PENDAHULUAN
merupakan mata kuliah pilihan wajib, yang harus diambil oleh setiap mahasiswa
umum dari kegiatan magang ini adalah untuk memberikan tambahan pengetahuan
Dapat meningkatkan disiplin dan tanggung jawab serta mengenal dunia kerja
1
Berdasarkan Surat Keputusan Dekan Fakultas Hukum Universitas
Mahasiswa atau praktek kerja lapangan (PKL) dibagi kedalam tiga bentuk yaitu;
2
Agung (MA), Komisi Yudisial(KY), Dewan Perwakilan Daerah Republik
sumber sangat sedikit didapatkan oleh penulis tetapi penulis tetap optimis akan
tersebut.
3
BAB II
Daerah (DPD). Pada hari Senin, tanggal 05 Agustus 2019 dengan pemateri
materi yaitu sejarah DPD RI dan masaa-massa yang ada di provinsi bengkulu
1. Sejarah DPD RI
lembaga Negara. DPD terdiri dari atas wakil-wakil daerah provinsi yang dipilih
Pimpinan DPD.
Panitia Ad Hoc.
Badan Kehormatan.
Panitia Musyawarah.
4
Sebelum perubahan UUD 1945, sistem ketatanegaraan Indonesia mengenal
itudirumuskan dalam pasal 20a UUD 1945, yaitu DPR memiliki fungsilegislasi,
dan hak menyatakan pendapat sertaketentuan lebih lanjut tentang hak DPR dan
sebagai kamar kedua di lembaga perwakilan rakyat dalam sidang tahunan MPR
2001.Lembaga baru ini diatur dalam ketentuan yang sama sekali baru,yaitu BAB
VIIA tentang DPD. Eksistensi DPD dinyatakan dalam pasal 22C UUD 1945,
yaitu:
2. Anggota DPD dari setiap provinsi jumlahnya sama dan jumlahseluruh anggota
5
Salah satu berkenaan kewenangan DPD, Dapat mengajukan kepada DPR
sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta berkaitan dengan
Pada kunjungan selanjutnya yaitu pada hari Selasa tanggal 06 Agustus 2019
jam 14:00 wib kami ke Komisi Yudisial dan kami disambut baik oleh Anggota
1998-an ide tersebut muncul kembali dan menjadi wacana yang semakin kuat dan
solid sejak adanya desakanpenyatuan atap bagi hakim, yang tentunya memerlukan
6
mewujudkanperadilan yang jujur, bersih, transparan dan profesional
pada tanggal 13 Agustus 2004.Setelah melalui seleksi yang ketat, terpilih 7 (tujuh)
7
Visi Komisi Yudisial
kompeten.
kode etik dan pedoman perilaku hakim dalam menjalankan kewenangan dan
tugasnya.
8
4.Keanggotaan Komisi Yudisial
Komitmen Nilai:
1.
9
Sebelum terpilih menjadi Anggota Komisi Yudisial (KY) untuk dua
periode, yaitu tahun 2010-2015 dan tahun 2015-2020, Jaja memulai kariernya
sebagai dosen sejak tahun 1990. Jabatan terakhirnya adalah Dekan Fakultas
Keperdataan pada tahun 1989. Selanjutnya, gelar Magister Hukum diraihnya pada
tahun 2001 dari Universitas Khatolik Parahyangan, Bandung. Suami dari N. Ike
Kiprah dan dedikasi ayah tiga orang anak sebagai dosen mendapatkan
pengakuan dari berbagai institusi pendidikan. Misalnya, pada tahun 1995 terpilih
Selain sebagai dosen, pria yang memiliki hobi melakukan penelitian dan
olahraga ini juga pernah menjadi Direktur Lembaga Riset PT Pusham Mandiri di
tahun 2007, Assesor BAN PT untuk program Sarjana pada tahun 2008-2011, dan
“Jangan pernah berhenti berfikir dan berinovasi dalam mendorong peradilan yang
baik sebagai peserta maupun narasumber. Ia juga aktif menulis karya ilmiah yang
telah dipublikasikan.
10
2.
pilihan hidup bagi pria kelahiran Tapanuli, 5 Juli 1948 ini. Namun, ia sempat
kariernya. Lulusan Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jakarta
Menjadi pengawas bagi para hakim sempat dijalani suami dari Hj. Mastuti
11
Kepulauan Bangka Belitung (2012-2014) dan PTA Semarang (Januari – Juli
Karya dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2009 ini tidak lupa
untuk meningkatkan kapasitas diri dengan menimba ilmu. Ayah empat orang anak
ini memperoleh gelar Magister Hukum dari Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Institute
of Business Law and Legal Management (IBLAM) jurusan Hukum Perdata pada
tahun 2005. Ia juga pernah mengikuti pelatihan seperti Judicial Workshop For
Indonesia Law di Singapura pada tahun 2003, Diklat Pengawasan bagi Wakil
3.
H. Imam Anshori Saleh, S.H., M.Hum.
Tempat/Tanggal Lahir : Jombang, 8 Juni 1955
Jabatan : Wakil Ketua Komisi Yudisial RI
Berbagai profesi telah dijalani oleh Imam Anshori Saleh, S.H., M.Hum.,
hingga akhirnya mengantarkannya duduk sebagai Wakil Ketua Komisi
Yudisial. Pria kelahiran Jombang pada tanggal 8 Juni 1955, tercatat
sebagai peneliti di Lembaga Penelitian dan Penerbitan Yogya (LP3Y)
pada tahun 1981-1983, selanjutnya meniti karier sebagai wartawan
12
Kedaulatan Rakyat di Yogyakarta pada tahun 1983-1990 dan jabatan
terakhir sebagai Wakil Pemimpin Redaksi.
4.
Dr. Taufiqurrohman S, S.H., M.H.
Tempat/Tanggal Lahir : Brebes, 2 Mei 1960
Jabatan : Anggota Komisi Yudisial RI / Ketua Bidang
Rekrutmen Hakim.
13
5.
Dr. Suparman Marzuki, S.H., M.Si.
Tempat/Tanggal Lahir : Lampung, 2 Maret 1961
Jabatan : Anggota Komisi Yudisial RI / Ketua Bidang Pengawasan
Hakim dan Investigasi
14
6.
H. Abbas Said, S.H., M.H.
Tempat/Tanggal Lahir : Kolaka, 3 Maret 1944
Jabatan : Anggota Komisi Yudisial RI / Ketua Bidang
Pencegahan dan Pelayanan Masyarakat.
Hakim menjadi pilihan H. Abbas Said, S.H., M.H., yang lahir di Kolaka
pada tanggal 3 Maret 1944. Karier hakim sudah dijalaninya ayah tujuh
anak di berbagai daerah sejak tahun 1966 hingga menjadi hakim agung
tahun 2004. Jabatan sebagai hakim agung diembannya hingga menduduki
jabatan sebagai Anggota Komisi Yudisial periode 2010-2015.
7.
Dr. Jaja Ahmad Jayus, S.H., M.Hum.
Tempat/Tanggal Lahir : Kuningan, 6 April 1965
Jabatan : Anggota Komisi Yudisial RI / Ketua Bidang Sumber Daya
Manusia, Penelitian dan Pengembangan
15
program Sarjana tahun 2008-2011. Kiprah dan dedikasi pria berkacamata
sebagai dosen mendapatkan pengakuan dari berbagai institusi pendidikan.
Misalnya saja, pada tahun 1995 terpilih Dosen Teladan III Kopertis IV
Jawa Barat.
8.
Dr. Ibrahim, S.H., M.H., LL.M.
Tempat/Tanggal Lahir : Bone, 25 November 1962
Jabatan : Anggota Komisi Yudisial RI / Ketua Bidang Hubungan Antar
Lembaga .
16
C. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA (UMJ)
Muhammdiyah Jakarta (UMJ). Dan di sambut oleh dosen dan mahasiswa yang
sangat baik.
adalah mendirikan sebuah Fakultas Hukum dan falsafah di Padang Panjang pada
tahun 1956, dan dinamai kembali menjadi Perguruan Tinggi Pendidikan Guru.
Sosial, dibuka dalam selang waktu tiga tahun kemudian. Pada tahun 1962,
Hingga tahun 2016, UMJ memiliki sembilan fakultas dan 43 program studi.
17
2. Visi dan Misi
Visi
Misi
18
3.Sasaran Dan Tujuan
dengan melihat hasil monitoring evaluasi, audit mutu internal, hasil survey dari
Badan Penjaminan Mutu dan juga hasil kajian, Badan Perencanaan dan
Unit Kerja lainnya sesuai struktur organisasi. Program Kerja yang direncanakan
harus selaras/sejalan dengan program kerja Universitas, yaitu pencapaian visi dan
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman institusi (SWOT) setiap unit kerja.
SWOT dilakukan setelah serial unit kerja melakukan evaluasi diri. Program kerja
rapat pleno pimpinan universitas, fakultas, prodi dan unit kerja dituangkan secara
Operasional Fakultas, Program Studi dan Unit Kerja. Renop disahkan oleh Rektor
19
dengan persetujuan BPH dan Senat Universitas. Rencana Operasional menjadi
Fakultas dan Unit kerja. Setiap pelaksanaan program, dibuat proposal yang
memuat teknis pelaksanaan dan dana yang dibutuhkan. Pengajuan proposal dibuat
sesuai dengan perencanaan awal, bila tidak sesuai diberi keterangan dan diketahui
atau atasan unit kerja. Bila program yang diajukan pada renstra atau renop tidak
dilaksanakan pada waktunya maka pimpinan atau atasan unit kerja harus
Tahap ketiga, Evaluasi dan Monitoring, Setiap akhir program, setiap unit kerja
bersama dengan unit mutu yaitu Unit Kendali Mutu di tingkat Fakultas dan Gugus
juga dilakukan untuk mendapatkan hasil kepuasan dan masukan dari pengguna.
Hasil Evaluasi dilakukan verifikasi bersama antara penanggung jawab unit kerja
dan unit mutu untuk mengambil rekomendasi tindak lanjut. Hasil Evaluasi di
tingkat prodi disampaikan kepada Pimpinan Fakultas. Untuk evaluasi unit kerja di
20
dan Monitoring disampaikan kepada Badan Penjaminan Mutu untuk disatukan
lingkungan UMJ.
Mutu Internal (AMI) setiap tahun untuk mengetahui ketercapaian target. Hasil
dan pencapaian yang melampaui target. Hasil audit ini akan digunakan untuk
mengevaluasi RENOP seluruh unit kerja dan sebagai hasil perbaikan untuk
lanjut yang harus dijalankan oleh penanggungjawab unit kerja baik berupa
kebijakan maupun reward and punishment.Hasil Monev juga digunakan per lima
tahunan untuk perbaikan Renstra unit kerja, dengan hasil ini dapat juga
program.
Tahap kelima, peningkatan. Bila hasil dari monev/audit bahwa target telah
sehingga countinous improvement terus dilakukan pada seluruh unit kerja. Bila
target tidak tercapai maka dicari solusi bersama antara unit mutu/auditor dan
lanjut. Diadakan Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) setiap tahun pada setiap unit
di program studi, fakultas dan universitas. Hasil dari RTM diambil langkah-
langkah perbaikan baik standar mutu, juga penetapan strategi dan sasaran
program.
21
F. MAHKAMAH AGUNG
Pada kunjungan hari RABU tanggal 7 Agustus 2019 ini kami ke Mahkamah
Agung dan di sambut oleh staff dan bapak Dr.Riki Perdana Raya
Hooggerechtshof.
terdiri dari seorang Ketua dan 2 orang anggota, seorang Pokrol jendral dan 2
orang Advokat Jendral, seorang Panitera dimana perlu dibantu seorang Panitera
Muda atau lebih. Jikalau perlu Gubernur Jendral dapat menambah susunan
lagi.
Tugas/kewenangan Hooggerechtshof :
22
4) Berhak minta laporan, keterangan-keterangan dari semua pengadilan baik
sipil maupun militer, Pokrol Jendral dan lain pejabat Penuntut Umum.
yang berselisih tidak ada di dalam daerah hukum appelraad yang sama,
Hooin. Kemudian dihapuskan pada tahun 1944 dengan Osamu Seirei (Undang-
Undang) No. 2 tahun 1944, sehingga segala tugasnya dilimpahkan kepada Kooto
Berikut ini isi Osamu Seirei (Undang-undang Jepang) No. 2 tahun 1944 :
23
Pasal 1 :
untuk sementara waktu, pekerjaan Saikoo Hooin (Pengadilan Agung) den Saikoo
Kensatu Kyuku (Kedjaksaan Pengadilan Agoeng) dihentikan, serta hal-hal yang
termasuk dalam kekuasaannya diproses menurut aturan pasal 2 sampai pasal 6.
Pasal 2 :
Perkara yang diadili lagi oleh Saikoo Hooin, yang dimaksud dalam pasal 9,
undang-undang No. 34, tahun 2602 (Osamu Seirei No. 3), yaitu perkara yang
telah diadili oleh Gunsei Hooin (Pengadilan Pemerintah Balatentera, kecuali
Kaikyoo Kootoo Hooin atau Mahkamah Islam Tinggi den Sooryo Hooin atau
Pengadilan Agama, selanjutnya demikian - dalam tidak termasuk Kootoo Hooin
(Pengadilan Tinggi) -,yang ada didaerah kekuasaan Kootoo Hooin, diadili oleh
Kootoo Hooin itu dengan permusyawaratan tiga orang hakim; akan tetapi jika
dipandang perlu oleh Kootoo Hooin itoe, maka perkara itu boleh Diserahkan
kepada Kootoo Hooin lain.
secara mengadili perkara yang diadili lagi dan hal-hal jang perlu tentang urusan
yang dimaksud pada ayat diatas, herus menurut petunjuk Gunseikan.
Pasal 3 :
Kekuasaan Saikoo Hooin yang ditetapkan dalam pasal 157, Reglement op de
Rechterlbke Organisatie" dilakoekan oleh Kootoo Hooin terhadap Gunsei; Hooin
yang ada dalam daerah kekuasaannya.
Kekuasaan Saikoo Hooin jang. ditetapkan dalam pasal 162, „Reglement op de
Rechterlijke Organiwtie" dilakukan oleh jakarta Kootoo Hooin.
Pasal 4 :
Kekuasaan jabatan ketua. Saikoo Hooin menurut aturan kalimat penghabisan
dalam ajat 2, pasal 5, undang-undang No. 34, tahun 2602 (Owmu Seirei No. 30)
dilakukan oleh ketoea Kootoo Hooin.
Pasal 5 :
Kekuasaan jabaan ketua Saikoo Kenwtu Kyoku, termasuk juga kekuasaann
tentang hal-hal yang ditetapkan dalam pasal 180 Reglement op de Rechterlijke
Organiwtie" dilakukan oleh Gunsei¬kaobu Sihoobutyoo atas perintah Gunseikm.
Pasal 6 :
Selain dari pada aturan yang ditetapkan dalam pasal 2 sampai pasal 5, maka hal-
hal jang termasuk dalam kekuasaan Saikoo Hooin, Saikoo Kensatu Kyoku atau
kekuasaan masing-masing dilakukan oleh Gunseikanbu Sihoobutyoo, atau
Kootoo Hooin, Kootoo Kensatu Kyoku ataupun oleh ketua Kootoo Hooin atau
Kootoo Kensatu Kyoku menurut petunjuk Gunseilran.
Pasal 7 :
untuk mengerosess segala sebahagian pekerjaan Kootoo Hooin atau
24
Kootoo Kensstu Kyoku, maka Gunseikan boleh meyuruhh Simpankan,
Kensatukan atau pegawai lain dari Kootoo Hooin atau Ken¬satu Kyoku oentoek
bekerdja ditempat jang perloe, jang boekan tempat kedoedoekan Kootoo Hooin
atau Kootoo Kensatu Kyoku.
Pasal 8 :
Dalam hal cara mengadili parkara, maka hal-hal jang tidak dapat diproses
menurutt aturan yang sudah harus diproses menourut petunjukk Gunseikan,
demikian juga hal-hal jang tidak dapat diproses menurut aturan yang sudah-sudah
delam hal prosesan kehakiman yang lain dari pada cara mengadili perkara.
Aturan tambahan :
unndang-ounndang ini melalui brlaku pada tanggal 15, bulan 1, taahun Syoowa 19
(2604).
Masa Kemerdekaan
1945 belum ada badan Kehakiman yang tertinggi. Satu satunya ketentuan yang
9, sampai dengan tahun 1946 ditunjuk kota Jakarta Raya sebagai kedudukan
DJAKARTA-RAJA.”
Undang No. 7 tahun 1947 tentang susunan kekuasaan Mahkamah Agung dan
25
Undang-Undang No. 7 tahun 1947 kemudian diganti dengan Undang-Undang No.
Undang federal, dengan pengertian, bahwa dalam Distrik Federal Jakarta akan
Juli 1946 di Jogyakarta dan kembali ke Jakarta pada tanggal 1 Januari 1950,
berada dibawah satu atap dengan Mahkamah Agung, bahkan: bersama dibawah
1961) dibawah Jaksa Agung Gunawan, SH yang telah menjadi Menteri Jaksa
Agung.
Para pejabat Mahkamah Agung (Ketua, Wakil Ketua, Hakim Anggota dan
26
Pemerintah 1946 No. 7 tanggal 1 Agustus 1946, sebagai pelaksanaan pasal 21
perang dunia ke II terkenal sebagai Ketua dari Derde kamar Read van Instills
Pada saat itu Mahkamah Agung masih tetap berkuasa di daerah-¬daerah Republik
Pada tanggal 1 Januari 1950 Mr. Dr. Kusumah Atmadja (Ketua MA RIS)
27
Mahkamah Agung pada saat itu tidak terbagi dalam majelis-majelis.
Semua Hakim Agung ikut memeriksa dan memutus baik perkara-perkara Perdata
atau Serikat, maka demikian pula dalam negara Republik Indonesia Serikat
dilain pihak untuk seluruh wilayah Republik Indonesia Serikat (RIS) ada satu
Serikat adalah Undang-Undang No. 1 tahun 1950 tanggal 6 Mei 1950 (I-N. tahun
1950 No. 30) yaitu tentang Susunan dan Kekuasaan Mahkamah Agung Republik
tiga jaman" Oleh Mr. Wirjono Prodjodikoro - terbitan tahun 1974). Menurut
Undang-Undang Dasar RIS pasal 148 ayat 1 Mahkamah Agung merupakan forum
28
privilegiatum bagi pejabat-pejabat tertinggi negara. Fungsi ini telah dihapuskan
tahun 1950 No. 30) lembaga kasasi diatur lebih lanjut yang terbatas pada
lingkungan peradilan umum saja. Pada tahun 1965 diundangkan sebuah Undang-
tahun 1950 tidak berlaku lagi. Sedangkan acara berkasasi di Mahkamah Agung
Timbullah suatu problema hukum yaitu adanya kekosongan hukum acara kasasi.
Jalan keluar yang diambil oleh Mahkamah Agung untuk mengatasi kekosongan
dalam lingkungan Peradilan Umum dan Mahkamah Agung, dan, tidak mengatur
29
Mahkamah Agung saja, sedangkan bagaimana jalan peradilan di Mahkamah
tersebut.
Desember 1970, antara lain dalam pasal 10 ayat (2) disebutkan bahwa Mahkamah
Agung adalah Pengadilan Negara tertinggi dalam arti Mahkamah Agung sebagai
1. Peradilan Umum;
2. Pemdilan Agama;
3. Peradilan Militer;
30
2.Tugas dan kewenangan
Menerima, meneliti dan menetapkan Partai-partai Politik yang berhak sebagai peserta
Pemilihan Umum;
Membentuk Panitia Pemilihan Indonesia yang selanjutnya disebut PPI dan
mengkoordinasikan kegiatan Pemilihan Umum mulai dari tingkat pusat sampai di
Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disebut TPS;
Menetapkan jumlah kursi anggota DPR, DPRD I dan DPRD II untuk setiap daerah
pemilihan;
Menetapkan keseluruhan hasil Pemilihan Umum di semua daerah pemilihan untuk
DPR, DPRD I dan DPRD II;
Mengumpulkan dan mensistemasikan bahan-bahan serta data hasil Pemilihan Umum;
Memimpin tahapan kegiatan Pemilihan Umum.
Dalam Pasal 2 Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1999 terdapat tambahan huruf:
31
3.Visi dan Misi
VISI
MISI
Kewajiban dan juga wewenang yang di miliki oleh mahkamah agung adalah:
undang, dan juga memiliki wewengan lainnya yang telah di berikan oleh
undang-undang.
dan rehabilitasi.
32
BAB III
PEMBAHASAN
disampaikan oleh ibu Eni Khairani dengan materi tentang Gagasan pembentukan
DPD dan Aspek keterwakilan serta tata cara pemilihan.Berikut penjabaran materi
1.Pengenalan Institusi
RI atau DPD), sebelum 2004 disebut Utusan Daerah, adalah lembaga tinggi
Perwakilan Daerah (DPD) lahir pada tanggal 1 Oktober 2004, ketika 128 anggota
DPD yang terpilih untuk pertama kalinya dilantik dan diambil sumpahnya. Pada
Tantangan tersebut mulai dari wewenangnya yang dianggap jauh dari memadai
untuk menjadi kamar kedua yang efektif dalam sebuah parlemen bikameral,
33
Tantangan-tantangan tersebut timbul terutama karena tidak banyak
nasional, sesungguhnya sudah terpikirkan dan dapat dilacak sejak sebelum masa
Rakyat (MPR), yang bersanding dengan “utusan golongan” dan anggota Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR). Hal tersebut diatur dalam Pasal 2 UUD 1945, yang
menyatakan bahwa “MPR terdiri atas anggota DPR ditambah dengan utusan-
undangan.
Serikat yang mewakili negara bagian dan bekerja bersisian dengan DPR-RIS.
34
2.Gagasan Pembentukan DPD
mengakomodasi aspirasi daerah dan sekaligus memberi peran yang lebih besar
pada masa lalu ternyata telah mengakibatkan ketimpangan dan rasa ketidakadilan
sertakan rakyat pemilih, sehingga keberadaan utusan daerah dan utusan golongan
dalam komposisi MPR yang semula ditunjuk oleh unsur pemerintah diganti
penyelenggaraan otomi daerah, yang jika tidak dikendalikan dengan baik berujung
kepentingan rakyat didaerah.Dalam pada itu, DPD juga terembani hakikat sebagai
35
3.Keterwaikilan dan Tata cara Pemilihan
system pemilihan yang paling tua, yang didasarkan atas kesatuan geografis
Anggota DPR, DPD, dan DPRD, Pasal 5 : (2) Pemilu untuk memilih anggota
DPD dilaksanakan dengan sistem distrik berwakil banyak. Sistem ini merupakan
pengembangan atau variasi dari system Distrik. Pada Sistem Distrik, satu
distrik/daerah pemilihan (Dapil) memilih satu wakil tunggal atas dasar suara
bahwa jatah kursi anggota DPD adalah empat kursi untuk setiap dapil yaitu tiap-
tiap Provinsi, tidak peduli besar kecilnya wilayah, dan banyak sedikitnya
Yang perlu menjadi catatan adalah bahwa bobot suatu system pemilu lebih
banyak terletak pada nilai-nilai demokratis didalamnya, dalam artian sejauh mana
pemilu dapat memberikan hak kepada setiap pemilih untuk memberikan suaranya
akan memperoleh dukungan secara adil, yaitu peluang yang sama bagi setiap
bermartabat.
36
Berikut sesi tanya jawab antara audiens dengan narasumber:
PENANYA(AUDIENS)
1.SIDIQ
PENJAWAB (NARASUMBER)
-wacana akan pembubaran DPD RI sangatlah menuai pro dan kontra namun sudah
di tegaskan oleh wakil president jusuf kalla bahwa hal tersebut bukan pembubaran
PENANYA (AUDIENS)
2.Aang Oktama
PENJAWAB (NARASUMBER)
-DPD memang harus berteriak untuk kesejahteraan rakyat. Bukan hanya sekedar
berteriak untuk yang belum tentu bisa memberi kontribusi untuk rakyat tapi
melalui menteri.Maka itulah fungsi kita di DPD yang merupakan asal kita dari
rakyat, yang dipilih oleh rakyat dan tugas kita sebagai wakil rakyat untuk
kepentingan rakyat,Pancasila belum jadi etos dan nilai moral para pengambilan
37
kebijakan di negeri ini. Secara prosedur semuanya mengatakan pro Pancasila.
Tapi secara fungsional dan substansinya mereka berlawanan dengan nilai moral
B.KOMISI YUDISIAL(KY)
1.Pengenalan institusi
38
Yudisial. Ketentuan mengenai Komisi Yudisial diatur dalam Pasal 24B Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Maksud dasar yang
menjadi semangat pembentukan Komisi Yudisial disandarkan pada keprihatinan
mendalam mengenai kondisi wajah peradilan yang muram dan keadilan di
Indonesia yang tak kunjung tegak.
Eksistensi lembaga negara ini semakin nyata setelah tujuh orang Anggota
Komisi Yudisial periode 2005-2010 mengucapkan sumpah di hadapan Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono pada 2 Agustus 2005. Sejak saat itu, kehadiran
Komisi Yudisial semakin nyata dalam sistem ketatanegaraan Indonesia.
strategi peningkatan kapasitas hakim tidak dapat dipisahkan dengan visi dan misi
dari Komisi Yudisial, sasaran dan arah kebijakan peningkatan kapasitas hakim ,
erta bagaimana strategi yang akan digunakan dalam peningkatan kapasitas hakim,
hakim.
39
Visi dan Misi Komisi Yudisial 5 Visi “Terwujudnya Komisi Yudisial yang
peningkatan kapasitas hakim dan kegiatan lain yang melibatkan partisipasi hakim
40
Metode pelaksanaan yang akan dilakukan dalam menyelenggarakan
pelatihan KEPPH, pelatihan tematik dan pelatihan khusus sebagai berikut:
d.Menyelenggarakan pelatihan.
Metode yang akan dilakukan dalam penyediaan bahan bacaan bagi hakim
41
c. Mencetak bahan bacaan terseleksi.
e. Perawatan sistem.
instansi yang ingin mengetahui apakah program yang telah dilaksanakan dapat
42
Berikut sesi tanya jawab antara nara sumber dan audiens :
PESERTA (AUDIENS)
1.Bagus Setiyadi
-Apa sanksi yang di kenakan bagi Hakim Komisi Yudisial jika terjadi kasus?
Sanksi yang di jatuhi hukuman bagi hakim yang melanggar kode etik ialah akan
hormat oleh ketua komisi yudisial jika melanggar terbukti melanggar kode etik
November 1955. Universitas ini telah mendapat akreditasi "A" dari BAN-PT pada
tahun 2017 dan Pada tahun 2016, Prof. Dr. H. Syaiful Bakhri, S.H., M.H.
43
SEJARAH
adalah mendirikan sebuah Fakultas Hukum dan falsafah di Padang Panjang pada
tahun 1956, dan dinamai kembali menjadi Perguruan Tinggi Pendidikan Guru.
Sosial, dibuka dalam selang waktu tiga tahun kemudian. Pada tahun 1962,
baru, yaitu Fakultas Hukum, Fakultas Teknik, dan Fakultas Ekonomi. Hingga
KEUNGGULAN
44
7. Memiliki Lahan Seluas kurang dari 13 Hektar.
FAKULTAS/PROGRAM STUDY
Fakultas Hukum
o Hukum (S1)
o Manajemen (S1)
o Akuntansi (S1)
Fakultas Teknik
45
o Teknik Elektro (S1)
o Arsitektur (S1)
o Informatika (S1)
o PGMI (S1)
Fakultas Pertanian
o Agroteknologi (S1)
o Kedokteran (S1)
46
o Profesi Dokter (S1)
o Kebidanan (D3)
o Gizi (S1)
o PG PAUD (S1)
o PG SD (S1)
o Keperawatan (S1)
o Keperawatan (D3)
Program Doktoral
47
FASILITAS
3. Perpustakaan
5. Laboratorium
6. Sarana Olahraga
7. Masjid
8. Area Parkir
9. Bisnis Center
10. Guest House untuk Ortu (Orang Tua) mahasiswa dan mahasiswi
D.MAHKAMAH AGUNG
mengenai Mahkamah Agung dengan judul Tugas, Fungsi, dan susunan Organisasi
Mahkamah Agung yang disampaikan oleh salah bapak Dr. Riki Perdana Raya
48
1.Tugas Mahkamah Agung (MA)
menurut undang-undang, sesuai yang diatur dalam UUD 1945 pasal 24C ayat 1
dan 2.
Tugas Mahkamah Agung yang utama adalah mengadili pada tingkat kasasi.
peradilan.
terhadap Undang-Undang
undang.
49
dengn fungsi Mahkamah Agung itu sendiri sebagai lembaga penyelenggara
kekuasaan kehakiman.
Mahkamah Agung juga berwenang untuk mengawasi tingkah laku dan perbuatan
kehakiman di Indonesia.
Mahkamah Agung juga memiliki wewenang terkait dengan posisi presiden. Tugas
hukum kepada presiden dalam hal permohonan grasi, rehabilitasi atau keputusan
lainnya.
Dalam UUD 1945 pasal 24C, dijelaskan juga bahwa Mahkamah Agung memiliki
dan petunjuk yang dipandang perlu baik dengan surat tersendiri, maupun dengan
surat edaran.
50
2.Fungsi Mahkamah Agung (MA):
1. Fungsi Peradilan
Fungsi peradilan pada mahkamah agung sangat berkaitan erat dengan fungsi-
fungsi dan juga tugas utama dari seluruh sistem peradilan di Indonesia. Hal ini
2. Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan yang dimiliki oleh mahkamah agung ini merupakan sebuah
fungsi dimana mahkamah agung memiliki peran dan juga fungsi sebagai
pengawas dan melakukan proses supervisi terhadap segala bentuk peradilan yang
berjalan di Indonesia, baik itu dari sisi putusan hakim, berbagai macam kasus, dan
3. Fungsi Mengatur
fungsi mengaturan atau fungsi mengatur. Hal ini menunjukkan bahwa mahkamah
agung
51
Membuat peraturan acara sendiri apabila hal tersebut dianggap perlu
Mengatur lebih lanjut mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan peradilan
Sebagai pelengkap atau pengisi kekurangan yang muncul pada saat proses
4. Fungsi Nasehat
Fungsi memberikan nasehat ini diberikan kepada mahkamah agung, karena selain
pertimbangan, serta bimbingan, baik kepada seluruh kegiatan dan juga proses
peradilan di Indonesia, dan juga bagi kapala Negara dalam menjalankan wilayah
eksekutifnya.
5. Fungsi administratif
segala bentuk pertimbangan dan juga hal-hal yang sifatnya administratif, sepeerti
kode etik yang harus dipegang teguh dan peraturan dalam proses persidangan
52
Berikut sesi tanya jawab antara nara sumber dan audiens
PESERTA (AUDIENS)
1.Wendi
Hakim Agung adalah pimpinan dan hakim anggota pada Mahkamah Agung
Indonesia dari nama calon yang diajukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat atas
usulan Komisi Yudisial. Usia pensiun hakim agung adalah 70 tahun. Jumlah
Untuk dapat diangkat menjadi hakim agung, calon hakim agung memenuhi syarat:
hakim karier:
kewajiban;
53
6. berpengalaman paling sedikit 20 (dua puluh) tahun menjadi hakim,
nonkarier:
dan
atau lebih.
54
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
tersendiri dan dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab, sehingga dalam
dan hal itu harus didukung oleh sarana dan prasarana yang baik dan memadai,
Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan yang terpenting adalah moral yang
baik dari pejabat itu sendiri. Apabila suatu kondisi negara telah lengkap sarana
dan prasarana serta telah memiliki Sumber Daya Manusia yang berkulitas, jika
tidak diikuti dengan moral pejabat yang baik, maka negara tersebut cenderung
B. Saran
55
2. Hendaknya lembaga negara yang berwenang dalam menyelesaikan masalah
perilaku hakim agar tidak ada hakim yang keluar dari koridor kode etiknya.
jalan-jalan semata.
rakyat Indonesia.
56
DAFTAR PUSTAKA
MUHAMMADIYAH JAKARTA
57
BIODATA
NPM : 1880740185
SEMESTER : VI ( enam)
FAKULTAS : HUKUM
PEKERJAAN : MAHASISWA
AGAMA : ISLAM
-SMP N 18 BENGKULU
-FAKULTAS HUKUM
-UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
BENGKULU
58
LAMPIRAN
59
B.Komisi Yudisial (06 Agustus 2019)
60
C.Mahkamah Agung (7 agustus 2019)
61
4.Universitas muhammadiyah Jakarta
62
63
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................. ii
KATA PENGANTAR............................................................................. 1
DAFTAR ISI............................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
B. Komisi Yudisial(KY)……............................................................... 6
A. Kesimpulan ............................................................................ 55
B. Saran ...................................................................................... 55
C. Lampiran ................................................................................ 59
D. Biodata …................................................................................ 58
64