PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Kapan kampung betawi setu babakan ini didirikan?
2. Darimana asal-usul kampung betawi setu babakan ini?
3. Pertunjukan kesenian di setu babakan
3. Rumah adat apa saja yang terdapat di Setu Babakan?
4. Kuliner khas apa saja yang terdapat di Setu Babakan?
5. Apa saja contoh Peraturan-peraturan ketat yang masih terikat di kebudayaan
betawi?
C. Tujuan Kunjungan
1. Untuk mengetahui sejarah perkampungan budaya betawi di setu babakan
2. Untuk mempelajari dan melestarikan budaya betawi
3. Untuk mengetahui rumah adat Betawi dan makanan khas Betawi
3. Untuk mengetahui daya tarik perkampungan betawi
D. Manfaat Kunjungan
1. Untuk menambah wawasan mahasiswa tentang perkembangan budaya betawi
2. Mahasiswa diharapkan lebih mengenal budaya betawi serta dapat membantu
dalam melestarikan budaya ini
E. Waktu Pelaksanaan
1
Hari : Sabtu
Tanggal : 27 Oktober 2019
Pukul : 12.00 s/d selesai
F. Lokasi
Lokasi observasi adalah kampung budaya Betawi di Setu Babakan yang berada di
Jalan Muhammad Kahfi II – Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Wisatawan yang berkunjung ke perkampungan ini tidak dipungut biaya, namun
hanya dikenai biaya parker kendaraan yang berkisar Rp. 2000 hingga Rp 5.000
Wisatawan dapat berkunjung ke Setu Babakan pada pukul 06.00-18.00
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam sejarahnya, penetapan Setu Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi
sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun 1996. Sebelum itu, Pemerintah DKI Jakarta
juga pernah berencana menetapkan kawasan Condet, Jakarta Timur, sebagai kawasan
Cagar Budaya Betawi, namun urung (batal) dilakukan karena seiring perjalanan waktu
perkampungan tersebut semakin luntur dari nuansa budaya Betawi-nya. Dari pengalaman
ini, Pemerintah DKI Jakarta kemudian merencanakan kawasan baru sebagai pengganti
kawasan yang sudah direncanakan tersebut. Melalui SK Gubernur No. 9 tahun 2000
dipilihlah perkampungan Setu Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi. Sejak
tahun penetapan ini, pemerintah dan masyarakat mulai berusaha merintis dan
mengembangkan perkampungan tersebut sebagai kawasan cagar budaya yang layak
didatangi oleh para wisatawan. Setelah persiapan dirasa cukup, pada tahun 2004, Setu
Babakan diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, sebagai kawasan Cagar
Budaya Betawi.
Wilayah kampung betawi merupakan wilayah yang memiliki berbagai macam latar
belakang budaya yang berbeda. Dari perbedaan budaya itulah yang menjadikan warga
yang satu dengan yang lain menciptakan suasana komunikasi yang berbeda-beda. Pada
umumnya penduduk daerah ini sudah menggunakan bahasa Indonesia, namun jika diteliti
kembali banyak istilah yang mungkin didengar orang pada umumnya tidak akan
mengerti. Bahasa itulah yang hanya diketahui oleh penduduk yang tinggal di sana. Itulah
yang dinamakan bahasa betawi. Di perkampungan ini masyarakat masih mempertahankan
budaya dan ciri khas betawi dengan memancing, bercocok tanam, berdagang, membuat
kerajinan tangan, dan membuat makanan khas betawi. Melalui cara hidup inilah mereka
aktif menjaga lingkungan dan meningkatkan taraf hidupnya. Budaya mempengaruhi
bagaimana seharusnya berperilaku dan menyatakan identitas diri dari budaya yang di
anut. Secara garis besar penduduka di daerah perkampungan betawi sudah menganut
budaya yang modern. Kawasan ini secara secara tak langsung menyuguhkan kesenian
hebat milik rakyat Indonesia yang dipentaskan langsung oleh anak-anak betawi. Tak
3
heran kesenian-kesenian khas betawi yang dipentaskan sangatlah popular. Kebudayaan-
kebudayaan di kampung betawi dapat dilestarikan dengan baik di kawasan ini, karena
banyak sumber daya manusia yang dapat meneruskan budaya dan kesenian betawi ini.
Orang-orang juga bisa menikmati prosesi budaya itu meliputi upacara pernikahan, acara
sunatan, dan acara yang mengandung islami seperti akekah yang kegiatan agenda tersebut
dilaksanakan pada bulan Juli yang dilakukan setiap tahun.
Rumah menjadi salah satu kebutuhan utama bagi manusia. Sejak masa prasejarah
hingga abad milenial sekarang ini, rumah menjadi kebutuhan utama. Maka etnik yang
mendiami Nusantara ini membangun rumah dengan kearifan yang ada pada mereka. Etnik
4
Betawi sebagai etnik inti Kota Jakarta pun mendirikan rumah dengan arsitektural
tradisional yang tumbuh dan bertahan sampai sekarang.
Rumah sebagai tempat tinggal ditata sedemikian rupa, sehingga menimbulkan kesan
serasi, harmonis dan mendukung kelestarian lingkungan. Berkaitan dengan itu, ruangan
ditata secara tepat guna mencerminkan kepribadian pemiliknya. Halaman rumah selalu
dijaga kebersihannya dan agar terasa teduh maka ditanami berbagai pepohonan.
Di bawah ini merupakan jenis arsitektur rumah tradisional yang ada pada masyarakat
Betawi :
1. Rumah Gudang
Rumah Gudang mempunyai pola empat persegi panjang dari depan ke belakang.
Atapnya yang berbentuk pelana tanpa tambahan jure (atap tambahan kiri kanan)
menjadi salah satu pembeda dengan bentuk rumah adat Betawi lainnya. Bentuk
Rumah Gudang sudah dibangun oleh masyarakat Betawi setidaknya pada abad ke-5
Masehi, ketika kawasan ini dikuasai oleh Kerajaan Tarumanegara.
Biasanya di bagian depan rumah terdapat atap kecil yang menutup serambi depan.
Rumah Gudang pun menggunakan bahan baku yang terbuat dari alam dengan kayu
sebagai bahan dasar utama.
5
2. Rumah Joglo
Rumah Joglo dibangun oleh beberapa etnik yang mendiami Pulau Jawa. Etnik
Betawi pun membangun rumah jenis ini. Apabila dikaitkan dengan nama kampung
yang ada di wilayah Jakarta Barat, yaitu Kampung Joglo, dapat diasumsikan bahwa
bangunan rumah Joglo seumur dengan Kampung Joglo.
6
Rumah Kebaya atau disebut juga rumah Bapang. Antara Rumah Kebaya dengan
Rumah Gudang dapat dibedakan dari bentuk atap. Bentuk atap Rumah Kebaya kiri
kanan, bentuk atap rumah gudang depan belakang, meskipun keduanya berpola
pelana.
Berbeda dengan dimensi rumah adat Betawi Gudang atau Panggung, Rumah
Kebaya berbentuk bujursangkar sama sisi atau persegi. Bentuk atapnya pun memiliki
beberapa pasang atap sehingga terlihat seperti lipatan kebaya, yang akhirnya menjadi
asal usul Rumah Kebaya.
Ciri khas Rumah Kebaya salah satunya adalah memiliki serambi berukuran luas
yang berfungsi untuk menerima tamu atau sebagai teras untuk bersantai seluruh
anggota keluarga. Teras ini juga dikelilingi dengan pagar kecil dengan motif yang
khas. Ada pula tangga kecil yang terbuat dari 3 susun batu bata sebagai jalan masuk
ke serambi rumah.
4. Rumah Panggung
Sementara itu rumah di kawasan pesisir pun mempunyai fungsi yang tidak jauh
berbeda dengan kawasan agraris. Air laut yang kerap naik kala bulan purnama kerap
membawa rob ke perkampungan sehingga masyarakat setempat harus membuat
rumah panggung untuk menghindari air bah dari laut.
Material yang digunakan terbuat dari kayu dengan pondasi rumah yang terbuat
dari kayu besar yang menancap dalam ke tanah. Anak tangga biasanya berada di
depan dengan model menyamping. Sedangkan atap rumah terbuat dari genteng tanah
liat. Meski berbentuk panggung, tapi rumah ini memiliki corak khas Betawi dengan
ukiran dan motif geometris seperti belah ketupat, titik, setengah lingkaran atau pola
siklus (bunga matahari). Selain mempecantik rumah, motif ini juga digunakan sebagai
ventilasi rumah.
Setu Babakan merupakan salah satu wilayah di pinggiran Jakarta yang menjadi pusat
kebudayaan Betawi, tak terkecuali kuliner tradisionalnya. Tepat berada di sisi waduk
7
buatan, Setu Babakan, di sini para pengunjung dapat menikmati aneka sajian betawi yang
autentik.
Mulai dari sajian berat, camilan, minuman tradisional, hingga oleh-oleh khas Betawi
yang sudah mulai langka dapat ditemukan di pusat kuliner yang berada di perbatasan
Jakarta dan kota Depok ini. Menyajikan cita rasa sajian yang autentik, harga aneka sajian
di Setu Babakan cukup terjangkau.
1. Soto Betawi
Di Setu Babakan, kamu akan menemukan banyak kios yang menjajakan soto
Betawi yang lezat dan pastinya terjangkau. Tersedia dalam dua jenis yaitu soto
babat dan soto daging, perpaduan kuah santan gurih dengan daging sapi yang
lembut menjadi nilai lebih soto khas Betawi ini. Ditambah dengan irisan kentang
rebus, tomat, taburan emping renyah, dan perasan jeruk nipis, Soto Betawi sangat
cocok disantap sambil menikmati angin sepoi di pinggir waduk. Harganya pun
terjangkau, cukup merogoh kocek Rp 20 ribuan saja, semangkuk Soto Betawi
lengkap dengan nasi putih hangat siap melengkapi santap siang.
2. Kerak Telor
Kerak telor memang menjadi salah satu ikon sajian khas Betawi yang masih
digemari hingga kini. Terdiri dari campuran nasi dan telur bebek atau ayam yang
dipanggang hingga berkerak, kerak telor juga ditambah dengan taburan kelapa
sangrai atau serundeng sehingga rasanya lebih gurih. Dibanderol dengan harga Rp
20 ribu per porsinya, sepiring kerak telor berukuran lumayan besar dapat disantap
untuk dua hingga tiga orang.
8
3. Toge goreng
Meski toge goreng merupakan sajian khas Bogor, Jawa Barat, toge goreng juga
menjadi salah satu sajian yang banyak dijajakan di Setu Babakan. Terdiri dari
potongan ketupat atau lontong, mi kuning, tauge, dan siraman saus dari oncom yang
dihancurkan, perpaduan gurih dan creamy saus serta renyahnya tauge sangat nikmat
disantap sebagai menu santap siang.
Disajikan dalam porsi melimpah, tak perlu khawatir dengan harga yang harus
dikeluarkan. Dengan merogoh kocek Rp 15 ribu saja, sepiring toge goreng yang lezat
siap dinikmati.
4. Es Selendang Mayang
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Budaya Betawi adalah budaya khas Jakarta yang kini kian tergerus oleh
perkembangan globalisasi yang pesat di Jakarta ini. Setu Babakan merupakan salah satu
cagar budaya Betawi yang bertujuan untuk terus melestarikan kebudaan betawi inipun di
bangun, menjadi tempat wisata budaya di tengah kota Jakarta, banyak yang bias di
tawarkan olehnya seperti tari, musik, dan makanannya. Kegiatan observasi ini sangat
bermanfaat bagi saya khususnya untuk mengetahui kebudayaan Betawi. Perkampungan
Budaya Betawi ini sangat berperan penting dalam melestarikan kebudayaan Betawi yang
hampir dilupakan oleh masyarakat.
B. Saran
Lestarikan kebudayaan Betawi atau kebudayaan Indonesia lainnya bersama-sama
sebagai pemuda bangsa yang memiliki tanggung jawab bersama dalam melindungi
kebudayaan Indonesia dari era globalisasi, agar kebudayaan di Indonesia tidak termakan
oleh zaman. Jangan terpaku hanya dengan IPTEK, karena kebudayaan Indonesia
memiliki nilai jual yang tinggi dan perlu dibanggakan.
10
Lampiran :
11