ABSTRAK
ABSTRACT
The project of Interior Design for Rattan Industry Development Center
in Surakarta is a public facility concept to carry out activities related to
increasing the use-value of rattan products involving every aspect of society. The
Rattan Industry Development Center designed as a place to connect various
sectors in the rattan industry, namely producers, farmers, craftsmen, business
owners, designers, expert designers, and researchers. In the hope of achieving
these objectives, a behavioral approach in various sectors of the rattan industry
is needed. The majority of the rattan industry nowadays is still using traditional
ways, which results in poor efficiency in the production and distribution process.
The project use “Luwes” concept, the aim of this concept is expected to unravel
the rigid production process and initiate the collaboration of both parties to
improve the production and distribution efficiency. The use of “Luwes” concept
1
emphasizes visual, circulation, function, and spatial facilities that can improve
the behavior of the facility user and facilitate every activity inside the facility.
Keyword : interior design, development center, industry, rattan, luwes.
1. PENDAHULUAN
2
2. METODE DESAIN
PROYEK
PERANCANGAN
DATA PROYEK
DESAIN TERPILIH
EVALUASI DESAIN
DESAIN
Data fisik dan non fisik serta permasalahan yang terdapat dalam kasus yang akan
ditentukan konsep dalam desain ruang serta mengacu pada literatur (sumber dari pustaka)
dan parameter berupa gambar foto sebagai pembanding dengan desain studio animasi
lainnya. Permasalahan yang akan dipecahkan melalui analisa serta sintesis dan nantinya
akan menghasilkan gagasan ide atau alternatif desain. Hasil akhir berupa desain akhir
yang akan diwujudkan.
Dalam proses desain ini ada beberapa tahapan berdasarkan bagan pola pikir desain
dan apa yang dilakukan desainer pada tahap tersebut. Tahapannya adalah sebagai berikut:
3
a. Emphatize
Tahap pertama yang dilakukan adalah memahami permasalahan yang ada
pada industri kerajinan rotan sebagai dasar latar belakang perancangan,
diantaranya dengan cara mengenali objek, mencari data-data dengan
mengadakan pengamatan langsung pada objek, mencari informasi dan
melakukan wawancara dengan pihak terkait serta mengumpulkan data-data yang
menunjang untuk melakukan perancangan, termasuk aktivitas yang terjadi.
b. Define
Merupakan proses penetapan atau pemfokusan terhadap tujuan yang akan
dicapai. Data-data yang terkumpul diseleksi agar diperoleh data yang lebih
ringkas dan langsung pada sasaran perancangan. Pengumpulan data
dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu dengan melakukan studi
literatur, pengumpulan data tipologi, dan analisa dokumen
c. Ideate
Merupakan proses pencarian dan pemfokusan ide desain dan cara-cara
memecahkan masalah atau mencari solusi. Pada tahap ini yang dilakukan adalah
membuat brainstorming.
d. Prototype
Tahap membuat maket studi yang akan diuji kesesuaiannya berdasarkan
konsep, tujuan, dan solusi agar dapat diketahui apakah desain perancangan ini
sudah berhasil menjawab atau memecahkan permasalahan.
e. Test
Tahap yang dilakukan sebagai bentuk kritik desain, masukan-masukan dari
orang lain, serta evaluasi dari perancangan desain yang telah dibuat.
4
3. HASIL
a. Permasalahan Desain
“Bagaimana mendesain interior Pusat Pengembangan Industri Rotan yang
dapat mewadahi semua aktivitas yang terkait dengan pengkajian produk rotan
yang ada di Indonesia?”
b. Konsep Desain
Secara garis besar konsep yang dipilih untuk menjawab permasalahan desain
interior Pusat Pengembangan Industri Rotan adalah konsep “Flexibility of
Indonesia rattan” atau biasa disebut “Luwes”. Dipilih berdasar karakteristik,
kegunaan, dan target pengguna rotan itu sendiri yang bersifat luwes, fleksibel.
Konsep ini mengacu pada makna luwes yang berarti mudah menyesuaikan,
karakteristik inilah yang akan menjadi acuan pada penerapan desain, perilaku
pengguna ruang, target masyarakat dari beragam kalangan, serta sistem yang
berlaku pada management. Konsep luwes juga memiliki maksud dan tujuan untuk
menyelaraskan beragam segmen industri rotan serta memerepresentasikan wujud
kebebasan kreatifitas masyarakat Indonesia.
5
Perencanaan dan perancangan Pusat Penelitian dan Pengembangan Industri
Rotan ini merupakan proyek perancangan fasilitas yang mewadahi kegiatan
penelitian dan pengembangan terhadap rotan. Dengan merancang fasilitas interior
yang dapat menyediakan sarana lengkap bagi peneliti, pengembang dan
masyarakat umum. Disamping itu juga merancang fasilitas interior inovatif yang
dapat memudahkan kegiatan pengembangan dan penelitian rotan yang lebih
modern.
4. PEMBAHASAN
Aspek-aspek yang menjadi dasar pemilihan konsep perancangan, yaitu:
a. Tujuan Utama Pusat Pengembangan Industri Rotan
Tujuan dari mendesain interior Pusat Pengembangan Industri Rotan meliputi
menghadirkan interior yang dapat mewadahi semua aktivitas yang terkait dengan
pengkajian dan pemanfaatan yang lebih mendalam mengenai rotan di Indonesia.
Sebagai sarana belajar publik, maka desain interior dengan menyertakan fungsi
edukatif dan inovatif. Serta untuk mewadahi seluruh elemen masyarakat maka
diperlukannya fasilitas interior yang memenuhi kriteria ruang publik yang dapat
dinikmati seluruh kalangan.
b. Studi Bentuk dan Karakteristik Rotan
6
Bentuk-bentuk yang dimunculkan pada perancangan berupa bentuk yang
berasal dari transformasi karakteristik rotan dan tidak jauh dari makna luwes.
Maka akan mucul bentuk-bentuk sederhana yang dapat dengan mudah
menyesuaikan ukuran dan fungsi ruangan, serta nyaman bagi tiap
penggunanya. Bentuk yang memiliki karakter luwes misalnya lingkaran,
lengkung, persegi, dan menghindari bentuk rumit dengan banyak sudut.
7
Desain akhir dari penerapan konsep diatas adalah sebagai berikut :
1. Ruang Lobby
2. Ruang Seminar
8
Pada ruang seminar, konsep luwes diaplikasikan pada penggunaan
bangku tanpa meja sehingga dapat dengan mudah menyesuaikan metode
pembelajaran atau menyesuaikan kebutuhan ruang. Secara visual, karakter
luwes juga dimunculkan melalui elemen rotan pada ceiling yang juga
berfungsi sebagai peredam/akustik.
3. Ruang Gallery
9
4. Ruang Workshop
5. Ruang Office
Pada ruang office, konsep luwes lebih ditekankan pada fungsi. Salah
satunya penggunaan partisi yang terbuka dan transparan, sehingga memberi
kesan terbuka dan santai bagi pengguna ruang.
10
6. Cafeteria
Gambar 9 (Cafeteria)
Sumber :Hasil Perancangan 2019
5. KESIMPULAN
11
DAFTAR PUSTAKA
Panero, Julius dan Zenik, Martin. (2003). Dimensi Manusia dan Ruang Interior
(Edisi Terjemahan D.Kurniawan). Jakarta :Erlangga.
Eka Palupi, Andita. Tri Novianto P., dan L. Lauren Nurhadi. (2016). Perancangan
Furniture Berbahan Rotan dan Fasilitas Pendukungnya. Surabaya: Arsitektur
Interior Ciputra.
12