PENDAHULUAN
1.1 JUDUL
Solo Hotel Central Art
1.2 PENGERTIAN JUDUL
Solo adalah sebutan sebuah kota yaitu Surakarta di Provinsi Jawa Tengah, Hotel adalah suatu bangunan
yang dikelola secara komersil guna memberikan fasilitas penginapan kepada masyarakat umum dengan fasilitas
antara lain jasa penginapan, pelayanan barang bawaan, pelayanan makanan dan minuman, penggunaan fasilitas
perabot dan hiasan-hiasan yang ada di dalamnya serta jasa pencucian pakaian. Central Art merupakan wadah
kegiatan berkesenian yang terpusat pada sebuah daerah yang menaungi segala bentuk kesenian.
1.3 LATAR BELAKANG
Salah satu usaha untuk menarik kedatangan wisatawan pada suatu negara adalah dengan jalan
memelihara dan membina kesenian yang dimiliki negara yang bersangkutan, di mana seni mempunyai daya
tarik yang kuat sebagai tontonan, selain komunikatif, penampilannya dinamis dan akrab dengan
para penonton.
Solo merupakan kota yang memiliki keanekaragaman kesenian yang sangat tinggi dan memiliki
potensi untuk dikembangkan dalam sektor pariwisata. Dalam mewujudkan seni sebagai bagian dari sektor
pariwisata pada sebuah kota maka perlu adanya wadah dalam menaungi kegiatan-kegiatan tersebut.
Wadah yang dimaksud adalah art center, art center yang dibutuhkan adalah yang dapat mewadahi
kegiatan seni tari, seni musik ,seni lukis dan jenis kesenian yang lain. Sehingga wisatawan yang berkunjung
ke Indonesia dapat menikmati kesenian tersebut pada sebuah wadah yang sentral di Kota Solo.
Dalam berkegiatan berkesenian bagi wisatawan lokal maupun mancanegara pasti membutuhkan
sebuah akomodasi penginapan seperti hotel. Hotel yang memiliki tema tersendiri sesuai karakter kota dapat
meningkatkan daya tarik wisatawan untuk berkunjung karena berbeda dengan hotel yang lain.
Oleh karena itu pembuatan bangunan berfungsi ganda Hotel dan Art Center di Kota Solo sangat
dapat terwujud sebagai pendukung pariwisata kota.
1.4
1.4.1
RUMUSAN MASALAH
PERMASALAHAN
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka timbul permasalahan-permasalahan sebagai
berikut:
1.4.2
Bagaimana mewujudkan Solo Hotel and Museum Center yang secara kualitatif dan kuantitatif mampu
menyediakan fasilitas perhot elan dan mampu mewujudkan museum budaya yang secara tidak
langsung membantu perkembangan pariwisata kota serta, Bagaimana mewujudkan Exhibition center
yang mampu mewadahi fungsi yang berbeda didalamnya dan dapat menjadi bangunan penghubung
antara Hotel dan Museum .
Bagaimana merancang bangunan yang komunikatif dan atraktif sehingga mampu menarik perhatian
umum, dengan demikian masyarakat tertarik untuk mendatangi dan menyewanya di sana.
PERSOALAN
Setelah mengungkapkan masalah yaitu bagaimana mewujudkan Solo Hotel and Museum Center
yang komunikatif dan atraktif, mampu Menyediakan fasilitas untuk perhotelan dan pariwisata budaya, serta
mampu mewadahi fungsi yang berbeda tersebut dan dapat menghubungkan bangunan satu sama lain,
muncul beberapa persoalan seperti:
Penentuan lokasi site yang strategis dan aksesibel bagi seluruh masyarakat Kota Surakarta.
Penentuan program kegiatan yang ditampung oleh Solo Hotel and Museum Center, termasuk di
dalamnya kegiatan penyediaan peralatan dan pemeliharaannya.
Penentuan program ruang yang menampung seluruh kegiatan di dalam Solo Hotel and Museum Center.
Penentuan Konsep Penampilan Fisik yang dapat :Mencerminkan ekspresi bangunan yang mewadahi
teknologi canggih tetapi tanpa melupakan unsur-unsur lokal atau lingkungan sekitar.
Mencerminkan ekspresi bangunan yang komunikatif dan atraktif sebagai bangunan yang dapat menarik
pengunjung.
Merespon iklim setempat untuk menciptakan kenyamanan fisik dan non fisik.
Menentukan sistem utilitas yang mendukung kesehatan di dalam bangunan dan lingkungan sekitarnya
serta menentukan sistem struktur dan kontruksi yang akan digunakan nantinya.
1.5 TUJUAN DAN SASARAN
1.5.1
TUJUAN
Mewujudkan Solo Hotel and Museum Center yang secara kualitatif dan kuantitatif mampu
menyediakan fasilitas perhot elan dan mampu mewujudkan museum budaya yang komunikatif dan
atraktif, serta mampu mewadahi fungsi yang berbeda tersebut dan dapat menghubungkan bangunan
satu sama lain.
1.5.2
SASARAN
Merumuskan suatu konsep programatis maupun desain berupa:
Konsep perancangan, terdiri dari:
Penentuan lokasi tapak.
Pengolahan tapak.
Konsep aktifitas, terdiri dari:
Penentuan jenis aktifitas.
Penzoningan aktifitas.
Persyaratan aktifitas.
Konsep peruangan, terdiri dari:
Macam dan jenis ruang.
Besaran ruang.
Bentuk dasar ruang.
Sirkulasi antar ruang.
Persyaratan ruang.
Pola hubungan dan organisasi antar ruang.
Konsep bangunan, terdiri dari:
Penataan bangunan dan ruang luar.
Penampilan bentuk bangunan.
Penentuan system struktur dan bahan.
Konsep mekanikal dan elektrikal bangunan.
1.6.2
LINGKUP PEMBAHASAN
Pembahasan ditekankan pada disiplin ilmu Arsitektur, dengantetap memperhatikan aspekaspek perilaku dan psikologis user yang nantinya akan memanfaatkan bagunan Solo Hotel
and Museum Center.
Pembahasan dilakukan berdasarkan pada analisa data yang ada dan relevan terhadap
perencanaan bagunan Solo Hotel and Museum Center yang diperoleh berdasarkan survey,
pengamatan serta studi literatur.
BATASAN PEMBAHASAN
Pembahasan hanya meliputi disiplin ilmu arsitektur, sedangkan disiplin ilmu lain hanya
sebatas pendukung yang akan dibahas secara garis besar yang di selaraskan dengan tujuan dan
sasarannya.
Pemilihan lokasi merupakan lokasi yang dianggap paling sesuai dengan proyek ini, dengan
kriteria-kriteria yang mendukung keberadaannya.
Solo Hotel and Museum Center ini merupakan usaha swasta yang tujuannya mewadahi
fungsi Mix Use yang terdapat di dalamnya Hotel dan Museum.
Dana dan segala perizinan dianggap sudah tersedia.
Kegiatan pada Solo Hotel and Museum Center yang terdiri dari Hotel dan Museum.
memiliki bobot pembahasan yang sama.
1.7 METODE PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan meliputi
metode pengumpulan data, metode pengolahan data, metode pembahasan dan metode perumusan
konsep.
1.7.1
1.7.2
1.7.3
1.7.4
Perumusan Konsep
Penyusunan hasil analisa dalam proses pembahasan ke dalam konsep perencanaan dan
perancangan desain Solo Hotel and Museum Center.
1.8
METODE PENULISAN
Penulisan Konsep perencanaan dan perancangan Hotel Central Art di Kota Surakarta ini
menggunakan sistematika pembahasan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang pokok-pokok pemikiran yang melatar belakangi pemilihan judul, tujuan,
sasaran dan manfaat pembahasan, lingkup pembahasan, metode pembahasan dan sistematika
pembahasan.
BAB II
BAB II
TINJAUAN UMUM HOTEL DAN ART CENTER SEBAGAI MIXED USE BUILDING
3) Resort Hotel, yaitu diperuntukkan bagi tamu yang sedang mengadakan wisata
dan liburan. Hotel ini umumnya terletak didaerah rekreasi/wisata. Hotel jenis ini pada
umumnya mengandalkan potensi alam berupa view yang indah untuk menarik
pengunjung.
Penentuan jenis hotel yang didasarkan atas tuntutan tamu sesuai dengan keputusan Mentri
Perhubungan RI No.PM10/PW.301/phb-77, dibedakan atas:
1) Bussiness hotel, yaitu hotel yang bertujuan untuk ,melayani tamu yang
memiliki kepentingan bisnis.
2) Tourist hotel, yaitu bertujuan melayani para tamu yang akan mengujungi objek
objek wisata.
3) Sport hotel, yaitu hotel khusus bagi para tamu yang bertujuan untuk
olahraga atau sport
4) Research hotel, yaitu fasilitas akomodasi yang disediakan bagi tamu yang
bertujuan melakukan riset.
Sedangkan penggolongan hotel dilihat dari lokasi hotel menurut Keputusan Dirjen
Pariwisata terbagi menjadi dua, yaitu :
1) Resort hotel (pantai/gunung), yaitu hotel yang terletak didaerah wisata, baik
pegunungan atau pantai. Jenis hotel ini umumnya dimanfaatkan oleh para wisatawan
yang datang untuk wisata atau rekreasi.
2) City hotel (hotel kota), yaitu hotel yang terletak diperkotaan, umumnya
dipergunakan untuk melakukan kegiatan bisnis seperti rapat atau pertemuanpertemuan perusahaan.
Penggolongan berbagai jenis hotel serta bentuk akomodasi tersebut pada dasarnya
tidak merupakan pembagian secara mutlak bagi pengujung. Dapat juga terjadi overlapping yaitu
salingmenggunakan satu dengan yang lainnya, misalnya seorang turis tidak akan ditolak jika ingin
menginap pada sebuah city hotel, ataupun sebaliknya.
2.1.4
Klasifikasi Hotel
Berdasarkan keputusan Dirjen Pariwisata No. 14/U/II/1988, tentang usaha dan pengelolaan
hotel menjelaskan bahwa klasifikasi hotel menggunakan sistem bintang.Dari kelas yang terendah
diberi bintang satu, sampai kelas tertinggi adalah hotel bintang lima.
Sedangkan hotel-hotel yang tidak memenuhi standar kelima kelas tersebut atau yang berada
dibawah standar minimum yang ditentukan disebut hotel non bintang. Pernyataan penentuan kelas
hotel ini dinyatakan oleh Dirjen Pariwisata dengan sertifikat yang dikeluarkan dan dilakukan tiga
tahun sekali dengan tata cara pelaksanaan ditentukan oleh Dirjen Pariwisata.
Dasar penilaian yang digunakan antara lain mencakup:
Persyaratan fisik, meliputi lokasi hotel dan kondisi bangunan.
Jumlah kamar yang tersedia.
Bentuk pelayanan yang diberikan
Kualifikasi tenaga kerja, meliputi pendidikan dan kesejahteraan karyawan.
Fasilitas olahraga dan rekreasi lainnya yang tersedia seperti kolam renang
lapangan tenis dan diskotik.
Klasifikasi hotel berbintang tersebut secara garis besar adalah sebagai berikut :
a. Hotel bintang satu
o Jumlah kamar standar minimal 15 kamar dan semua kamar dilengkapi kamar
mandi didalam
o Ukuran kamar minimum termasuk kamar mandi 20 m2 untuk kamar
o
o Ruang public luas 3m2 x jumlah kamar tidur, minimal terdiri dari lobby, ruang
makan (>75m2) dan bar.
o Pelayanan akomodasi yaitu berupa penitipan barang
penukaran uang asing, postal service, dan antar jemput.
c.
berhargam
Ruang publik luas 3m2 x jumlah kamar tidur, minimal terdiri dari lobby, ruang
makan (>75m2) dan bar.
berharga,
Ruang public luas 3m2 x jumlah kamar tidur, minimal terdiri dari kamar
mandi, ruang makan (>100 m2) dan bar (>45m2)
Pelayanan
akomodasi
yaitu
berupa
penitipan
barang
berharga,
penukaran uang asing, postal service dan antar jemput.
Fasilitas penunjang berupa ruang linen (>0,5m2 x jumlah kamar), ruang
laundry (>40m2), dry cleaning (>20m2), dapur (>60% dari seluruh luas lantai
ruang makan).
o Fasilitas tambahan : pertokoan, kantor biro perjalanan, maskapai
perjalanan, drugstore, salon, function room, banquet hall, serta fasilitas olahraaga
dan sauna.
e. Hotel bintang lima
o Jumlah kamar minimal 100 kamar (termasuk mminimal 4 suite room,
58m2)
o
Ruang public luas 3m2 x jumlah kamar tidur, minimal terdiri dari lobby, ruang
makan (>135m2) dan bar (>75m2).
Pelayanan
akomodasi
yaitu
berupa
penitipan
barang
berharga,
penukaran uang asing, postal service dan antar jemput.
Fasilitas penunjang berupa ruang linen (>0,5m2 x jumlah kamar), ruang
o
o
laundry (>40m2), dry cleaning (>30m2), dapur (>60% dari seluruh luas lantai
ruang makan).
Fasilitas tambahan : pertokoan, kantor biro perjalanan, maskapai
perjalanan, drugstore, salon, function room, banquet hall, serta fasilitas olahraaga
dan sauna.
Dengan adanya klasifikasi hotel tersebut dapat melindungi konsumen dalam
memperoleh fasilitas yang sesuai dengan keinginan.Memberikan bimbingan
pada pengusaha hotel serta tercapainya mutu pelayanan
yang baik.
2.1.5
Bentuk
Menurut Ernst Neufert dalam Data Arsitek (1987;213), disebutkan bahwa bentuk-bentuk kamar tidur
merupakan bagian terbesar pembangunan suatu hotel. Bagian yang menunjukkan berbagai penataan yang
mungkin dapat dilaksanakan sebgai bentuk-bentuk rencana denah untuk kamar kamar hotel adalah sebgai
berikut:
1) Bentuk blok ganda
Dapat dikembangkan menurut bentuk L dan U, yang diterapkan pada lahan yang
luas dan membentuk taman ditengahnya. Bentuk ini hanya membutuhkan dua daerah
tangga dan memungkinkan penataan blok yang ekonomis.
2) Bentuk blok T
Memungkinkan dibangun dengan ekonomis walaupun dibutuhkan tiga daerah tangga
3) Bentuk blok berderet tunggal
Dapat juga dikembangkan menjadi bentuk L dan U diatas lahan yang luas dengan
taman ditengah. Bukan pemecahan yang ekonomis, walaupun bentuk ini banyak
dipakai. Bila bentuk ini dikembangakan lebih lanjut, akan dapat memperjelas bentuk
taman yang ada ditengahnya dan dapat digunakan untuk memberi kesan bentuk atrium.
4) Bentuk blok bujur sangkar
Dengan menyatukan semua sirkulasi vertical pada core, baik untuk sirkulasi pelayanan
maupun untuk sirkluasi petugas hotel dan sebagainya.Bentuk ini cukup terpadu dan dapat
diterapkan pada lahan yang semput dan dapat dikembangkan bentuk menara.
5) Bentuk denah Y
Membutuhkan tiga empat tangga, stukturnya lebih rumit dibandingkan dengan bentuk
blok yang tegas. System struktur ini akan menyulitkan pembentukan ruang-ruang yang
bersifat umum
6) Bentuk lengkung tiga sudut
Sama dengan bentuk Y walaupun tempat sirkulasi lebih luas.Lengkung yang ada
memungkinkan penambahan luas beberapa kamar tidur.
7) Bentuk melingkar
Perhitungan yang seksama diperlukan untuk memperhitungkan kerumitan dalam
pengaturan kamar saling membelakangi ataupun berhadapan.
8) Bentuk melingkat dengan blok ditengah
Bentuknya mirip blok bujur sangkar, tetapi lebih membutuhkan perhitungan seksama
bagi ruang-ruang yang saling membelakangi.
2.1.6
Kegiatan pertemuan
Fasilitas yang dibutuhkan dalam kegaiatan ini adalah function room (ruang serba
guna) yang dilengkapi lobby, lavatory, dan meeting room.
Kegiatan Makan dan minum
Fasilitas yang diperlukan dibedakan untuk kegiatan formal dan informal.
o Kegiatan formal: banquet room (ruang perjamuan)
o Kegiatan informal: coffe shop, bar, dan coctail lounge
o Kreasi dan olahraga
Fasilitas yang diperlukan pada kegiatan ini adalah:
Kegiatan Indoor: fitness center, sauna, billiard, game room, dan
massage
Kegiatan outdor: lapangan tenis, kolam renang
Kegiatan Check in & Check Out
Ruang yang diperlukan dalam kegaiatn ini adlah ruang lobby, front office,
dan lounge
Kegiatan Pelayanan Khusus
Kegiatan ini mencakup pelayanan kesehatan, informasi bida jasa wisata,
keuangan, shooping, dan lavatory. Adapun ruang yang diperlukan adalah klinik
untuk tamu, wartel ataupun internet, bank, money charger, travel agent, butik,
salon, dan souvenir shop.
Kegiatan Parkir kendaraan
Fasilitas yang dibutuhkan adalah ruang parkir dalam bangunan maupun di luar
bangunan yang memenuhi standar baik dalam ukuran maupun daya tampung. Untuk
ruang parkir harus ada pemisah antara ruang parkir tamu dan pengelola hotel.
3.
2.1.7
kelompok ini adalah restaurant, coffee shop, bar, kitchen dan gudang.
4) General service space, kelompok ruang pelayanan secara umum meliputi
bagian penerimaan (receiving) storage empoyees room, employee dining
room, laundry, linen room, house keeping dan maintenance.
5) Guest Room Service, kelompok yang terdiri dari atas ruang tidur bagi tamu
yang menginap, dilengkapi fasilitas untuk ruang tidur, toilet, koridor, lift dan
perlengkapan lainnya.
6) Recreation and Sport Space, kelompok fasilitas rekreasi olahraga yang
biasanya diproritaskan untuk para tamu hotel yang memerlukannya dan ruang ini
ternuka untuk masyarakat luar.
Pembagian organisasi ruang hotel menurut fungsinya, dapat dilihat pada gambar
dibawah ini :
PUBLIC SPACE
RECREATION
& SPORT SPACE
RENTABL
E SPACE
FOOD
& BEVERAGE SPACE
GENERAL
SERVICE
SPACE
PUBLIC ROOM
Service
Room
SERVICE
ROOM
2.1.8
Kelompok Ruang
Pengelola
Kelompok Ruang
Pelayanan
Keterangan:
Erat
Kurang erat
Tidak erat
=
=
=
2.1.9
2) Kamar Hotel
a. Deluxe Room
Terdiri dari 108 unit kamar
dengan luas 26,5 30 m2. Menawarkan tamu
mendapatkan kenyamanan jauh dari rumah fitur gaya dan kenyamanan dengan lampu
baca individual di Queen bed room.
c.
f.
g. Suite Room
Terdiri dari 4 unit kamar dengan luas 75.6 m2, kamar suite terdiri dari kamar tidur dan
ruang tamu yang menakjubkan, terhalang kota karena berada pada lantai 22 dan lantai
23. Pengunjung dapat menikmati Saluran satelit dengan
32 'TV LCD, atau bermalas-malasan berselancar di web dengan internet
broadband gratis
dengan semua layanan tambahan yang diinginkan. Nikmati Saluran satelit dengan
32 'TV LCD kami, bermalas-malasan berselancar di web dengan akses internet
broadband gratis.
3) Fasilitas
Grand Swiss-Belhotel Medan memiliki beberapa fasilitas yang menunjang hotel ini sebagai
hotel berstandart bintang 5, antara lain :
a. Restaurant
The Edge Restaurant
Terletak di lantai 27 Grand Swiss-Belhotel Medan. Konsep indoor and outdoor.
Indoor dengan desain open kitchen dan open Bar menambah kesan nyaman
dan unik. Area outdoor tidak kalah menarik dengan panorama hampir
mencakup seluruh wajah kota Medan. Sajian menu Fusion Western menambah
nikmat anda bersantap sambil menikmati pemandangan Kota Medan. Memiliki
kapasitas 60 orang.
Swiss Cafe
Swiss-Caf terletak di lantai 1 merupakan restoran bergaya kontemporer yang
dilengkapi dengan konsep dapur terbuka. Memiliki kapasitas 144 orang.
Gambar 2.10 Swimming Pool, Fitness, and Spa and Bar Swiss-Belhotel
Medan
c.
Meeting Room
Grand Swiss-Belhotel Medan menyediakan ruang pertemuan dan Ballroom dengan
kapasitas sampai 500 orang. Terletak di lantai 2 dan 15 dan ruang pribadi di lantai
26 yang menawarkan ruang pertemuan tertinggi di Medan dengan pemandangan
indah
2.2.2.
2)
Kamar Hotel
a. Superior
Terletak di lantai 3 sampai 6, Kamar Superior ini
menawarkan kenyamanan
elegan, pemandangan kota yang luar biasa. Setiap kamar memiliki finishing yang
kontemporer
b. Executive Deluxe
Terletak di lantai 3 sampai 6, Kamar Executive Deluxe ini menawarkan
kenyamanan elegan, pemandangan kota yang luar biasa
d. Executives Suite
Executive Suite menawarkan kemewahan ketika Anda tinggal di luar kamar. Kamar
ini baru saja direnovasi dan ditingkatkan.
e. Penthouse
Penthouse suite Emerald Garden Hotel ini memiliki
pemandangan kota Medan.
Menampilkan tema geometris dan desain modern, garis tebal dan fitur bergaya setiap
suite. Penthouse Suite menawarkan banyak ruang untuk bisnis, relaksasi dan
kesempatan keluarga.
3)
Fasilitas
Emerald Garden International Hotel Medan memiliki beberapa fasilitas yang
menunjang hotel ini sebagai hotel berstandart bintang 4, antara lain :
a. Restaurant
Meranti Coffee House
Gambar 2.19 The Palace Chinesse Restaurant Emerald Garden International Hotel
Lobby Lounge
Terletak di lobi, Lobby Lounge membangkitkan suasana keanggunan dan
kecanggihan.
b. Executive Club
c.
Healthy Club
d. Business Centre
e. Meeting Room
Emerald Garden Hotel memiliki Grand Ballroom dengan kapasitas 1000 orang,
2 Ballroom, 2 Meeting Room kecil kapasitas 20 orang.
2.2.3.
2) Kamar Hotel
a. Superior Room
Superior Room ini dirancang secara minimalis modern dengan desain yang kompak
memenuhi perjalanan bisnis atau pelancong. Varian jenis tempat tidur, twin dan
double dengan warna yang hangat dan sentuhan interior yang indah dilengkapi meja
kerja. Total superior room ini 152 kamar yang terletak di lantai 5 sampai 12 dengan
pemandangan kota yang spektakuler. Dengan luas kamar 21 m2.
b. Deluxe Room
Kamar deluxe didedikasikan untuk pelancong bisnis yang membutuhkan akomodasi
kompak dan sempurna. Ruangan dilengkapi dengan kayu bergaya dengan twist
sentuhan merah, dan dilengkapi dengan meja kerja dan kursi ergonomis cocok
untuk membedakan tamu. Ruang yang tersedia dengan twin atau double bed. Total
deluxe room ini 111 kamar yang terletak di lantai 5 sampai 12 dengan luas kamar
30,38 m2
c.
Premiere Room
Premiere Room adalah jenis kamar yang sempurna dan mewah. Para tamu dapat
menikmati kamar yang luas dengan pemandangan panorama kota Medan dari atas.
Manjakan dengan perabotan modern dan indah dengan sentuhan mewah. Premeire
Room berjumlah 31 kamar dengan luas 31,16
41,78 m2 yang terletak di lantai 7,8,12 ( no smoking room) dan di lantai
5,6,9,10,11 ( smoking room).
d. Premiere Suite
Premiere Suite terletak di lantai atas, memberikan eksklusivitas tersendiri bagi tamu
hotel yang ingin privasi dan mewah. Dengan luas 42-49 meter persegi, Premiere
Suite room menyatu interior modern, tempat tidur king size lengkap dengan tempat
tidur bangku. Nikmati pemandangan kota Medan dari atas. Premiere Suite
berjumlah 19 kamar yang terletak di lantai 11.
e. Executive Suite
Executive Room memiliki desain kamar yang indah dengan kayu dan penuh
furniture selalu menjadi pilihan untuk prestise tamu. Terletak di 5 - 12 lantai
suite menawarkan akomodasi yang tinggi dan mewah, dengan meja kerja dan kursi,
nirkabel internet kecepatan tinggi. Executive Suite berjumlah 10 kamar dengan luas
53,75 m2 yang terletak di lantai 7,8, dan
12.
f.
Santika Suite
Terletak di lantai 11, Santika Suite adalah kebanggaan bagi para penghuninya.
Dirancang dengan luas lebih dari 71 meter persegi, ruang ini dibagi menjadi dua
bagian dengan desain terpadu. Para tamu dimanjakan dengan kamar yang luas,
fasilitas lengkap, dan furnitur merek teratas. Desain minimalis dan bertemu
ergonomis semua kebutuhan tamu hotel dengan rasa modern.
3) Fasilitas
Fasilitas yang dimiliki Hotel Santika Primiere Dyandra antara lain , :
a. Olahraga, terdiri dari fitness center yang berstandar dan swimming pool
Gambar 2.20 Swimming Pool & Fitness Santika Premiere Dyandra Hotel Medan
b. Restaurant
c.
Meeting Room
Seni lukis
Seni grafis
Seni patung
Seni Instalasi
Seni pertunjukan
Seni fotografi
Ditujukan untuk memamerkan hasil karya seni rupa kontemporer, menjadi pusat dari
kompleks dipetuntukan untuk umum
Studio Seni Rupa
Dipergunakan untuk edukasi yaitu pembelajaran kursus seni
salinan karya yang sama dalam jumlah banyak, ini yang disebut dengan proses cetak. Tiap
salinan karya dikenal sebagai 'impression'. Lukisan atau drawing, di sisi lain, menciptakan
karya seni orisinil yang unik. Cetakan diciptakan
2.3.8
Seni Patung/Pahat
Cabang seni rupa yang hasil karyanya berwujud tiga dimensi. Biasanya diciptakan dengan cara
memahat, modeling (misalnya dengan bahan tanah liat) atau kasting (dengan cetakan). Seiring
dengan perkembangan seni patung modern, maka karya-karya seni patung menjadi semakin
beragam, baik bentuk maupun bahan
dan
teknik
yang
digunakan,
sejalan
dengan
perkembangan teknologi serta penemuan bahan-bahan baru.
2.3.9
Seni Pertunjukan
Seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi individu atau kelompok di tempat dan
waktu tertentu. Seni pertunjukan biasanya melibatkan empat unsur: waktu, ruang, tubuh si
seniman dan hubungan seniman dengan penonton. Meskipun seni pertunjukan bisa juga
dikatakan termasuk di dalamnya kegiatan-kegiatan seni mainstream seperti teater, tari, musik dan
sirkus, tapi biasanya kegiatan-kegiatan seni tersebut pada umumnya lebih dikenal dengan
istilah performing arts. Seni performance adalah istilah yang biasanya mengacu pada seni
konseptual atau avant garde yang tumbuh dari seni rupa dan kini mulai beralih ke arah seni
kontemporer.
2.3.2.1 Pelaku
Pelaku kegiatan terdiri dari:
Pengelola
Pengunjung
Jenis Kelompok Pengunjung menurut tujuannya dibedakan menjadi:
- Pengunjung unit pameran
- Pengunjung peminat
- Pengunjung konsumen
- Pengunjung fasilitas pendukung
-
Seniman
Ruang Pameran
Merupakan Ruang yang digunakan untuk memamerkan karya seni rupa kontemporer
Hall
Ruang ini dimanfaatkan sebagai tempat menyelenggarakan pertunjukan seni, dan sebagai tempat untuk
seminar dan gathering seni rupa kontemporer
Plaza
Ruang Workshop
Ruang yang digunakaan untuk mengadakan pembelajaran dan pelatihan seni bagi awam
Art Shop
Berupa area komersil sebagai tempat penjualan karya seni
Lobby
Caffe
Kantor Pengelola
Gudang
Ruang Cleaning Servis, Ruang Genset, AHU, dan Mechanical Electrical Ruang control daya listrik
Kamar mandi / WC
WC pengelola dan pengunjung dipisah sehingga terdapat WC pengelola dan pengunjung, sementara
untuk pengunjung disediakan juga WC untuk difabel.
2.3.5. Studi Komparasi
Selasar Sunaryo
Lokasi
Jam Buka :Buka setiap Selasa sampai minggu (10.00 17.00) Fasilitas
- Ruang A (Galeri A)
Luas 177 m2, digunakan untuk menunjukan hasil karya seni dari Sunaryo sendiri, dan digunakan untuk
Exhibitions promosi seni dari nasional
maupun internasional.
- Ruang B (Galeri B)
Luas 210m2 digunakan juga untuk memerkan karya seni seniman nasional dan internasional,
ruangan ini juga termasuk ruangan permanent
Kopi Selasar
BAB III
TINJAUAN KHUSUS BANGUNAN HOTEL DAN ART CENTER
3.1 TINJAUAN KOTA SOLO
Solo adalah sebutan gaul untuk Surakarta. Surakarta secara de yure merupakan wilayah daerah
tingkat Ilebih kecil cakupannya daripada Boyolali. Luas kota Solo sendiri hanya -nya Boyolali, ukuran
dan cakupan wilayahnya yang lebih rendah dari Boyolali tidak mengurangi bobot kota sebagai sentral zona
di Jawa bagian tengah. Dari dua kota yang lebih maju, Yogya-Semarang, Solo justru menjadi pusatnya
perputaran roda ekonomi Jawa bagian tengah. Aspek historis Solo, yang merupakan pecahan kerajaan
Mataram, nampaknya berakumulasi pada perkembangan kota Solo hingga saat ini dan menjadi salah satu
daya saing kota ini.
Solo kontemporer (sekarang) menyedot pedagang, pekerja, pelajar, investor dari sekeliling Surakarta
Boyolali, Sragen, Purwodadi, Wonogiri, Klaten, dan daerah sekitar Jawa Tengah lainnya termasuk
Yogyakarta dan Semarang, bahkan dari daerah penting lain seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya
melakukan transaksi perdagangan, bekerja, belajar, berbisnis, bahkan tinggal di Surakarta, baik di pusat
maupun pinggirannya. Pada sektor perdagangan dan bisnis ritel, kota Solo sudah mulai diramaikan dengan
banyak pembangunan ruko-ruko, serta direncanakannya beberapa pusat perbelanjaan dan perdagangan baru
di banyak tempat dalam kota. Setiap hari terdapat pergerakan masuk-di dalam-dan keluar dari Solo, pagi
dan sore, siang dan malam. Dengan lebih terbukanya kebijakan investasi pembangunan di kota Solo, dapat
diprediksi bahwa jumlah pergerakan akan berlipat ganda.
3.2 LETAK GEOGRAFIS KOTA SURAKARTA
Letak geografis kota Surakarta berada di antara 1104515 -110 4535 Bujur Timur ; 7036-7056
Lintang Selatan. Daerah-daerah yang berbatasan dengan wilayah kota Surakarta :
Sebelah Utara
Sebelah Timur
Sebelah Selatan
Sebelah Barat
Gambar 2I.1
Peta Kota Surakarta
Kota Surakarta berada didataran rendah,antara kaki Gunung Lawu dan Gunung Merapi, dua buah
sungai; kali Pepe dan kali Jenes membelah tengah kota, sungai Bengawan Solo mengalir disebelah Timur
kota. Luas wilayah kota Surakarta adalah 44.04km2 .
3.3 POTENSI KOTA SURAKARTA
3.3.1 Potensi Ekonomi
Kota Surakarta merupakan bagian dari 35 Dati 2 di Propinsi Jawa Tengah. Persisnya, terletak di
bagian Selatan. Areal wilayah merupakan daerah penghubung antara Propinsi Jawa Timur, DI Yogyakarta,
Jawa Barat maupun DKI Jakarta. Persisnya, terletak di sebelah Selatan.Daerah ini, menempati posisi letak
yang sangat strategis. Jalur transportasi darat, sebagai penghubung ibukota Dati 2 maupun propinsi yang
lain. Jalur Kereta Api (KA), sebagai penghubung kota besar di Pulau Jawa. Belum lagi, posisi ini ditunjang
dengan pengembangan Bandara Adi Sumarmo ditingkatkan dari penerbangan domistik menjadi ke
Internasional. Tidak aneh, bila kota Surakarta semakin hari bertambah padat dari berbagai aktivitas manusia.
dengan jumlah penduduk 550.251 jiwa berdasar sensus tahun 2000. Tingkat pertumbuhan 0,77% per tahun.
Kepadatan rata-rata 117 jiwa per ha. Sedang tingkat kemakmuran tercermin dalam income per kapita Rp.
2.147.830.
3.3.2 Potensi Iklim dan Cuaca
1.
2.
Curah Hujan
Curah hujan yang tejadi pada wilayah tropis equator pada umumya antara 2000 5000 mm/th dengan
maksimal curah hujan sebesar 500 mm/bl pada musim penghujan, dan 50 mm/bl pada musin kemarau . Pada
tahun 1994 di Surakarta banyaknya curah hujan maksimal adalah 2790 mm/ bulan dan minimal 30 mm/
bulan.
3.
Kelembaban Udara
Kelembaban udara relatif umumnya berkisar 75 % dan dapat terjadi antara 55 100 % yang relatif basah.
Pada tahun 1995 kelembaban udara yang terjadi di kota surakarta adalah 74 %.
3.4 PERKEMBANGAN POTENSI KOTA
Sejalan dengan pertumbuhan penduduk Surakarta yang besar, bidang perekonomian juga tumbuh
pesat. Untuk mendukung pesatnya aktivitas ekonomi tersebut, di Surakarta telah tersedia sarana dan
prasarana seperti jalan yang panjang keseluruhan mencapai 591 Km yang pada umumnya dalam kondisi
baik. Pusat-pusat perekonomian dan fasilitas komersial yang terdapat di Surakarta dapat dikelompokkan
antara lain :
3.4.1 Fasilitas perdagangan
Meliputi fasilitas pertokoan, pasar skala kota dan supermarket. Kegiatan ini tumbuh dan
berkembang di jalur-jalur pergerakan lalulintas kota yang kemudian berfungsi sebagai jalur ekonomi kota.
1.
Pertokoan
Tumbuh di sepanjang Jalan Slamet Riyadi, Jalan Yosudarso, Jalan Diponegoro, Jalan Dokter Rajiman, Jalan
Honggowongso, Jalan Kapten Mulyadi, Jalan Jenderal Urip Sumoharjo, kawasan Secoyudan, pusat grosir
dan perbelanjaan Beteng.
2.
3.
Supermarket
Kawasan Purwasari, kawasan Secoyudan ( singosaren ), Jalan Honggowongso, Jalan Jend. S. Parman, Jalan
Gading barat.
3.4.2 Fasilitas jasa komersial
Meliputi fasilitas-fasilitas akomodasi ( hotel, losmen ), jasa keuangan atau perbankan, serta
perkantoran perdagangan.
3.4.3 Sarana lain yang cukup penting
adanya terminal angkutan darat dan bandara Adi Sumarmo yang telah mulai dipersiapkan untuk
penerbangan internasional.
3.5 PENGEMBANGAN SUB WILAYAH PEMBANGUNAN DI SURAKARTA
Dalam Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) tahun 1993-2013, Kota Surakarta dibagi dalam
10 SWP, yaitu:
1.
Pucang Sawit, meliputi Pucang Sawit, Jagalan, Gandekan, Sangkrah, Sewu, dan Semanggi
2.
10
6
5
8
4
2
3
Gambar V.2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kawasan peruntukan Angka Lantai Dasar (ALD) tinggi (>75%), untuk bangunan
dengan Ketinggian Bangunan (KB) maks. 4 Lantai, yang berfungsi komersial di daerah perdagangan.
Kawasan peruntukan Angka Lantai Dasar (ALD) sedang (50 - 75%), untuk bangunan
dengan Ketinggian Bangunan (KB) maks. 8 Lantai, yang berfungsi komersial di daerah perdagangan, serta
KB maks. 2 Lantai untuk perumahan.
Kawasan peruntukan Angka Lantai Dasar (ALD) rendah (20 - 50%), untuk bangunan
dengan Ketinggian Bangunan (KB) min. 9 Lantai, yang berfungsi komersial di daerah perdagangan, serta
KB maks. 2 Lantai untuk industri.
2.7.2 Penataan Bangunan Bertingkat banyak
1.
Sangat Potensial
Sepanjang jalan Slamet Riyadi, Urip Sumoharjo, Sudirman, Yos Sudarso, Gatot Subroto, dan Dr. Rajiman
(Coyudan)
2.
Potensial
Sepanjang jalan A. Yani, Kapt. Mulyadi, Gajah Mada, Sutan Syahrir, S. Parman, Sudiarto, Veteran,
Honggowongso, dan Kol. Sutarto.
3.
Cukup Potensial
Sepanjang jalan R.M Said, Akhmad Dahlan, Juanda Teuku umar, Ronggowarsito, Kartini, Monginsidi, Dr.
Rajiman (Laweyan), Adi Sucipto, Dr. Moewardi, dan Katamso.
4.
Kurang Potensial
Sepanjang jalan Kyai Mojo, Cokroaminoto, Suryo, Yosodipuran, Bhayangkara, Perintis Kemerdekaan, Dr.
Wahidin, Hasanuddin, MT Haryono, Ir. Sutami, dan Sugiyono
5.
Tidak Potensial
Sepanjang jalan Cipto Mangun Kusumo, Sugiyopranoto, Prof. Dr. soeharso, Mangun Sarkoro, Adi
Sumarmo, dan Ki Hajar Dewantara.
1.
2.
lantai.
Kawasan peruntukan dan penggal jalan dengan petak 1000 - 2500 m2 untuk KB max. 4
3.
lantai.
4.
Kawasan peruntukan dan penggal jalan dengan petak < 1000 m2 untuk KB max. 2
lantai.
2.7.4 Penataan Ketinggian Bangunan
Materi atau kirteria perancangan yang diatur dalam penataan ketinggian bangunan adalah jumlah lantai
ketinggian bangunan maksimum pada jalan-jalan utama di tiap Sub Wilayah Pengembangan Kota Surakarta
yaitu:
1.
2.
3.
4.
Ketinggian bangunan sangat rendah, yaitu blok dengan bangunan tidak bertingkat
maksimum 2 lantai dengan tinggi puncak dasar dan dengan Angka Luas Lantai = 2 x Angka Lntai Dasar
Ketinggian Bangunan Rendah, yaitu blok dengan bangunan bertingkat maksimim 4
lantai dengan tinggi puncak maksimum 20m dan minimum 12m dan lantai dasar dan dengan Angka Luas
Lantai maksimum =4xAngka Lantai Dasar.
Ketinggian Bangunan Sedang, yaitu blok dengan bangunan bertingkat maksimum 8
lantai dengan tinggi puncak bangunan maksimim 36m dan minimum 24m dari lantai dasar dan Angka Luas
Lantai maksimum =8xAngka Lantai Dasar.
Ketinggian Bangunan Tinggi, yaitu blok dengan bangunan bertingkat minimum 9 lantai dengan tinggi
puncak bangunan minimum 40m dari lantai dasar dan Angka Luas Lantai minimum=9xAngka Lantai Dasar,
maksimum 20 lantai dengan tinggi puncak bangunan maksimum 84m dari lantai dasar dan Angka Luas
Lantai =20xAngka Lantai Dasar.
Strategis
Site merupakan point of interest kawasan
Sesuai RIK / RTRK
Tingkat pencapaian tinggi dengan lokasi sekitarnya
Kelengkapan sistem utilitas kota sebagai jaringan pendukung kegiatan bangunan
Fasilitas pendukung lainnya
Kriteria pemilihan site :
Posisi mendukung fungsi bangunan yang direncanakan.
Akses ke lokasi ini mudah dicapai baik dengan kendaraan umum ataupun pribadi.
Memiliki sanitasi dan drainase yang baik.
b. Pendekatan Lokasi
Pemilihan lokasi untuk penempatan bangunan yang direncanakan harus mampu memenuhi tuntutan kebutuhan pada
bangunan yang direncanakan tersebut. Pemilihan tapak ini ditinjau dari :
a.
b.
Segi atrakt22tas dan aksesibilitas tapak, antara lain : berakses baik, mudah dicapai kendaraan umum
atau pribadi, mudah dalam penyediaan sarana prasarana, serta baik secara arsitektural yang meliputi kondisi lahan,
2Isual atau 2Iew.
Segi teknis tapak, meliputi luasan tapak yang memenuhi persyaratan bangunan yang diprogramkan,
serta infra struktur yang menunjang.
Segi lingkungan tapak, antara lain sesuai dengan kegiatan atau fungsi bangunan serta sesuai dengan rencana
pengembangan kawasan atau tata ruang.
Peruntukan tanah
Sesuai dengan fungsi bangunan komersial, maka perletakannya pada daerah-daerah strategis dan memiliki nilai
komersial.
b.
Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan harus benar-benar mendukung keberadaan dan karakter bangunan.
c.
d.
e.
f.
Tersedianya sarana pada tapak yang meliputi jaringan telekomunikasi, listrik, air bersih, pembuangan air kotor, dan
jaringan instalasi dalam kawasan itu sendiri.
g.
Penyediaan tanah
Masalah penyediaan tanah merupakan awal kelancaran suatu proyek, maka kemudahan pembebasan tanah juga
diperhitungkan.
BAB IV
PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL DAN ART CENTER DI
KOTA SURAKARTA
Dari visi, misi dan tujuan di atas maka akan diperoleh konsep-konsep perencanaan bangunan
Solo Hotel and Central Arts ini berupa :
-
Memberikan ruang kerja bagi pihak Solo Hotel and Central Arts yang efektif, kondusif serta
nyaman dalam penggunaannya. Hal ini dapat berupa perencanaan tata ruang, modul ruang,
tata letak masa, instalasi serta perhatian pada utilitas yang ada di dalam maupun luar
bangunan.
Menyewakan kantor dan retail bagi perusahaan-perusahaan khususnya dalam bidang . Hal
ini merupakan konsep serta tujuan utama dari terbangunnya bangunan ini. Penyewaan kantor
dan retail yang disediakan ini kedepannya diharapkan agar bisa memberikan wadah bagi
industry untuk meningkatkan nilai jual serta pendapatannya.
Memberikan fasilitas-fasilitas kelas atas guna menunjang peningkatan transaksi jual beli
perusahaan-perusahaan khusus . Pemberian fasilitas-fasilitas kelas atas yang ada di dalam
bangunan ini berupa kenyaman dalam berkantor maupun dalam berbelanja. Hal ini
diwujudkan dengan pemberian fasilitas ruang yang ada di dalam bangunan tersebut yang
lengkap, modern, serba ada, dan berbeda dari Solo Hotel and Central Arts lainnya.
Menyediakan wadah yang dapat menyelaraskan serta melayani kebutuhan perdagangan
industri dalam bidang ekonomi. Dalam hal penyediaan wadah ini diwujudkan dengan
tersedianya ruang yang cukup untuk disewakan, baik ruang untuk pameran maupun sebagai
hotel. Perhitungan kebutuhan ruang yang ada di dalam bangunan ini menjadi hal penting dan
pokok guna mencapai tujuannya, yaitu memberikan pelayanan dan menyediakan ruangruang public untuk industry perdagangan maupun industry perusahaan yang bergerak dalam
bidang .
Ruang-ruang tersebut adalah ruang-ruang yang akan ada dalam bangunan Solo Hotel
and Central Arts ini. Ruang-ruang tersebut nantinya akan berfungsi sebagai pendukung fungsi
utama dari bangunan tersebut.
4.3.1.1.2
Adapun hasil pertimbangan besaran ruang yang akan digunakan adalah sebagai
berikut :
o
4.3.1.1.3
2
3
4
5
6
7
= Taman
= Ruang parker
= Lobby
= Ruang pameran
= Mushola
= Toilet
4.3.1 Struktur
Organisasi Hotel
Organisasi
merupakan
suatu
wadah
yang
diperlukan
oleh
perusahaan
untuk
mencapai tujuannya.
Dalam
suatu
organisasi selalu ada
hirarki yang sering
kita sebut sebagai
struktur organisasi.
Struktur organisasi
merupakan
pencerminan
lalu
lintas wewenang dan
tanggungjawab baik
secara
vertikal
maupun horizontal.
Jadi harus terdapat
suatu sasaran yang
dinamis
dalam
pembagian
tugas,
wewenang,
dan
tanggung
jawab
dalam
alur
penguraian jabatan
setiap individu yang
ada dalam organisasi.
Berikut
adalah
stuktur
organisasi
hotel:
Lobby
Check In
Istirahat
Restauran
Lavatory
Rapat/Seminar
Olah Raga
Rekreasi
Pub/Bar
Check Out
Pengunjung
Pengunjung adalah seseorang yang datang ke hotel hanya untuk melakukan rapat, seminar atau
kegiatan bisnis lainnya tanpa menginap di hotel.
Pengunjung hotel yaitu:
Datang Parkir
Lobby
Check In
Restauran
Pub/Bar
Rapat/Seminar
Check Out
Datang Parkir
Berganti Pakaian
Marketing
Ke Pantry
Ke Toilet
Pimpinan Hotel
Pimpinan hotel terdiri dari President Manager dan General Manager. President manager bertanggung
jawab atas pekerjaan-pekerjaan bidang- bidang dibawahnya. Sedangkan General Manager
merupakan pimpinan
tertinggi di hotel yang bertanggung jawab terhadap pemilik hotel.
Datang Parkir
Bekerja Dikantor
Menghadiri Rapat
Ke Toilet
638
4
= 159. 5
= 159 kamar
Perbandingan kamar standart : deluxe : suite = 12 : 2 : 1
J
u
m
l
a
h
k
a
m
a
r
s
t
a
n
d
a
r
12
t
=
Jumlah kamar deluxe
152
151
15
Ruang
Analisa
Kebutuhan
Kapasitas
Front Office
Ruang penerimaan,
jumlah kamar
Disesuaikan dengan
Counter desk
1 unit
kebutuhan pengelola
- resepsionis, reservasi
2 orang
- operator
1 orang
- informasi
1 orang
Ruang duduk
32 orang
Lavatory
2 unit
Parkir mobil
30 mobil
datang menggunakan
pengunjung
159 orang
jumlah kamar
(20% x 159) = 31.6
Dibulatkna 32 orang
Lavatory
Parkir
20% menggunakan
kendaraan umum
Parkir mobil pengelola
7 mobil
Security manager
1 orang
Pos Jaga
2 unit
- Standart Room
60 unit
- Deluxe Room
10 unit
- Suite Room
5 unit
- alat gym
24 unit
- trainer
2 orang
2 unit
Asumsi
50%
pengelola
50% menggunakan
kendaraan umum
Security
Gym
Dibulatkan 24 orang
Spa and Massage
Spa
2 unit
massage
- sauna
2 unit
- ruang pendinginan
2 unit
Dibulatkan 32 orang
- ruang bilas
2 unit
2 unit
2 unit
- couple massage
1 unit
- lavatory
3 unit
Swimming Pool
- Kolam renang
1 unit
Indoor
- Ruang bilas
2 unit
2 unit
- internet hotspot
120 orang
- printer
- scanner
- desk
32 orang
Bussines Center
Restaurant
Meeting Room
80 orang
- kasir
1 unit
- coffe shop
1 unit
orang
- mini stage
1 unit
- lavatory
2 unit
- dapur
1 unit
- gudang
1 unit
- staff room
8 orang
- lavatory
2 unit
- 48 orang
- 16 orang
Diasumsikan dapat
1 unit
- Ballroom Area
250 orang
- Service room
1 unit
- Gudang
1 unit
Convention Hall
- Preparation room
2unit
Toilet
Ruang rias
- Toilet dan mushola
- Control Room
- Panel Room
1 unit
1unit
1 unit
Kelompok Pengelola
Ruang Manager
R. Direksi
R. Staff
Diasumsikan sebanyak
- R. General Manager
1 orang
perhitungan jumlah
- R. Asisten GM
1 orang
pengelola
- Lavatory
2 unit
Diasumsikan sebanyak
- Divisi Manager
8 orang
jumlah perhitungan
- Ruang Rapat
1 unit
pengelola
- Lavatory
2 unit
Diasumsikan sebanyak
Office Staff
8 orang
jumlah perhitungan
Lavatory
2 unit
Tiaplantai
pengelola
Kelompok Service
House Keeping and
Diasumsikan sebanyak
Laundry
jumlah perhitungan
lantai
ME Room
- Ruang Laundry
1 unit
- Shaft
Tiaplantai
Diasumsikan sebanyak
- ruang genset
1 unit
jumlah perhitungan
1 unit
- ruang pompa
1 unit
- ruang water
1 unit
treatment
Kitchen
- shaft sampah
1 unit
Diasumsikan sebanyak
- Dapur
1 unit
jumlah perhitungan
- Gudang
1 unit
- Lavatory
1 unit
- Loading Dock
1 unit
Lokasi hotel mudah dicapai kendaraan umum/pribadi roda 4 langsung ke area hotel.
Hotel harus menghindari pencemaran yang diakibatkan gangguan luar yang berasal dari
suara bising, bau tidak sedap, debu, asap, serangga, dan binatang mengerat.
2.
3.
4.
Hotel harus menyediakan satu jenis sarana olahraga dan rekreasi lainnya merupakan
pilihan dari tennis, bowling, golf, fitness, sauna, billiard, jogging.
5.
6.
Ruang hotel memperhatikan arus tamu, arus karyawan, arus barang atau produksi hotel.
Banyak kamar tidur standart berjumlah 50 buah termasuk empat kamar suite.
-
Luas minimal :
-
Kamar standart = 26 m2
Kamar suite = 52 m2
Tersedia alat pengatur suhu kamar tidur dan ventilasi/exhaust dikamar mandi.
Tersedia tempat tidur dengan perlengkapan untuk satu orang atau untuk dua orang
sesuai dengan ukuran kamar standart:
7.
Hotel harus menyediakan restaurant minimal 2 buah yang berbeda jenis, salah satunya coffee
shop.
-
Jumlah tempat duduk sebanding dengan luas restaurant dengan ketentuan 1,5m 2
per tempat duduk.
8.
Tinggi restaurant tidak boleh rendah dari tinggi ruang tamu (2,6m)
Jumlah tempat duduk sebanding dengan luas bar dengan ketentuan 1,1m 2 per tempat
duduk.
Bar dilengkapi dengan tempat untuk mencuci peralatan dan perlengkapan yang terdiri
dari:
-
Wastafel dengan dua buah kran air panas dan air dingin.
9.
Ruang persiapan
Ruang pengolahan
17. Tersedianya area administrasi yang terdiri dari kantor depan dan kantor pengelola.
18. Tersedianya area tata graha
-
Ruang seragam
Room boy.
Tersedia ruang pelayanan kamar tamu minimal satu buah ntuk setiap 40 kamar.
Ruang karyawan
Ruang loker dan kamar mandi/WC yang terpisah untuk pria dan wanita
Dapur karyawan
Lantai
: 1 lantai
2.
Peruangan
: Ruang ekshibisi, ruang workshop, ruang baca, open theatre, street theatre
3.
Parkir
4.
Pintu Masuk
5.
Fisiologis
6.
Fasilitas lain
7.
a. memperhatikan bentuk dan karakteristik arsitektur dan lingkungan yang ada disekitarnya.
b. memperhatikan kaidah pelestarian di kawasan cagar budaya.
c. mempertimbangkan kaidah estetika bentuk dan karakteristik dari arsitektur di kota Solo tempat bangunan ini
berdiri.
4.5
PENDEKATAN LOKASI
Tujuan penentuan lokasi site adalah untuk mencari lokasi site terbaik yang berkaitan dengan
masalah :
Penggunaan area yang terbaik
Parkir dan sirkulasi
Pelayanan dan utilitas
Kenyamanan
Estetika
Perwilayahan
Utilitas kawasan
Faktor-faktor teknis (sirkulasi kawasan)
t el
ovo
lN
o te
Br ig
j en
Sl
amet
Jl.
Ri
y adi
40m
Mu s
i um
Ho u s e o f
Da n a r
Ha d i
96m
it a n N
a s
io n a
34032m2
wo n g s o
SITE
J l .
Ho n g g o
22 2m
e ba n
gk
262 m
Pert okoan
J l.
40m
Jl .K
J l.S e r
i mp i
136m
U
Dari pemaparan di atas maka beberapa perancangan yang akan diterapkan adalah sebagai berikut :
Orientasi bangunan Solo Hotel and Central Arts ini mengarah pada arah utara
dan selatan
Pada arah timur akan diberikan lebih banyak vegetasi demi mencegah dan
mengurangi polusi udara yang ada.
Tidak menerapkan bukaan alami (jendela) pada arah barat. Karena pada arah
barat angin banyak terhalang oleh bangunan-bangunan di sekitarnya
Dari kedua pilihan alternatif tersebut maka terpilih alternatif 1 sebagai pencapaian yang akan
diaplikasikan di desain perancangan Solo Hotel and Central Arts di Surakarta ini. Pencapaian
tersebut adalah ME pada Jl. Slamet Riyadi SE pada Jl. Kebangkitan Nasional.
4.5.4 KEBISINGAN
Berikut ini adalah beberapa permasalahan kebisingan yang ada di sekiar site terpilih :
Sebelah utara memiliki kepadatan dan keramaian lalu lintas yang cukup ramai
dan polusi yang ditimbulkan cukup tinggi baik polusi udara maupun suara.
Sebelah Timur memiliki tingkat kebisingan yang rendah
Pada bagian selatan terdapat toko-toko dan jalan yang tidak terlalu ramai
sehingga memiliki kebisingan yang rendah
Pada bagian barat memiliki tingkat kebisingan yang cukup tinggi dikarenakan
terdapat jalan yang padat dan pusat pertokoan yang selalu ramai
Menanggapi temuan-temuan tersebut, maka muncullah beberapa strategi desain untuk mengurangi
kebisingan yang ada, yaitu :
Sebisa mungkin dilakukan pemberian vegetasi di bagian utara dan timur guna
mengurangi kebisingan
Bentuk masiv diterapkan pada sisi utara dan timur bangunan
Pengaturan tata letak ruang dalam bangunan serta memprioritaskan
peletakkan tersebut pada fungsional setiap ruang.
Utara dan Timur merupakan area dengan view bebas dimana orang dapat
melihat bangunan dengan leluasa. Sehingga ekspos bangunan akan
ditempatkan di arah ini.
Barat dan Selatan memiliki arah pandang yang terbatas. Sehingga pada arah
ini tidak dilakukan ekspos berlebih pada bangunan.
tersebut.
4.5.7 PENZONINGAN HORIZONTAL
Penzoningan horisontal adalah rangkuman dari beberapa analisis site sebelumnya. Berikut
adalah hasil dari analisisnya :
Arah Utara dan timur membutuhkan vegetasi sebagai barrier terhadap polusi
udara dan suara
ME di jalan Slamet Riyadi dan SE di Jl Honggowongso
Zone Publik berada di Jl Slamet Riyadi dan Jl Honggowongso
Zone semi publik berada setelah zone publik dan berbatasan dengan zone
privat
Orientasi utama di arah utara dan selatan
4.5.8 BENTUK LUAR BANGUNAN/ MASSA BANGUNAN
Pemilihan bentuk massa utama dan sekunder pada bangunan ini adalah kubus/ balok yang
dipadupadankan dengan lingkaran/ segitiga. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan desain yang
berbeda dan memenuhi persyaratan dasar sebagai bangunan komersial yaitu Solo Hotel and Central
Arts.
4.5.9 BENTUK RUANG/ LAYOUT RUANG
Bentuk ruang/ layout ruang yang akan diaplikasikan dalam bangunan ini adalah Landscape/ Open
Play System
Sistem ini mempunyai susunan ruang yang fleksibel menurut kebutuhan pemakai dengan
menggunakan sekat yang dapat terbuat dari partisi, furniture, maupun vegetasi sebagai penanda alur
gerak sirkulasi dan lalu lintas kelompok atau unit kerja.
4.5.10 STRUKTUR & KONSTRUKSI BANGUNAN
Sub Struktur
Berdasarkan kondisi yang ada maka system pondasi yang akan digunakan adalah system
pondasi tiang pancang dengan pertimbangan utama adalah bangunan high rise building
( lebih dari 7 lantai).
Super Struktur
Inti bangunan (core) dengan kolom dan balok sebagai pemikul beban merupakan
alternative struktur badan bagi bangunan yang direncanakan. Inti bangunan diletakkan di
tengah untuk menjaga stabilitas bangunan mengingat Solo Hotel and Central Arts ini
merupakan mixed use building yang memiliki jumlah lantai lebih dari 7 ( high rise
building).
4.5.11 UTILITAS BANGUNAN
-
Air Bersih
Air bersih pada bangunan ini diperoleh dari 2 sumber, yaitu :
- Air sumur (artesis) berasal dari tanah yang dipompakan ke atas.
- Air PDAM/ PAM.
Sistem yang digunakan untuk mendistribusikan air bersih adalah system distribusi ke bawah
(Down feed distribution). Air dari bawah (reservoir) dipompa ke penampungan/ bak di lantai
paling atas (top floor) dan didistribusikan ke bawah pada tiap-tiap lantai di dalam bangunan
tersebut.
Air Kotor
Sistem yang digunakan untuk jaringan air kotor adalah sistem pipa ganda (double stock
system), yaitu pemisahan black water dan grey water. Sistem pengolahan air kotor yaitu :
-
Air kotor dari kloset disalurkan ke septictank dan selanjutnya ke sumur peresapan
Air kotor dari kamar mandi, dapur, dan urinal disalurkan ke sumur peresapan.
Air hujan disalurkan ke riol kota.
Pembuangan Sampah
Untuk bangunan Solo Hotel and Central Arts ini disediakan shaft sampah tertutup yang
langsung berhubungan dengan lantai paling bawah (basement) dimana terdapat bak penampung
sampah untuk kemudian diangkut oleh petugas servis khusus sampah kemudian dibuang ke
tempat pembuangan akhir.
Pencegahan Kebakaran
Dalam bangunan ini akan diterapkan beberapa utilitas dalam pengamanan kebakaran. Penerapan
tersebut yaitu :
- fire protection Otomatis
Pada sistem ini peralatan bekerja secara otomatis, mulai dari pemberitahuan dini terjadinya
kebakaran hingga pada proses pemadamannya.
- Smoke Detector : sebagai kontrol pencegahan kebakarandan keletakkan pada plafond setiap
92 m2 yang bekerja dengan sensor terhadap asap
( bekerja apabila asap yang ada di dalam ruangan 4 %)
- Fire Hydrant
Merupakan pilar-pilar yang dipasang pada tempat-tempat strategis di luar bangunan,
saluran yang berhubungan dengan sumber air.
-
Transpotasi Vertikal
Transpotasi vertikal yang akan diterapkan di bangunan ini meliputi :
- Ramp
- Tangga
- Lift
Penghawaan
Pada perencanaan bangunan Solo Hotel and Cultur Arts menggunakan penghawaan buatan
(AC). Sedangkan tipe mesin AC yang digunakan adalah tope mesin AC terpusat. AC terpusat
yaitu AC tipe besar yang dikendalikan secara terpusat untuk melayani satu gedung besar yang
melibatkan system jaringan distribusi udara untuk mengalirkan udara sejuk ke dalam ruangan
dan mengambil kembali untuk diolah kembali. Lubang tempat udara dari system AC yang
masuk ke dalam ruangan disebut difusser. Sedangkan lubang tempat udara kembali dari dalam
ruangan ke jaringan disebut grill.
-
Pencahayaan
Dalam perancangan Solo Hotel and Cultur Arts kali ini masalah pencahayaan akan
memanfaatkan pencahayaan alami dan pencahayaan buatan guan mendukung aktifitas-aktifitas
yang berada di dalam bangunan.
Akustik
Berikut adalah beberapa solusi desain untuk diterapkan di bangunan Solo Hotel and Central
Arts. Solusi tersebut yaitu :
Mengusahakan peredam pada sumber kebisingan
Mengisolasi sumber kebisingan atau memakai penghalang bunyi
Mengelompokkan ruang yang cenderung bising
Meletakkan sumber-sumber bising pada bagian bangunan yang massive
(basement)
Mengurangi kebisingan akibat bunyi injak dengan bahan-bahan lentur
Mengurangi kebisingan pada ruang-ruang bising dengan bahan-bahan
peredam
Mengurangi kebisingan dengan memutus jalan perambatan bunyi melalui
struktur bangunan.
Jaringan Listrik
Jaringan listrik yang digunakan di bangunan ini bersumber pada PLN. Sedangkan penggunaan
Instalasi dalam gedung dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
Instalasi untuk penerangan
Yaitu semua jaringan atau instalasi yang difungsikan untuk penerangan
(lampu)
Instalasi untuk power (lift, AC, pompa)
Jaringan Telepon
Jaringan telepon yang digunakan dalam bangunan ini adalah Instalasi telepon dengan system
PABX
Penangkal Petir
Pada bangunan ini menggunakan penangkal petir guna menetralkan energy yang berasal dari
petir kemudian di alirkan ke dalam tanah. Sehingga tidak mengganggu aktifitas pelaku di dalam
bangunan tersebut.
Sistem Pengamanan
Sistem keamanan dalam bangunan Solo Hotel and Central Arts ini menggunakan beberapa
pilihan, yaitu :
Sistem dengan anak kunci, dibagi menjadi master key (satu kunci dapat
membuka beberapa pintu) dan sistem penguncian yang dipusatkan (beberapa
pintu dapat dibuka dengan satu kunci)
Sistem tanpa anak kunci, dapat digunakan 2 cara yaitu dengan menekan
tombol angka yang ada di pintu atau menggunakan kartu mangnetik, suara
dan sidik jari
Kamera CCTV dan peralatan tanda bahaya yang akan berfungsi jika pintu
dibuka secara paksa oleh orang yang tidak berwenang
BAB V
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KANTOR SEWA DAN MALL ELEKTRONIK DI
KOTA SURAKARTA
5.1 BESARAN RUANG
Didalam menentukan besaran ruang masing-masing kegiatan dipakai acuan standar perencanaan yang
mengacu pada :
1. Ernest Neufert, Data Arsitek (DA)
2. Time Saver Standard of Building Type (TSS)
3. SK Dinas Pariwisata No 14/U/1988 (SK)
4. Hotel and Resort Planning Design and Refurbishment (HRP)
Ruang
Kapasitas
Perhitungan Luas
Sumber
2.25 m / 3 orang
Radius putar 8 m
159 orang
2
1 unit
1 x 50 m = 50 m
DA
DA
Lobby and
1 m / kamar
Lounge
159 orang
Front Office
0.65 m / kamar
Lavatory
3 m / orang
Security
4 m / unit
HRP
32 unit
32 x 0.36 m = 11.52 m
16 unit
16 x 0.5 m = 8 m
159 kamar
2 orang
1 m x 159 =159 m
2 unit
2x4m =8m
HRP
DA
DA
127 unit
127 x 24 m = 3048 m
21 unit
21 x 32 m = 672 m
11 unit
11 x 48 m = 528 m
Standar Room
24 m / kamar
Deluxe Room
32 m / kamar
Suite Room
48 m / kamar
SK
SK
SK
5 m / unit alat
24 unit
24 x 5 m = 120 m
24orang
8 x 0.45 m = 3.6 m
HRP
Spa
24 orang
2
2
24 x 1.5 m = 36 m
2
DA
DA
Massage
2 unit
16 x 1.75 m = 28 m x 2
(32 orang)
= 56 m
2
DA
DA
25 m / unit ruang
2 unit
pendinginan ruang
2 unit
2 x 25 m = 50 m
2 unit
16 x 1.5 m = 24 m x 2
DA
2 x 25 m = 50 m
2
DA
= 48 m
32 orang
11 x 0.45 m = 4.95 m
Massage
32 orang
32 x 1.5 m = 48 m
16 orang
16 x 2 m = 32 m
privat
massage
Single bed 2 m
couple
DA
DA
massage
Single bed 2 m
DA
DA
DA
Lavatory 3 m / orang
16 orang
16 orang
16 x 3 m = 48 m
2
16 x 2 m = 32 m
Kolam renang
32 orang
32 x 1.75 m = 56 m
32 orang
32 x 1.5 m = 48 m
32 orang
11 x 0.45 m = 4.95 m
32 orang
32 x 1.5 m = 48 m
DA
1.75 m / orang
R. Bilas
2
1.5 m / orang
1.5 m / orang
120 orang
180 m + 36 m = 216 m
DA
2
1.5 m / orang
80 orang
80 x 1.5 m = 120 m
1 orang
1x2m =2m
1 unit
1 x 16 = 16 m
SB
1 unit
1 x 15 = 15 m
SB
Lavatory 3 m orang
4 unit
4 x 3 m = 12 m
1 unit
20% x 120 = 24 m
Kasir 2 m / orang
2/
Ministage 15 m unit
2/
makan
DA
TSS
DA
2
2
HRP
8 orang
8 x 1.5 m = 12 m
DA
48 unit
48 x 0.36 m = 17.28 m
24 unit
24 x 1.125 m = 27 m
DA
DA
16 unit
16 x 0.36 m = 5.76 m
8 unit
8 x 1.125 m = 9 m
DA
DA
250 orang
1.5 m / orang
DA
Kelompok Pengelola
Ruang Manager
R. Kerja 4 m x 4 m
2/
Lavatory 3 m orang
1 x 16 m = 16 m
1 orang
1x3m =3m
Manager
SB
SB
19 m + 5.7 m = 24.7 m
R. Kerja 4 m x 4 m
1 orang
2/
1 orang
Lavatory 3 m orang
1 x 16 m = 16 m
2
1x3m =3m
2
1 orang
SB
SB
19 m + 5.7 m = 24.7 m
12 m / orang
2
Meeting room 2 m /
8 orang
8 x 12 m = 96 m
10 orang
10 x 2 m = 20 m
4 orang
4 x 4 m = 16 m
SB
SB
orang
Ruang Staff
4 m / orang
SB
Kelompok Service
House Keeping
House Keeping 40 m
and Laundry
ME Room
R. Genset 25 m / unit
R. Panel 16 m / unit R.
2
Kitchen
1 unit
1 unit
0.6 m x 75 = 45 m
1 unit
1 x 25 m = 25 m
1 unit
1 x 16 m = 16 m
Pompa 25 m / unit R.
1 unit
Watertreatment Shaft
1 unit
sampah
1 unit
Dapur
1 unit
1 x 40 m = 40 m
SB
2
TSS
HRP
HRP
HRP
1 x 25 m = 25 m
30% x 60 m = 18 m
HRP
Gudang kering
HRP
HRP
1 unit
0.25 m x 18 m = 4.5 m
1 unit
0.25 m x 18 m = 4.5 m
1 unit
0.25 m x 75 = 18.75 m
1 unit
0.7 x 75 = 52.5 m
HRP
0.25 m x kamar
Loading dock
2
HRP
0.7 m / kamar
2
621,58 m
2
2
7845,01 m
2
221 m
2
324,02 m
22
8651,61 m dibulatkan + 8652 m
B. Zonning Vertikal
hotel
Gallery seni
Theater arena
A.
Pencahayaan
a. Pencahayaan alami
Pencahayaan alami dengan sumber sinar matahari adalah penerangan utama pada siang hari. Untuk
mengurangi panas matahari terhadap suhu ruangan maka digunakan pelapis solar guard pada kaca.
b. Pencahayaan buatan
Jenis penerangan yang digunakan adalah:
1).
2).
3).
Fluoresence
Lampu pijar
Special lighting (spot light, armatur arcilite)
B.
Penghawaan
Sistem yang digunakan adalah:
1.
2.
3.
A.
Sirkulasi Vertikal
Sistem sirkulasi vertikal yang digunakan adalah:
Elevator untuk transportasi cepat antar lantai untuk manusia dengan kapasitas 15 orang.
Tangga darurat : untuk transportasi saat darurat, misal kebakaran / listrik padam.
B.
Sirkulasi Horisontal
Sistem yang digunakan adalah sistem koridor (selasar), lebar selasar minimal yang direncanakan
adalah 3,0 m.
Struktur pondasi
Menggunakan struktur pondasi Foot plat
B.
Struktur badan
Menggunakan Struktur rangka
Kolom
Balok Induk
Balok Anak
Struktur rangka
C.
Struktur Atap
Menggunakan kombinasi struktur rangka baja, struktur kabel dan struktur beton bertulang. Untuk desain atap ruang
studio diberi tambahan bahan akustik berupa sterofoam untuk meredam suara-suara dari luar.
Permukaan atap
Rangka baja
Struktur atap rangka baja
Kabel
Permukaan atap
Pencahayaan artifisial
Penerangan lampu dengan dimmer control, hanya menyala pada saat tingkat terang ruangan rendah.
Penggunaan cahaya matahari sebagai sumber penerangan utama. Kondisi cuaca yang buruk diantisipasi dengan
penggunaan lampu neon (fluoresensi) yang diletakkan pada kisi-kisi lampu agar dapat memusatkan cahaya ke bawah
dengan ketajaman cahaya yang rendah pada langit-langit ruang kerja. Penerangan dilakukan secara simetris / langsung.
Pemasangan lampu sejajar dengan arah jendela.
Pemasangan saklar dan alat peredup photoelektrik untuk mengendalikan pengoperasian lampu secara otomatis yang
dilakukan untuk penghematan energi.
Air condition
Penghawaan alami
Ceiling fun
Penggunaan sistem penghawaan alami juga diperlukan pada bangunan tinggi. Penerapannya antara lain dengan
menggunakan AC ( air conditioned ) sentral. Pemasangan AC perlu memperhatikan besaran ruang yang diwadahi
sehingga tidak menyebabkan pemborosan energi.
Sumber listrik utama adalah berasal dari PLN yang didukung oleh genset. Apabila terjadi kerusakan pada
pendistribusian listrik dari PLN, maka akan diganti dengan menggunakan sistem standby emergency power (SEB) dari
genset.
Penyediaan Sistem Komunikasi
Intern
Menggunakan telepon PABX (Private Automatic Branch Exchange), melayani komunikasi eksternal dan
menghubungkan komunikasi dengan internet melalui operator.
Ekstern
Komunikasi pegawai di dalam bangunan dengan pihak luar, menggunakan telepon dan fax.
Air Bersih
Non Potable roof tank
Ground tank
Pompa
Pompa
Air hujan
Water treatment
Air sumur
Air Kotor
Dapur
Penangkap lemak
Bak penampung
Riool
Air kotor
Toilet
Tinja
Septictank
Sumur resapan
Air Hujan
Perhitungan air hujan melalui saluran-saluran terbuka maupun tertutup menuju saluran pembuangan yang dialirkan ke
riol kota atau ditampung sementara ke kolam. Dilakukan dengan pengolahan kemiringan tanah dan daerah yang
terkena jatuhan air hujan. Untuk membantu penyerapan ke dalam tanah selain menggunakan halaman rumput di sekitar
bangunan, jalan-jalan yang ada dibuat variasi ada yang menggunakan aspal dan ada yang menggunakan grass block.
Shaft sampah
Sampah yang tidak bisa didaur ulang
TPA
Fire Estinguisher
Indoor Hydrant
Outdoor Hydrant
Tangga Darurat