Anda di halaman 1dari 3

CIKAL BAKAL NAMA SETU BABAKAN

Oleh:Tanty Aulia Syahbani(1403618004) Pendidikan Sejarah A 2018


Setu Babakan diambil dari kata Setu yang memiliki arti Danau Buatan. Kampung ini berada persis di sisi
danau. Daerah ini di huni oleh penduduk yang sebagian besar tinggal didalam rumah adat Betawi.
 Asal Muasal Setu Babakan

Gambar peta setu babakan pada abad 19


Setu Babakan nerupakan wilayah perkampungan yang terletak di Kelurahan Srenseng Sawah,Kecamatan
Jagakarsa,Jakarta Selatan. Pada tulisan ini,saya akan membahas telebih dahulu asal usul terjadinya Setu Babakan
dan menelurusi sejarah terbentuknya Setu itu sendiri. Pembentukan Setu di Srengseng yang kini disebut Setu
Babakan. Pada Era VOC,untuk mengembangkan pertanian kelas satu dibagi menjadi 3 lahan di antaranya adalah
Sringsing (Srengseng),Tjinirie (Tjinere) dan Tjitajam. Tiga area tersebut dianggap sebagai daerah yang paling subur
dikarenakan memilki vegetasi serta sumber air yang berkualitas. Land Srengseng menjadi milik Cornelis Chastelen
seorang pejabat sipil VOC,sedangkan Land Tjinere dan Land Tjitajam menjadi milik komandan militer VOC yang
bernama St.Martin.1
Dalam perkembangannya,Land Sringsing (Srengseng) tidak bisa dikembangkan lebih luas karena keterbatasan
air. Akhirnya Cornelis Chastelen menjualnya kepada seseorang. Pembeli dari Land Sringsing ini,menjadikan lahan
yang luas menjadi peternakan yang diberi nama Trandjong West. Nama Land Sringsing berubah pun akhirnya berubah
menjadi Land Tandjong West. Land Tandjong West dijadikan sebagai peternakan yang memproduksi susu dengan
ribuan sapi Frisian serta mempekerjakan ratusan budak pada peternakan tersebut.
Perkembangan Land Tandjong West menjadi berubah ketika Nusantara jatuh ketangan Hindia Belanda yang di
pimpin Gubernur Jenderal William Daendles yang memulai pembangunan wilayah dengan adanya kebijakan perluasan
perkebunan penduduk,pembangunan jalan raya,dan pencetakan sawah baru. Berbagai kesuksesan mengenai
pencetakan sawah baru di Afdeling Buitenzorg,pemerintah Meester Cornelis berinisiatif membangun sawah baru di
tempat lain. Lahan-lahan di Land Tandjong West dan lahan-lahan di Pasar Minggoe menjadi sasaran rencana
pencetakan sawah baru. Kemudian diadakan studi kelayakan dan pembangunan sumber air untuk mengairi
sawah,dapat diperoleh dengan membangun bendungan di Srengseng. Bendungan yang hingga saat ini disebut
sebagai Setu Babakan.
Air dari kanal yang bersumber dari Setu Babakan inilah yang berfungsi untuk mengairi sawah baru di Afdeeling
Meester Cornelis. Bendungan Srengseng (Setu Babakan) ini mulai dibangun pada tahun 1830 dengan menelan biaya
yang sangat besar (lihat Java-bode:nieuws-handels-en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie,11-04-1866).

1
Akhir Matua Harahap,”Sejarah Kota Depok (42):Setu Babakan di Srengseng Dibangun 1830:Kini menjadi Pusat
Perkampungan Budaya Betawi”, http://poestahadepok.blogspot.com/2017/08/sejarah-kota-depok-42-setu-
babakan-di.html?m=1 (diakses pada tanggal 5 Desember 2020,pukul 13.00).
Pembiayaan pembangunan Setu ini merupakan kontribusi terbesar yang berasal dari pemilik (Landheer) Land
Tandjong West. Ibukota (Landhuis) Land Tandjong West. Ini kira-kira berada disekitar gedung Antam saat ini.
 Perkembangan Setu Babakan sebagai Perkampungan Budaya Betawi.
Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan merupakan pemukiman cagar budaya yang terletak di Kelurahan
Srenseng Sawah,Kecamatan Jagakarsa (Pengelolaan Budaya Betawi,2012). Setu Babakan merupakan pemukiman
reka cipta yang bertjuan untuk menyelamatkan budaya Betawi dan merupakan suatu tempat di tumbuhkembangkan
keasrian alam,tradisi Betawi yang meliputi keagamaan,kebudayaan dan kesenian Betawi.2

Gambar perubahan pola pemukiman pada Setu Babakan


Dulunya wilayah Setu Babakan ini merupakan wilayah satu kesatuan bersama dengan Mangga Bolong,kedua
danau ini berfungsi sebagai pengairan sawah dan hanya terdapat pemukiman dibawah danau tersebut (terlihat pada
gambar A). Akibat dari adanya penjajahan Belanda,maka para penjajah membendung danau tersebut secara terpisah
menjadi dua bagian yang fungsinya sebagai areal persawahan dan juga rawa yang masih ada ditahun 1960-1970
(terlihat pada gambar B), karena jumlah penduduk yang makin banyak maka berimbas pada kebutuhan pemukiman
dan beraktivitas sehingga pada akhirnya rawa dan areal persawahan disekitar danau sudah tidak ada lagi (terlihat pada
gambar C). 3
Setu Babakan pada awalnya dihuni oleh masyarakat Betawi Asli.Ide dan keinginan membangun pusat kebudayaan
Betawi tercetus sejak tahun 1990-an oleh Badan Musyarawah Masyarakat Betawi yang berkeinginan untuk
melestarikan budaya Betawi melalui Pusat Perkampungan Budaya Betawi. Maka pada tanggal 13 September 1997,
diadakanlah Festival Setu Babakan yang memperlihatkan DKI Jakarta dengan budaya dan kehidupan masyarakat
Betawi sebagai penduduk asli DKI Jakarta.
Proses berjalannya waktu maka pada tanggal 10 Maret 2005,dikeluarkanlah “Peraturan Daerah Provinsi DKI
Jakarta No.3 tahun 2005” tentang Penetapan Perkampungan Budaya Betawi di Kelurahan Srengseng
Sawah,Kecamatan Jagakarsa,Jakarta Selatan. Pada saat ini,Jakarta mengalami pertukaran ekonomi yang terlihat
melalui banyaknya mall,pasar modern yang menunjukan budaya popular lebih menonjol dibandingkan dengan
pertukaran sosial sebab publik dibayangkan homogen (Prious,2011:7).4 Sehingga tidak jarang tradisi Betawi dianggap
tidak popular dibanding dengan perkembangan zaman. Dengan adanya hal ini,maka perkampungan Betawi bukan
untuk mengistimewakan kaum Betawi dan juga bukan untuk tujuan utama wisata tetapi lebih kepada
pelestarian,pengembangan dan penataan Budaya Betawi.5

2
Muhammad Syaiful Moechtar,”Identifikasi Pola Pemukiman Tradisional Kampung Budaya Betawi Setu
Babakan,Kelurahan Srengseng Sawah,Kecamatan Jagakarsa,Kota Administrasi Jakarta Selatan,Provinsi DKI
Jakarta”.E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika,ISSN:2301-6515. Vol.1No.2,halaman 135-143.
3
Salman Paludi, Tesis Magister”Analisis Pemgaruh Electronic Word of Mouth (E-Wom) terhadap Citra Destinasi
KepuasanWisatawan dan Loyalitas Destinasi Perkampungan Budaya Betawi (PBB) Setu Babakan Jakarta Selatan”
(Jakarta:Institut Bisnis Nusantara,2016),halaman 89-90.
4
Ana Windarsih,”Memahami “Betawi” dalam Konteks Cagar Budaya dan Setu Babakan”. Jurnal Masyarakat dan
Budaya.Vol.15 No.1,halaman 179.
5
Indra Sutisna, “Latar Belakang Setu Babakan”, http://www.setubabakanbetawi.com/sekilas-perkampungan-
budaya-Betawi-2 (diakses pada tanggal 5 Desember 2020,pukul 13.30).
 Setu Babakan Saat Ini

Saat ini,Setu Babakan merupakan kawasan hunian dengan nuansa yang masih kuat dan mempertahankan
kebudayaan Betawi dengan bentuk rumah khas Betawinya. Perkampungan ini memilki luas 289 hektar sedangkan 65
hektar merupakan milik pemerintah tetapi yang baru dikelola hanya 32 hektar. Perkampungan ini dihuni oleh 3.000
kepala keluarga yang sebagian adalah orang asli Betawi yang sudah turun temurun tinggal di daerah ini. Sedangkan
sebagian kecil dihuni oleh masyarakat pendatang dari berbagai suku seperti Jawa Barat,Jawa Tengah,Kalimantan,dll
yang tinggal lebih dari 30 tahun. Perkampungan ini di anggap masih mempertahankan dan melestarikan budaya Betawi
seperti bangunan,bahasa,seni tari,seni musik,seni drama serta kuliner khas Betawi.6Setu Babakan ini juga dijadikan
sebagai tempat wisata dengan pemandangan yang asri serta pepohonan rindang yang akan menambah suasana sejuk
dan tenang kerika berkunjung kesana. Selain itu di kanan dan kiri jalan utama kita dapat melihat ke autentikan
bangunan arsitektur khas Betawi.
DAFTAR PUSTAKA
Pengelolaan Perkampungan Budaya Betawi.2012.Kecamatan Jagakarsa,Kabupaten Jakarta Selatan.
Moechtar, Muhammad Saiful,dkk,2012.Identifikasi Pola Pemukiman Tradisional Kampung Budaya Betawi Setu
Babakan,Kelurahan Srenseng Sawah,Kecamatan Jagakarsa,Kota Administrasi Jakarta Selatan,Provinsi DKI
Jakarta.E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika,ISSM:2302-6515,Vol.1.No.2.
Paludi,Salman,2016. Analisis Pengaruh Electronic Word of Mouth (E-Wom) terhadap Citra Destinasi,Kepuasan
Wisatawan dan Loyalitas Destinasi Perkampungan Budaya Betawi (PBB) Setu Babakan,Jakarta Selatan.Tesis,MM IBN
Jakarta.
Windarsih,Ana.Memahami Betawi dalam Konteks Cagar Budaya dan Setu Babakan.Jurnal Masyarakat dan
Budaya,Vol.15 No.1 tahun 2013.
http://poestahadepok.blogspot.com/2017/08/sejarah-kota-depok-42-setu-babakan-di.html?m=1
http://www.setubabakanbetawi.com/sekilas-perkampungan-budaya-Betawi-2
http://setubabakan.wordpress.com/about

6
Salman Paludi,”Seputar Setu Babakan”,http://setubabakan.wordpress.com/about (diakses pada 5 Desember
2020,pukul 14.00)

Anda mungkin juga menyukai