Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN HASIL NEGOSIASI

KELOMPOK 1

ANGGOTA:

1. MERI SUARTI 18100083P


2. YENA RESCA GITASELA 18100025
3. NAUFAL WILDANI 18100015
4. ALPINDO SASTRA WIJAYA 18100009P
5. TIARA SELLA DESTRIANI 18100019
6. AGUSMAN WAHYUDI 18100020
7. RIZADY ALVITARA 18100086P
8. FIQRI HABIB EFENDI 18100016

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporam kegiatan negosiasi ini tepat pada waktunya. Kegiatan
negosiasi ini merupakan tugas praktek dari mata kuliah diplomasi dan negosiasi yang diasuh
oleh Bapak Bayu Risdiyanto, MPS.Sp. dengan permasalahan Study Banding Keluar Kota
untuk Mata Kuliah Kapita Selekta.
Tujuan dari laporan kegiatan negosiasi ini adalah untuk mengetahui bagaimana hasil
praktek negosiasi secara langsung dilapangan serta untuk melengkapi salah satu tugas UAS
Mata Kuliah Diplomasi dan Negosiasi sekaligus untuk menambah pengetahuan mengenai
negosiasi.
Dalam penulisan laporan ini, kami sadari masih banyak kekurangan baik dalam segi
penulisan maupun materi yang disampaikan. Oleh karena itu kami selaku penulis
mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan pada laporan-laporan yang akan datang.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung dan
berpartisipasi dalam penulisan makalah ini, terutama kepada ibu Vethy Octaviani, M.I.Kom
yang telah memberikan kesempata kepada kami untuk bernegosiasi.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna sebagai salah-satu
pedoman dan  menambah pengetahuan baik bagi penulis maupun bagi pembaca.

Bengkulu, Januari 2021

TIM PENULIS
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1


B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Maksud dan Tujuan Negosiasi.............................................................. 2
D. Metode Negosiasi................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Proses dan Hasil Negosiasi................................................................... 5


B. Hambatan Negosiasi............................................................................. 6

BAB II PENUTUP ......................................................................................... 32

A. Kesimpulan................................................................................................ 32
B. Tindak Lanjut............................................................................................ 34

DOKUMENTASI............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan

Tanpa kita sadari, setiap hari kita sesungguhnya selalu melakukan negosiasi. Negosiasi
adalah sesuatu yang kita lakukan setiap saat dan terjadi hampir di setiap aspek kehidupan
kita. Selain itu negosiasi adalah cara yang paling efektif untuk mengatasi dan menyelesaikan
konflik atau perbedaan kepentingan. Kita memperoleh apa yang kita inginkan melalui
negosiasi.
Negosiasi secara sederhana dapat diartikan sebagai sebuah proses lebih lanjut saat dua
pihak atau lebih mencapai perjanjian yang dapat memenuhi kepuasansemua pihak yang
berkepentingan.Negosiasi dalam prosesnya selalu melibatkan dua pihak, yaitu sebagai pihak
pertama sebagai negosiator atau pemrakarsa negosiasi. Pihak kedua disebut advisory, atau
lawan dalam negosiasi (Ardianto, 2008:111).
Konflik dan masalah dapat terjadi kapanpun dan dimanapun serta dapat melibatkan pihak
manapun, karena dalam kehidupan sosial sehari-hari selalu terjadi pertentangan yang
diakibatkan oleh perbedaan tujuan, termasuk konflik antara pemerintah dan masyarakat yang
memiliki perbedaan pendapat mengenai sesuatu, seperti yang terjadi antara Mahasiswa
Semester V Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Dehasen Bengkulu dengan Pihak
Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Dehasen Bengkulu.
Pada semester V Program Studi Ilmu Komunikasi di Universitas Dehasen Bengkulu
menempuh mata kuliah Kapita Selekta, dalam hal ini salah satu metode pembelajarannya
adalah melakukan kunjungan atau Study Banding ke berbagai daerah atau tempat yang
bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui pembinaan kemahasiswaan dan agar
mahasiswa mampu melihat secara langsung penerapan materi yang di dapat selama periode
perkuliahan. Study banding ini diharapkan mampu menyerap setiap praktek ilmu selama
dilapangan.
Penguasaan terhadap suatu bidang tertentu sebagaimana tersebut di atas telah menjadi
tuntutan utama yang mau tidak mau harus dimiliki oleh mahasiswa apalagi dalam memasuki
era globalisasi yang sedang berkembang saat ini. Oleh karena itu Program Studi Ilmu
Komunikasi Universitas Dehasen Bengkulu dituntut untuk melaksanakan Study Banding ke
berbagai instansi/lembaga diluar daerah yang sesuai dengan kajian program studi ilmu
komunikasi.
Berdasarkan instruksi dari dosen pengampu mata kuliah Kapita Selekta yaitu ibu Vethy
Octaviani, M.I.Kom yang sekaligus menjabat sebagai Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi
bahwa kegiatan Study Banding keluar kota untuk mata kuliah Kapita Selekta pada tahun
2021 tetap dilaksanakan dengan biaya bersikar 3-5 juta.
Terdapat perbedaan dan pertentangan terkait hal study banding keluar kota tersebut
dengan mahasiswa semester V. Mahasiswa semester V merasa bahwa kegiata study banding
keluar kota ini tidak tepat dilaksanakan pada kondisi saat ini.
Seperti yang kita ketahui bahwa saat ini masih dalam suasana pandemic covid-19 yang
melanda seluruh daerah di Indonesia. Covid-19 ini juga berdampak pada kemacetan ekonomi
global. Hal ini tentu saja dirasakan oleh orang tua mahasiswa semester V Prodi Ilmu
Komunikasi Universitas Dehasen Bengkulu.
Orang tua mahasiswa semester V Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Dehasen Bengkulu
pada umumnya adalah petani dan pedagang merasakan langsung efek dari covid-19 ini
dengan menurunnya pendapatan ekonomi keluarga mereka. Oleh karena itu mahasiswa
merasa tidak sanggup untuk mengeluarkan biaya dengan sekian banyak untuk melakukan
study banding keluar kota.
Selain itu, pada situasi saat ini covid-19 masih tersebar dimana-dimana disetiap daerah di
Indonesia, dalam hal ini harus kita waspadai agar terhindar dari tertularnya virus covid-19 ini
dengan tidak mengunjungi daerah-daerah yang tersebar virus tersebut. Terkait hal-hal ini,
mahasiswa mengajukan keberatan untuk melakukan study banding keluar kota.
Oleh karena itu diperlukannya negosiasi terkait hal diatas dalam rangka mencari solusi
dari permasalahan yang ada. Negosiasi ini dilakukan oleh tim negosiasi dari semester V prodi
Ilmu Komunikasi Unived Bengkulu dengan Kaprodi Ilmu Komunikasi Unived Bengkulu Ibu
Vethy Octaviani, M.I.Kom.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka dalam negosiasi ini permasalahan
yang akan dinegosiasikan yaitu;
1. Bagaimana jika kegiatan study banding keluar kota ditiadakan mengingat masih
dalam suasana covid-19 dan mahasiswa terkendala pada dana?
2. Bisakah study banding keluar kota tersebut diganti dengan tugas atau melakukan
kegiatan pengabdian masyarakat ke desa-desa?
3. Adakah keringanan biaya study banding bagi mahasiswa yang tidak sanggup
membayar biaya tersebut?
4. Bagaimana jika diadakan penundaan keberangkatan study sampai pada situasi
kembali normal?

C. Maksud dan Tujuan Negosiasi


Negosiasi ini dilakukan dengan maksud dan tujuan sebagai berikut:
1. Untuk membujuk agar kegiatan study banding keluar kota ditiadakan mengingat
masih dalam suasana covid-19 dan mahasiswa terkendala pada dana
2. Untuk membujuk agar study banding keluar kota tersebut diganti dengan tugas atau
melakukan kegiatan pengabdian masyarakat ke desa-desa.
3. Untuk mendapatkan keringanan biaya study banding bagi mahasiswa yang tidak
sanggup membayar biaya tersebut.
4. Untuk mengetahui bagaimana jika diadakan penundaan keberangkatan study banding
sampai pada situasi kembali normal.
D. Metode Negosiasi

Negosiasi memiliki beberapa tahapan dan proses. Tahapan negosiasi biasanya diawali
dengan penyampaian pendapat seseorang kepada pihak lainnya. Hal ini kemudian dilanjutkan
dengan bagaimana tanggapan pihak kedua tersebut menanggapi pendapat pihak pertama.
Apabila pihak kedua langsung setuju dengan hal yang disampaikan oleh pihak pertama, maka
negosiasi tidak perlu dilakukan. Namun apabila pihak kedua kurang setuju dan memiliki
pendapat lain tentang suatu hal tersebut, maka akan dilakukan negosiasi sampai menemukan
kesepakatan antara kedua belah pihak.

Salah satu cara negosiasi yang dapat dilakukan adalah melalui komunikasi terarah yang
dilakukan dengan cara berdiskusi.  Negosiasi yang baik dilakukan oleh seseorang yang tahu
dan mengerti kapan harus negosiasi dan kapan harus berhenti berbicara untuk mendengarkan
pendapat yang disampaikan pihak kedua. Seseorang tersebut harus melihat dan membaca
situasi dan keadaan baik kondisi psikologis lawan bicaranya, maupun posibilitas hal yang
ingin dinegosiasikan.

Negosiasi yang baik dilakukan oleh seseorang yang tahu dan mengerti kapan harus
negosiasi dan kapan harus berhenti berbicara untuk mendengarkan pendapat yang
disampaikan pihak kedua. Seseorang tersebut harus melihat dan membaca situasi dan
keadaan baik kondisi psikologis lawan bicaranya, maupun posibilitas hal yang ingin
dinegosiasikan.

Negosiasi efektif dilakukan melalui teknik negosiasi yang dimiliki oleh seseorang yang
memiliki skill negosiasi yang baik. Seorang negosiator mampu membaca situasi dimana dia
harus melanjutkan proses negosiasi atau harus menunggu terlebih dahulu. Yang terpenting
dalam negosiasi memang tidak hanya menyampaikan pendapat yang ingin disampaikan,
namun juga mendengar dan memahami apa yang ingin disampaikan lawan bicara. Dengan
memahami maksud yang ingin disampaikan pihak kedua, maka seseorang setidaknya dapat
mengatur strategi lainnya dalam bernegosiasi. Jurus-jurus dalam negosiasi bermacam-macam,
antara lain dibagi kedalam quadrant negosiasi sebagai berikut :

1. Membuat target pencapaian negosiasi. Tentu seseorang yang melakukan negosiasi


memiliki target dan goal yang ingin dicapai dalam negosiasi tersebut.

2. Melakukan riset yang komprehensif. Pengetahuan yang luas dapat digunakan sebagai
landasan pendapat dalam sebuah diskusi negosiasi.

3. Fokus tujuan utama negosiasi. Harus ada batasan dalam bahasan topik yang ingin
dibahas. Jangan sampai hal yang dibahas menjadi tidak menentu dan berkembang
hingga keluar dari topik utama yang ingin dibahas.

4. Bersikap adil dengan pendapat pihak lain. Bersikap sangat kaku dan mengunggulkan
pendapat pribadi dapat membuat lawan bicara menjadi tidak nyaman. Dan hal ini
dapat berakibat negosiasi berjalan tidak lancar.

5. Menyiapkan alternatif win-win solutions. Apabila negosiasi sudah berjalan cukup


lama namun belum menemukan kesepakatan, maka Anda dapat menawarkan
kesepakatan lain yang juga dapat menguntungkan kedua belah pihak.
Negosiasi dilakukan secara persuasive dan kompromi melalui metode negosiator yang
berprinsip dimana dalam negosiasi ini berusaha mencari keuntungan timbal balik yang
didasarkan atas norma yang adil dengan menggunakan win-win strategy.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Proses dan Hasil Negosiasi


Negosiasi ini dilaksanakan melalui beberapa proses yaitu;
1. Perencanaan dan Persiapan

Langkah pertama dalam melakukan negosiasi adalah langkah perencanaan dan


persiapan. Persiapan yang baik merupakan fondasi yang kokoh bagi negosiasi yang
akan dilakukan. Hal tersebut akan memberikan rasa percaya diri yang kita butuhkan
dalam melakukan negosiasi. Yang pertama dilakukan dalam langkah persiapan
adalah menentukan secara jelas apa yang ingin dicapai dalam negosiasi ini. Tujuan
ini harus jelas dan terukur, sehingga kita bisa membangun ruang untuk bernegosiasi.
Tanpa tujuan yang terukur, kita tidak memiliki pegangan untuk melakukan tawar-
menawar atau berkompromi dengan pihak lainnya.
Membuat rencana negosiasi merupakan langkah awal dalam negosiasi ini.
Pada rencana negosiasi memuat permasalahan yang akan dinegosiasikan, penetapan
lokasi dan waktu pertemuan serta siapa yang harus menghadiri pertemuan
negosiasinya. Pembatasan skala waktu juga dapat membantu untuk mencegah
perselisihan yang berkelanjutan. Tahap ini juga memastikan semua fakta terkait dari
situasi yang diketahui dan untuk memperjelas posisi pihak yang akan bernegosiasi.
Melakukan persiapan sebelum membahas suatu permasalahan atau ketidaksepakatan
ini akan membantu menghindari konflik lebih lanjut dan membuang-buang waktu
selama pertemuan.
Hal kedua dalam persiapan negosiasi adalah kesiapan mental. Dalam negosiasi
ini diusahakan dalam kondisi relaks dan tidak tegang. Cara yang paling mudah
adalah dengan melakukan relaksasi. Tentu saja dalam negosiasi ini negosiator
mempelajari bagaimana karakteristik lawan agar proses negosiasi berjalan dengan
baik.
Kelompok negosiator mengatur dan membuat janji dengan Kaprodi Ilmu
Komunikasi untuk melaksanakan negosiasi terkait permasalahan yang telah diketahui
bersama. Pada negosiasi kali ini yang menjadi negosiator adalah Meri Suarti
didampingi oleh Yena Resca beserta beberapa tim yang ikut hadir. Sebelum
melakukan negosiasi terlebih dahulu dipersiapkan naskah negosiasi yang menjadi
pedoman dalam melaksanakan negosiasi. Naskah negosiasi ini berfungsi untuk bahan
materi yang harus dipahami dan dimengerti oleh negosiator yang berisi tentang
maksud dan tujuan negosiasi, sehingga bisa memudahkan proses negosiasinya.

2. Klarifikasi dan Justifikasi


Tibalah pada waktu yang telah disepakati bersama untuk melakukan tahap
diskusi pada negosiasi terkait study banding keluar kota. Pada tahap ini pihak
negosiator yaitu mahasiswa semester V Ilmu Komunikasi Unived Bengkulu,
memaparkan maksud dan tujuan dari negosiasi ini kepada Kaprodi Ilmu Komunikasi
Unived Bengkulu dengan tetap memperhatikan waktu yang tepat untuk
menyampaikan maksud dan tujuan tersebut.
Pada tahap ini menyampaikan point-point penting yang menjadi tujuan dari
negosiasi ini. Negosiasi berjalan dengan baik, yang diawali dengan menyampaikan
saran dari mahasiswa semester V yaitu:
a. Agar kegiatan study banding keluar kota ditiadakan mengingat masih dalam
suasana covid-19 dan mahasiswa terkendala pada dana
b. Agar study banding keluar kota tersebut diganti dengan tugas atau melakukan
kegiatan pengabdian masyarakat ke desa-desa.
c. Mendapatkan keringanan biaya study banding bagi mahasiswa yang tidak
sanggup membayar biaya tersebut.
d. Bagaimana jika diadakan penundaan keberangkatan study banding sampai pada
situasi kembali normal.

3. Tawar-menawar dan pemecahan masalah.

Keterampilan bernegosiasi, pada dasarnya, adalah menyelesaikan masalah


dengan mencapai kompromi antara kedua belah pihak. Ketika dihadapkan dengan
konflik kepentingan, kita harus menerobos dengan berbagai strategi negosiasi untuk
mencapai situasi yang adil bagi keduanya. Di sinilah Anda memberikan upaya
sepenuhnya untuk menerapkan berbagai pendekatan.
Setelah menawarkan beberapa point-point tersebut diatas kemudian ditanggapi
oleh Kaprodi Ilmu Komunikasi dengan baik dan beretika. Adapun tanggapan dari
Kaprodi Ilmu Komunikasi yaitu ibu Vethy Octaviani, M.I.Kom yaitu;
1. Bahwa kegiatan study banding tetap dilaksanakan karena kegiatan ini
merupakan program wajib dari keilmuan komunikasi yang dirangkum dalam
mata kuliah Kapita Selekta. Kegiatan study banding ini merupakan pengganti
dari program KKN yang biasanya diadakan oleh Perguruan Tinggi. Oleh sebab
itu tidak bisa dihilangkan. Namun ketika ada permasalahan yang sifatnya
urgensi, maka study banding bisa diganti dengan yang lain. Contohnya ketika
mahasiswa yang segera akan wisuda namun terhalang oleh mata kuliah kapita
selekta ini sementara keberangkatan study banding masih lama, maka study
banding dapat diganti dengan tugas lain yang senilai dengan mata kuliah
kapita selekta agar nilai dapat dikeluarkan segera mungkin sehingga
mahasiswa tersebut bisa wisuda.
2. Kegiatan study banding ini berbeda dengan pengabdian masyarakat. Study
banding dan study media merupakan program keilmuan dari program studi
Ilmu Komunikasi yang mana melihat secara langsung bagaimana teori
keilmuan yang didapat selama perkuliahan pada instansi/lembaga/media yang
ada, sementara pengabdian masyarakat merupakan program tri dharma
perguruan tinggi.
3. Keringanan biaya keberangkatan tidak bisa diberikan kepada mahasiswa,
karena biaya yang ditetapkan merupakan biaya minimum dari study banding
atau study tour di kampus-kampus atau sekolah-sekolah lain. Biaya ini diambil
secara transparan dengan mempertimbangkan ekonomi mahasiswa pada
umumnya. Namun kemungkinan pihak prodi akan melaksanakan study
banding ke daerah yang lebih dekat agar biaya yang dikeluarkan bisa lebih
ringan.
4. Penundaan keberangkatan study banding disetujui, mengingat situasi pada saat
ini masih dalam suasana pandemic.

4. Penutupan dan Implementasi

Proses negosiasi dapat ditutup dengan dua pendekatan, yakni pendekatan


formal dan pendekatan informal. Pendekatan formal menekankan kepada aspek
legalitas persetujuan yang ditetapkan sebagai hasil dari proses negosiasi dan biasanya
didokumentasikan dalam bentuk perjanjian kerjasama, atau memorandum of
understanding, ataupun dalam bentuk kontrak. Ini biasanya terjadi pada institusi
ataupun organisasi resmi. Sedangkan pendekatan non formal biasanya tidak
menekankan pada aspek legalitas dan bahkan dapat dilakukan hanya dengan
berjabatan tangan semata.
Negosiasi ini ditutup dengan menekankan kembali point-point yang disepakati
bersama. Kemudian diakhiri dengan berjabat tangan dan foto bersama.

B. Hambatan dalam Negosiasi

Negosiasi pada dasarnya proses komunikasi. Agar negosiasi berhasil,


kemampuan berkomunikasi secara efektif menjadi diperlukan. Kemampuan ini juga
yang harus dimiliki oleh praktisi humas pemerintah. Komunikasi efektif merupakan
proses mentransmisikan pesan kepada penerima secara jelas dan dimengerti. Namun
komunikasi bukanlah proses linear semata. Didalamnya melibatkan unsur komunikasi
seperti pengirim, penerima, pesan, media, serta konteks yang saling terkait dan dapat
berjalan dua arah atau bahkan interaktif.
Baik dalam kehidupan sosial maupun pekerjaan, negosiasi sering dilakukan.
Kadang negosiasi tidak selalu mudah, ada saatnya Anda mempertaruhkan suatu
kesepakatan atau pada saat Anda kecewa, negosiasi bisa menjadi sesuatu yang
mengintimidasi.
Negosiasi berjalan dengan lancar dan tidak ada hambatan yang berarti. Hanya
saja terulur pada waktu dikarena kaprodi sibuk dan banyak pekerjaan. Namun tim
negsiator tetap menunggu. Kemudian negosiasi berjalan dengan aman, kondusif dan
santai. Sehingga maksud dan tujuan yang tercapai meskipun tidak semua maksud dan
tujuan megosiasi tersebut disetujui.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Negosiasi berlangsung dengan lancar dan kondusif. Maksud dan tujuan dari negosiasi
ini adalah:
1. Untuk membujuk agar kegiatan study banding keluar kota ditiadakan mengingat
masih dalam suasana covid-19 dan mahasiswa terkendala pada dana
2. Untuk membujuk agar study banding keluar kota tersebut diganti dengan tugas atau
melakukan kegiatan pengabdian masyarakat ke desa-desa.
3. Untuk mendapatkan keringanan biaya study banding bagi mahasiswa yang tidak
sanggup membayar biaya tersebut.
4. Untuk mengetahui bagaimana jika diadakan penundaan keberangkatan study banding
sampai pada situasi kembali normal.

Hasil dari negosiasi ini adalah:

1. Bahwa kegiatan study banding tetap dilaksanakan karena kegiatan ini merupakan
program wajib dari keilmuan komunikasi. Namun ketika ada permasalahan yang
sifatnya urgensi, maka study banding bisa diganti dengan yang lain.
2. Kegiatan study banding ini berbeda dengan pengabdian masyarakat. Study banding
dan study media merupakan program keilmuan dari program studi Ilmu Komunikasi
yang mana melihat secara langsung bagaimana teori keilmuan yang didapat selama
perkuliahan pada instansi/lembaga/media yang ada, sementara pengabdian masyarakat
merupakan program tri dharma perguruan tinggi.
3. Keringanan biaya keberangkatan tidak bisa diberikan kepada mahasiswa, karena biaya
yang ditetapkan merupakan biaya minimum dari study banding atau study tour di
kampus-kampus atau sekolah-sekolah lain.
4. Penundaan keberangkatan study banding disetujui, mengingat situasi pada saat ini
masih dalam suasana pandemic.

B. Tindak Lanjut

Setelah negosiasi dilaksanakan kemudian tim negosiator membuat laporan negosiasi.


Sementara pihak prodi Ilmu Komunikasi menegaskan bahwa kegiatan study banding akan
ditunda sampai pada waktu yang bisa terbilang normal dan akan menyesuaikan dengan situasi
dan kondisi mahasiswa.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai