Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN MAGANG PROGRAM WIRAUSAHA MERDEKA

MAGANG WIRAUSAHA MERDEKA


DI UD WERDI GANDRUNG

Oleh:
Kelompok 23

1 Kadek Diah Ary Putri 2010511007 Universitas Udayana


2 Ni Made Arini Santi Dewi 2010511010 Universitas Udayana
3 I Gusti Ayu Sitiari 2010511014 Universitas Udayana
4 Ragil Yosanda 2010511054 Universitas Udayana
5 Gusti Ayu Virga Dewi Mahayani 2010511071 Universitas Udayana

PROGRAM WIRAUSAHA MERDEKA


UNIVERSITAS UDAYANA - KEMENTERIAN PENDIDIKAN,
KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
2022

i
ii
DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Tujuan dan Manfaat .....................................................................................1
1.2.1 Tujuan ......................................................................................................1
1.2.2 Manfaat ....................................................................................................2
BAB II. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................3
2.1 Latar Belakang Wirausaha ..........................................................................3
2.1.1 Sejarah Wirausaha ...................................................................................3
2.1.2 Permodalan Wirausaha ............................................................................3
2.1.3 Manajemen Organisasi ............................................................................5
2.2 Kebijakan Produk ........................................................................................6
2.2.1 Harga Produk ...........................................................................................6
2.2.2 Promosi dan Saluran Produk....................................................................8
2.3 Permasalahan Perusahan .............................................................................9
2.4 Solusi Penyelesaian Masalah .....................................................................10
BAB III. PENUTUP ..............................................................................................12
3.1 Kesimpulan ................................................................................................12
3.2 Saran ..........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................13

iii
1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Wirausaha Merdeka adalah bagian dari program MBKM yang
bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa belajar dan
mengembangkan diri menjadi calon entrepreneur melalui aktivitas di luar
kelas perkuliahan. Program Wirausaha Merdeka ini mengajak para
mahasiswa untuk berkolaborasi, beraksi, dan berbakti untuk negeri dalam
perkembangan ekonomi masyarakat Indonesia. Mahasiswa diharapkan dapat
menjadi agen perubahan (agent of change) yang membantu meningkatkan
kualitas ekonomi masyarakat dan menjadi agen penggerak (agent of driven)
dalam memberikan solusi inovasi untuk membuka lapangan pekerjaan
melalui peluang dan perkembangan bisnis mahasiswa, serta menjadi agen
pelopor (agent of creator) untuk menumbuhkan potensi kewirausahaan baru
di Indonesia.
Kegiatan magang pada Usaha Kecil Menengah merupakan salah satu
fase yang wajib diikuti oleh peserta Wirausaha Merdeka. Melalui kegiatan
Magang ini diharapkan dapat menjadi sarana bagi mahasiswa mengamati dan
menerapkan secara langsung teori kewirausahaan yang telah diberikan saat
pembekalan atau worksop. Dengan kegiatan ini, mahasiswa juga diharapkan
mampu mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh
Usaha Kecil Menengah, melakukan analisis usaha, dan mampu menciptakan
peluang bagi pengembangan Usaha Kecil Menengah yang bersangkutan.

1.2 Tujuan dan Manfaat


1.2.1 Tujuan
Adapun tujuan dilaksanakannya kegiatan magang ini ialah:
1. Mengetahui kegiatan yang dilakukan oleh wirausaha dalam skala kecil
menengah
2. Mengaplikasikan teori tentang kewirausahaan yang telah didapatkan di
bangku kuliah
3. Menumbuhkan sifat aktif dan kreatif dalam melakukan kegiatan pekerjaan
terutama dalam kegiatan Usaha Kecil Menengah (UKM)
2

4. Mengembangkan wawasan dan mengasah keterampilan berpikir dalam


bekerja bersama lintas bidang ilmu dan ragam asal mahasiswa dalam
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi.
5. Mengasah jiwa kewirausahaan, soft skills, dan manajerial dalam berinovasi
dan berkolaborasi.
6. Mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi UKM merancang solusi atas
permasalahan yang dihadapi untuk mengembangkan UKM.
1.2.2 Manfaat
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam pelaksanaan magang ini yaitu:
1. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam hal kewirausahaan
2. Menjadikan mahasiswa termotivasi untuk menciptakan usaha baru
3. Membentuk kepribadian mahasiswa yang aktif, kreatif dan giat bekerja.
3

BAB II. HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang Wirausaha


2.1.1 Sejarah Wirausaha
Werdi Gandrung berdiri sejak tahun 2010 yang diawali pada saat
membaca iklan pada koran dengan judul “Cara Waras Menjadi Pengusaha”.
Dengan mengikuti kegiatan seminar kewirausahaan di Hotel Nikki menjadi
ketertarikan untuk turut serta mengetahui bisnis apa yang penghasilannya
setiap hari. Ternyata peluang bisnis yang dimaksud itu adalah budidaya jamur
tiram. Dari peluang tersebut pendiri usaha Werdi Gandrung melaksanakan
belajar intens bersama dengan gurunya yaitu Bapak Ketut Darmawan
sehingga akhirnya memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan sebelumnya.
Kebun jamur pertama Werdi Gandrung berlokasi di Desa Selat Abiansemal
Badung yang merupakan kampung halaman dari Ibu A.A. Sri Mahyuni selaku
pendiri usaha ini dengan memiliki kebun jamur di kampung halaman agar
dapat setiap hari berkunjung serta panen di kebun tersebut. Pada 12 Maret
2012, UD Werdi Gandrung sudah memiliki ijin usaha namun kebun jamur
pertama mulai tidak terurus pada tahun 2014 sehingga pada tahun 2015
dilakukan pembuatan kumbung jamur di Batuan serta membentuk kelompok
tani Merta Sedana bersama dengan beberapa warga desa Batuan yang
berminat berbudidaya jamur tiram.
Tidak hanya kebun jamur tiram, Werdi Gandrung juga memiliki sejarah
usaha minuman kombucha yang diawali dari mengikuti pameran di Museum
Puri Lukisan Ubud. Pada saat itu, di pameran tersebut menampilkan menu -
menu kuno yang jarang diperjualbelikan. Werdi Gandrung membawa
kombucha saat itu yang dulu dikenal sebagai teh oong (oong = jamur) dan
kombucha saat pameran tersebut pertama kali habis. Dari sanalah muncul ide
untuk mengembangkan dan mengemas kombucha dalam botol.

2.1.2 Permodalan Wirausaha


Masalah keuangan merupakan masalah sensitif dan memiliki peran
penting dalam setiap aktivitas, baik aktivitas organisasi usaha (yang
berorientasi profit) maupun aktivitas organisasi nirlaba. Hal ini menunjukkan
4

peranan daná atau modal menjadi sangat penting, sehingga menuntut


pimpinan perusahaan atau seorang wirausaha untuk dapat mencari dana
sesuai dengan yang dibutuhkan dari berbagai alternatif sumber, serta dapat
mengalokasikannya secara efektif dan efisien. Dua masalah ini (mencari dan
mengalokasikan dana) sama-sama menuntut kecermatan, karena salah dalam
membuat keputusan keuangan akan berdampak panjang terhadap daya hidup
usaha/perusahaan. Oleh karena itu diperlukan perencanaan yang matang
dalam memutuskan sumber modal yang akan digunakan (apakah modal
sendiri atau sebagian modal pinjaman), begitupun dalam mengalokasikan
modal yang telah dimiliki kedalam berbagai bentuk investasi. Dalam hal ini
maka peranan manajemen keuangan menjadi sangat penting, apalagi bila
menyangkut investasi yang membutuhkan dana besar.
Pada awal pendirian usaha di Werdi Gandrung sumber permodalannya
adalah menggunakan sisa gaji terakhir dari mitra magang yang digunakan
untuk membeli baglog (media tanam jamur yang digunakan sebagai bahan
produksi jamur tiram). Modal dari sisa gaji ini juga dipergunakan untuk
membuat kumbung jamur. Kumbung jamur atau rumah jamur adalah tempat
menyimpan media tanam jamur sehingga (tempat tumbuh dan
berkembangnya media jamur) hingga menghasilkan jamur-jamur segar yang
dapat dikonsumsi. Seiring berjalannya waktu usaha jamur oleh Werdi
Gandrung terus berjalan dan semakin berkembang. Usaha jamur yang
berkembang mendorong UD Werdi Gandrung untuk menambah permodalan
yang nantinya digunakan untuk keperluan ekspansi usaha jamur sehingga
dapat memenuhi kebutuhan pasar lebih luas. Modal tambahan ini diterima
dari PT. Swadana Ventura dengan meminjam sejumlah uang dari PT tersebut.
Pinjaman ini memiliki syarat untuk menyerahkan jaminan berupa ijazah dan
kartu keluarga yang dimiliki mitra. Peminjaman permodalan UD Werdi
Gandrung di PT. Swadana Ventura dilakukan karena mitra magang di
blacklist oleh bank akibat usaha mitra yang sempat bangkrut di tahun 2002
lalu (pada saat bom Bali). Pola pengembalian dana yang diterapkan oleh PT.
Swadana Ventura ini adalah menggunakan cicilan harian. Tidak hanya
melakukan peminjaman di PT. Swadana Ventura, mitra magang yaitu UD
5

Werdi Gandrung juga sempat melakukan peminjaman permodalan dari


koperasi. Tidak berhenti disitu UD Werdi Gandrung juga memperoleh
beberapa pendanaan pemerintah untuk membantu dalam permodalannya.
Bantuan permodalan tersebut diantaranya dari Disdikpora Provinsi Bali, dana
hibah bansos DPRD tingkat II, dana PKBL dari PLN dan dana modal dari
Telkom.
2.1.3 Manajemen Organisasi
Manajemen dan organisasi ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat
dipisahkan. Keberadaan organisasi merupakan wadah bagi manajemen, yang
artinya organisasi tidak dapat digerakkan tanpa manajemen dan sebaliknya
manajemen hanya dapat diimplementasikan dalam organisasi. Dijelaskan
mengenai definisi manajemen, yaitu: “Management as being responsible for
the attainment of objectives, taking place within a structured organization and
with prescribed roles” (Mullins, 1989:199). Definisi ini menjelaskan bahwa
manajemen mencakup orang yang melaksanakan tanggung jawab mencapai
tujuan dalam suatu struktur organisasi dan peran yang jelas. Itu artinya,
manajemen berkaitan dengan organisasi. Di dalam organisasi ada struktur
yang jelas dengan pembagian tugas dan kewenangan formal sebagai upaya
menggerakkan personil dalam melakukan tugas untuk mencapai suatu tujuan.
Begitu pula pada mitra tempat kami melakukan kegiatan magang yaitu
UD Werdi Gandrung. Berdasarkan hasil informasi yang diberikan secara
daring melalui aplikasi WhatsApp, manajemen organisasi di UD Werdi
Gandrung dijalankan dengan menerapkan beberapa pola manajemen, yaitu
sistem inti plasma untuk kegiatan pembibitan dan budidaya jamur tiram serta
sistem konsinyasi untuk kegiatan pengolahan jamur tiram menjadi keripik.
Berdasarkan beberapa sumber yang kami peroleh, sistem inti plasma
merupakan suatu pola yang menyatakan hubungan kemitraan antara usaha
kecil dengan usaha menengah atau usaha besar yang di dalamnya usaha
menengah atau usaha besar tersebut bertindak sebagai inti dan usaha-usaha
kecilnya bertindak sebagai plasma, dimana pihak inti bertugas melaksanakan
pembinaan mulai dari penyediaan sarana produksi, bimbingan teknis, sampai
dengan pemasaran hasil produksi. Sejauh yang kami amati sendiri, UD Werdi
6

Gandrung bertindak sebagai inti dengan membangun sebuah kumbung jamur,


sedangkan salah satu pihak yang berperan sebagai plasma yaitu kebun jamur
Bangli dimana kami pernah sekali berkunjung ke kebun tersebut. Selanjutnya
untuk sistem konsinyasi merupakan salah satu pola transaksi penjualan
dimana terdapat suatu perjanjian antara kedua belah pihak yang berisi
penyerahan barang (produk) dari pihak pertama (pemilik barang) kepada
pihak kedua (pemilik toko) untuk menjualkan kembali kepada konsumen
dengan harga dan syarat yang sudah diatur dalam perjanjian. Dalam
perjanjian ini, biasanya pihak kedua (pemilik toko) akan mendapatkan komisi
dari pihak pertama (pemilik barang) jika barang (produknya) laku terjual.
Adapun UD Werdi Gandrung menerapkan sistem konsinyasi dengan
beberapa pihak, yaitu toko vegetarian, warung makan, warung kelontong,
koperasi serba usaha, dan dahulu juga sempat bekerja sama dengan beberapa
toko penjualan oleh-oleh seperti Krisna, Cening Ayu, Pasar Swalayan Tiara
Dewata, Hardys, dan Nirmala.

2.2 Kebijakan Produk


2.2.1 Harga Produk
Harga merupakan sejumlah uang yang dibebankan atas produk atau jasa
atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena
memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. Adapun jenis produk
serta harga produk yang ditawarkan dari UD Werdi Gandrung yaitu:

No. Jenis Produk Harga

1. Rp. 3.500/pcs

Baglog (media tanam) jamur tiram


7

2. Rp. 20.000/kg s/d


Rp. 30.000/kg
(tergantung grade)

Jamur tiram segar

3. Rp. 90.000/kg

Keripik jamur tiram curah

4. Rp. 2.000/pcs

Keripik jamur tiram kemasan pack (12 pcs)


15 gr – 17 gr

5. Rp. 5.000/pcs

Keripik jamur tiram kemasan pack (12 pcs)


35 gr - 40 gr
8

6. Rp. 5.000/ pcs – Rp.


15.000/pcs

Kemasan lain sesuai PO

7. Rp. 10.000/botol

Kombucha 250 ml

8. Rp. 20.000/botol

Kombucha 500 ml

9. Kombucha curah 1 Galon (19 liter) Rp. 600.000

2.2.2 Promosi dan Saluran Produk


Keuntungan dari penjualan sangatlah berguna untuk berkembangnya
suatu usaha begitu pula dengan UD Werdi Gandrung yang berpatokan dengan
hasil dari penjualan adapun beberapa tempat promosi dan penjualan yang
dilakukan dalam upaya meningkatkan daya jual produk dari UD Werdi
9

Gandrung. Penjualan yang dilakukan menggunakan dua metode yaitu


penjualan langsung dan penjualan tidak langsung. Penjualan langsung yaitu
membuka kantin di kantor Bupati Gianyar, pesanan melalui whatsapp,
pameran, keliling melalui teman-teman maupun saudara. Penjualan secara
tidak langsung melalui agen yaitu dengan konsinyasi di warung-warung
makan, warung kelontong, kantin, toko vegetarian, toko organik, Facebook
dan Instagram , juga agen perseorangan yang membeli dalam jumlah cukup
banyak untuk di ecer dan di repackaging

2.3 Permasalahan Perusahan


Permasalahan-permasalahan sering dihadapi oleh Usaha Kecil dan
Menengah salah satunya usaha yang dijalani oleh UD Werdi Gandrung
dimana permasalahan tersebut yakni Kurangnya Sumber Daya Manusia
khususnya dalam bidang produksi baglog (media tanam), dimana baglog
adalah media yang terbuat dari serbuk gergaji sebagai substrat. Substrat ini
kemudian dikemas di dalam kantong plastik yang tahan panas pertumbuhan
jamur tiram pada baglog serbuk gergaji yaitu dalam jangka waktu
penggunaan antara 40-60 hari, pada jangka waktu satu sampai dua minggu
setelah baglog dibuka biasanya akan tumbuh tunas dalam 2-3 hari akan
menjadi badan buah yang sempurna untuk dipanen.
Selanjutnya kurangnya Sumber Daya Manusia bidang produksi keripik
jamur sehingga di UD Werdi Gandrung belum bisa memenuhi permintaan
pasar, dimana usaha pada UD werdi Gandrung belum memiliki karyawan
yang dapat membantu memproduksi keripik jamur, usaha ini dijalankan oleh
mitra yang terdiri dari 2 orang.
Permasalahan yang ketiga yakni UD Werdi Gandrung belum
melakukan pengolahan limbah media tanam atau baglog, yang dimana selama
ini hanya terbuang sebagai pupuk tanaman, pupuk tanaman dari limbah
baglog ini merupakan pupuk yang terbuat dari bekas limbah baglog yang telah
habis masa panen. Limbah baglog yang dibiarkan tanpa penanganan lebih
lanjut dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan dapat menjadi sumber
kontaminan pada media jamur tiram yang masih menghasilkan. Limbah
baglog dimanfaatkan sebagai pupuk kompos karena kandungan unsur
10

haranya yang tinggi


UD Werdi Gandrung belum melakukan pengolahan sisa minyak
jelantah dari bekas menggoreng keripik, dimana pengolahan limbah minyak
jelantah dalam kehidupan sehari-hari masih kurang, faktor tersebut
diantaranya disebabkan oleh beberapa hal biasanya minyak jelantah dianggap
sebagai bahan sisa olahan makanan yang tidak bisa terpakai, dan minimnya
pengetahuan mengenai pengolahan minyak jelantah selain dua hal tersebut
kesibukan juga menjadi faktor penyebab kurangnya pengolahan limbah
minyak jelantah ini.

2.4 Solusi Penyelesaian Masalah


Dari permasalahan yang ada dan yang sudah dianalisis terdapat
beberapa solusi yang dapat menyelesaikan permasalahan pada mitra
diantaranya menambah sumber daya manusia agar produksi jamur dan
keripik jamur dapat memenuhi permintaan pasar dan konsumen, dimana
sumber daya manusia sangat penting dalam berwirausaha karena berfungsi
sebagai tenaga kerja, sebagai tenaga ahli, sebagai tenaga usahawan, dan
sebagai pengembang iptek.
Solusi permasalahan selanjutnya yaitu dengan mengubah limbah
baglog menjadi briket. Briket adalah bentuk peralihan sumber energi
biomassa yang dimanfaatkan menjadi bentuk yang tertata, seperti kubus,
persegi, atau tabung. Briket menjadi salah satu bahan bakar alternatif yang
handal untuk mengurangi pencemaran udara, karena hasil pembakarannya
tidak mengandung Nox dan Sox sebagai emisi gas racun (Christian, 2012).
Briket yang berbahan dasar dari limbah hasil pertanian, sering disebut sebagai
biobriket, karena secara sengaja dibuat dari arang biomassa. Arang biomassa
dari limbah proses produksi pertanian atau limbah pengolahan agroindustri,
sering kali tidak bernilai ekonomis sehingga dibuang begitu saja.
Pemanfaatan limbah-limbah tersebut untuk diproses sebagai biobriket,
membutuhkan biaya yang sangat murah. Ketika sudah diolah menjadi
biobriket, dapat dijual sebagai sumber energi sekaligus mengurangi
pencemaran bagi lingkungan. Dengan demikian pemanfaatannya akan
berdampak positif, baik bagi bisnis maupun bagi kualitas lingkungan secara
11

keseluruhan.
Biobriket yang diolah dengan baik dan benar, akan menghasilkan briket
yang berkualitas tinggi. Ciri kualitasnya, antara lain: keras, kering, tidak
mudah pecah, bertekstur halus, mudah dinyalakan, apinya stabil dan tidak
mudah mati, hasil pembakaran aman bagi makhluk hidup dan lingkungan
(Mardiansyah & Laksminingsih, 2013).
Dan solusi terakhir adalah dengan membuat lilin aromaterapi dan sabun
dari minyak jelantah. Hal tersebut merupakan salah satu langkah yang mudah
untuk dilakukan dan juga memiliki nilai ekonomis sehingga memiliki potensi
untuk dikembangkan menjadi sumber penghasilan, lilin
aromaterapi merupakan lilin yang dimodifikasi dari lilin yang sudah ada
dengan memanfaatkan bahan yang mudah diperoleh seperti memanfaatkan
minyak jelantah sebagai bahan utama dan tambahan minyak aromaterapi
yang bertujuan memberikan aroma relaksasi atau menenangkan Limbah
minyak jelantah yang ada secara umum masih terdapat kandungan lemak
pada komposisi struktur kimianya, hal tersebut bisa dimanfaatkan juga
sebagai bahan pokok dalam proses olahan sabun, hal ini merupakan sebuah
solusi dalam pengelolaan limbah yang efektif dan efisien sehingga
masyarakat mampu mendapatkan nilai ekonomis dan juga mendapatkan nilai
ekologis bagi alam sekitar. Komposisi Sabun biasanya terdiri dari senyawa
natrium dan juga kalium dengan asam lemak dari minyak hewani maupun
minyak nabati yang berbentuk solid, lunak atau liquid, dan berbusa. Sabun
dihasilkan oleh proses saponifikasi, yaitu hidrolisis lemak menjadi asam
lemak dan gliserol dalam kondisi basa.
12

BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan magang yang dilakukan kelompok kami di UD
Werdi Gandrung kami telah mencapai tujuan yang telah dirumuskan yaitu
kami telah melakukan berbagai kegiatan sesuai yang diinstruksikan oleh
mentor lapang dan dapat menyelesaikannya, selain itu dalam pelaksanaan
kegiatannya juga kami mempelajari bagaimana cara menumbuhkan rasa
percaya diri agar mampu berbicara di depan umum. Selain itu kami juga
mempelajari cara produksi keripik jamur dan bagaimana cara distribusi agar
penjualan menjadi lebih meningkat. Selain itu kami mendapatkan
pengalaman bagaimana suasana dunia kerja yang sesungguhnya, wawasan
dan keterampilan baru yang nantinya dapat dimanfaatkan dalam dunia kerja.
Pengalaman tersebut sebagian besar tidak didapatkan di perkuliahan di masa
di dunia kerja lebih banyak praktiknya.
Dalam menghadapi dunia kerja di masa depan kami menyimpulkan
dibutuhkannya softskill dan hardskill. Softskill dibutuhkan untuk menjadi
sumberdaya yang kompeten nantinya adalah kepemimpinan, pemecahan
masalah, manajemen waktu, manajemen organisasi, berpikir kritis, kerjasama
tim, kemampuan analisa dan percaya diri. Sedangkan untuk hardskill yang
perlu dimiliki adalah mampu dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan
bidang keilmuannya.

3.2 Saran
Kegiatan magang ini memberikan perubahan bagi kami secara personal
dengan meningkatnya rasa percaya diri kami dan keinginan untuk memulai
usaha. Kami berharap agar UD Werdi Gandrung untuk meningkatkan
promosi agar lebih dikenal oleh masyarakat luas serta meningkatkan
kebersihan di ruang produksi. Kami berharap agar saran yang diberikan bisa
diterima dan UD Werdi Gandrung bisa berkembang.
13

DAFTAR PUSTAKA

Anggalia, R. V. 2020. Prakarya Dan Kewirusahaan (Kerajinan): Sistem


Konsinyasi Kerajinan Berdasarkan Pada Kebutuhan Dan Keinginan
Lingkungan Pasar Lokal. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar Dan
Pendidikan Menengah, Direktorat Sekolah Menengah Atas.

Christian, A. 2012. Pembuatan Briket Arang Dari Limbah Blotong Pabrik Gula
Dengan Proses Karbonisasi. Surabaya: Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.

Mardiansyah, Y. E., & Laksminingsih, A. 2013. Pembuatan Biobriket Dengan


Limbah Ampas Dan Daun Tebu Menggunakan Perekat Lignin Dengan
Proses Pirolisis. Surabaya: Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur.

Prihanto, A. & Irawan, B. 2018. Pemanfaatan Minyak Goreng Bekas Menjadi


Sabun Mandi. Jurnal Undip. 14(2): 55-59.

Rifa’i, H. M., dan Fadhli, Muhammad. 2013. Manajemen Organisasi. Bandung:


Citapustaka Media Perintis.

Tranggono, D., Pramitha, A., O., dkk. 2021. Pemanfaatan Limbah Baglog Jamur
Tiram Putih Menjadi Briket Yang Bernilai Ekonomis Tinggi. Jurnal Abdimas
Bela Negara. 2(1): 1-17.

Wahyuni, S. & Rojudin. 2021. Pemanfaatan Minyak Jelantah Dalam Pembuatan


Lilin Aromaterapi. Proceedings UIN Sunan Gunung Jati Bandung. 1(LIV):
1-7.

Anda mungkin juga menyukai