahasan pada penelitian didapatkan dengan
yang dapat dijadikan acuan dalam menganalisis
menggunakan metode kualitatif. Penelitian
penelitian.
melakukan literatur review untuk memahami
Desain adaptif dan drawing interiority.
Pemahaman kedua aspek tersebut dilakukan

2 | Program Studi Arsitektur – Institut Teknologi Sumatera


M. Rifqi Haikal
Hasil dan Pembahasan pertunjukan. Gedung pertunjukan mengharuskan
ruangan didalamnya untuk dapat beradaptasi
Desain Adaptif
menyesuaikan pertunjukan yang terjadi di
Desain adaptif adalah desain yang melihat dari
dalamnya. Hal ini menjadi pemicu terbesar dalam
berbagai sisi atau disiplin ilmu seperti arsitektur,
pembuatan desain yang adaptif.
seni, ilmu komputer dan teknik. Perbedaan
2. Societal
tersebut disatukan untuk melihat rancangan pada
Poin ini berhubungan dengan perkembangan
bangunan dapat berkesinambungan dengan
yang terjadi di dalam suatu lingkungan. Sebuah
lingkungan, penghuni dan objek di dalamnya
desain dibuat agar dapat bertahan lama
(Schnädelbach & March, n.d.). Dengan banyak
sekalipun harus menyesuaikan perkembangan
nya pertimbangan yang dilakukan membuat
yang ada. Contoh yang diambil ialah desain
desain adaptif menjadi lebih fleksibel dan
penggunaan pintu dorong pada arsitektur
adaptable terhadap kemungkinan masa depan
tradisional jepang. Pintu seperti ini masih
atau potensi dari pengguna bangunan yang ingin
digunakan hingga kini karena dinilai efektif dalam
di rancang. Hal ini juga menjadi penghubung
penghematan ruang dan penggunaannya.
antara desain adaptif dengan arsitektur
3. Organisation
berkelanjutan.
Gaya hidup menjadi salah satu pemicu desain
Berbagai pendekatan seperti fleksibilitas, yang adaptif diterapkan. Masyarakat memiliki
interaktif, responsif, cerdas, kooperatif, media, kebiasaan berbeda-beda. Memiliki aktifitas dan
hibrida, penggabungan realita arsitektur menjadi waktu kerja yang berbeda menuntut suatu
perhatian untuk membuat desain yang adaptif bangunan memerlukan desain yang adaptif.
(Kronenburg, 2007). Desain perlu menyesuaikan sesuai dengan
Untuk memudahkan dalam memahami proses kebutuhan dari pengguna bangunan. Hal ini
pembentukan desain adaptif, Holger diperlukan karena masyarakat adalah pengguna
Schnädelbach menjelaskan beberapa hal dapat bangunan yang menjadi poin kesuksesan sebuah
menjadi pemicu alasan mengapa desain adaptif desain. Bahkan salah satu hal yang perlu
diterapkan. Pemahaman ini membantu diperhatikan ialah kemungkinan suatu kondisi
perancang memahami karakteristik pengguna yang darurat. Pengguna bangunan harus dapat
bangunan dan melakukan perancangan menjadi memiliki keamanan dan kenyamanan dari suatu
lebih adaptif. Menurut Holger Schnädelbach desain.
(tahun) dalam Adaptive Architecture-A 4. Communication
Conceptual Framework menyebutkan beberapa Pada poin ini, desain adapatif diterapkan untuk
diantaranya ialah : menyampaikan informasi yang ingin disampaikan.
1. Cultural Desain menjadi media komunikasi penyampaian
Proses terbentuknya sebuah desain arsitektur tersebut. Contoh yang diambil ialah pada The
tidak luput dari tipologi dari suatu bangunan New Munich Football Arena. Bangunan akan
seharusnya. Salah satu contohnya ialah gedung mengubah warna sesuai dengan tim yang akan

Program Studi Arsitektur – Institut Teknologi Sumatera | 3


Drawing Interiority : Penerapan Proses Desain Adaptif Pada Studio Perancangan Arsitektur

bermain dalam stadion tersebut. Poin ini menyebutkan bahwa lingkungan sekitar
mendasar pada potensi pengguna yang dapat mempengaruhi seseorang dalam menciptakan
ditingkatkan. dialog sadar maupun tidak sadar terhadap dirinya
Dengan memahami berbagai pendorong atau sendiri yang berkelanjutan.
pemicu perancangan seperti poin di atas akan
Drawing interiority dibedakan kedalam dua aspek
membuat perancang menghasilkan desain yang
didalamnya yaitu aspek fisik dan aspek non fisik.
adaptable terhadap penggunanya. Penilaian
Aspek fisik ialah penggambaran desain yang
desain adaptif tidak harus mencakup seluruh poin
terlihat secara langsung dan jelas. Sedangkan
di atas. Memahami pendorong tersebut hanya
untuk aspek non fisik hanya dapat dirasakan
untuk memudahkan perancang dalam
karena berwujud pengalaman yang dirasakan
memahami karakteristik suatu rancangan. Proses
akibat penggambaran desain yang ada. Kedua
memahami tersebut menjadi tahap awal proses
hal ini terhubung dan menjadi aspek yang cukup
perancangan suatu desain untuk memudahkan
penting dalam proses desain.
perancang dalam membuat strategi yang harus
dilakukan. Hubungan Drawing Interiority dan Desain Adaptif

Drawing Interioriry Sesuai dengan studi literatur yang sudah


dilakukan dapat dipahami bahwa Drawing
Interiority memiliki cakupan yang lebih luas dari
Interiority adalah suatu pendekatan yang bukan
sekedar interior saja. Interiority akan berkaitan
hanya menampilkan salah satu sisi pandang saja
dengan masing-masing individu. Pengalaman
dalam membuat dan melihat suatu perancangan.
menjadi salah satu kunci utama dalam proses
Pendekatan tersebut memiliki pandangan yang
interiority. Interiority akan berkaitan dengan
lebih luas dan kreatif sehingga jika dikaitkan
kumpulan ide dan eksplorasi secara bebas yang
dengan desain yang adaptif memiliki keselarasan
dilakukan dalam konteks interior (Atmodiwirjo P,
didalamnya. Pendekatan ini mampu
Yatmo Y, 2022).
menghasilkan desain yang dapat beradaptasi
Dalam pemahaman yang disajikan oleh Philip dengan lingkungan sekitar, manusia sebagai
Aghoghovwia (2020), memahami interiority pengguna, bahkan objek didalamnya. Hal ini
artinya mengaktifkan dan melibatkan kesadaran dikarenakan desain yang adaptif dilihat dari
internal dan lingkungan eksternal atau disebut bagaimana desain tersebut dapat sesuai dengan
juga hubungan intersubjektif. Gagasan akan kebiasaan pengguna, potensi masa depan dan
muncul adalah proses perbandingan oposisi ancaman yang akan terjadi. Oleh karena itu,
antara ruang luar dan dalam. Interiority dalam dapat disimpulkan bahwa keduanya memiliki nilai
bangunan hadir sebagai suasana. Melalui yang sama dalam melihat suatu perancangan
interiority, kita akan memahami dunia tempat yaitu kompleksitas dan fleksibelitas terhadap
kita tinggal (Vlad Ionescu, 2018). Victor de pengguna dan lingkungan disekitar.
Munck dan Christopher Manoharan (2019) Keterhubungan antara kedua nya yang
4 | Program Studi Arsitektur – Institut Teknologi Sumatera
M. Rifqi Haikal
didasarkan oleh teori yang ada menjadi landasan perancangan, pengembangan desain dan diakhiri
dalam melakukan analisis pada penelitian ini. dengan pembuatan presentasi desain yang sudah
Penelitian ini melakukan pendekatan studi kasus mereka buat. Tahapan-tahapan tersebut
terhadap proses perancangan proyek lifestyle dilakukan dengan proses digital dan melihat
centre pada mata kuliah studio perancangan perancangan secara linear atau tanpa
arsitektur 5 di Institut Teknologi Sumatera. pengulangan.
Proses pembelajaran yang dilakukan ialah
Berbeda halnya dengan tahapan proses desain
dengan menggunakan pendekatan drawing
melalui pendekatan drawing interiority. Drawing
interiority didalamnya. Pendekatan tersebut
interiority melakukan tahapan yang tidak linear
merupakan proses pembelajaran yang berbeda
atau melakukan pengulangan pada proses nya.
dengan proses biasanya dalam hal tahapan
Berikut ini proses desain yang dilakukan pada
proses desain yang dilakukan. Dalam hal ini dapat
perancangan proyek lifestyle centre saat
dilihat bahwa Drawing Interiority memiliki
pembelajaran mata kuliah studio perancangan
tahapan yang cukup berbeda dengan proses
arsitektur 5 di Institut Teknologi Sumatera.
desain biasanya. Melalui wawancara yang
dilakukan saat observasi lapangan, berikut ini
tahapan proses desain yang biasa dilakukan pada
mata kuliah studio perancangan arsitektur.

Tahapan diatas dilakukan oleh mahasiswa


sebagai proses desain yang linear. Dapat dilihat
melalui gambar 1 bahwa terdapat 3 proses
tahapan yang dilakukan. Tahapan pra-desain
merupakan tahapan yang dilakukan mahasiswa
sebelum melakukan perancangan. Pada tahapan
tersebut mahasiswa menjadikan data yang
mereka dapatkan sebagai acuan dalam Penggambaran proses ini didapatkan melalui

perancangan yang akan mereka lakukan. analisis antara metodologi perancangan pada

Selanjutnya mahasiswa akan melakukan tahapan mata kuliah tersebut dan wawancara saat

Program Studi Arsitektur – Institut Teknologi Sumatera | 5


Drawing Interiority : Penerapan Proses Desain Adaptif Pada Studio Perancangan Arsitektur

observasi lapangan. Melalui gambar diatas dapat menghasilkan desain yang adaptif. Pendekatan
dilihat bahwa proses yang dilakukan pada drawing interiority akan melakukan proses desain
perancangan proyek tersebut memiliki perbedaan yang berulang baik itu dalam bentuk makro
dengan proses perancangan biasanya. Pada maupun mikro dan menjadikan keyword sebagai
pendekatan drawing interiority, analisis dan acuan dasar perancangan. Proses ini tentunya
pemahaman proyek memiliki posisi yang sama dinilai mampu membuat perancangan menjadi
saat tahap pra-desain. Hal ini dapat diartikan lebih fleksibel dan kompleks sehingga mampu
bahwa analisis dan pemahaman proyek dilakukan membuat desain menjadi lebih adaptif.
secara bersama-sama dan dapat dilakukan
berulanh sehingga hasil yang didapatkan menjadi Selanjutnya ialah kedua proses desain yang
lebih sesuai dengan data yang ada. Proses menjadi poin utama dalam melakukan
selanjutnya ialah tahap proses desain. Dari tahap pendekatan drawing interiority dalam proses
ini dapat dilihat bahwa perancangan melakukan perancangan. Kedua pendekatan tersebut ialah
tahapan secara berulang-ulang walaupun pada abstraction drawing dan hybrid surface and
akhirnya akan menghasilkan desain akhir sebagai materialty. Untuk lebih memahami seperti apa
hasil perancangan. Salah satu aspek yang cukup proses tersebut, berikut ini merupakan hasil
penting dalam tahapan ini ialah menentukan karya studi mahasiswa dalam proses tersebut.
keyword desain. Keyword ini dijadikan sebagai
acuan dalam melakukan eksperimen proposal 1. Drawing Interiority : Abstraction
desain dan pengembangan desain. Eksperimen
Proses ini merupakan proses eksperimen desain
proposal desain dilakukan dengan abstraction
yang dihasilkan melalui eksplorasi physical model
drawing yang didapatkan melalui eksplorasi
dengan keyword desain sebagai acuannya.
physical model. Selanjutnya perancangan
Proses ini dilakukan berdasarkan intuisi dan
membuat perencanaan program ruang
pengalaman perancang dalam menghasilkan
berdasarkan proposal desain yang ada yang
suatu proposal desain. Berikut ini merupakan
kemudian diterjemahkan kedalam digital model.
karya fikri yuviansyah seorang mahasiswa yang
Untuk pengembangan perancangan, pendekatan
masuk kedalam kategori studi kasus yang
ini melakukan ekplorasi dan eksperimen dalam
dilakukan.
melihat suasana yang akan dihasilkan melalui
hybrid surface and materiality drawing. Setelah
berbagai ekplorasi yang dilakukan secara
berulang akhirnya didapatkan desain akhir yang
dapat dipresentasikan.
Tidak ada batasan dalam membuat abstraction

Tahapan proses yang berulang dan tidak linear


drawing karena abstraksi yang dihasilkan
merupakan proses kreatif dari eksplorasi physical
ini menjadikan perancangan mampu
model yang sudah dilakukan. Kedua abstraksi ini
6 | Program Studi Arsitektur – Institut Teknologi Sumatera
M. Rifqi Haikal
merupakan pengalaman ruang yang dapat

Desain
Alternatif
dirasakan bagi pengguna dalam perancangan
tersebut. Fikri Yuviansyah memberi judul “Infinite
Looping of Physial Movement with Natural
Features” pada perancangannya. Perancang
menjadikan infinite loop memiliki arti sebagai
pola gaya hidup manusia dengan pola yang
berulang sedangkan physical movement yang

Proposal Desain
dimaksud ialah kekuatan, ketahanan, stabilitas,
mobilitas dan fleksibilitas masyarakat. Kedua
aspek tersebut diartikan sebagai wadah gaya
hidup berupa gerakan fisik. Konsep tersebut
kemudian dihadirkan melalui stacking, sequence,
scatter dan curve dengan melakukan eksplorasi
physical model sebagai dasar pembuatan gambar
abstraksinya.
Curve
Stacking

All Key Word


Sequence

Program Studi Arsitektur – Institut Teknologi Sumatera | 7


Drawing Interiority : Penerapan Proses Desain Adaptif Pada Studio Perancangan Arsitektur

2. Drawing Interiority : Hybrid Surface and


materiality

Proses selanjutnya ialah pengembangan desain


melalui hybrid surface and materiality drawing.
Setelah melakukan permodelan yang
digambarkan melalui proses digital, perancang
melakukan proses ini untuk menggambarkan
suasana ruang yang dihasilkan dari perancangan.
Tahapan ini juga dinilai penting untuk membuat
desain yang adaptif. Hal ini dikarenakan
penggambaran suasana ruang membuat
merasakan desain yang sudah dibuat. Ekplorasi
pengembangan ini dilakukan dengan melihat
suasana 3 area perancangan dengan lebih dalam.
Proses ini menggunakan hasil render digital yang
kemudian digambarkan materiality yang ingin
dieksplorasi melalui hybrid maket. Gambar
render digital tersebut digambarkan kedalam
bentuk 3 dimensi melalui penempelan bahan
maket sebagai eksplorasi material perancangan.
Bahan maket yang digunakan harus disesuaikan
dengan material yang ingin digunakan. Selain
material, proses ini juga mengekplorasi
penggunaan warna hingga transparansi material.
Hal ini dilakukan agar pengalaman ruang yang
dihasilkan dapat menjadi lebih sesuai dengan
pengguna bangunan maupun lingkungan sekitar.
Kesimpulan
Melalui ekplorasi ini menjadikan proses ini
Penelitian ini menggambarkan proses desain
memperkuat perancangan menjadi lebih adaptif.
drawing interiority dan melihat keterhubungan
Berikut ini merupakan hybrid surface and
proses tersebut dengan desain yang adaptif.
materiality drawing yang dilakukan oleh fikri
Berdasarkan hasil pembahasan dan juga analisis
yuviansyah.
penelitian dapat disimpulkan bahwa drawing
interiority merupakan pendekatan pada proses
desain arsitektur yang mampu menghasilkan
desain yang adaptif. Hal tersebut dapat dilihat

8 | Program Studi Arsitektur – Institut Teknologi Sumatera


M. Rifqi Haikal
melalui tingkat fleksibelitas dan komplesitas Edition (Chapman & Hall/CRC Biostatistics
Series) 2nd Edition.
proses perancangan. Proses perancangan yang
https://www.researchgate.net/publication/
fleksibel dan kompleks dapat menghasilkan 281097717
Demers, C., Potvin, A., & Giguère-Duval, H.
desain yang lebih adaptif. Hal tersebut
(n.d.). Inhabiting Adaptive Architecture:
dikarenakan desain yang adaptif adalah desain Environmental Delight in Adaptable
Spaces Vers des murs rideaux intelligents-
yang mampu menyesuaikan lingkungan sekitar,
Développement de solutions pour la
manusia sebagai pengguna, bahkan objek prochaine génération de bâtiments
hautement performants intégrant
didalamnya dan mampu bertahan terhadao
l’aluminium dans la façade View project
potensi masa depan dan ancaman yang akan Sentinelle Nord: OPTIMIZING BIOPHILIA
IN EXTREME CLIMATES THROUGH
terjadi. Akan tetapi penelitian ini memiliki
ARCHITECTURE View project Inhabiting
kekurangan karena belum ada nya indikator Adaptive Architecture: Environmental
Delight in Adaptable Spaces.
secara kuantitatif terhadap nilai adaptif yang
https://doi.org/10.13140/2.1.4999.3283
terjadi didalam perancangan. Oleh sebab itu, Harahap, M. M. Y. (2021). Articulating tectonic:
From iteration to nexus. ARSNET, 1(1).
rekomendasi penelitian selanjutnya ialah dengan
https://doi.org/10.7454/arsnet.v1i1.5
membuat indikator terhadap desain yang adaptif Indrosaptono, D., Andadari, T. S., & Setiyawan,
A. A. (2021). The Studies of Architectural
dalam suatu perancangan.
Design Method. Journal of Architectural
Design and Urbanism, 3(2), 84–96.
https://doi.org/10.14710/jadu.v3i2.10711
Daftar Pustaka
Ionescu, V. (2018). The interior as interiority. In
Palgrave Communications (Vol. 4, Issue
Afify, H. M. N., Alhefnawi, M. A. M., Istanbouli, 1). Palgrave Macmillan Ltd.
M. J., Alsayed, A. H., & Elmoghazy, Z. A. https://doi.org/10.1057/s41599-018-0088-
A. E. G. (2021). An evaluation of physical 6
model-making as a teaching method in Khodabakhshian, A. (2019). Architectural
the architectural design studio – A case Collage, an Applied Design Method for
study at Imam Abdulrahman Bin Faisal Landscape Urbanism. International Journal
University. Ain Shams Engineering Journal, of Sciences: Basic and Applied Research
12(1), 1123–1132. (IJSBAR) International Journal of
https://doi.org/10.1016/j.asej.2020.07.00 Sciences: Basic and Applied Research,
2 48(4), 1–16.
Aghoghovwia, P. (2020). Interiority as Narrative http://gssrr.org/index.php?journal=Journa
Agency in Teju Cole’s Open City. English lOfBasicAndApplied
Academy Review, 37(2), 20–33. Mistry, K. (2016). Interiority in Architecture.
https://doi.org/10.1080/10131752.2020.1 Pallmann, P., Bedding, A. W., Choodari-Oskooei,
827712 B., Dimairo, M., Flight, L., Hampson, L. v.,
Atmodiwirjo, P., & Yatmo, Y. A. (2022). Holmes, J., Mander, A. P., Odondi, L.,
Responsive Interior: Tactics for Adaptation Sydes, M. R., Villar, S. S., Wason, J. M. S.,
and Resilience. In Interiority (Vol. 5, Issue Weir, C. J., Wheeler, G. M., Yap, C., &
2, pp. 133–136). Faculty of Engineering, Jaki, T. (2018). Adaptive designs in clinical
Universitas Indonesia. trials: Why use them, and how to run and
https://doi.org/10.7454/in.v5i2.238 report them. In BMC Medicine (Vol. 16,
Campbell, M. I., Cagan, J., & Kotovsky, K. Issue 1). BioMed Central Ltd.
(n.d.). A-DESIGN: THEORY AND https://doi.org/10.1186/s12916-018-1017-
IMPLEMENTATION OF AN ADAPTIVE, 7
AGENT-BASED METHOD OF CONCEPTUAL Petit, B. C. (2019). From interior to interiority:
DESIGN. Locating key historical moments in the
Chang, M. (2014). Adaptive Design Theory and relationship between spaces and
Implementation Using SAS and R, Second
Program Studi Arsitektur – Institut Teknologi Sumatera | 9
Drawing Interiority : Penerapan Proses Desain Adaptif Pada Studio Perancangan Arsitektur

individuals. Interiority, 2(2), 195–211.


https://doi.org/10.7454/in.v2i2.52
Pimlott, M. (2018). Mark Pimlott Interiority and
the Conditions of Interior (Vol. 1, Issue 1).
Schnädelbach, H., & March, D. (n.d.). Adaptive
Architecture-A Conceptual Framework.
www.mrl.nott.ac.uk/~hms
Thamrin, D. (2020). MEMAHAMI INTERIOR
SEBAGAI PENGHUBUNG. ATRIUM Jurnal
Arsitektur, 2(2), 161–174.
https://doi.org/10.21460/atrium.v2i2.61
Yusran, Y. A., & Ridjal, A. M. (n.d.). Empathic
Approach for Adaptive Design.
Zanelli, A., & Bingöl, C. (2020). Adaptive
Architecture to the Changing Needs.

10 | Program Studi Arsitektur – Institut Teknologi Sumatera

Anda mungkin juga menyukai