A. LATAR BELAKANG
Puji syukur marilah senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah-Nya sehingga kita masih diberikan kesehatan
dan kesempatan untuk menjalankan aktivitas kita.
Suku Bajo adalah suku yang mendiami wilayah di daerah Sulawesi seperti
kepulauan Kabupaten Wakatobi, Kabupaten Buton Selatan dan Kabupaten Buton
Utara yang terdiri dari daratan dan kepulauan dan diseluruh kepulauan Indonesia.
3
Suku Bajo yang mendiami wilayah ini sekitar abad XVI. Dikatakan mereka
berasal dari daerah China Selatan. Mereka termasuk suku bangsa Proto Malayan
yang datang ke wilayah Asia Tenggara ini sejak 2000 tahun Sebelum Masehi.
Mereka sempat bermukim di daratan Indochina dan bermigrasi ke daerah
Semenanjung Malaysia dan akhirnya menyebar ke seluruh wilayah Asia Tenggara,
termasuk ke wilayah mereka sekarang ini di Sulawesi Tenggara. Selain di Sulawesi
Tenggara pemukiman orang Bajo juga banyak di daerah-daerah lain di Sulawesi.
Kehidupan Suku Bajo ini sebagian besar masih mempertahankan hidup di
atas palema atau perahu beratap rumbia, sedangkan sebagian kecil sudah tinggal
di darat dengan membangun rumah panggung yang terbuat dari kayu dan papan
di atas laut, dan dekat dengan daratan. Akhir-akhir ini suku Bajo yang hidup di
atas perahu semakin berkurang jumlahnya, karena mereka mulai ikut mendirikan
rumah panggung di atas laut.
Suku Bajo dikenal juga sebagai pelaut yang tangguh. Walau popularitas
suku Makassar, Bugis dan Mandar lebih dikenal sebagai pelaut, Namun,suku Bajo
pernah disebut-sebut ebagai bagian dari angkatan laut Kerajaan Sriwijaya.
Sehingga, ketangguhan dan keterampilannya mengarungi samudera jelas tidak
terbantahkan. Bahkan perjalanan laut suku Bajo dikatakan sampai ke Afrika.
Suku bajo yang ada pada wilayah pesisir pulau Sulawesi pada umumnya
beragama Islam, namun mereka masih hidup dalam dimensi leluhur. Budaya
mantera-mantera, sesajen serta percaya kepada roh jahat masih mendominasi
kehidupan mereka. Dukun masih memegang peranan penting dalam
menyembuhkan penyakit serta menolak bala atau memberikan rejeki. Mereka
percaya terhadap roh-roh yang berada di lingkungan sekitarnya. Mereka percaya
pantangan meminta minyak tanah, garam, air atau apapun setelah magrib. Mereka
juga percaya dengan upacara tebus jiwa. Melempar sesajen ayam ke laut. Artinya
4
kehidupan pasangan itu telah dipindahkan ke binatang sesaji. Ini dilakukan oleh
pemuda yang ingin menikahi perempuan yang lebih tinggi status sosialnya.
D. Tema Kegiatan :
"EXPLORING, CONSERVATION, and EXHIBITION SUKU BAJO
INDONESIA”
5
E. Waktu Pelaksanaan
Hari/Tgl : 20/06/2018
Pukul : 08:00-selesai WITA
Tempat : Rute Ekspedisi Suku Bajo Kabupaten. Buton, Buton Utara, Wakatobi
F. Item Kegiatan
No Item Kegiatan :
Perbaikan infastruktur desa untuk menunjang Pariwisata desa:
1 Perbaikan sarana jalanan
Pembuatan prasarana air bersih
Pembangunan TPS
Perbaikan rumah warga dengan mengecat rumah warga dengan
tampilan pelangi
Perbaikan sarana ibadah seperti masjid
ekonomi
lokal
7
2. “Sekolah Alam”
Maksud dan tujuan : Launcing sekolah alam ini bertujuan untuk
mengedukasi masyarakat khususnya pemuda Suku Bajo untuk
menjaga budaya dan kelestarian alam untuk modal masa depan Suku
Bajo.
Bentuk Kegitan : Membina dan memberdayakan masyarakat
khususnya pemuda Suku Bajo dalam bentuk pemberian materi
mengenai ekosistem laut dan pemanfaatannya.
Parameter Keberhasilan : Masyarakat tergerak sendiri dalam
dari pemateri.
I. Penutup
Demikian proposal ini kami buat. Semoga acara ini dapat berjalan sesuai
dengan apa yang direncanakan dan segala bentuk bantuan dapat dimanfaatkan
dengan sebaik-baiknya. Atas kerjasama dan perhatian yang diberikan, kami
sampaikan terima kasih.
3 meter
Insectnet mesh 50
lebar 2 meter
Polybag berbagai
ukuran
Tray Semai 105
lubang tanam
Rockwool cultilene
media tanam
hidroponik ( kecil )
Paranet 55% lebar 2
meter
Pipa Paralon
limbah botol air
mineral
net pot
kapok randu untuk
menopang tanaman
bibit cabe,
sawi,kangkung, kol,
tomat, bawang putih
bawang merah
Nama :
Jabatan :
Nama Perusahaan /Instansi :
Nama :
Jabatan dalam Panitia Pelaksana :
Makassar,........................2018
...................................... .............................
(Nama, tanda tangan, stempel
1
Lampiran I