Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di zaman yang berkembang ini kebutuhan manusia terus bertambah,salah


satunya dalah hiburan.Apalagi di lenkapi dengan perlengkapan teknologi yang
memadai yang dapat memberikan hiburan kepada masyarakat salah satunya adalah
dunia perfilman.

Di Indonesia, preferensi menonton film di bioskop semakin meningkat


Pertumbuhan dari tahun ke tahun karena beberapa faktor, yaitu film Film-film
besutan film Indonesia semakin menjanjikan dan berkualitas Bertanggung jawab,
produksi film Indonesia bisa mengerti Genre film yang sangat disukai, sebagian besar
film dirilis Dapat ditampilkan untuk segala usia (www.google.com bioskop harian
analisa).

Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk menyampaikan
suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat
tertentu.Orang-orang dapat menonton film di manapun baik di tv,dvd,hp,laptop
ataupun bioskop. Bioskop berasal dari kata boscoop (bahasa Belanda yang juga
berasal dari Bahasa Yunani) yang artinya Gambar Hidup p. Bioskop sendiri adalah
tempat untuk menonton pertunjukan film dengan menggunakan layar lebar , gambar
film dengan menggunakan proyektor dan dilengkapi sound system yang bagus.

Menurut www.Indonesiafilm.net (diakses pada 2 Maret 2018), perkembangan


pertumbuhan gedung bioskop di Indonesia saat ini masih kurang pesat. Bioskop di
Indonesia pernah mengalami masa kejayaan pada tahun 90-an dimana pada tahun
tersebut mencapai jumlah tertinggi yaitu 2600 buah dengan 2853 layar, serta jumlah
penonton mencapai 32 juta orang. Era 1999-2002 terjadi keterpurukan bagi usaha
perbioskopan secara drastis. Dari jumlah 2600 pada tahun 1990, hanya menyisakan
264 bioskop dengan 676 layar di tahun 2002. Dalam tabel diberikut ini menunjukan
perkembangan positif bagi pelaku bisnis bioskop dan pengunjung juga diuntungkan.
Dalam hal ini, menonton film memiliki berkaitan erat dengan aktivitas dan
budaya masyarakat modern, pengendalian Pemutaran film disajikan dalam bentuk
fisik bioskop, sumber daya, harga tiket, akses publik dan lain-lain Berdasarkan ide
ini, menghadirkan satu bangunan yaitu cinema center yang berisi bioskop dengan
sejumlah ruang pemutaran film dan fasilitas pendukung film lainnya, yaitu pusat
bioskop dapat menjadi solusi yang memuaskan tuntutan hiburan masyarakat untuk
menonton film khususnya di kota Makassar. Dengan memperhatikan berbagai
rangkaian kegiatan penonton ,tidak hanya dapat menonton film, tetapi juga melalui
menyediakan berbagai fasilitas untuk memberikan pengalaman menonton yang
berbeda dari bioskop lain.

Cinema Center yang bertempat di Makassar ini memiliki maksud secara khusus
yaitu sebagai tempat aktifitas pemutaran film di Indonesia khususnya di Kota
makassar, guna dapat menciptakan ruang publik untuk digunakan sebagai medium
eksperimen dan ekspresif serta memfasilitasi kebutuhan masyarakat akan tempat
hiburan dalam bentuk menonton film. Lingkup pelayanan Cinema Center di tujukan
untuk masyarakat khususnya di Kota Makassar dalam hal memfasilitasi sarana dan
prasarana dalam bidang perfilman yang bersifat hiburan. Cinema Center tersebut
melayani fasilitas hiburan menonton film sebagai rekreasi dan refreshing serta
menjadi medium eksperimen dan ekpresif untuk masyarakat dan pecinta film.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka rumusan masalah yang dapat diambil
adalah bagaimana merancang suatu gedung pusat perfilman (cinema center) sebagai
tempat untuk menonton film dan melakukan aktivitas yang berhubungan dengan
dunia perfilman dengan menggunakan penekanan desain Arsitektur Modern.

1.3. Tujuan & Sasaran


1.3.1 Tujuan Pembahasan
Mendapatkan konsep perancangan cinema center dengan pendekatan
Arsitektur Modern yang sesuai dengan fungsinya
1.3.2 Sasaran Pembahasan
Sasaran yang ingin dicapai adalah mendapatkan suatu program
perencanaan dan perancangan Gedung Cinema Center sehingga pada
akhirnya akan di fungsikan secara optimal, dengan tujuan yang akan di capai
berdasarkan hasil analisa terhadap aspek aspek panduan perenanaan dan
perancangan yang berlaku.

1.4. Manfaat
1.4.1. Subyektif
Memenuhi salah satu persyaratan mengikuti mata kuliah Tugas Akhir
pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Bosowa

1.4.2. Obyektif
Konsep Cinema Center yang berlokasi di Makassar diharapkan dapat
menjadi suatu masukan yang bisa menjadi rekomendasi perencanaan yang
lebih matang bagi Pemerintah Daerah selaku pengelola kawasan serta pihak-
pihak yang berkepentingan dalam memenuhi tuntutan dan kegemaran
masyarakat Kota Makassar.

1.5. Lingkup Pembahasan


Lingkup pembahaan dibatasi pada aspek-aspek arsitektur dalam perencanaan
dan perancangan suatu gedung Cinema Center serta penambahan aspek lain secara
garis besar yang berhubungan dengan pembahasan bahan dasar dan bahan
pertimbangan, antara lain:
1. Perencanaan cinema center yang sesuai dengan kaidah ilmu arsitektur, mulai
dari pengelompokkan ruang-ruang hingga estetika bangunannya dengan tetap
memperhatikan fungsi bangunan itu sendiri.
2. Pemilihan lokasi pembangunan yang strategis sesuai dengan peruntukan lahan
yang telah ditetapkan. Dalam hal ini perencanaan cinema center berada di Kota
Makassar yang tepat berada di kawasan yang menjadi pusat aktivitas baik
perdagangan maupun jasa pelayanan masyarakat
1.6. Metode Perancangan
1.6.1. Pengumpulan Data
Mencari data-data mengenai permasalahan yang ada, data-data dapat
berupa data-data primer yang didapat langsung dari pengamatan fakta yang ada
di lapangan, dan juga data-data sekunder yang didapatkan melalui studi
kepustakaan, atau yang lainnya yang dapat mendukung.
a. Data Primer
Melakukan observasi langsung di lapangan yang bertujuan untuk
mengidentifikasi aspek-aspek yang bisa diterapkan pada perancangan
obyek, menyangkut aspek teknis dan aspek desain pada cinema center.
b. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data atau informasi yang tidak berkaitan secara
langsung dengan obyek perancangan tetapi sangat mendukung program
perancangan cinema center data ini di dapat dari studi literatur atau atau
sumber tertulis yang berhubungan dengan perancangan.

1.6.2. Analisis Data


Proses menganalisa dan mensintesa dengan cara mengolah data masukan
yang diperoleh dari hasil pengumpulan data (observasi/pengamatan dan
wawancara ke instansi-instansi terkait yang ada hubungannya dengan proses
perencanaan bangunan cinema center).

1.6.3. Sintesa/Konseptualisasi
Dalam tahapan ini penulis memberikan gambaran konsep dan keinginan
yang ingin dicapai (mengacu pada hasil analisis diatas) dan dimiliki oleh
rancangan objek

1.7. Sistematika Pembahasan


Sebagai Kerangka penulisan dalam laporan ini, penyusun membahas tahap-
tahap perancangan, yang secara garis besar terdiri dari 6 (enam) bab, Antara lain :
BAB I : Pendahuluan
Bab ini berisi tentang hal-hal yang melatar belakangi perancangan
dari judul tugas akhir, maksud dan tujuan, rumusan masalah,
pendekatan perancangan, kerangka berpikir dan sistematika
penulisan. Pada bab I lebih sebagai bab pembuka yanitu sebagai
pengantar mengenai perancangan tugas akhir.
BAB II : Deskripsi Proyek dan Studi Literatur
Bab ini berisi deskripsi proyek yang di rancang mengenai informasi
dasar dalam perancangan seperti lokasi, luasan lahan, dan
sebagainya dilengkapi dengan definisi proyek, standar ruang dan
studi banding dengan bangunan sejenis yang di dapat untuk
mempermudah dalam penjelasan proyek yang diambil. Selain studi
banding sangat berperan untuk mebantu sebagai panduan acuan
dan analisa perbandingan dalam suatu pengamatan.
BAB III : Elaborasi Tema
Bab ini berisi tentang penjelasan tema yang diambil, hubungan
tema dengan rancangan proyek yang dikerjakan yaitu menyangkut
fungsi dan bentuknya (interpretasi tema) serta elaborasi dari tema
tersebut.
BAB IV : Pendekatan Perancangan
Bab ini berisi tentang analisis program kegiatan, program ruang
serta pemintakatan dalam perancangan proyek kemudian terdapat
juga analisis lokasi site yang diambil seperti potensi lingkungan,
aksesibilitas lokasi site, orientasi dan view, dan lain-lain.
BAB V : Konsep Perancangan
Bab ini berisi tentang penjelasan konsep pernacangan terkait
dengan konsep dasar, konsep rancangan tapak serta konsep
bangunan.
BAB VI : Penutup
Hasil Rancangan Bab ini memuat dan menjelaskan hasil dari
perancangan yang lebih dalam mengenai bangunan-bangunan
beserta contoh suasana dalam proyek yang dirancang.

Anda mungkin juga menyukai