PROPOSAL
Keterangan: Peningkatan Skala Usaha Bumdes Jatisrono Ngawi Jawa Timur Melalui
Digitalisasi dan Pengembangan Jejaring
Tujuan
Metode
Logo
Perguruan
Tinggi
Tim Pengusul:
Ketua : ......................................................../ (NIP/NIDK/NIDN)
Anggota 1 : ......................................................../ (NIM)
Anggota 2 : ......................................................../ (NIM)
Anggota 3 : ......................................................../ (NIM)
[Nama Universitas ]
20....
(Tuliskan lembaga yang mengajukan proposal dan diikuti tahun pembuatan proposal.
Times New Roman 12, Bold.)
HALAMAN IDENTITAS DAN PENGESAHAN
1. Nama Perguruan Tinggi :
2. Penanggung Jawab (rektor/ketua) :
Nama :
Alamat :
Telepon kantor :
Telepon Genggam (Whatsapp) :
E-mail :
5. Mitra : 1.
2.
<TTD + CAP>
( ................................................................) ( ................................................................)
ii
DAFTAR ISI
3
RINGKASAN EKSEKUTIF
(Maksimal 1 halaman)
BAB 1
PENDAHULUAN
Pengenalan
A. Latar Belakang Bumdes
Badan Usaha Milik Desa atau yang biasa disebut Bumdes adalah badan hukum
yang didirikan oleh desa dan atau bersama desa-desa guna mengelola usaha,
memanfaatkan aset, mengembangkan investasi dan produktivitas, menyediakan jasa
layanan, dan/atau menyediakan jenis usaha lainnya untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat desa (PP11/2021 Pasal 1).
Pilihan untuk memajukan ekonomi lokal melalui Badan Usaha Bersama,
merupakan pilihan yang tepat. Pada situasi ditengah Pandemi COVID19, hampir
semua sektor di Indonesia mengalami pertumbuhan negatif, kecuali sektor pertanian.
Sektor pertanian di Kwartal 3, masih bisa tumbuh 2.4%. Sesuai Arahan Presiden
Jokowi dalam Rapat Terbatas Percepatan Pemulihan Ekonomi Desa, 24 September
2020, bahwa pandemi ini harus jadi momentum untuk menginstal ulang, melakukan
reformasi dan transformasi ekonomi desa. Secara umum ada tiga arahan Presiden
pertama untuk sinkronisasi program, peningkatan partisipasi dan kreasi masyarakat
dalam memajukan sektor-sektor unggulan desa dan peningkatan daya ungkit dengan
masuk ke supply chain yang lebih luas sehingga bisa upskilling dan naik kelas.
Pada Rapat Terbatas 6 Oktober 2020, Presiden juga kembali menekan kembali
pentingnya untuk Korporasi Petani dan Nelayan. Upaya ini untuk mencapai skala
ekonomi yang efisien sehingga mempermudah akses pembiayaan, akses informasi
dan meningkatkan nilai tambah produk, lewat produksi pascapanen. Namun menjadi
catatan belum ada model bisnis yang bisa di replikasi secara masif, untuk mencapai
target 340 Korporasi Petani / Nelayan di seluruh Indonesia.
Hal ini untuk menjawab berbagai kritik tentang pemanfaatan dana desa yang
masih banyak belum tepat sasaran dan disinyalir hanya menguntungkan elit-elit
di desa
saja. Menurut data BPS 2018, saat ini masih tercatat 13.232 desa tertinggal (17,96%),
54.879 (74.49%) desa berkembang dan 5.559 desa mandiri (7.55%). Hal itu perlu di
dukung karena saat ini ada 47.288 Desa yang memiliki Bumdes, 39,141 sudah
terdaftar di Aplikasi Registrasi Online Kemendes, dan sudah selesai dilakukan
validasi untuk
18.195 Bumdes, dengan kategori 4.651 Bumdes Maju, 9.682 Berkembang dan 3.861
Pemula.
Artinya, meskipun ada peluang yang nyata untuk pemulihan ekonomi lokal lewat
penguatan sektor pertanian dan kelembagaan Bumdes dan Bumdes Bersama, namun
Kebutuhan
masih banyak hal perlu diselesaikan. Setelah ada ketegasan pengakuan Badan Hukum
Bumdes lewat Pasal 117 di UU Cipta Kerja, maka tantangan terbesar Bumdes dan
Bumdes Bersama selanjutnya adalah pada Pengembangan Usaha dan Penguatan
Manajemen. Produk-produk yang dihasilkan Desa dan Bumdes, secara umum kualitas
masih rendah, skala kecil dan harga kurang dapat bersaing. Perlu ada upaya
Usulan untuk peningkatan nilai tambah produk sekaligus membangun jalur-jalur distribusi
Solusi baru. Untuk itu Bumdes dan Bumdes Bersama perlu dipetakan, diklasifikasi,
dilatih, Berdasarkan kepada uraian tersebut maka dilakukan penelitian
berjudul “Peningkatan Skala Usaha Bumdes Jatisrono Ngawi Jawa Timur Melalui
Digitalisasi
dan Pengembangan Jejaring”
B. Tujuan
Penelitian secara umum bertujuan untuk mendesain kebijakan revitalisasi
peran dan kedudukan BUMDes sebagai upaya peningkatan skala usaha (scale-up) dan
daya saing BUMDes, sedangkan secara khusus bertujuan untuk:
1. Melakukan Pemetaan Ulang Potensi dan Peluang Bumdes di masa Pandemi .
Tujuan 2. Merancang Model Bisnis dan Rencana Usaha Bumdes di masa Pandemi.
Khusus
3. Menyusun profil Bumdes dan katalog produk Bumdes untuk mendukung
Digitalisasi Bumdes
4. Memasang Sistem Aplikasi Akuntansi untuk Peningkatan Akuntabilitas Bumdes
Boleh dipilih Boleh ditambah
salah satu salah satu
6
C. Roadmap dan Desain Program
1. Penelitian Terdahulu
3. Penelitian Lanjutan
Output jangka panjang yang diharapkan dari penelitian adalah terciptanya Model
Satu Desa Satu Produk Pengungkit (One Village One Lever Product) yang akan
7
dihasilkan secara bertahap melalui beberapa kegiatan penelitian lebih lanjut
sebagai
8
berikut;
1. Desain kebijakan dan rencana strategis peningkatan skala usaha (Scale-Up)
BUMDes melalui pendekatan tatakelola rantai pasok berbasis komoditas
2. Desain model dan kebijakan regional dan nasional supply chain berbasis
komoditas unggulan kawasan perdesaan.
Peta jalan penelitian dikembangkan untuk mencapai target luaran jangka panjang
seperti disajikan pada Gambar
D. Manfaat Kegiatan
(Uraikan manfaat yang akan dicapai dari kegiatan yang akan dilaksanakan)
1
BAB II
LUARAN DAN KONTRIBUSI
A. Luaran
(Pada bagian ini dijelaskan luaran yang diharapkan dan indikator
kinerja utama yang akan dicapai pada akhir tahun 2021 sesuai dengan
lingkup program)
Tabel 1. Luaran Program
No Jenis Luaran Target Pencapaian Luaran
B. Jadwal
(Sajikan jadwal pelaksanaan program sampai dengan Desember 2021)
DAFTAR PUSTAKA
7
8