Anda di halaman 1dari 11

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setu Babakan atau Danau Babakan terletak di Srengseng Sawah, kecamatan


Jagakarsa, kabupaten Jakarta Selatan, Indonesia dekat Depok. Tempat tersebut adalah
pusat perkampungan budaya betawi. Setu babakan merupakan danau buatan dengan area
30 hektar dan kedalaman 1-5 meter, Dahulu setu babakan hanya merupakan salah satu
tempat penyerapan air, lalu setelah diresmikan oleh mantan gubernur DKI Jakarta bapak
Sutiyoso pada tahun 2004 setu babakan berubah menjadi cagar budaya betawi.
Ide untuk membuat perkampungan budaya betawi ini timbul dari para budayawan dan
pemerhati budaya betawi, lembaga kebudayaan betawi yang memiliki semangat dan
tujuan yang sama yaitu melestarikan serta mengembangkan budaya betawi. Ada beberapa
hal yang melatarbelakangi adanya perkampungan budaya betawi di setu babakan ini.
Salah satunya adalah keberadaan Jakarta sebagai Ibukota Negara Indonesia yang
merupakan pusat pemerintahan, perdagangan dan jasa, pariwisata dan kebudayaan.
Akibat dari pesatnya pembangunan dan pertumbuhan penduduk serta terbatasnya
lahan di Jakarta, di khawatirkan lambat laun akan menghilangkan adat istiadat tradisional
budaya warganya terutama masyarakat betawi sebagai inti warga Jakarta. Oleh karena itu
mulailah ada gagasan untuk membentuk perkampungan budaya betawi dengan tujuan
untuk terus melestarikan kebudayaan betawi agar tidak hilang akibat modernisasi.
Saat ini setu babakan sudah menjadi tempat wisata yang banyak dikunjungi orang
karena kebudayaan betawinya. Berbagai acara kesenian pun sering diadakan di sana
seperti tari cokek, tari topeng, lenong, dan ondel-ondel. Kegiatan dilaksanakan pada
panggung terbuka pada setiap hari Sabtu dan Minggu. Selain itu yang membuat daerah ini
banyak dikunjungi karena terdapat banyak pedagang yang menjual makanan khas betawi,
sehingga semakin membuat kental suasana budaya betawi.

B. Rumusan Masalah 
1. Kapan kampung betawi setu babakan ini didirikan?
2. Darimana asal-usul kampung betawi setu babakan ini?
3. Pertunjukan kesenian di setu babakan
3. Rumah adat apa saja yang terdapat di Setu Babakan?
4. Kuliner khas apa saja yang terdapat di Setu Babakan?
5. Apa saja contoh Peraturan-peraturan ketat yang masih terikat di kebudayaan
betawi?

C. Tujuan Kunjungan
1. Untuk mengetahui sejarah perkampungan budaya betawi di setu babakan
2. Untuk mempelajari dan melestarikan budaya betawi
3. Untuk mengetahui rumah adat Betawi dan makanan khas Betawi
3. Untuk mengetahui daya tarik perkampungan betawi

D. Manfaat Kunjungan
1. Untuk menambah wawasan mahasiswa tentang perkembangan budaya betawi
2. Mahasiswa diharapkan lebih mengenal budaya betawi serta dapat membantu
dalam melestarikan budaya ini

E. Waktu Pelaksanaan

1
Hari : Sabtu
Tanggal : 27 Oktober 2019
Pukul : 12.00 s/d selesai

F. Lokasi
 Lokasi observasi adalah kampung budaya Betawi di Setu Babakan yang berada di
Jalan Muhammad Kahfi II – Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta Selatan.
 Wisatawan yang berkunjung ke perkampungan ini tidak dipungut biaya, namun
hanya dikenai biaya parker kendaraan yang berkisar Rp. 2000 hingga Rp 5.000
 Wisatawan dapat berkunjung ke Setu Babakan pada pukul 06.00-18.00

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Asal Usul Kampung Betawi Setu Babakan 

Dalam sejarahnya, penetapan Setu Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi
sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun 1996. Sebelum itu, Pemerintah DKI Jakarta
juga pernah berencana menetapkan kawasan Condet, Jakarta Timur, sebagai kawasan
Cagar Budaya Betawi, namun urung (batal) dilakukan karena seiring perjalanan waktu
perkampungan tersebut semakin luntur dari nuansa budaya Betawi-nya. Dari pengalaman
ini, Pemerintah DKI Jakarta kemudian merencanakan kawasan baru sebagai pengganti
kawasan yang sudah direncanakan tersebut. Melalui SK Gubernur No. 9 tahun 2000
dipilihlah perkampungan Setu Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi. Sejak
tahun penetapan ini, pemerintah dan masyarakat mulai berusaha merintis dan
mengembangkan perkampungan tersebut sebagai kawasan cagar budaya yang layak
didatangi oleh para wisatawan. Setelah persiapan dirasa cukup, pada tahun 2004, Setu
Babakan diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, sebagai kawasan Cagar
Budaya Betawi. 

B. Kebudayaan Betawi Setu Babakan

Wilayah kampung betawi merupakan wilayah yang memiliki berbagai macam latar
belakang budaya yang berbeda. Dari perbedaan budaya itulah yang menjadikan warga
yang satu dengan yang lain menciptakan suasana komunikasi yang berbeda-beda. Pada
umumnya penduduk daerah ini sudah menggunakan bahasa Indonesia, namun jika diteliti
kembali banyak istilah yang mungkin didengar orang pada umumnya tidak akan
mengerti. Bahasa itulah yang hanya diketahui oleh penduduk yang tinggal di sana. Itulah
yang dinamakan bahasa betawi. Di perkampungan ini masyarakat masih mempertahankan
budaya dan ciri khas betawi dengan memancing, bercocok tanam, berdagang, membuat
kerajinan tangan, dan membuat makanan khas betawi. Melalui cara hidup inilah mereka
aktif menjaga lingkungan dan meningkatkan taraf hidupnya. Budaya mempengaruhi
bagaimana seharusnya berperilaku dan menyatakan identitas diri dari budaya yang di
anut. Secara garis besar penduduka di daerah perkampungan betawi sudah menganut
budaya yang modern. Kawasan ini secara secara tak langsung menyuguhkan kesenian
hebat milik rakyat Indonesia yang dipentaskan langsung oleh anak-anak betawi. Tak
3
heran kesenian-kesenian khas betawi yang dipentaskan sangatlah popular. Kebudayaan-
kebudayaan di kampung betawi dapat dilestarikan dengan baik di kawasan ini, karena
banyak sumber daya manusia yang dapat meneruskan budaya dan kesenian betawi ini.
Orang-orang juga bisa menikmati prosesi budaya itu meliputi upacara pernikahan, acara
sunatan, dan acara yang mengandung islami seperti akekah yang kegiatan agenda tersebut
dilaksanakan pada bulan Juli yang dilakukan setiap tahun.

C. Pertunjukan Kesenian di Setu Babakan

Ratusan wisatawan antusias menyaksikan Pergelaran Kesenian Reguler, di


Amphitheater Zona A, Perkampungan Budaya Betawi (PBB) Setu Babakan, Jagakarsa,
Jakarta Selatan. Pergelaran kesenian yang dimulai pukul 14.00-17.00 setiap hari Minggu
tersebut menampilkan berbagai pertunjukan tradisional Betawi, seperti Ondel-ondel,
Lenong, dan Gambang Kromong, hingga kesenian-kesenian tradisional Betawi yang
kurang dikenal masyarakat. Beberapa di antaranya ada Topeng Blantek, Lenong Denes,
Wayang Kulit Betawi, Wayang Orang Betawi, dan Wayang Golek Betawi.

Pergelaran Kesenian Reguler ini


berasal dari sanggar-sanggar binaan Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) DKI
Jakarta. Pergelaran kesenian ini terbuka
untuk umum dan gratis. Tak hanya untuk
meningkatkan jumlah kunjungan wisata,
dengan banyaknya kesenian Betawi langka
yang ditampilkan di Setu Babakan ini dapat
menambah wawasan masyarakat tentang
khazanah budaya Indonesia yang sangat
kaya. Tentunya juga untuk melestarikan
kebudayaan-kebudayaan Betawi itu agar
tidak punah.

D. Rumah Adat di Setu Babakan

Rumah menjadi salah satu kebutuhan utama bagi manusia. Sejak masa prasejarah
hingga abad milenial sekarang ini, rumah menjadi kebutuhan utama. Maka etnik yang
mendiami Nusantara ini membangun rumah dengan kearifan yang ada pada mereka. Etnik

4
Betawi sebagai etnik inti Kota Jakarta pun mendirikan rumah dengan arsitektural
tradisional yang tumbuh dan bertahan sampai sekarang.

Rumah sebagai tempat tinggal ditata sedemikian rupa, sehingga menimbulkan kesan
serasi, harmonis dan mendukung kelestarian lingkungan. Berkaitan dengan itu, ruangan
ditata secara tepat guna mencerminkan kepribadian pemiliknya. Halaman rumah selalu
dijaga kebersihannya dan agar terasa teduh maka ditanami berbagai pepohonan.

Di bawah ini merupakan jenis arsitektur rumah tradisional yang ada pada masyarakat
Betawi :

1. Rumah Gudang

Rumah Gudang mempunyai pola empat persegi panjang dari depan ke belakang.
Atapnya yang berbentuk pelana tanpa tambahan jure (atap tambahan kiri kanan)
menjadi salah satu pembeda dengan bentuk rumah adat Betawi lainnya. Bentuk
Rumah Gudang sudah dibangun oleh masyarakat Betawi setidaknya pada abad ke-5
Masehi, ketika kawasan ini dikuasai oleh Kerajaan Tarumanegara.

Pembangunan rumah jenis ini semakin marak ketika penjajah Belanda


membangun gudang-gudang penyimpanan rempah-rempah sebelum dibawa berlayar
ke Eropa. Mungkin karena itu bentuk rumah seperti itu disebut Rumah Gudang karena
dikorelasikan dengan gudang-gudang yang dibangun dikemudian hari.

Biasanya di bagian depan rumah terdapat atap kecil yang menutup serambi depan.
Rumah Gudang pun menggunakan bahan baku yang terbuat dari alam dengan kayu
sebagai bahan dasar utama.

5
2. Rumah Joglo

Rumah Joglo dibangun oleh beberapa etnik yang mendiami Pulau Jawa. Etnik
Betawi pun membangun rumah jenis ini. Apabila dikaitkan dengan nama kampung
yang ada di wilayah Jakarta Barat, yaitu Kampung Joglo, dapat diasumsikan bahwa
bangunan rumah Joglo seumur dengan Kampung Joglo.

Meskipun bentuk Rumah Joglo Betawi memiliki kemiripan dengan arsitektur


rumah Joglo Jawa Tengah dan Jogjakarta, Rumah Joglo Betawi tidak memiliki tiang
penopang atap untuk membagi ruang bagian dalam. Pada rumah Betawi, pembagian
kamar/ruangan dalam rumah tidak ditentukan dengan tiang penyangga atau yang
dikenal dengan sebutan Soko Guru di rumah Joglo Jawa Tengah.

Material yang digunakan untuk membangun Rumah Joglo pun memanfaatkan


bahan dari alam seperti kayu jati, serabut untuk atap, dan juga anyaman dari bambu
untuk membuat tembok bagian dalam. Jenis rumah ini biasanya dibangun oleh tokoh
masyarakat atau tetua kampung yang pada masa lalu disebut bebongkot. Acap kali
rumah ini disebut juga Rumah Bebongkot. Jika rumah ini tidak dapat menampung
masyarakat pada saat-saat tertentu, misalnya pada saat lebaran, di depan rumah
ditambah dengan bangunan segi empat tanpa dinding yang disebut blandongan.

3. Rumah Kebaya/ Rumah Bapang

6
Rumah Kebaya atau disebut juga rumah Bapang. Antara Rumah Kebaya dengan
Rumah Gudang dapat dibedakan dari bentuk atap. Bentuk atap Rumah Kebaya kiri
kanan, bentuk atap rumah gudang depan belakang, meskipun keduanya berpola
pelana.

Berbeda dengan dimensi rumah adat Betawi Gudang atau Panggung, Rumah
Kebaya berbentuk bujursangkar sama sisi atau persegi. Bentuk atapnya pun memiliki
beberapa pasang atap sehingga terlihat seperti lipatan kebaya, yang akhirnya menjadi
asal usul Rumah Kebaya.

Ciri khas Rumah Kebaya salah satunya adalah memiliki serambi berukuran luas
yang berfungsi untuk menerima tamu atau sebagai teras untuk bersantai seluruh
anggota keluarga. Teras ini juga dikelilingi dengan pagar kecil dengan motif yang
khas. Ada pula tangga kecil yang terbuat dari 3 susun batu bata sebagai jalan masuk
ke serambi rumah.

4. Rumah Panggung

Rumah Panggung asli Betawi


dibangun oleh penduduk baik yang
tinggal di kawasan pesisir/pantai
maupun pada kawasan agraris.
Pembangunan rumah panggung
disesuaikan dengan kondisi dan
keamanan lingkungan. Di kawasan
agraris, kolong rumah panggung selain
dimanfaatkan untuk memelihara hewan
ternak (kambing, ayam, bebek) juga
untuk menghindar dari kemungkinan
serangan hewan buas terutama ular
berbisa.

Sementara itu rumah di kawasan pesisir pun mempunyai fungsi yang tidak jauh
berbeda dengan kawasan agraris. Air laut yang kerap naik kala bulan purnama kerap
membawa rob ke perkampungan sehingga masyarakat setempat harus membuat
rumah panggung untuk menghindari air bah dari laut.

Material yang digunakan terbuat dari kayu dengan pondasi rumah yang terbuat
dari kayu besar yang menancap dalam ke tanah. Anak tangga biasanya berada di
depan dengan model menyamping. Sedangkan atap rumah terbuat dari genteng tanah
liat. Meski berbentuk panggung, tapi rumah ini memiliki corak khas Betawi dengan
ukiran dan motif geometris seperti belah ketupat, titik, setengah lingkaran atau pola
siklus (bunga matahari). Selain mempecantik rumah, motif ini juga digunakan sebagai
ventilasi rumah.

E. Kuliner Khas Betawi di Setu Babakan

Setu Babakan merupakan salah satu wilayah di pinggiran Jakarta yang menjadi pusat
kebudayaan Betawi, tak terkecuali kuliner tradisionalnya. Tepat berada di sisi waduk

7
buatan, Setu Babakan, di sini para pengunjung dapat menikmati aneka sajian betawi yang
autentik.
Mulai dari sajian berat, camilan, minuman tradisional, hingga oleh-oleh khas Betawi
yang sudah mulai langka dapat ditemukan di pusat kuliner yang berada di perbatasan
Jakarta dan kota Depok ini. Menyajikan cita rasa sajian yang autentik, harga aneka sajian
di Setu Babakan cukup terjangkau.

1. Soto Betawi

Di Setu Babakan, kamu akan menemukan banyak kios yang menjajakan soto
Betawi yang lezat dan pastinya terjangkau. Tersedia dalam dua jenis yaitu soto
babat dan soto daging, perpaduan kuah santan gurih dengan daging sapi yang
lembut menjadi nilai lebih soto khas Betawi ini. Ditambah dengan irisan kentang
rebus, tomat, taburan emping renyah, dan perasan jeruk nipis, Soto Betawi sangat
cocok disantap sambil menikmati angin sepoi di pinggir waduk. Harganya pun
terjangkau, cukup merogoh kocek Rp 20 ribuan saja, semangkuk Soto Betawi
lengkap dengan nasi putih hangat siap melengkapi santap siang.

2. Kerak Telor

Kerak telor memang menjadi salah satu ikon sajian khas Betawi yang masih
digemari hingga kini. Terdiri dari campuran nasi dan telur bebek atau ayam yang
dipanggang hingga berkerak, kerak telor juga ditambah dengan taburan kelapa
sangrai atau serundeng sehingga rasanya lebih gurih. Dibanderol dengan harga Rp
20 ribu per porsinya, sepiring kerak telor berukuran lumayan besar dapat disantap
untuk dua hingga tiga orang.

8
3. Toge goreng

Meski toge goreng merupakan sajian khas Bogor, Jawa Barat, toge goreng juga
menjadi salah satu sajian yang banyak dijajakan di Setu Babakan. Terdiri dari
potongan ketupat atau lontong, mi kuning, tauge, dan siraman saus dari oncom yang
dihancurkan, perpaduan gurih dan creamy saus serta renyahnya tauge sangat nikmat
disantap sebagai menu santap siang.
Disajikan dalam porsi melimpah, tak perlu khawatir dengan harga yang harus
dikeluarkan. Dengan merogoh kocek Rp 15 ribu saja, sepiring toge goreng yang lezat
siap dinikmati.

4. Es Selendang Mayang

Es selendang mayang ini terdiri dari


lembaran-lembaran yang terbuat dari
tepung beras berlapis warna hijau, putih
dan merah, kemudian dicampur pacar
cina serta diguyur dengan santan dan gula
aren kemudian diberi es batu.
Karena itu, selain menghilangkan
dahaga, es selendang mayang juga
mengenyangkan, jadi bisa keliling seluruh
Kawasan Setu Babakan tanpa khawatir
kelaparan. Dengan merogoh kocek Rp 10
ribu saja, segelas es selendang mayang
yang lezat siap dinikmati.

F. Peraturan-peraturan ketat yang masih terikat  di kebudayaan betawi


 
Setu babakan merupakan wilayah yang sangat ketat dengan aturan di antaranya ialah
jajanan pasar dari betawi yang hanya boleh diperjualkan kepada pembeli dan minuman
keras dilarang untuk diperjualbelikan. Ada lagi yang sangat menarik dan unik nama
wisata ini adalah wisata agro. Wisata agro ini di mana para pengunjung tidak akan diajak
untuk pergi ke tempat perkebunan/tempat pertanian. Namun, pengunjung akan pergi dan
berkeliling di setiap rumah yang terdapat berbagai macam buah yang ditawarkan.
Bahkan, buah-buah tersebut dapat dipetik sendiri dari pengunjung sebagai tanda
penghormatan, tentunya harus melakukan transaksi pembayaran. Buah-buah tersebut
meliputi buah belimbing, durian, rambutan, dan buah krendang. 

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Budaya Betawi adalah budaya khas Jakarta yang kini kian tergerus oleh
perkembangan globalisasi yang pesat di Jakarta ini. Setu Babakan merupakan salah satu
cagar budaya Betawi yang bertujuan untuk terus melestarikan kebudaan betawi inipun di
bangun, menjadi tempat wisata budaya di tengah kota Jakarta, banyak yang bias di
tawarkan olehnya seperti tari, musik, dan makanannya. Kegiatan observasi ini sangat
bermanfaat bagi saya khususnya untuk mengetahui kebudayaan Betawi. Perkampungan
Budaya Betawi ini sangat berperan penting dalam melestarikan kebudayaan Betawi yang
hampir dilupakan oleh masyarakat.

B. Saran
Lestarikan kebudayaan Betawi atau kebudayaan Indonesia lainnya bersama-sama
sebagai pemuda bangsa yang memiliki tanggung jawab bersama dalam melindungi
kebudayaan Indonesia dari era globalisasi, agar kebudayaan di Indonesia tidak termakan
oleh zaman. Jangan terpaku hanya dengan IPTEK, karena kebudayaan Indonesia
memiliki nilai jual yang tinggi dan perlu dibanggakan.

10
Lampiran :

11

Anda mungkin juga menyukai