PENDAHULUAN
A. Latar belakang
tidak lagi memerlukan roll film sebagai penyimpanannya. Mulai tahun 2008,
dan apresiasi masyarakat pada dunia fotografi maka akan diikuti pula dengan
lepas dari dunia fotografi dan menjadikannya sebagai alat untuk memenuhi
kebutuhannya (Soelarko,1993).
untuk dilihat dan diamati (Pradiptha dkk, 2014). Selain lebih mudah diingat
karena mampu merekam sesuatu yang tidak mungkin kembali. Fotografi juga
merupakan salah satu karya seni yang bernilai tinggi dan dapat menampilkan
1
Selain itu fotografi juga menjadi salah satu profesi, terutama di kota-kota besar
seperti Makassar.
tetapi tidak terdapat suatu wadah yang dapat menampung para penggemar
fotografi untuk dapat berkumpul, bertukar pikiran dan informasi, serta berbagi
merupakan suatu upaya yang dijadikan sebagai pengenalan suatu hal yang belum
diketahui oleh orang banyak serta memiliki fungsi apresiasi, edukasi, rekreasi
dan prestasi (Cahyono, 2002). Selain itu jika melihat kondisi bangunan penyedia
jasa dan barang fotografi yang sudah ada di Kota Makassar. Bangunan yang
fotografi cukup terbatas luasannya dan hanya mewadahi kegiatan penyedia jasa
fotografi. Bangunan penyedia jasa yang telah ada cenderung konvensional, sama
sekali tidak mencerminkan karakter dari fungsi bangunan tersebut. Karakter yang
kesan menarik, karakter tersebut yang membentuk identitas yang berbeda dari
identitas fotografi kepada masyarakat, diperlukan suatu wadah yang tidak hanya
2
yang tidak hanya tempat pelayanan jasa fotografi dan penjualan barang fotografi,
dan memiliki identitas sesuai dengan fungsinya. Hal ini penting karena dalam
kemudahan dalam memberi kesan dan daya tarik. Selain itu dengan pendekatan
arsitektur metafora ini diharapkan bangunan ini nantinya dapat menjadi ikon baru
mengingat dari suatu bentuk yang sudah dikenal dan bentuk inilah nanti yang
Fotografi yang dilengkapi fasilitas yang lengkap dan relevan yang dapat
3
sendiri sebagai wadah pengembangan pendidikan, promosi, pemasaran, dan
informasi.
B. Rumusan Masalah
Dalam hal itu maka rumusan masalah dapat dibagai menjadi dua yakni :
1. Non Arsitektural
a. Siapa saja yang akan menjadi pemakai dan pengguna bangunan Pusat
Fotografi?
2. Arsitektural
maksimal ?
C. Tujuan Penulisan
1. Non Arsitektural
a. Untuk mengetahui Siapa saja yang akan menjadi pemakai dan pengguna
4
2. Arsitektural
a. Untuk menentukan lokasi / site yang sesuai dengan RTRW kota Makassar
D. Lingkup Pembahasan
E. Metode Pembahasan
berikut :
5
1. Metode kepustakaan
penulisan.
2. Metode Survey
dengan kasus / judul serta wawancara secara langsung dengan pihak yang
3. Metode Observasi
a. Lokasi
b. Iklim
d. Kebisingan ( noise )
6
4. Metode analisis
F. Sistematika Pembahasan
BAB I PENDAHULUAN
sistematika pembahasan.
Makassar
BAB IV KESIMPULAN
7
BAB V PENDEKATAN ACUAN PERANCANGAN
inti sari dari pembahasan makro dan mikro sebagai dasar untuk dasar