Anda di halaman 1dari 7

NAMA: MUHAMMAD FADLI FAUSI

PRODI: SASTRA DAERAH


NIM: F021222040

SOAL BANTAENG
1. Deskripsikan kota Bantaeng!
 Kabupaten Bantaeng adalah sebuah kabupaten di Sulawesi Selatan yang
memiliki luas wilayah 395,83 km² dengan jumlah penduduk ± 178.699 jiwa.
Kabupaten ini terdiri dari 8 Kecamatan dengan 67 Kelurahan dan desa. Secara
geografis Kabupaten Bantaeng terletak pada koordinat antara 5o 21’ 13”
sampai 5o 35’ 26” Lintang Selatan dan 119o 51’ 42” sampai 120o 05’ 27”
Bujur Timur.

2. Bantaeng dijuluki Kota apa?


 Bantaeng juga dikenal dengan julukan “Butta Toa” , oleh sebab itu Bantaeng
memiliki latar belakang sejarah yang sudah diketahui dimana telah terbentuk
sejak tanggal 7 Desember 1254 sesuai dengan hasil keputusan Musyawarah
Besar Kerukunan Keluarga Bantaeng (KKB) yang diselenggarakan pada
tanggal 24 Juli 1999,

3. Bantaeng penghasil apa?


 KOPI merupakan salah satu sandaran hidup masyarakat Bantaeng, Sulawesi
Selatan. Bantaeng kini salah satu penghasil kopi yang utama di Sulawesi
Selatan bagian selatan. Praktik pertanian kopi berkelanjutan oleh masyarakat
Bantaeng menahan laju deforestasi dan meningkatkan tutupan hutan,
sementara pada saat yang sama, kesejahteraan dan keadilan gender di
masyarakat sekitar hutan juga semakin membaik. Kopi Bantaeng ditanam di
dataran tinggi di hutan-hutan di kaki gunung Moncong Lompobatang. Selama
satu dekade, organisasi internasional yang berfokus pada pengelolaan hutan di
Asia Pasifik, RECOFTC, bersama petani Bantaeng mengembangkan pertanian
berkelanjutan di hutan setempat.

4. Pada tanggal berapa hari jadi Bantaeng?


 Sesuai kesepakatan yang telah dicapai oleh para pakar sejarah, sesepuh dan
tokoh masyarakat Bantaeng pada tanggal 2-4 Juli 1999. Berdasarkan
Keputusan Mubes KKB nomor 12/Mubes KKB/VII/1999 tanggal 4 Juli 1999
tentang penetapan Hari Jadi Bantaeng maupun kesepakatan anggota DPRD
Tingkat II Bantaeng, telah memutuskan bahwa sangat tepat Hari Jadi
Bantaeng ditetapkan pada tanggal 7 bulan 12 tahun 1254, sesuai dengan
Peraturan Daerah Nomor: 28 tahun 1999.
5. Jelaskan mengenai sejarah Bantaeng!
 Bantaeng awalnya bernama ” Bantayan ” yang kemudian di ganti dengan
nama ” Bhontain ”dan terakhir berganti nama menjadi “Bantaeng”
berdasarkan Keputusan DPRD-GR Kabupaten Bantaeng Nomor
1/Kpts/DPRD-GR/I/1962 tanggal 22 Januari 1962.Bantayang memiliki makna
yakni tempat pembantaian hewan dan sapi/kerbau di masa lalu untuk
menyambut dan manjamu utusan Kerajaan Singosari dan Kerajaan Majapahit
ketika memperluas wilayahnya ke bagian timur Nusantara sekitar abad ke XII
dan XIII.Dan ada 35 raja yang pernah memerintah di wilayah kabupaten
Bantaeng. Pemerintah Masa Kerajaan ini berlangsung sejak abad XII dan
berakhir pada masa sesudah kemerdekaan, dan dalam penyelenggaraan
pemerintahan Kerajaan itu berlangsung pula birokrasi pemerintahan Hindia
Belanda secara bersama-sama.

6. Bagaimana Bahasa di Bantaeng?


 Bahasa resmi instansi pemerintahan di Kabupaten Bantaeng adalah bahasa
Indonesia. Menurut Statistik Kebahasaan 2019 oleh Badan Bahasa, terdapat
satu bahasa daerah di Kabupaten Bantaeng, yaitu bahasa Makassar. Sama
seperti hampir semua atau sebagian besar desa di wilayah Kabupaten
Bantaeng, penduduk Desa Pattaneteang juga menggunakan bahasa Makassar
(basa Mangkasarak) dialek khas pegunungan –yang merupakan bahasa ibu
(lingua franca) mereka– sebagai bahasa sehari-hari.

7. Bagaimana sistem kepercayaan/ religi di masyarakat Bantaeng?


 Sebagai kabupaten dengan mayoritas penduduk Muslim, Bantaeng memiliki
sejumlah masjid yang menjadi pusat aktivitas keagamaan. Masjid-masjid ini
berfungsi sebagai tempat ibadah, pusat pengajaran agama, dan pusat kegiatan
sosial untuk komunitas Muslim di Bantaeng. Selain agama Islam, terdapat
juga minoritas yang menganut agama-agama lain di Bantaeng, seperti Kristen,
Meskipun jumlahnya lebih kecil dibandingkan dengan Muslim, mereka
memiliki tempat ibadah seperti gereja.

8. Bagaimana sistem mata pencaharian di Bantaeng?


 Sistem mata pencaharian masyarakat Bantaeng berasal dari
Pertanian,Perikanan,Peternakan,Perdagangan,Industri kerajinan dan
Pariwisata.

9. Bagaimana Sistem Kelembagaan dan Pemerintahan di Bantaeng?


 Seperti halnya kabupaten-kabupaten di Indonesia pada umumnya, Kabupaten
Bantaeng memiliki lembaga-lembaga pemerintahan dan kelembagaan yang
berperan dalam pengelolaan pemerintahan dan pembangunan daerah.
Kabupaten Bantaeng juga dapat memiliki berbagai organisasi sosial dan
kelembagaan lainnya, seperti lembaga adat, organisasi kemasyarakatan,
lembaga swadaya masyarakat, dan sebagainya, yang berperan dalam
pengembangan masyarakat dan kesejahteraan sosial di wilayah tersebut.

10. Bagaimana batas batas wilayah di Bantaeng?


 Utara : Kabupaten Bulukumba dan Kabupaten Sinjai
Timur : Kabupaten Bulukumba
Selatan : Kabupaten Jeneponto dan Laut Flores
Barat : Kabupaten Gowa dan Kabupaten Jeneponto

11. Sebutkan kesenian yang ada di Kabupaten Bantaeng!


 Beberapa Kesenian yang terkenal di kabupaten Bantaeng antara lain : Musik
Gandrang Tallua, Tari Paolle, Tari Salonreng Teko, Upacara Pesta adat
Pa’jukukang.

12. Bagaimana perlawanan rakyat Bantaeng terhadap Belanda?


 Bahwa pada tanggal 7 Juli 1667 terjadi perang Makassar, dimana tentara
Belanda mendarat lebih dahulu di Bantaeng sebelum menyerang Gowa karena
letaknya yang strategis sebagai bandar pelabuhan dan lumbung pasangan
Kerajaan Gowa. Serangan Belanda tersebut gagal, karena ternyata dengan
semangat patriotisme rakyat Bantaeng sebagai bagian Kerajaan Gowa pada
waktu itu mengadakan perlawanan besar-besaran. Bulan 12 (dua belas),
menunjukkan sistem Hadat 12 atau semacam DPRD sekarang yang terdiri dari
perwakilan rakyat melalui Unsur Jannang (Kepala Kampung) sebagai
anggotanya yang secara demokratis menetapkan kebijaksanaan pemerintahan
bersama Karaeng Bantaeng.

13. Bagaimana Hasil Penelitian mengenai Bantaeng Sudah Ada Sejak Tahun 500 Masehi?
 Penentuan autentik Peta Singosari ini jelas membuktikan Bantaeng sudah ada
dan eksis ketika itu. Bahkan menurut Prof. Nurudin Syahadat, Bantaeng sudah
ada sejak tahun 500 Masehi, sehingga dijuluki Butta Toa atau Tanah Tuo
(Tanah bersejarah). Selanjutnya laporan peneliti Amerika Serikat Wayne A.
Bougas menyatakan Bantayan adalah Kerajaan Makassar awal tahun 1200-
1600, dibuktikan dengan ditemukannya penelitian arkeolog dan para penggali
keramik pada bagian penting wilayah Bantaeng yakni berasal dari dinasti Sung
(960-1279) dan dari dinasti Yuan (1279-1368).

14. Bagaimana deskripsi hutan di Bantaeng?


 Kabupaten Bantaeng yang memiliki luas hutan sebanyak 8.963 ha, yang terdiri
dari hutan Lindung (4000 ha), Hutan Produksi Terbatas (2.280) dan Hutan
Produksi (2.683). dari keseluruhan luas kawasan hutan tersebut, terdapat
3.478,9 ha lahan kritis di dalam kawasan hutan dan 3.446,8 ha di luar kawasan
hutan. Data tersebut menunjukkan bahwa sekitar 80% hutan dalam keadaan
kritis. Potensi luasan hutan di semua desa yang ada dikabupaten bantaeng
secara umum, Pola usaha tani yang dikembangkan oleh masyarakat adalah
sistem pertanian traditional dengan tanaman seperti jagung, wortel, kol
(tanaman jangka pendek) sedangkan tanaman jangka panjang, mereka
mengembangkan coklat, cengkeh dan vanili. Pengelolaan hutan oleh negara
yang diserahkan haknya kepada pihak swasta, dinilai gagal oleh banyak pihak.
Untuk itu, perlu dikembangkan pengelolaan hutan berbasis masyarakat, salah
satunya adalah hutan desa. Program hutan desa di Kabupaten Bantaeng
merupakan yang pertama kali menerima persetujuan dari pemerintah pusat.
Pada tahap awal, program diimplementasikan pada tiga desa di Kecamatan
Tompobulu, yaitu Desa Labbo 342 ha, Desa Pattaneteang 339 ha dan
Kelurahan Campaga 23, 68 ha dan ketiganya merupakan kawasan hutan
dengan fungsi lindung. Kehadiran program hutan desa di Kabupaten Bantaeng
memberi keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat dalam berusahatani.
Selain itu, keberadaan hutan desa juga memberikan beberapa manfaat, antara
lain: sebagai penyerap karbon, menjaga keanekaragaman hayati, mencegah
erosi dan menjaga tata air serta menghasilkan berbagai jenis hasil hutan bukan
kayu yang dapat membantu perekonomian masyarakat sekitarnya, sehingga
tekanan terhadap kawasan hutan berkurang.

15. Jelaskan apa yang dimaksud tari paolle dalam kesenian Bantaeng!
 Tari Paolle dalam pesta adat Akkawaru di kampung Teko ditarikan oleh
perempuan berjumlah 8 orang penari dengan status rakyat biasa, memiliki
empat ragam, yakni Ragam Lambusu’na, ragam Sita’Lei, ragam Salonreng,
dan ragam Sita’lei, yang ditarikan pada tiga tempat yang berbeda-beda yakni,
Pokok Camba (pohon asam), Ballak Ca’di (rumah kecil), dan Pokok Kayu
Cina (pohon kayu cina). Kostum yang digunakan berupa baju yang dijahit oleh
masyarakat berwarna merah, menggunakan sarung yang warnanya tidak
ditentukan, serta menggunakan properti berupa selendang dan kipas. Iringan
musik yang digunakan adalah Tunrung Gading-gading dan Kelong,. Fungsi
Tari Paolle dalam Pesta Adat Akkawaru di Kampung Teko adalah sebagai
ritual dan bagian inti dalam pelaksanaan Pesta Adat Akkawaru yang
dilaksanakan di Kampung Teko Desa Mappilawing Kecamatan Eremerasa
Kabupaten Bantaeng.

SOAL BONE

1. Bagaimana letak geografis Bone?


 Kabupaten Bone merupakan salah satu kabupaten yang terletak di pesisir
Timur Provinsi Sulawesi Selatan dan berjarak sekitar 174 Km dari kota
Makassar. Luas wilayahnya sekitar 4.559 km2 atau 9,78persen dari luas
Provinsi Sulawesi Selatan. Kabupaten Bone mempunyai garis pantai
sepanjang 138 km. Wilayah yang besar ini terbagi menjadi 27 kecamatan dan
372desa/kelurahan. Ibukota Kabupaten Bone adalah Watampone.

2. Jelaskan bagaimana sejarah kabupaten Bone?


 Sejarah mencatat bahwa Bone dahulu merupakan salah satu kerajaan besar di
Nusantara pada masa lalu. Kerajaan Bone dalam catatan sejarah didirikan oleh
Raja Bone ke-1 yaitu Manurunge ri Matajang pada tahun 1330 Masehi,
mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan La Tenritatta Arung
Palakka pertengahan abad ke-17. Kebesaran kerajaan Bone tersebut dapat
memberi pelajaran dan hikmah yang bagi masyarakat Bone saat ini dalam
rangka menjawab dinamika pembangunan dan perubahan-perubahan sosial,
perubahan ekonomi, pergeseran budaya serta dalam menghadapi
kecenderungan yang bersifat global.

3. Bagaimana sistem kekerabatan di masyarakat Bone?


 Sistem kekerabatan Masyarakat Bugis Bone memiliki struktur batin sebagai
pranata sosial yang menjadi Wadah pembentukan kualitas masyarakat untuk
mendukung sistem sosial dan sistem budaya masyarakat Yang harmonis.

4. Bagaimana sistem perkawinan di masyarakat Bone?


 Bagi Masyarakat Bugis termasuk didalamnya Bone, perkawinan berarti siapa
atau saling mengambil satu sama lain, jadi perkawinan berarti ikatan timbal
balik.

5. Sebutkan sistem mata pencaharian yang ada di Bone?


 Kakao,Kopi,Kelapa,Kedelai,Padi,Jagung Kuning

6. Jelaskan mengenai bagaimana sistem pemerintahan di Bone!


 Bone dimasa lalu menganut sistem pemerintahan ” kerajaan atau monarki”.
Sebutan raja sebagai kepala pemerintahan yang tertinggi disebut Mangkau.
Dalam menjalankan roda pemerintahan, Mangkau bersama Ade Pitu
menyusun struktur pemerintahan untuk memudahkan memberikan pelayanan
kepada rakyat.

7. Bagaimana sistem mata pencaharian di Bone?


 Secara garis besar mata pencaharian Kabupaten Bone meliputi kebun dan
sawah maka pada umumnya matapencaharian sebagai petani, dan selebihnya
menjadi seorang nelayan. Mata pencaharian lain yang diminati orang bugis
bone adalah pedagang. Selain itu masyarakat bone mengisi birokrasi
pemerintahan dan menekuni bidang pendidikan. Kabupaten Bone memiliki
potensi besar pada sector pertanian khsususnya pertanian tanaman pangan.
Panaman pangan terdiri dari padi dan palawijaya yaitu padi,
kacangtanah,kedelai, ubi jalar, dan ubi kayu. Dilihat dari lapangan usaha
sebagian besar penduduknya bekerja di sector pertanian yang berjumlah
168.030 jiwa dari jumlah sebanyak 696.712 jiwa atau 24,12 perse dari jumlah
penduduk yang bekerja.

8. Apa makanan khas Bone?


 Burasa. Burasa adalah khas Bone. Makanan sekilas terlihat mirip dengan
lontong. Bahannya terbuat dari beras, namun bentuknya memang sedikit
berbeda.

9. Bagaimana proses Islamisasi di Kerajaan Bone?


 Proses Islamisasi kerajaan Bone dilakukan dengan jalan peperangan. Pada
tahun 1611 M Sultan Alauddin dapat menaklukan kerajaan Bone dan
menjadikannya sebagai kerajaan Islam dibawah kekuasaan Gowa-Tallo.

10. Apa yang menyebabkan kerajaan Bone jatuh ke tangan belanda


 Sikap ini mengisyaratkan bahwa Bone tidak mengakui kekuasaan Belanda di
Sulawesi Selatan. Usaha Bone untuk memengaruhi raja-raja yang lain untuk
menentang kehadiran Belanda menjadi salah satu sebab timbulnya peperangan
antara Bone dan pemerintah Hindia Belanda.

11. Apa nama rumah adat Bone?


 Bola Soba atau Saoraja Petta Ponggawae, rumah adat Kerajaan Bone, sebelum
terbakar. Lokasi awalnya berada di Jalan Petta Ponggawae yang kini menjadi
lokasi rumah jabatan Bupati Bone.

12. Siapa Raja Bone yang pertama kali memeluk agama Islam?
 Ratu Bone, We Tenrituppu adalah pemimpin Bone pertama yang masuk Islam.
Namun Islam diterima secara resmi dimasa Arumpone La Tenripale Matinroe
ri Tallo, Arumpone ke-12. Pada masa ini pula Arumpone mengangkat Arung
Pitu atau Ade’ Pitue untuk membantu dalam menjalankan pemerintahan.

13. Jelaskan mengenai bahasa di Bone!


 Kabupaten bone tergolong kedalam suku bugis, tentu saja bahasa yang dipakai
sehari-hari yaitu bahasa bugis. Aksara bugis (lotara) adalah bahas yang
digunakan etnik bugis di Sulawesi selatan yang tersebar di Kabupaten maros,
Soppeng, Barru, Pre-pare, Sidrap. Masyarakat kabupaten Bone memiliki
penulisan tradisional memaklai aksara lontara , pada dasarnya suku bugis
menggunakan dialeg sendiri yang dikenal sebagai “bahasa ugi” dan
mempunyai tulisan huruf Bugis yang dikenal dengan “aksara bugis”.

14. Apa yang dimaksud dengan JELITA BONE?


 JELITA BONE merupakan Singkatan dari Jendela Informasi Potensi Investasi
Kabupaten Bone. Maksud dan tujuan yakni untuk memberikan gambaran serta
informasi terkait potensi unggulan dari berbagai sektor di Kabupaten Bone.
Selain itu, Jelita Bone ini bertujuan untuk memperkenalkan serta
mempromosikan kepada dunia usaha ditingkat nasional maupun internasional
agar dapat menjadi daya tarik serta dikembangkan oleh investor. Tingkat
kemajuan suatu pembangunan daerah sangat ditentukan oleh keterlibatan
peran serta seluruh komponen masyarakat. Berhasil tidaknya pembangunan
daerah bukan menjadi tanggung jawab pemerintah daerah semata melainkan
juga menjadi tugas dan tanggung jawab masyarakat dan dunia usaha. Strategi
peningkatan iklim usaha yang kondusif dengan mengharapkan adanya investor
untuk menanamkan modalnya tentu tidaklah cukup hanya dengan ajakan dan
himbauan semata. Data dan informasi yang valid serta up to date menjadi
kebutuhan terhadap kepentingan suatu investasi.

15. Jelaskan mengenai tari Pajoge Angkong?


 Tari Pajoge Angkong adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari
daerah Bone, Sulawesi Selatan. Tarian ini dibawakan dengan berbusana adat
dan menari dengan gerakannya yang khas. Tari Pajoge Angkong merupakan
salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di Sulawesi Selatan, terutama
di daerah Bone. Tarian ini sering ditampilkan di sebagai hiburan pada Raja,
tamutamu Raja, dan masyarakat umum.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai