Ilmu dan Teknologi pangan Fakultas teknologi pertanian unud Steriliasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi Srerilisasi adalah proses membebaskan alat- alat atau bahan-bahan dari segala macam bentuk kehidupan terutama mikroba Tujuan sterilisasi adalah - Menghindari kontaminasi terhadap hasil produk fermentasi yang dihasilkan - Mencegah peralatan cepat rusak Produk fermentasi diperoleh bila mikroba tumbuh pada media yang sesuai Apabila terkontaminasi, maka akan terjadi : - Produktivitasnya menurun akibat kompetisi mikrobia - Kontaminan mendominasi kultur dan mengganti mikrobia yang diinginkan. - Mempengaruhi kualitas produk, misalnya pada produksi protein sel tunggal. - Kesulitan dalam ekstraksi produk - Kontaminan akan mendegradasi produk, misalnya pada produksi antibiotik. - Kontaminan berupa bakteriofag dapat menyebabkan sel mikrobia menjadi lisis. Usaha-usaha untuk menghindari kontaminasi : Penggunaan kultur murni Sterilisasi medium Sterilisasi tangki fermentasi Sterilisasi bahan tambahan Pemeliharaan kondisi aseptik.
Kesemua itu tergantung proses fermentasi
dan derajat konsekwensi 1. Metode kimia Untuk peralatan yang sensitif terhadap panas ethylene oxide (gas untuk alat 70% ethanol-air (pH=2) untuk alat/permukaan 3% sodium hypochlorite untuk alat 2. Proses pemanasan 3. Metode umum : pemanasan basah atau kering 4. Sonikasi (sonik /getaran ultrasonik) 5. Sentrifugasi kecepatan tinggi 6. Filtrasi untuk bahan yang sensitif panas dan udara 7. Radiasi UV untuk permukaan Sinar X untuk cairan Sterilisasi media Sterilisasi fermentor Sterilisasi udara Sterilisasi media adalah suatu proses pensterilan yang dilakukan pada media fermentasi Prinsipnya media yag akan digunakan dalam proses fermentasi harus disterilkan terlebih dahulu sehingga diperoleh lingkungan fermentasi yang aseptis Faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses fermentasi antara lain : 1. Jumlah dan jenis mikroba dalam medium 2. Morfologi mikroba 3. Komposisi medium 4. pH 5. Ukuran partikel tersuspensi Proses Sterilisasi Dilakukan pada reaktor baik dalam kondisi kosong maupun yang sudah diisi dengan media Reaktor dipanaskan dengan uap jenuh (suhu 121 -141oC) menggunakan sistem pindah panas (double jacket atau alat penukar panas lainnya) dengan waktu sesuai dengan yang diinginkan reaktor didinginkan Caranya : - dengan filtrasi presipitasi - dengan pemanasan yang utama
pemanasan basah mudah, ekonomis
1. Laju Kematian Terdiri atas : - laju kematian logaritmik - laju kematian non logaritmik
a. Laju Kematian Logaritmik
• Terdapat pada kultur murni • Laju kematian logaritmik secara matematik :
dN/ dt = kN…………….Pers.1 (order I)
N= konsentrasi mikrobia (jumlah/ml)
k = konstanta laju kematian spesifik (menit-1) t = waktu perlakuan steriliasi (menit) Integrasi dari persamaan (1) dengan batasan N = No dan t = to menghasilkan : N/No = e-kt ………Pers. 2) atau
ln N1/No = - kt ….... Pers. 3)
No = jumlah mikrobia pada awal sterilisasi
Nt = jumlah mikrobia pada akhir sterilisasi Waktu (t) Waktu (t)
Gambar 1. Proporsi sel hidup pada mikrobia yang mengalami sterilisasi
berdasarkan persamaan 2 dan 3. Slope = k Slope kurva = k Nilai absolut k = pengukuran resistensi termal organisme, semakin kecil nilai k maka resistensi mikroba terhadap aktivitas termal semakin tinggi Gambar 2. Laju kematian tipikal bagi sel-sel vegetatif E.coli b. Laju Kematian Non Logaritmik • Sering terdapat pada spora bakteri • Penyebab penyimpangan : germinasi spora, teknik eksperimen yang belum baik
Gambar 3. Penyimpangan kurva pada proses sterilisasi akibat kultur
campuran dan aktivasi spora Pada sterilisasi medium fermentasi, kosentrasi dan tipe mikrobia seringkali tidak diketahui, sehingga digunakan resistensi termal relatif mikrobia untuk merancang siklus sterilisasi
Tabel 1. Resistensi relatif dari berbagai mikrobia
terhadap panas uap air. panas uap air. Mikrobia Resistensi Relatif Bakteri vegetatif dan khamir 1.0 Spora bakterial 3 x 106 Spora Kapang 2 – 10 Virus dan Bakteriofag 1-5 2. Pengaruh Suhu Terhadap Kinetika Kematian
Teori yang sering digunakan : Teori Arrhenius
k = Ae –E/RT ……………..Pers (7)
ln K = ln A – E /RT ……….Pers (8)
E = energi aktivasi kematian (kal/mol)
R = konstanta gas (kal/molo K) T = suhu (oK) A = konstanta Arrhenius (menit-1) Kombinasi persamaan (3) dan persamaan (7) menghasilkan : ln No/N1 = A..e-E/RT .............Pers 9)
ln No/N = kriteria sterilisasi atau Del factor
=V = suatu destruksi sel mikrobia terhitung akibat kenaikan suhu pada waktu tertentu. V= A.t.e –(E/RT) .................. Pers10) atau Ln t = E/RT + ln (V/A) ..... .Pers 11) Urutan kejadian untuk model kematian non logaritmik diusulkan oleh Prokop dan Humprey (1970) inaktivasi spora terjadi dengan cara :
kR kR
NR Ns ND Spora intermediet resisten sensitif mati Persamaan diferensial untuk model ini :
dNR /dt = kR NR ……………..4)
dNS /dt = kRNR – kSNS …………….5)
NR = konsentrasi spora resisten (jumlah/ml)
Ns = konsentrasi spora sensitif (jumlah/ml) ND = spora yang mati (jumlah/ml) kR = laju inaktivasi spesifik spora resisten (menit-1) ks = laju inaktivasi spesifik spora sensitif (menit- 1) t = waktu (menit) Penyelesaian persamaan (5)
N/No = kR/(kR -Ks) exp(kst)-ks/kR exp(-KR-t)
: …Pers 6)
N = kosentrasi sel hidup yang dapat diperoleh
kembali setiap saat = Ns+ NR (jumlah/ml) No = konsentrasi sel hidup awal (jumlah/ml) Cairan yang disterilisas umumnya adalah media fermentasi yang mengandung gula, garam fosfat, ammonium, trace elemen, vitamin dan lain-lain Ada 2 cara sterilisasi cairan : 1. Pemanasan menggunakan autoclave (121oC, 15 lbs) selama 15 menit 2. Penyaringan (filtrasi) menggunakan membran filter berpori 0,22- 0,45 mm. Bakteri dan sel-sel yang besar tertahan dipori-pori, sedangkan filtratnya ditampung di dalam wadah yang steril. Contoh bahan yang biasa disterilkan dengan cara ini ialah serum, larutn bikarbonat, enzim, toksin bakteri, medium sintetis tertentu dan antibiotik. Ada 2 cara sterilisasi medium cair yaitu : 1. sterilisasi dengan sistem tertutup (batch) 2. sterilisasi dengan sistem kontinyu Merupakan injeksi uap panas ke dalam mantel fermentor atau coil yang terdapat di bagian fermentor atau injeksi uap panas langsung ke dalam larutan atau medium. Informasi yang diperlukan : a) Profil peningkatan dan penurunan suhu dalam media b) Jumlah mikrobia awal c) Karakteristik kurva destruksi mikrobia oleh panas. Pada umumnya dipilih spora bakeri yang tahan panas yaitu Bacllus stearothermophillus. d) Resiko/derajat kontaminasi yang ditoleransi, misalnya 1 sel dalam 1000 atau Nt = 10-3 sel hidup. Keuntungan Kerugian
Perlakuan manual mudah Rentan akan kerusakan
nutrien media
Biaya rendah Biaya konstruksinya sama
dengan biaya fermentor
Resiko kontaminasi kecil Harus menggunakan media
yang kompleks untuk media steril. Bila jumlah mikrobia awal pada media = 1011 sel hidup, dan derajat kontaminasi yang ditoleransi 10-3, maka harga del factor :
V = ln No/N1 = ln 1011/10-3 = 32.2
diperoleh sejak pemanasan, sterilisasi
sampai pendinginan, sehingga : _ _ _ _ Vtotal=Vpemanasan+Vsuhu sterilisasi+V pendinginan Perhitungan del factor selama pemanasan dan pendinginan : - Dari persamaan 10 : V = A.t.e -(E/RT) - Pada periode ini suhu dianggap konstan sehingga perubahan hanya terjadi pada suhu sterilisasi. - Perubahan suhu secara grafis digambarkan sebagai berikut :
Gambar 4. Metode grafis yang digunakan untuk menggambarkan hubungan
waktu dan suhu serta perhitungan harga V. Harga V untuk setiap bagian : V1 = k1t, V2 = k2t, V3 = k3t dst. Nilai k1, k2 dst dicari dengan persamaan Arrhenius sedangkan harga t dapat dilihat dari kurva seperti pada Gambar 4. Dengan menggunakan persamaan Arrhenius, maka nilai k untuk spora B.stearothermophillus dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Korelasi antara kecepatan kematian spesifik (k) spora B.stearothermophilus dengan suhu pemanasan Contoh : Diketahui suhu sterilisasi 121oC dengan total del factor 32.2.Jika kenaikan suhu dari 100oC ke 121oC dicapai selama 30 menit dan penurunan suhu dari 121oC ke 100oC dicapai dalam waktu 17 menit, berapakah total waktu sterilisasi ? Jawab : Dari Tabel 2 diperoleh nilai del factor pada suhu 121oC = 12.549, maka : Vpemanasan 100-121oC = 12, 549x30/21=17.93 V pendinginan 121-100 o C = 549.12x/21 = 10.16 V suhu sterilisasi 121oC = 32.2 – 17.93 – 10.16 = 4.11 V 121o C = k 121o C. t 121o C t 121o C = 4,11/2,54 = 1,63menit total waktu sterilisasi = 30+1,62+17= 48,62 menit. Perhitungan waktu pada suhu sterilisasi (121oC) Vtotal = Vpemanasan + Vsuhu sterilisasi + Vpendinginan Misal : Vtotal = 32.2 Vpemanasan = 9.8, Vpendinginan = 10.1, maka : Vsuhu sterilisasi = 32.2 – 9.8 – 10.1 = 12.3 Diketahui nilai k untuk B.stearothermophillus pada suhu 121oC adalah 2.54/menit, maka waktu untuk suhu sterilisasi adalah : V = kt t = V/k = 12.3/2.54 = 4.84 menit pada suhu 121o C Bila kontribusi pemanasan dan pendinginan diabaikan selama proses sterilisasi, maka : = 12.68 menit pada 121oC.
T= V total/k = 32,2/2,54 = 12,68
Gambar 7. Proses Sterilisasi Secara Batch Pada sterilisasi medium fermentasi, kosentrasi dan tipe mikrobia seringkali tidak diketahui, sehingga digunakan resistensi termal relatif mikrobia untuk merancang siklus sterilisasi Perencanaan Dalam Proses Sterilisasi Media •Asumsi : Kerusakan bakteri terjadi di atas suhu 100oC Penetrasi panas atau pendinginan di atas suhu 100oC adalah linier. Scale up proses sterilisasi secara Batch : Dasar perhitungan del factor : total kontaminan yang ada dalam media dan bukan volume media Jika ukuran fermentor bertambah maka total sel awal juga naik, tapi probabilitas sel yang digunakan untuk mencapai tingkat sterilisasi tertentu harus tetap sehingga nilai V akan naik. Contoh : Proses sterilisasi skala pilot plant dengan 1000 l tangki media mengandung kontaminan 106/ml, diinginkan proses sterilisasi dengan probabilitas kontaminan 1/1000 maka : Bila digunakan tingkat sterilisasi yang sama tetapi pada skala produksi 10.000 l media, maka : jawab : Proses sterilisasi skala pilot plant dengan 1000 l tangki media mengandung kontaminan 106/ml, diinginkan proses sterilisasi dengan probabilitas kontaminan 1/1000 maka : V = ln (106x103x103)/10-3= ln 1015=34,5 Bila digunakan tingkat sterilisasi yang sama tetapi pada skala produksi 10.000 l media, maka : V = ln (106x103x104)/10-3=ln1016=36,8 Dilakukan dengan cara media dipanaskan secara tidak langsung dalam pipa atau plat dan penyangga panas juga menggunakan injeksi uap Keuntungan : 1)Mudah dalam pengawasan proses 2)Reduksi kapasitas uap 3)Reduksi waktu siklus sterilisasi 4)Potensial dalam pengembangan hasil produk fermentasi Keuntungan Kerugian Mudah dalam pengawasan proses Membutuhkan biaya besar
Perawatan kualitas media yang Resiko kontaminasi besar
lebih tinggi Dapat mengurangi korosi fermentor Reduksi kapasitas uap Kerusakan media dapat dihindari Reduksi waktu sterilisasi Potensi dalam pengembangan hasil produk fermentasi Sterilisasi fermentor adalah suatu proses pensterilan yang dilakukan pada alat fermentasi yaitu fermentor Sterilisasi fermentor dilakukan dengan cara pemberian panas pada pelindungatau jacket dengan menggunakan uap panas pada suhu 121o C yang disemburkan ke dalam fermentor dengan tekanan 15 psi selama 20 menit. Fermentor yang telah digunakan sebaiknya dialirkan udara steril ke dalamnya dan diberi tekanan atau dengan divakumkan yaitu mengeluarkan udara yang tidak steril Jika media disterilisasi terpisah, maka fermentor juga harus disterilisasi Cara : Mengalirkan uap panas pada suhu 121oC selama 20 menit Semua bagian yang kontak langsung dengan media harus disterilisasi Untuk fermentasi aerob diperlukan udara yang steril Sterilisasi udara dapat dilakukan dengan pemanasan, namun umumnya menggunakan teknik filtrasi atau penyaringan Filter yang digunakan untuk sterilisasi udara ada 2 macam yaitu filter berpori (filter absolut) dan filter berserat (fibrous) 1. Filter absolut : ukuran pori lebih kecil dari partikel/mikroba yang disaring. Contoh : 0.2 Efisien, tapi cepat mengalami pressure drop sehingga harus sering diganti. Mempunyai efektifitas 100% untuk mencegah mikroba masuk melalui filter 2. Filter berserat Ukuran pori lebih besar dari partikel/mikroba yang disaring. Misal : 0.5 – 1.5 Banyak digunakan untuk sterilisasi udara pada industri fermentasi Terbuat dari benang wol atau kapas, kapas gelas atau kapas baja Mempunyai efektifitas kurang dari 10% , tetapi banyak digunakan dalam induetri karena lebih kuat dan lebih murah Contoh : dibutuhkan udara steril untuk fermenter berukuran 10 m x 60 m x 100 m proses fermentasi. Dari percobaan sebelumnya diperoleh kecepatan aliran udara optimum 0.15 m/detik pada nilai k = 1.535/cm. Dimensi filter = ln N/No =kx Udara dalam pabrik mengandung 200 mikroba/m3, sehingga : No = total mikroba = volume udara x 200 = 10 x 60 x 100 x 200 = 12 x 106 mikroba Derajat kontaminasi yang ditoleransi = N = 10-3