Anda di halaman 1dari 10

e-ISSN : 2623-0089

Website :
jurnal.umj.ac.id/index.php/baskara
Email : baskara@umj.ac.id

PENERAPAN DESIGN THINKING PADA USAHA PENGEMBANGAN


BUDI DAYA IKAN LELE DI DESA PABUARAN, KECAMATAN
GUNUNG SINDUR, KABUPATEN BOGOR
Rahmawati Madanih1 *, Meidhita Susandi2, Alya Zhafira3
1,2
Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Muhammadiyah Jakarta
3
Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Muhammadiyah Jakarta
*
Email: rahmawati@umj.ac.id

Abstrak
Design thinking sebagai sebuah metode banyak digunakan oleh para ahli untuk
mengembangkan usaha bisnis yang berbasis kepada feedback pengguna, teknologi dan solusi.
Budi daya ikan lele adalah UMKM yang cukup popular di desa Pabuaran, Gunung Sindur
Bogor. Pada akhir tahun 2018, terdapat pengadian masyarakat oleh mahasiswa UMJ dan
Polytechnic Singapore di UMKM ini dengan menggunakan pendekatan design thinking dalam
upaya menemukan solusi yang tepat untuk permasalahan yang dihadapi oleh para peternak ikan
lele. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menguraikan setiap tahapan design thinking
tersebut yang meliputi 5 tahapan: sense of sensibility, emphaty, ideation, prototype, dan test.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis-deskriptif. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa pelaksanaan tahapan design thinking yang dilakukan belum maksimal
karena keterbatasan waktu KKN sehingga prototype yang dihasilkan tidak sampai dilakukan
uji test terhadap pengguna. Walaupun demikian, penggunaan metode design thinking dalam
KKN merupakan sebuah kemajuan yang perlu dilembagakan karena memiliki proses yang
bertahap untuk memberikan sebuah solusi yang dihadapi oleh masyarakat.

Kata Kunci: Budi Daya Ikan Lele, Design Thinking, UMKM

PENDAHULUAN Walaupun sudah bertahun-tahun


UMKM (Usaha Mikro Kecil dan menjalankan usaha ikan lele, tidak ada
Menengah) banyak dilakukan oleh peningkatan yang signifikan. Justeru,
masyarakat di desa Pabuaran, Kecamatan mereka dihadapi oleh berbagai tantangan
Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Provinsi baru baik dari menurunnya produksi sampai
Jawa Barat sebagai sumber penghasilan melemahnya daya saing jual karena restoran
mereka. Diantara UMKM tersebut adalah cepat saji yang semakin menjamur.
budi daya ikan lele, produksi tahu, dan Beberapa kendala lainnya adalah serangan
produksi kerupuk dan lainnya. UMKM yang hama, serangan burung bangau, banjir di
paling menonjol di Pabuaran adalah budi saat hujan deras yang dapat menyebabkan
daya ikan lele. Terdapat 30 peternak ikan bibit ikan lele mati serta banyaknya penyakit
lele dengan 200 kolam ikan lele. kuning (jaundice).

DOI: 10.24853/baskara.2.1.55-64

55
Pusat Inkubator Bisnis dan Kewirausahaan Universitas Muhammadiyah Jakarta
Baskara : Journal of Business and Entrepreneurship
Volume 2 No. 1 Oktober 2019

Oleh karena itu, perlu diadakan sebuah Design thinking terus mengalami
upaya yang dapat membantu mereka perluasan dalam penerapannya di
menemukan cara yang tepat dan efektif beberapa bidang seperti untuk desain
untuk meningkatkan budi daya ikan lele di organisasi, perencanaan strategis wilayah/
desa tersebut. Untuk itu, diadakanlan sebuah sektor publik, praktek manajemen,
kegiatan pengabdian masyarakat yang penciptaan bisnis baru, inovasi
dilakukan oleh mahasiswa FISIP UMJ pendidikan dan bahkan sosial bagi
dengan mahasiswa Singapore Polytechnic pembangunan masyarakat (Suprobo dalam
dalam program kegiatan KKN Internasional Brown, 2008; Wyatt, 2010).
di desa tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk
Pengabdian masyarakat ini mendeskripsikan tahapan-tahapan design
menggunakan sebuah metode yang popular thinking dalam upaya mengembangkan budi
digunakan dalam mengembangkan usaha daya ikan lele di desa Pabuaran yang sudah
bisnis dan ekonomi, yaitu design thinking. dilakukan oleh mahasiswa UMJ dengan
Design thinking juga dapat digunakan untuk mahasiswa Singapore Polytechnic.
social innovation (inovasi social) untuk Diharapkan tahapan-tahapan ini dapat juga
menjadi inspirasi untuk digunakan pada
membantu memberikan solusi berbasis
KKN mahasiswa selanjutnya.
inovasi kepada masyarakat dengan
menggunakan tahapan-tahapan standar
Design Thinking
untuk menghasilkan sebuah produk dalam
Menurut Tim Brown (2008), CEO of
bentuk prototype yang diharapkan dapat
IDEO mendefinisikan design thinking
membantu menyelesaikan permasalahan sebagai “a discipline that uses the
social secara tepat. designer’s sensibility and methods to match
Keberhasilan penggunaan proses people’ s needs with what is technologically
design thinking yang baik akan berpengaruh feasible and what a viable business strategy
can convert into customer value and market
besar terhadap kesuksesan sebuah bisnis.
opportunity” sedangkan menurut pendiri
Misalnya adalah PT Aplikasi Karya Anak
IDEO, Kelley and Kelley (2013) design
Bangsa (Gojek) dengan pendiri Nadiem thinking as “a way of finding human needs
Makarim, telah menghasilkan berbagai and creating new solutions using the tools
macam solusi yang tadinya hanya berupa and mindsets of design practitioners.” Dari
aplikasi transportasi berbasis online, namun dua definisi ini jika digabungkan design
dengan menggunakan metode design thinking bermula dari kebutuhan manusia
thinking saat ini Gojek mampu menciptakan dan menggunakan teknologi yang sesuai
berbagai macam layanan yang dibutuhkan dengan tujuan nilai kewirausahaan melalui
masyarakat (Lazuardi dan Sukoco: 2019) nilai pelanggan (Walter Brenner & Falk
Uebernickel: 2016)
Design thinking juga dapat digunakan Menurut Lazuardi dan Sukoco (dalam
dalam pembelajaran design dan arsitektur Kelley & Brown, 2018) design thinking
seperti yang dilakukan pada institute adalah pendekatan yang berpusat pada
informatika Indonesia dan Universitas manusia terhadap inovasi yang diambil dari
Widya Kartika. Setelah diadakan penelitian perangkat perancang untuk
menunjukkan pembelajaran dengan mengintegrasikan kebutuhan orang-orang,
menggunakan design thinking memberikan kemungkinan teknologi, dan persyaratan
tingkat keberhasilan yang tingi atau self- untuk kesuksesan bisnis.
efficacy dalam menyelesaikan tugas design
yang diberikan (Suprobo:2012)

56
Rahmawati Madanih, Meidhita Susandi, Alya Zhafira
Penerapan Design Thinking Pada Usaha Pengembangan Budi Daya Ikan Lele Di Desa Pabuaran, Kecamatan
Gunung Sindur, Kabupaten Bogor

Gambar 2. Tahapan (proses) Design


Thinking

Gambar 1. Elemen dalam Design Thinking Tahap pertama, define the problem,
mendefinisikan tantangan, masalah secara
Pada Gambar 1. menunjukkan bahwa dalam singkat. Salah satu contoh untuk sebuah
design thinking terdapat tiga elemen penting tantangan bisa menjadi: “Bagaimana belajar
sebagai bahan pertimbangan dalam di universitas pada tahun 2020? "
menciptakan ide yang dibutuhkan. Design Tahap kedua, "Needfinding &
thinking mempertimbangkan desirability of Sintesis", bertujuan untuk mengungkapkan
people atau kebutuhan pengguna (user) kebutuhan pelanggan. Perlu dibedakan
kemudian menggabungkannya dengan antara kebutuhan yang jelas dan yang
kemampuan teknologi yang sesuai tersembunyi. Dalam proyek Design
(feasibility of technology), sehingga mampu Thinking, tim sering berhasil
menjadi produk bisnis yang baik (viability of mengungkapkan kebutuhan tersembunyi
business) karena memberikan kelayakan dan yang pada akhirnya berkontribusi untuk
solusi efektif bagi suatu permasalahan. memberikan solusi yang inovatif dan
Lazuardi dan Sukoco (dalam Kelley & kompetitif. Sebelum wawancara dengan
Brown, 2018) pelanggan, bisa dilakukan wawancara ahli,
Walter Brenner (2016) membagi literatur dan pencarian web untuk membantu
design thinking menjadi memiliki tiga mencapai tingkat pengetahuan pelanggan.
fungsi sebagai mindset, proses, dan toolbox. Tahap ketiga, “Ideate”, tim
Sebagai mindset atau pola fikir bahwa didorong untuk menemukannya ide solusi
design memiliki prinsip-prinsip yang melalui brainstorming. Brainstorming perlu
esensial yaitu; innovation is made by dilakukan sehingga solusi yang dibayangkan
humans for mumans, combining of divergent berdasarkan langkah sebelumnya, tidak
and convergent thinking, fail often and dipisahkan dari kebutuhan pelanggan.
early, build prototypes that can be Tahap keempat, "Prototype", adalah
experienced, test early with customers, untuk membangun prototipe yang bisa diuji
design never ends, Design Thinking needs a selanjutnya dengan pelanggan. Tahap
special place. kelima, “Test”, prototipe yang sudah
Design Thinking sebagai sebuah dihasilkan diuji dengan pelanggan di tempat
proses bahwa merupakan terdiri dari umum misalnya di pasar, stasiun kereta api
tahapan-tahapan pada gambar di bawah ini: dan bandara.

METODE PENELITIAN
Pendekatan penelitian yang digunakan
dalam tulisan ini adalah kualitatif dengan
tehnik pengumpulan data bersumber dari

57
Pusat Inkubator Bisnis dan Kewirausahaan Universitas Muhammadiyah Jakarta
Baskara : Journal of Business and Entrepreneurship
Volume 2 No. 1 Oktober 2019

laporan KKN intenasional (design interview. Observasi yang dilakukan


thingking), buku dan jurnal, wawancara meliputi hal-hal yang termasuk dalam tool
kepada pihak terkait serta observasi saat yang disebut POEMS (People, Object,
pelaksaan proses design thinking
Environment, Message, Service). Disamping
berlangsung di desa Pabuaran yaitu tanggal
11-22 Maret 2019. observasi, proses empathy juga dilakukan
Selain itu, penelitian ini menggunakan dengan interview. Interview adalah
analisis deskriptif. Penelitin ini akan kesempatan untuk menggali dan menyelam
mendeskripsikan tahapan-tahapan design lebih dalam ke fikiran dan perasaan.
thinking yang dilakukan mahasiswa dan Interview juga berfungsi untuk
selanjutnya dianalisis dengan menggunakan mengklarifikasi dan merasionalkan
teori design thinking menurut Tim Brown
yang terdiri dari empat tahapan yaitu: 1) observasi. Tehnik interview dilakukan
Empathy, 2) Ideation, 3) Prototype, 4) Test. dengan closed dan open question (Panduan
DT Singapore Polytehnic).
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 3 adalah hasil observasi dan
Berikut adalah proses design thinking interview yang sudah disalin dan
dalam usaha pengembangan budi daya lele diklasifikasikan dengan menggunakan tool
di desa Pabuaran, Gunung sindur, POEMS.
Kabupaten Bogor, hasil kerjasama antara
mahasiswa UMJ dengan mahasiwa
Singapore Polytechnic:
I. Sense & Sensibility
Sense and Sensibility merupakan tahap
mencari informasi sebanyak-banyaknya
tentang tentang peternakan ikan lele sebagai
bekal pengetahuan sebelum mahasiswa
melakukan wawancara kepada peternak ikan
lele.
Pada tahap ini bisa dikatakan tahap
persiapan, mahasiswa mengumpulkan
informasi dengan cara searching via google
tentang pengetahuan umum, penelitian-
penelitian terkait, serta kunjungan ke
peternak lele tentang beberapa cara budi Gambar 3. POEMS
daya ikan lele yang berhasil, permasalahan
yang biasa dihadapi dalam budi daya ikan Dari data di atas kemudian
lele, serta beberapa teknik penanganan diklasifikasikan lagi berdasarkan
masalah budi daya ikan lele. permasalahan untuk menghasilkan Insights.
Setelah mengumpulkan informasi Diantara permasalahan yang muncul adalah
mahasiwa membuat list pertanyaan atau masalah dan solusi burung bangau, ukuran
pedoman wawancara yang akan ditanyakan kolam, cuaca di musim hujan, pandangan
kepada stakeholders di lapangan pada tahap peternak yang negative, pengelolaan
empathy. memasak ikan lele, budget, canibalisme,
alternative makanan untuk lele, dan
II. Empathy (Understanding User Needs) kesulitan dalam pemeliharaan.
Pada proses empathy ini dilakukan
dengan dua cara yaitu observasi dan

58
Rahmawati Madanih, Meidhita Susandi, Alya Zhafira
Penerapan Design Thinking Pada Usaha Pengembangan Budi Daya Ikan Lele Di Desa Pabuaran, Kecamatan
Gunung Sindur, Kabupaten Bogor
idenatitas, komunitas dan emosi peternak.
menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Gambar 4. Insights Gambar 6. SPICE


Dari sekian banyak permasalahan yang
Selanjutnya mahasiswa membuat visualisasi
tertuang dalam insights, maka mahasiswa
harus memilih 3 hal yang paling penting bagi karakter fiktif sesuai dengan data needs
para peternak lele tersebut maka ada yang statement. Dengan adanya persona, dapat
chosen needs and unchosen needs, mempermudah mahasiwa dalam memecahkan
kemudian lahirlah sebuah need statements masalah yang dimiliki oleh para peternak lele.
atau pernyaatan kebutuhan. Dari gambar Agar karakter tersebut lebih nyata, mahasiswa
terlihat bahwa kebutuhan yang dipilih
membuat latar belakang ‘si peternak’ tersebut
mahasiswa adalah benih (fingerlings), cuaca
(weather) dan bangau (storks) yang tertuang seperti, diberi nama “stressful Salim”, apa
dalam Gambar 5. yang disukai dan tidak disukai, serta kehidupan
sosial peternak tersebut.

Gambar 5. Need Statements

Needs statement ini terlihat masih abstrak.


Oleh karena itu dibutuhkan persona atau
ilustrasi dalam bentuk orang dalam hal ini
peternak. Untuk memudahkan membuat
persona, mahasiswa menggunakan tool
SPICE (Social, Physical, Identity,
Community, Emotional) yang dapat
menggambarkan keadaan social, fisik, Gambar 7. Persona

59
Pusat Inkubator Bisnis dan Kewirausahaan Universitas Muhammadiyah Jakarta
Baskara : Journal of Business and Entrepreneurship
Volume 2 No. 1 Oktober 2019

kebutuhan dipilih satu cara yang paling


Gambar 7 menunjukkan persona yang berisi mungkin untuk dilakukan oleh mahasiswa
ilustasi tentang kesimpulan dari tahap empati yang kemudian dibuatlah prototypenya.
di atas. Kebutuhan peternak meliputi:
IV. Prototyping
1. Cara untuk membuat drainase air dari
Proses prototype ini dilakukan dengan
kolam-kolam
tujuan menghindari kegagalan produk. Dari
2. Pendidikan mengenai metode beternak hasil ideation terpilih 3 prototype untuk
yang baru membantu peternak: drainage system, poster
3. Pengimplementasian tindakan pencegahan metode beternak yang baru, dan net untuk
untuk menjaga benih dari gangguan pencegahan benih. Ketiga cara yang dipilih
bangau dengan mempertimbangkan feasibility atau
kemungkinan kemampuan peternak dapat
Adapun needs statement adalah mempraktekkannya.
peternak membutuhkan cara untuk membuat
drainase, pendidikan metode beternak yang Prototype 1&2 Drainage System (Sistem
baru, tindakan pencegahan untuk menjaga Pengairan) dan Poster.
benih. Hal ini dilakukan karena salah satu
III. Ideation (Idea and Creation) permasalahan dari peternak tersebut adalah
Ide-ide bersumber dari pernyataan banjir yang bisa membuat ikan lele
kebutuhan atau need statements yang ada berpindah dan tercampur ke kolam yang
pada proses persona. Proses ini mahasiswa
lain. Dalam proses Drainase Air ini ada tiga
lakukan dengan cara melakukan
brainstorming. Setelah melakukan jenis pipa, yaitu :
brainstorming, mereka mengelompokkan 1) Yang pertama pipa yang berwarna hitam,
segala ide dan gagasan sesuai dengan pipa yang sudah ada dan posisinya
permasalahan pada budi daya lele tersebut. hampir ke dasar kolam. Fungsinya, untuk
mengalirkan air ke setiap kolam untuk
menghindari banjir.
2) Pipa yang berwarna biru adalah second
protection yang posisinya lebih tinggi
dari pipa yang hitam, berfungsi ketika
hujan datang sangat deras, dan pipa yang
hitam tidak cukup cepat untuk
mengalirkan air, maka pipa yang biru
memback-up pipa yang hitam untuk
mencegah banjir. Pipa ini berfokus pada
benih/bibit lele yang masih berukuran
Gambar 8. Ideation kecil.
3) Pipa yang berwarna ungu adalah pipa
Pada gambar 8 ideation yang berisi yang berfungsi untuk mengalirkan air
beberapa cara yang dapat dilakukan. Setiap
dari kolam-kolam ikan ke penampungan
kolom berisi satu kebutuhan dan beberapa
cara alternative yang bisa dilakukan untuk air (reservoir) yang lebih besar
membantu menangani permasalahan ukurannya. Lalu ada juga pipa berwarna
peternak ikan lele sesuai dengan tahapan. ungu yang mengalirkan air dari
Dari beberapa cara tersebut, setiap

60
Rahmawati Madanih, Meidhita Susandi, Alya Zhafira
Penerapan Design Thinking Pada Usaha Pengembangan Budi Daya Ikan Lele Di Desa Pabuaran, Kecamatan
Gunung Sindur, Kabupaten Bogor
penampungan air (reservoir) ke bibit ikan lele, yaitu pemasangan jaring pada
perkebunan (plantation). kolam bibit ikan lele.
4) Pada setiap lubang pipa, ditutupi dengan 1) Seluruh pinggiran kolam di tambahkan
jaring yang berfungsi untuk menghindari penutup berbahan jaring, lalu diatas
benih ikan masuk ke kolam ikan yang kolam ikan lele itu juga ditutup dengan
lebih besar mengunakan 4 (empat) gulungan jaring
yang disanggah dengan kayu/bamboo.
Tergantung besar kolamnya. Jika
kolamnya lebih besar, mungkin kita akan
letakkan kayunya setiap 3 (tiga) meter.
2) Untuk mengaitkan jaringnya, kita
menggunakan ditengah kolam, yang
tinggi papannya lebih rendah dari yang
disetiap sisi-sisi kolam
3) Saat jaringnya digunakan untuk menutup
kolam, dia akan terlihat menurun,
berbentuk V.

Gambar 9. Prototype dan Poster Sistem


Drainase

Prototype 3. Tindakan pencegahan


predator pemakan bibit ikan
Salah satu permasalahan yang Gambar 10. Prototype Preventive Measure
dihadapi oleh para peternak ikan lele adalah
serangan predator seperti burung bangau Kegiatan design thinking diakhiri dengan
yang biasanya datang di malam hari dan exhibition di desa Pabuaran untuk
memakan bibit ikan lele. Jumlah bibit ikan
memperoleh feedback dari peternak. Setelah
lele yang dimakan oleh Burung Bangau
sekitar 20-30 ekor. Hal tersebut menjadi mendapatkan masukan dari peternak
permasalahan di peternakan ikan lele, karena kemudian diakomodir dan prototype ini
jika hal tersebut terus-terusan terjadi, maka kembali dipamerkan dalam Gallery Walk di
dapat merugikan para peternak lele. Karena kampus FISIP UMJ untuk mendapatkan
terjadinya hal tersebut, kami memiliki cara feedback selanjutnya dari fihak akademisi.
untuk menghindari bangau memakan bibit- Karena keterbatasan waktu KKN

61
Pusat Inkubator Bisnis dan Kewirausahaan Universitas Muhammadiyah Jakarta
Baskara : Journal of Business and Entrepreneurship
Volume 2 No. 1 Oktober 2019

Interasional ini, tahapan design thinking Akibatnya, kegiatan KKN seringkali hanya
hanya sampai prototype, tidak dilanjutkan melanjutkan kegiatan-kegiatan yang ada di
dengan tahapan test. lokasi KKN tanpa ada kebaruan dan inovasi.
Dari ulasan deskripsi tahapan design
thinking di atas sudah mengikuti proses KESIMPULAN
standar design thinking menurut Tim Design thinking adalah sebuah proses
Brown. Senses & sensibility sebenarnya bermula dari kebutuhan manusia dan
bukanlah tahapan resmi hanya tahap menggunakan teknologi yang sesuai dengan
persiapan yang dirancang oleh tim tujuan nilai kewirausahaan melalui nilai
supervisor untuk memudahkan dalam proses pelanggan. Proses design terdiri dari 4 tahap:
empathy. empathy, ideation, prototype, dan test. Dari
Tahap empathy dilakukan dengan proses design thinking diperoleh hasil
cukup lama sehingga menghasilkan persona prototype untuk membuat system drainage
yang unik dan menarik sehingga atau system perairan sehingga ketika hujan
memudahkan untuk membuat ideation deras, tidak terjadi perpindahan ikan dari
karena dengan jelas menggambarkan kolam yang satu ke kolam yang lain.
peternak yang diberi nama Salim dengan Prototype berikutnya adalah pemasangan net
suasana hati yang sedang stress dikarenakan pada tiap kolam untuk pencegahan dari
peternakan lelenya yang membutuhkan burung bangau.
solusi untuk memecahkan masalahnya Dengan adanya KKN Internasional
terkait dengan system pengairan karena yang menggunakan metode design thinking
cuaca hujan seringkali banjir dan banyak ini, diharapkan metode ini dapat dilanjutkan
ikan lele yang mati. Kedua, pendidikan pada kegiatan KKN berikutnya karena dapat
tentang peternakan baru yang dihasilkan memberikan kegiatan yang lebih tepat
berupa poster tentang system drainase, serta berdasarkan kebutuhan-kebutuhan yang
pencegahan terhadap burung bangau dengan diperlukan oleh masyarakat di lokasi KKN.
dibuat prototype berupa pemasangan net
pada setiap kolomnya. UCAPAN TERIMA KASIH
Sayanganya prototype ini tidak Terima kasih kepada Singapore Polytehnic
dilanjutkan sampai test yaitu dengan yang sudah bekejra sama dengan UMJ untuk
mempraktekkan prototype menjadi nyata mengadakan pengabdian masyarakat di desa
dibuat di kolam ikan lele peternak secara Pabuaran. Terima kasih juga kepada FISIP
langsung. Sehingga tidak dapat diketahui UMJ sebagai perwakilan UMJ untuk
apakah prototype ini berhasil secara efektif mengadakan kegiatan KKN Internasional.
menangani permasalahan peternak ikan lele
di Pabuaran atau tidak. DAFTAR PUSTAKA
Terlepas dari itu, design thinking ini Brown, Tim & Wyatt, Jocelyn. (2016).
sangat bagus diterapkan dalam pengabdian Design Thinking for Social
masyarakat atau KKN. Seringkali KKN Innovation, Switzerland: Springer
International Publishing DOI 10.1007/978-
berjalan tanpa menggunakan proses 3-319-26100-3
empathy sehingga kegiatan KKN tidak dapat Fauzi, A. H., & Sukoco, I. (2019). Konsep
berlangsung secara sustainable dan tidak Design Thinking pada Lembaga
berdasarkan kebutuhan masyarakat. Bimbingan Belajar Smartnesia Educa.

62
Rahmawati Madanih, Meidhita Susandi, Alya Zhafira
Penerapan Design Thinking Pada Usaha Pengembangan Budi Daya Ikan Lele Di Desa Pabuaran, Kecamatan
Gunung Sindur, Kabupaten Bogor
Organum: Jurnal Saintifik Manajemen
dan Akuntansi, 2(1), 37-45. doi:
https://doi.org/10.35138/organu
m.v2i1.50
Hatton, D.D., Bailey, D.B., Burchinal, M.,
dan Ferrell, K.A. 1997.
“Developmental growth curves of
preschool children with vision
impairments”. Child Development.
Vol. 68 (5), pp: 788-806.
Lazuardi, M. L., & Sukoco, I. (2019).
Design Thinking David Kelley & Tim
Brown: Otak Dibalik Penciptaan
Aplikasi Gojek. Organum: Jurnal
Saintifik Manajemen dan Akuntansi,
2(1), 1-11. doi:
https://doi.org/10.35138/organu
m.v2i1.51
___________Design Thinking, 18
December
2017 https://sis.binus.ac.id/2017/12/1
8/design-thinking-2/
Suprobo, Priyo. 2012. Penerapan Design
Thinking dalam Inovasi Pembelajaran
Desain dan Arsitektur
https://www.researchgate.net/publicat
ion/262561679

Modul Learning Express Foundation


Training. 2018. Singapore Polyethnic

Laporan KKN Internasional, Proses Design


Thinking pada Budi Daya Ikan Lele di
Desa Pabuaran, Bogor, 2019, FISIP
UMJ

63
Pusat Inkubator Bisnis dan Kewirausahaan Universitas Muhammadiyah Jakarta
Baskara : Journal of Business and Entrepreneurship
Volume 2 No. 1 Oktober 2019

64

Anda mungkin juga menyukai