Setu Babakan atau Danau Babakan terletak di Srengseng Sawah, kecamatan Jagakarsa,
Kotamadya Jakarta Selatan, Indonesia dekat Depok yang berfungsi sebagai pusat
Perkampungan Budaya Betawi, suatu area yang diperuntukkan untuk pelestarian warisan
budaya Jakarta, yaitu budaya asli Betawi.
Situ Babakan merupakan danau buatan dengan area 30 hektare (79 akre) dengan kedalaman
1-5 meter dimana airnya berasal dari Sungai Ciliwung dan saat ini digunakan sebagai tempat
wisata alternatif, bagi warga dan para pengunjung.
Taman disekitarnya ditanami dengan beragam pohon buah-buahan yaitu Mangga, Palem,
Melinjo, Rambutan, Jambu, Pandan, Kecapi, Jamblang, Krendang, Guni, Nangka Cimpedak,
Nam-nam, dan Jengkol.
Banyak kuliner khas Betawi terdapat disini, antara lain Kerak Telor, Toge Goreng, Arum
Manis, Rujak Bebek, Soto Betawi, Es Potong, Es Duren, Bir Pletok, Nasi Uduk, Nasi Ulam,
dll.
Wisata budaya yang disajikan antara laim rumah-rumah khas Betawi yang dibagi menjadi 3
macam, pertama rumah Betawi gudang atau kandang, kedua rumah Betawi Kebaya atau
Bapang, dan yang ketiga adalah rumah Joglo, hampir serupa dengan rumah khas Yogyakarta.
Keseniannya berupa Lenong, Tari Topeng, Tanjidor, Marawis, Gambang Kromong, Tari
Lenggang Nyai, dan Tari Narojeng.
Upacara Adat yang ada di perkampungan Betawi Setu Babakan adalah Penganten Sunat,
Pindah Rumah, Khatam Qur'an, dan Nujuh Bulan.
Mayoritas penduduk di Setu Babakan adalah Betawi, dengan program dari pemda DKI untuk
memperbaiki sarana dan prasarana yang ada untuk mengakomodasi kebutuhan ruang terbuka
hijau, serta area untuk resapan air, setu babakan berbenah diri dengan dukungan penuh dari
pemda DKI
Fungsi dari Setu ini bukan hanya untuk tempat melestarikan kebudayaan betawi yang makin
tergerus oleh zaman, tapi digunakan juga sebagai tempat alternatif rekreasi yang berlokasi di
selatan jakarta. selain fungsi utamanya sebagai penampung air resapan untuk selatan jakarta,
A. Selayang Pandang
diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi.
Sebelum itu, perkampungan Setu Babakan juga merupakan salah satu objek yang dipilih
Pacifik Asia Travel Association (PATA) sebagai tempat kunjungan wisata bagi peserta
konferensi PATA di Jakarta pada bulan Oktober 2002.
B. Keistimewaan
Sebagai sebuah kawasan cagar budaya, Setu Babakan tidak hanya menyajikan pagelaran seni
maupun budaya, melainkan juga menawarkan jenis wisata alam yang tak kalah menarik,
yakni wisata danau. Dua danau, yakni Mangga Bolong dan Babakan, di perkampungan ini
biasanya dimanfaatkan oleh wisatawan untuk memancing atau sekedar bersenda gurau dan
menikmati suasana sejuk di pinggir danau. Selain itu, wisatawan juga dapat menyewa perahu
untuk menyusuri dan mengelilingi danau.
Wisatawan yang berkunjung ke perkampungan ini juga dapat berkeliling ke perkebunan,
pertanian, serta melihat tanaman-tanaman khas Betawi di pelataran rumah-rumah penduduk.
Apabila berkunjung ke pelataran rumah penduduk, tak jarang pengunjung akan dipetikkan
buah sebagai tanda penghormatan. Jika wisatawan tertarik untuk memetik dan berniat
membawa pulang buah-buahan tersebut, maka pengunjung dapat membelinya dengan terlebih
dulu bernegosiasi harga dengan pemiliknya. Buah-buahan yang tersedia di perkampungan ini
antara lain belimbing, rambutan, buni, jambu, dukuh, menteng, gandaria, mengkudu, namnam, kecapi, durian, jengkol, kemuning, krendang, dan masih banyak lagi.
Babakan.
E. Harga Tiket
Wisatawan yang berkunjung ke perkampungan ini tidak dipungut biaya, namun hanya
dikenai biaya parkir kendaraan yang berkisar antara Rp 2.000 hingga Rp 5.000. Untuk
wisatawan yang bersepeda di areal Setu Babakan tidak dipungut biaya masuk alias gratis.
Wisatawan yang berkunjung ke sini diperbolehkan menikmati suasana perkampungan dari
pukul 06.00 hingga pukul 18.00 WIB.
F. Akomodasi dan Fasilitas Lainnya
Agenda
1. SEJARAH
Onthel Setoe Babakan (OSEBA) adalah komunitas sepeda tua (onthel) yang bermarkas di
Perkampungan Betawi Setu Babakan Jakarta Selatan. Oseba dibentuk oleh beberapa onthelis
yang sebelumnya tidak memiliki wadah. Mereka kerap melakukan aktivitas gowes ke
sejumlah objek wisata yang ada di Jakarta dan Depok. Hampir setiap akhir pekan, mereka
mendatangi Bunderan HI dan kota tua lainnya seperti Kota Tua Jakarta dan Depok. Namun,
itu dilakukan atas nama pribadi tidak berdasarkan kounitas.
selengkapnya di profile oseba
Festival ini merupakan event rutin setiap tahun sebagai upaya pelestarian seni budaya Betawi
dan unjuk kreatifitas para seniman Betawi. Akan ditampilkan berbagai seni dan budaya
Betawi, kuliner Betawi pameran dan bazar.
29 November 2014 | Setu Babakan Jakarta Selatan dan Lapangan Banteng Jakarta Pusat
Pukul 10.00 WIB
30 November 2014 | Epicentrum Walk Kuningan
Pukul 15.00 WIB s.d 22.00 WIB
Penyelenggara :
Dinas Pariwisata & Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta
Contact Person :
Bidang Pengelolaan Daya Tarik Destinasi
T. +62 21 522 8706
+62 21 521 3816
F. +62 21 521 3819
E. atraksi.dki@yahoo.com
www.jakarta-tourism.go.id
Latar Belakang
Setu Babakan atau Danau Babakan terletak di Srengseng Sawah, kecamatan Jagakarsa,
Kabupaten Jakarta Selatan, Indonesia dekat Depok. Tempat tersebut adalah pusat
Perkampungan Budaya Betawi. Setu Babakan merupakan danau buatan dengan area 30
hektar dan kedalaman 1-5 meter Dahulu Setu Babakan hanya merupakan salah satu tempat
penyerapan air, lalu setelah diresmikan oleh mantan gubernur DKI Jakarta Bapak Sutioso
pada tahun 2004, Setu Babakan berubah menjadi cagar budaya Betawi.
Ide untuk membuat Perkampungan Budaya Betawi ini timbul dari para budayawan dan
pemerhati budaya Betawi, Lembaga Kebudayaan Betawi yang memiliki semangat dan tujuan
yang sama yaitu melestarikan serta mengembangkan budaya Betawi. Ada beberapa hal yang
melatarbelakangi adanya Perkampungan Budaya Betawi di Setu Babakan ini. Salah satunya
adalah keberadaan Jakarta sebagai Ibukota Negara Indonesia yang merupakan pusat
pemerintahan, perdagangan dan jasa, pariwisata dan kebudayaan . Akibat dari pesatnya
pembangunan dan pertumbuhan penduduk serta terbatasnya lahan di Jakarta, dikhawatirkan
lambat laun akan menghilangkan adat istiadat tradisional budaya warganya terutama
masyarakat Betawi sebagai inti warga Jakarta. Oleh karena itu mulailah ada gagasan untuk
membentuk perkampungan budaya Betawi dengan tujuan untuk terus melestarikan
kebudayaan Betawi agar tidak hilang akibat modernisasi.
Saat ini Setu Babakan sudah menjadi tempat wisata yang banyak dikunjungi orang karena
kebudayaan betawinya. Berbagai acara kesenian pun sering diadakan di sana seperti Tari
Cokek, Tari Topeng, Lenong dan Ondel-ondel. Kegiatan dilaksankan pada panggung terbuka
pada setiap hari Sabtu dan Minggu. Selain itu yang membuat daerah ini banyak dikunjungi
karena terdapat banyak pedagang yang menjual makanan khas betawi, sehingga semakin
membuat kental suasana budaya betawi
/ 15
Best
Walau lokasinya tak jauh dari pusat kota Jakarta, namun ketika anda menginjakan kaki disana
anda serasa berada di Jakarta masa lalu,dimana tak ada gedung bertingkat atau hutan beton,
polusi dan kemacetan. Pokoknya terasa begitu asri dan asli. Disambut dengan Gapura Besar
bertuliskan Pintu Masuk I Bang Pitung Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan anda
bisa memulai petualangan anda di Betawi. Hamparan rumah berarsitektur khas betawi
hingga panggung untuk pagelaran kesenian khas setempat menghiasi isi kampung betawi.
Ternyata tak hanya pagelaran seni yang disuguhkan disana namun ada juga perayaan tradisi
seperti upacara pernikahan, sunatan, akekah, hatam quran, nujuh bulan, dan banyak lagi
lainnya pada bulan Juli tiap tahunnya. Hmm..benar-benar akan menjadi sebuah pengalaman
yang unik.Anda tak hanya bisa tur kampung tapi ada juga wisata air. Ya, keberadaan dua setu
atau danau disana dimanfaatkan sebagai salahsatu tujuan rekreasi air. Disana anda bisa
memancing atau menyisiri danau dengan menggunakan sepeda air. Dan anda tak usah takut
kelaparan karena disana banyak sekali penjual makanan yang tentunya khas betawi. Sebutlah
aneka jajanan khas betawi yang anda ininginkan, semua ada disana. Mulai dari soto betawi
yang lezat, soto mie, roti buaya, kerak telor, serabi, gado-gado, karedok, rujak begbeg, rujak
cuhi, manisan kolangkaling, sayur gabus pucung, Opor dan semur Jengkol, hingga Bir Pletok
yang eksotis tersedia di cagar budaya Betawi seluas 165 hektar ini. Sebagai catatan,
walaupun namanya bir namun minuman ini bebas alkohol. Minuman penyegar ini terbuat
dari bahan dasar rempah-rempah seperti jahe, daun pandan wangi dan serai, jadi dijamin
aman dikonsumsi siapapun.
Satu lagi yang tak boleh ketinggalan untuk dicoba adalah wisata agro. Namun jikalau
biasanya wisata serupa selalu berada ditengah-tengah perkebunan atau pertanian nan luas,
maka beda halnya dengan wisata agro disini. Anda akan diajak memetik buah-buahan
tersebut di pelataran rumah-rumah penduduk yang terdapat tanaman-tanama khas Betawi
seperti Buni, belimbing, Dukuh, Menteng, Gandaria, Mengkudu, Namnam, Kecapi,
Krendang , Durian, Jengkol, Rambutan, Kemuning dan masih banyak lagi. Wahhh...sungguh
mengasyikan bukan..
Tak hanya menawarkan keasrian alam dan wisata budaya, wisata model ini pun mampu
memupuk rasa kecintaan kepada budaya bangsa, yang tentunya sangat cocok untuk generasi
muda yang mulai hanyut terbuai oleh budaya asing dan lupa akan akarnya. Jikalau anda
sempat berkunjung kesana maka nisacaya anda akan pulang dengan perasaan senang yang
luarbiasa, disamping rasa lelah tentunya karena berjalan-jalan keliling kampung. Tanpa biaya
tiket masuk (hanya biaya parkir) anda sudah bisa menjelajah ke atmosfir Jakarta yang begitu
berbeda dari Jakarta yang anda kenal. Jadi tunggu apa lagi, ajaklah keluarga, teman serta
handai tolan ke Kampung Budaya Betawi Setu Babakan. (Sun)
*(diolah dari berbagai sumber)
Hari ini
Minggu ini
Bulan ini
Total
506
6863
35226
918798
1. Latar Belakang
b.
Menggapai Mimpi
Pernah ada di suatu masa, gagasan yang kemudian diwujudkan melalui
strategi pembangunan di DKI yang dilakukan agar masyarakat Betawi
dapat berkembang dan maju dengan derap langkah yang sama dengan
masyarakat lain di Indonesia. Salah satunya adalah membina
masyarakat Betawi melalui Pelestarian Budaya.
Sudah barangtentu upaya untuk mempertahankan dan mengangkat
harkat budaya Betawi ke pentas dunia sekalipun adalah upaya yang
baik. Namun sayangnya strategi pembinaan masyarakat Betawi dengan
pelestarian melalui pemukiman di suatu daerah tertentu (Condet,
sebagai cagar budaya Betawi) agaknya kurang tepat. Pelestarian seperti
itu semacam wilayah konservasi mengingatkan kita akan wilayah
yang kurang lebih sama di Amerika untuk suku Indian.
Jika dilihat dari perspektif pembangunan daerah, dengan derasnya laju
pembangunan dan modernisasi membawa dampak tergusurnya
sejumlah pemukiman masyarakat Betawi kearah pinggiran Ibu Kota.
Dalam kurun waktu ke depan, cepat atau lambat dapat dipastikan sulit
ditemukan lagi adanya kampung etnik Betawi, baik di Jakarta ataupun
Aspek Legalitas
b.
Aspek Management
c.
d.
Aspek Keuangan
e.
Aspek Pemasaran
3. Alternatif Solusi
Dalam mengelolaan PBB yang notabene sedikit banyaknya telah
menyerap APBD Pemprov DKI Jakarta tentunya Pemprov DKI Jakarta
tidak akan membiarkan anggaran yang keluar tanpa kendali. Usulan
yang tengah digodok berupa pembentukan Unit Pelayanan Teknis (UPT)
tentunya menjadi pilihan guna mengendalikan pemakaian anggaran
yang dikeluarkan.
Apabila hal ini terwujud, boleh jadi pengelolaan kawasan
Perkampungan Budaya Betawi yang hanya melihat dari aspek ekonomi
semata akan membuat kawasan ini kehilangan ruhnya.
Untuk menjembatani hal tersebut diatas, kiranya perlu dikaji model
pengelolaan PBB seperti konsep kegiatan seminar dengan menggunakan
pola Komisi Organisasi dan Komisi Pengarah.
Komisi Organisasi merupakan badan yang berfungsi administrative dan
dapat diisi oleh unsur PNS dibawah Pemda DKI yang nantinya berperan
sebagai pengatur anggaran sesuai kebutuhan sistem anggaran di
pemerintahan. Sedangkan Komisi Pengarah adalah badan yang
berfungsi sebagai pelaksana dan pengendali mutu proses pembinaan,
pelestarian dan etalase budaya Betawi. Kedua badan ini merupakan
badan yang semua aktifitasnya ditanggung secara finansial oleh
Pemprov DKI Jakarta.
Selanjutnya, yang perlu diperhatikan adalah bahwa berdasarkan Perda
3/2005 dalam pasal 11 dinyatakan untuk mengelola PBB dibentuk suatu
c.
Bidang Komersil
d.
e.
f.
-
Bidang Penelitian/riset
5. Penutup
Sebagai bagian dari kekayaan budaya bangsa, budaya Betawi jelas
harus dipelihara. Konstitusi Negara yang termaktub didalam Undangundang Dasar 1945 pasal 32 ayat (2) secara jelas mengamanahkan
negara untuk wajib memajukan kebudayaan nasional Indonesia di
tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat
dalam memelihara dan mengembangkan budayanya.
Dalam skala nasional, hal yang sama juga dilakukan oleh Pemerintah
Daerah kepada kelompok masyarakat yang perlu diprioritaskan di
daerahnya masing-masing. Ada pemerintah daerah yang perlu
melakukannya melalui strategi pembinaan sektor pertanian, pariwisata,
kerajinan atau pembangunan proyek pionir lainnya. Secara singkat
dapat dikatakan, tiap kelompok masyarakat dan daerah membutuhkan
perlakuan sesuai dengan kondisi, kebutuhan dan kesanggupan
daerahnya.
Kita punya tokoh-tokoh betawi baik di pemerintahan maupun disektor
kehidupan lainnya, juga punya beberapa lembaga kebetawian.
Sekarang masalahnya adalah, tergugahkah kita sebagai bagian dari
masyarakat betawi untuk menjaga, memelihara dan mengembangkan
kekayaan budaya ini, di sini, ditanah leluhurnya sendiri. Sungguh suatu
pertanyaan yang menarik untuk disimak perkembangannya. (Dirangkum
dari berbagai sumber/nf)
Diposkan oleh Ahmad Buchori di Kamis, April 18, 2013
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan
ke Pinterest
MPPBB-SETU BABAKAN
Masyarakat Peduli Perkampungan Budaya Betawi (MP-PBB) didirikan pada 17 Mei 2011.
Lembaga Swadaya Masyarakat ini berkomitmen menjadi mitra Lembaga Pengelola
Perkampungan Budaya Betawi (LP-PBB) dan Pemda DKI Jakarta dalam mewujudkan
Perkampungan Budaya Betawi (PBB) di Setu Babakan, Jakarta Selatan
Arsip
2014 (1)
2013 (4)
o
Mei (1)
April (3)
PROFIL MP-PBB
TAUTAN
Kampung Betawi
Betawi Today
STRUKTUR ORGANISASI
Ketua : B. Latief Saleh
Wakil Ketua : Alfiansyah Karim
Sekretaris : Nanang Nurfitrie
Wakil Sekretaris : Abu Sudja Samsuri
Bendahara : Adji Djarnudji
Wakil Bendahara : Zubaedah
Kajian-kajian :
- Penataan dan Pengembangan PBB:
Koordinator : Zulkifli Djunaidi
Anggota : M. Satiri, Zainal Arifin, Faizah Sodri, Wenny K.
Terpopuler
1. Latar
Belakang Perkampung...
PROFIL MP-PBB
Berawal dari diskusi informal pada medio Februari 2011 di Setu Babakan
dengan beberapa orang tokoh Betawi dari Lembaga Pengelola ...
Translate
ABSTRAKSI
ABSTRAKSI Ficky Septiansyah, 10207464 ANALISIS STRATEGI
PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA SETU BABAKAN DI
KECAMATAN JAGAKARSA JAKARTA SELATAN Skripsi Jurusan
Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma,2011 xiv
145 Lampiran Indonesia adalah Negara yang kaya akan kekayaan
alam dan kepariwisataan, termasuk di daerah Ibu kota Jakarta
yang akhir akhir ini menarik minat para wisatawan asing, karena
Jakarta sudah mulai bertumbuhan unsur kepariwisataannya
termasuk Setu Babakan yang ada diwilayah Jagakarsa Jakarta
Selatan. Namun, akhir akhir ini begitu banyak isu teroris dan
bencana alam yang membuat penurunan siginifikan bagi
kedatangan wisatawan asing ke Indonesia. Dari uraian ini perlu
kita ketahui strategi khusus untuk mencari solusi terbaik agar
citra Indonesia kembali menjadi pilihan wisatawan dunia. Data
dalam penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder,
sedangkan pengumpulan datanya menggunakan kuesioner
dengan populasi beberapa kelompok responden, pihak internal
eksternal Setu Babakan, pedagang, masyarakat dan pengunjung.
Sampel hanya 4 responden dan datanya diolah dan dianalisis
dengan metode analisis yang digunakan adalah matriks IFE dan
EFE, matriks IE, matriks SWOT, matriks QSPM dan matriks BCG.
Hasil dari penelitian penulis adalah, untuk metode IFE dan EFE
masing masing menunjukan hasil 3,336 dan 3.333 jika
digambarkan dan di kombinasikan kedalam matriks IE yaitu
berada pada posisi yang digambarkan sebagai tumbuh dan
kembangkan karena berada pada kuadran I, II, atau IV,
sedangkan hasil dari matriks SWOT adalah munculnya strategi
dari 4 kuadran, strategi S-O menghasilkan strategi 1. Mencari
ABSTRAKSI
Setu Babakan adalah sebuah tempat wisata atau hiburan yang terletak di Selatan Jakarta, lebih tepatnya
berlokasi di wilayah Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Kawasan Setu
Babakan merupakan kawasan hunian yang memiliki nuansa kuat dan murni baik dari sisi budaya, seni
pertunjukan maupun bentuk arsitektur tradisional rumah Betawi. Dari perkampungan yang luasnya 289 Hektar,
65 hektar di antaranya adalah milik pemerintah di mana yang baru dikelola hanya 32 hektar. Pada saat ini
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta gencar mempromosikan kawasan Setu Babakan sebagai kawasan wisata
budaya. Banyak kegiatan yang sering dilakukan di perkampungan betawi ini, mulai dari pertunjukan budaya,
keagamaan, hingga wisata air. Akan tetapi hal tersebut tidak ditunjang oleh sarana dan prasarana yang
memadai, permasalahan yang paling menonjol adalah kurang optimalnya pengelolaan di kawasan ini serta
kurangnya penataan baik dari pengelolaan pengunjung, penataan bangunan hingga infrastruktur di dalamnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya-upaya apa saja yang akan dilakukan guna
mengembangkan kawasan ini bukan hanya sebagai perkampungan betawi saja akan tetapi lebih ditingkatkan
menjadi sebuah kawasan wisata budaya tanpa meninggalkan ciri khas dari arsitektur tradisionalnya. Metode
yang digunakan pada penelitian kali ini adalah metode deskriptif, dengan memberikan fakta-fakta di lapangan
berdasarkan studi literatur yang telah ada. D ari penelitian ini dihasilkan konsep pelestarian yang dirasa
dapat mewakili yaitu merupakan perpaduan tiga elemen kegiatan ekonomi, keagamaan, dan
sosial budaya yang mendukung Perkampungan Betawi di Setu Babakan untuk dapat
tetap dilestarikan.
PENDAHULUAN
Pemerintah Jakarta pada saat ini tengah berupaya melestarikan kebudayaan Betawi, yang lambat
laun mulai pudar ditengah kemajuan jaman yang serba modern. Upaya pelestarian yang dilakukan
salah satunya adalah dengan membuat sebuah kawasan wisata budaya di Setu Babakan Jakarta
Selatan. Setu Babakan adalah sebuah tempat wisata atau hiburan yang terletak di Selatan
Jakarta, lebih tepatnya berlokasi di wilayah Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan
Jagakarsa, Jakarta Selatan. Kawasan Setu Babakan merupakan kawasan hunian yang
memiliki nuansa kuat dan murni baik dari sisi budaya, seni pertunjukan maupun bentuk
arsitektur tradisional rumah Betawi. Dari perkampungan yang luasnya 289 Hektar, 65
hektar di antaranya adalah milik pemerintah di mana yang baru dikelola hanya 32
hektar.
Pada dasarnya kawasan ini sudah dikenal masyarakat luas sebagai daerah cagar budaya
dimana didalamnya banyak sekali terdapat kebudayaan asli betawi, banyak sekali
kegiatan-kegiatan yang sering dilakukan di perkampungan betawi ini. Mulai dari
pertunjukan budaya, keagamaan, hingga wisata air. Akan tetapi hal tersebut tidak
ditunjang oleh sarana dan prasarana yang memadai, permasalahan yang paling
menonjol adalah kurang optimalnya pengelolaan di kawasan ini serta kurangnya
penataan baik dari pengelolaan pengunjung, penataan bangunan hingga infrastruktur di
dalamnya.
Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan upaya-upaya pelestarian apa saja serta
konsep-konsep yang dapat dilakukan guna mempertahankan keberadaan Kawasan Setu
Babakan sebagai daerah wisata budaya. Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat
menghasilkan suatu rumusan ataupun rekomendasi bagi pihak-pihak yang
berkepentingan untuk tetap menjaga kelestarian budaya betawi melalui Kawasan Wisata
Budaya Setu Babakan.
KAJIAN LITERATUR
Burra Charter menyebutkan "konservasi adalah konsep proses pengelolaan suatu tempat atau
ruang atau obyek agar makna kultural yang terkandung didalamnya terpelihara dengan baik."
Pengertian ini sebenarnya perlu diperluas lebih spesifik yaitu pemeliharaan morfologi (bentuk fisik)
dan fungsinya. Bila dikaitkan dengan kawasan maka konservasi kawasan atau sub bagian kota
mencakup suatu upaya pencegahan adanya aktivitas perubahan sosial atau pemanfaatan yang tidak
sesuai dan bukan secara fisik saja.
Suatu program konservasi sebisa mungkin tidak hanya dipertahankan keaslian dan perawatannya,
namun tidak mendatangkan nilai ekonomi atau manfaat lain bagi pemilik atau masyarakat luas.
Konsep pelestarian yang dinamik tidak hanya mendapatkan tujuan pemeliharaan bangunan tercapai
namun dapat menghasilkan pendapatan dan keuntungan lain bagi pemakainya. Dalam hal ini peran
arsitek sangat penting dalam menentukan fungsi yang sesuai karena tidak semua fungsi dapat
dimasukkan.
Salah satu bentuk kegiatan konservasi yang dapat dilakukan di Setu Babakan adalah
Preservasi (dalam konteks yang luas) ialah kegiatan pemeliharaan bentukan fisik suatu
tempat dalam kondisi eksisting dan memperlambat bentukan fisik tersebut dari proses kerusakan,
dan
Konservasi ( dalam konteks yang luas) ialah semua proses pengelolaan suatu tempat
hingga terjaga signifikasi budayanya. Hal ini termasuk pemeliharaan dan mungkin (karena
kondisinya)
termasuk
tindakan
preservasi,
restorasi, rekonstruksi, konsolidasi serta
revitalisasi. Biasanya kegiatan ini merupakan kombinasi dari beberapa tindakan tersebut.
Menurut Undang-Undang nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan
pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan
yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Berdasarkan
motivasi wisatawan serta atraksi yang terdapat di daerah tujuan wisata maka kegiatan pariwisata
dibedakan dalam dua kelompok besar yaitu pariwisata yang bersifat massal dan pariwisata minat
khusus. Jika pada pariwisata jenis pertama lebih ditekankan aspek kesenangan (leisure) maka pada
tipe kedua penekanannya lebih kearah pengalaman dan pengetahuan.
Pada pasal 1 UU RI No. 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya mendefinisikan Benda Cagar
Budaya sebagai :
Benda buatan manusia, bergerak atau tidak bergerak yang berupa kesatuan atau kelompok,
atau bagian-bagiannya atau sisa-sisanya, yang berumur sekurang- kurangnya 50 tahun, atau
mewakili masa gaya yang khas dan mewakili masa gaya sekurang-kurangnya 50 tahun, serta
dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan;
Benda alam yang dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan
kebudayaan.Jadi yang dimaksud dengan pusaka bisa berupa hasil kebudayaan manusia maupun
alam beserta isinya.
c. Pelestarian Kawasan
Pelestarian secara umum dapat didefinisikan bahwa pelestarian dalam hal ini konservarsi merupakan
suatu upaya atau kegiatan untuk merawat, melindungi, dan mengembangkan objek pelestarian yang
memiliki nilai atau makna kultural agar dapat dipelihara secara bijaksana sesuai dengan identitasnya
guna untuk dilestarikan. Menurut Eko budihardjo (1994), upaya preservasi mengandung arti
mempertahankan peninggalan arsitektur dan lingkungan tradisional/kuno persis seperti keadaan asli
semula. Karena sifat preservasi yang stastis, upaya pelestarian memerlukan pula pendekatan
konservasi yang dinamis, tidak hanya mencakup bangunannya saja tetapi juga lingkungannya
(conservation areasdan bahkan kota bersejarah (histories towns). Dengan pendekatan konservasi,
berbagai kegiatan dapat dilakukan, menilai dari inventarisasi bangunan bersejarah kolonial maupun
tradisional, upaya pemugaran (restorasi), rehabilitasi, rekonstruksi, sampai dengan revitalisasi yaitu
memberikan nafas kehidupan baru.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini lebih banyak menggunakan pendekatan secara kualitatif. Pendekatan ini masih
menggunakan teori-teori yang akan dibawa ke lapangan (wilayah pengamatan) dan dikemudian akan
diteliti lebih dalam lagi berdasarkan dengan fenomena yang ada di wilayah pengamatan. Menurut
Bungin (2010), teori digunakan sebagai awal menjawab pertanyaan penelitian, bahwa sesungguhnya
pandangan deduktif menuntun penelitian dengan terlebih dahulu menggunakan teori sebagai alat,
ukuran, untuk membangun hipotesis, sehingga selanjutnya peneliti secara tidak langsung akan
dituntun menggunakan teori sebagai acuan dalam melihat masalah penelitian.
Setelah itu, hal pertama kali yang dilakukan untuk membantu penelitian ini adalah melakukan
wawancara dengan masyarakat disekitar kawasan Setu Babakan, akan tetapi pembatasan bahasan
hanya akan membahas sebatas upaya pelestarian berdasarkan elemen perancangan saja.
Wawancara ini diharapkan akan menghasilkan data primer yang nantinya bisa menjadi patokan
didalam mengolah data. Sedangkan data sekunder diperoleh dari hasil telaah dokumen dan artikel
yang terkait dengan penelitian, seperti dokumen rencana tata ruang, peta, dan artikel dari internet.
Dari kedua data tersebut nantinya akan dianalisa secara deskriptif.
UPAYA PELESTARIAN
a. Tinjauan Umum
Kegiatan Preservasi dan Konservasi yang dilakukan di Setu Babakan meliputi pengelolaan kawasan,
dimana fokus usaha yang dilakukan meliputi penataan baik dari pengelolaan pengunjung, penataan
bangunan hingga infrastruktur di dalamnya.
Di kawasan Setu Babakan ini memiliki luas area yang sangat besar,sehingga untuk lebih
memudahkan area pengamatan dibagi menjadi 2 zona, yaitu zona 1 untuk kawasan di sebelah utara,
zona 2 dikawasan selatan serta zona 3 yang saat ini sedang dilakukan pembangunan.
ZONA
ZONA
ZONA
Untuk kawasan sebelah utara, banyak kegiatan perdagangan maupun keagamaan yang dapat
dilihat. Karen pada bagian utara ini terdapat plaza serta bangunan-bangunan khas betawi. Fasilitas
yang disediakan kebanyakan belum tertata dengan baik, terutama dari segi bangunannya. Ada
beberapa warung yang sudah menerapkan ornamen-ornamen betawi akan tetapi masih banyak juga
yang seadanya saja. Dibagian Selatan, kegiatan yang berlangsung kebanyakan merupakan
perdagangan dan jasa. Banyaknya warung-warung kecil membuat animo masyarakat untuk datang
dan menikmati Setu Babakan sangat besar. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya warung jualan
disepanjang kawasan ini.bila dari segi ekonomi dapat meningkatkan pendapatan penduduk asli dan
pendatang, sisi negatifnya adalah kurangnya lahan untuk parkir motor. Sebagian besar pengunjung
mengambil badan jalan untuk tempat parkir kendaraan mereka.
Aktivitas
Kawasan Setu
Babakan
Keterangan
1. Ekonomi
2.
Sosial
Budaya
Foto-foto
Pendukung
Berdasarkan analisa diatas, konsep pelestarian yang dirasa dapat mewakili adalah perpaduan
diantara ketiga elemen kegiatan, dimana kegiatan ekonomi, keagamaan, dan sosial budaya
yang mendukung Perkampungan Betawi di Setu Babakan untuk dapat tetap dilestarikan.
SOSIAL
EKONOMI
BUDAYA
KEAGAMA
AN
Dari konsep tersebut dapat diterapkan secara optimal dengan melalui beberapa proses. Bukti konkrit
yang bisa dilakukan antara lain adalah :
Perlu dukungan dari semua pihak, baik itu Pemerintah maupun masyarakat umum untuk
menjadikan kawasan ini tetap bertahan. Dukungan itu bisa berupa perbaikan infrastruktur
jalan ataupun pengadaan fasilitas umum lainnya yang menunjang serta SDM yang terlibat
didalamnya harus memiliki kompetensi yang sesuai sehingga semua pihak dapat
berkolaborasi secara maksimal.
Perkampungan Betawi yang ada pada saat ini hendaknya tetap dipertahankan
keberadaannya, bahkan bangunan-bangunan baru yang ada perlu berkiblat dan mengikuti
pola-pola arsitektur Betawi.
Perlunya kordinasi dengan elemen-elemen masyarakat asli Betawi dalam mengadakan acara
ataupun kegiatan-kegiatan supaya dapat terkordinir dengan baik.
Organisasi kemasyarakatan tetap dipertahankan, hal ini dapat membantu dalam bidang
pengawasan apabila ada kegiatan yang menyimpang dari kebiasaan yang berlaku di
Perkampungan Betawi.
Perdagangan dan jasa yang ada saat ini harus dikelola secara optimal, karena sumber
pendapatan terbesar berasal dari hal tersebut.
Saat ini Pemerintah tengah mengembangkan zona 3, hal yang menjadi perhatian adalah
tetap menjaga intergritas diantara ketiga zona tersebut dengan menjadikan Setu Babakan
sebagai pengikatnya. Pemerintah diharapkan mensosialisasikan hal tersebut secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Agung, W, 2011, Peran Serta Masyarakat dalam menciptakan perumahan ber arsitektur Betawi di
Setu Babakan, [online], (http://peneliti.budiluhur.ac.id/wp-content/uploads/2007/05/agungwahyudi2.pdf , diakses tanggal 22 Juli 2013)
Katarina, B.R, Identifikasi Pola Pekarangan pada Perkampungan Budaya Betawi Situ Babakan,
Jakarta
Selatan,
[online],
(http://repository.ipb.ac.id/bitstream/123456789/1191/1/A06kbr_abstract.pdf
,
diakses
tanggal 22 Juli 2013)
Kartika, Y & Rina,K, Pelestarian Kampung Kauman Semarang sebagai Kawasan Wisata Budaya,
Jurnal Teknik PWK Volumen 2 Nomor 2, 2013
Budihardjo, Eko , 1994, Percikan Masalah Arsitektur, Perumahan Perkotaan, Penerbit Gajah Mada
University, Press.
Koentjaraningrat. 1995. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta. Djambatan.
Bungin, Burhan. 2010.Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial
Lainnya.Jakarta: Kencana Praneda Media Group.
Masyur, F, Pola Ragam Hias Pada Rumah Tradisional Betawi di Perkampungan Budaya Betawi Setu
Babakan-Jakarta Selatan, Naskah Penulisan Ilmiah, Universitas Gunadarma, 2003.