Anda di halaman 1dari 15

Sejarah Desa

Sebelum bernama desa Tawanggargo, desa ini bernama Sumbersari yang memiliki
enam dusun. Terdapat dusun Leban, dusun Lasah, dusun Ngudi, dusun Kalimalamg, dusun
Suwaluhan, dan yang terakhir dusun Boro
Diawali dari dusun Leban, yang bedah krawang dusun leban namanya Mbah
Kisdamu, punya sahabat (saudara) yaitu Mbah Sarbo. Mbah Sarbo punya anak bernama
Mbah Sarpo, Mbah Sarpo inilah yang bisa punya anak dan teman-teman yang banyak. Orang
dari luar daerah banyak yang datang kesini dan akhirnya membangun dusun yang diberi
nama dusun Leban. Diberi nama dusun Leban karena setiap siang dan malam tergenang
(keleleban) air dari tanah yang surut di sebelah utara. Pada saat itu para warga mengungsi
mencari tempat yang aman untuk masak ke tempat yang tidak tergenang air. Kemudian para
warga bersama-sama membangun atau meratakan tanah agar bisa dipakai masak.
Perkembangannya dusun Leban yang sebelah utara timur ada tanah dan tanaman yang
sering terkena banjir, agar tidak terkena banjir lalu di pasang andil/tangkis dan ditanami
pohon jambe. Akhirnya tempat itu diberi nama sumber jambe atau beran jambe. Kemudian
banyak warga yang membuat rumah di situ, karena bertambahnya rumah terus menerus di
tempat itu akhirnya diberi nama Leban jambe. Selain itu tanah yang sebelah timur selatan
terdapat sumber air, sumber air itu dekat dengan rumah mbah Latri. Mbah Latri mempunyai
banyak anak sehingga tempat itu dinamakan Leban Latri.

*Berikut susunan kepala dusun (Kamituwo) Leban dari tahun ke tahun :


1. Kardi dari tahun 1920-1950
2. Saniman dari tahun 1950-1992
3. Sunari dari tahun 1992-Sekarang
PAPARAN
DESA TAWANGARO
KECAMATAN KARANGPLOSO KABUPATEN MALANG
BAB I

PENDAHULUAN

A. Sekilas Desa Tawangargo


Desa Tawangargo merupakan salah satu Desa Perbatasan di wilayah Kabupaten
Malang dan Kota Batu,Secara geografis Desa Tawangargo secara tidak langsung pola hidup
dan cara pandang masyarakat lebih tertuju pada pola hidup masyarakat kota, namun demikian
adat istiadat serta dinamika masyarakat masih sifat kegotong royongan masih sangat tinggi.
Sehingga secara umum masyarakat merasa ikut memiliki, memikirkan bagaiman Desanya
menjadi berkembang,maju dan madiri menjadi desa swasembada.
Melihat manfaat dari lomba Desa dan Kelurahan adalah salah satu kegiatan Pemerintah
yang hakekatnya merupakan upaya untuk mendorong usaha Pembangunan masyarakat atas
dasar tekat dan kekuatan sendiri. Kegiatan tesebut sekaligus untuk meneliti dan menilai
keberhasilan usaha-usaha masyarakat dalam membangun Desa dan Kelurahan, yang terwujut
dalam peningkatan kualitas dibidang kehidupan ekonomi, sosial, politik dan kebudayaan
masyarakat serta terpeliharanya lingungan Desa yang sejahtera.
Paradikma pembangunan yang terpusat pada rakyat, menempatkan masyarakat atau
rakyat sebagai pusat perhatian dan sasaran sekaligus pelaku utama pembangunan,segala
upaya pembangunan berusaha mengarah pada penciptaan kondisi dan lingkungan yang
memungkinkan masyarakat dapat menikmati kehidupan yang lebih baik dan sekaligus
memberi kesempatan yang luas kepada masyarakat untuk melakukan pilihan-pilihan sesuai
dengan potensi dan karakteristik yang dimiliki oleh masyarakat Desa Tawangargo.
Sesuai apa yang tertuang dalam Rencana Strategis propinsi Jawa Timur bahwa Kerangka
Kontruksi Pembangunan adalah integrasi pertumbuhan, pemberdayaan masyarakat dan
pemerataan. Paradigma pemberdayaan masyarakat menjadikan masyarakat sebagai pusat
pembangunan baik dalam kontruksi konsep maupun praktek pembangunan yang menyertakan
kehendak dan kreatifitas masyarakat, yang mengembangkan kemampuan dan
mempertimbangankan penilaian masyarakat terhadap hasil-hasil pembangunan yang telah
berjalan.
Pembangunan yang dilaksanakan harus menjamin proses pemerataan sebagaimana
konsep pembangunan yang berkesinambungan. pembangunan harus digerakan oleh rakyat
dari bawah yang mana pemerintah hanya sebagai fasilitator dan bukan sebagai pihak yang
menetukan. Percepatan laju penbagunann dan pengembangan desa, perlu digerakan dan
digalakan dengan menciptakan kreatifitas dan aktifitas baru serta semangat masyarakat
sehingga tercipta pemerataan kehidupan masyarakat di segala bidang.
Pembangunan desa dan pembangunan masyarakat perlu didorong melalui peningkatan
koordinasi dan peningkatan pembangunan sektoral, Pembangunan sumbar daya manusia,
pemanfaatan sumberdaya alam dan penumbuhan iklim yang mendorong tumbuhya prakarsa
dan swadaya masyarakat sehingga dapat mempercepat pembangunan desa menuju desa yang
mandiri, siaga dan desa cerdas yang bertujuan menumbuh kembangkan petensi ekonomi
desa, kesiapan seluruh system di desa dalam menaggulangi wabah penyakit, serta tersediaya

fasilitas kesehatan yang bisa dijangkau seluruh masyarakat Desa. tersedianya kelengkapan
Fasilitas Sekolah dari pendidikan tingkat dasar sampai SMP.
Strategis pembangunan Desa Tawangargo dititik beratkan pada peningkatan sumberdaya
manusia termasuk penciptaan iklim yang mendorong tumbuhya kemampuan dan kekuatan
sendiri dengan cara menumbuhkan dan mengefektifkan peran serta masyarakat.
Perkembangan lambaga pemberdayaan masyarakat desa (LPMD) sebagai sosialisasi dari
peraturan daerah Kabupaten Malang nomor 02 Tahun 2001 tentang pembentukan lembaga
kemasyarakatan desa / kelurahan dan sosialisasi dari keputusan presiden Nomor 49 Tahun
2001 tentang penataan lembaga ketahanan masyarakat Desa ( LKMD) atau sebutan lainnya
yang telah menunjukan perananya sebagai mitra pemerintah desa dalam aspek perencanaan
pembangunan yang bertumpu pada masyarakat.
Selain itu berhasilnya pembangunan desa tidak lepas dari peran serta masyarakat yang
menyalurkan aspirasinya melaui badan permuyawaratan desa (BPD) sebagai lembaga yang
menghasilkan produk-produk Peraturan Desa ( Perdes ) untuk pedoman dalam pelaksanaan
Pemerintahan Desa.
BAB II
Profil Desa
a. Kondisi Desa
Secara geografis Desa Tawangargo terletak pada posisi 7 53' 35' Lintang Selatan dan
112 53' 41' Bujur Timur. Topografi ketinggian desa ini adalah berupa daratan tinggi yaitu
sekitar 700 m 1000 m di atas permukaan air laut. Berdasarkan data BPS Kabupaten Malang
tahun 2010, selama tahun 2011 curah hujan di Desa Tawangargo rata-rata mencapai 15002.000 mm. Curah hujan terbanyak terjadi pada bulan Desember hingga mencapai 405,04 mm
yang merupakan curah hujan tertinggi selama kurun waktu 2000-2011.
Secara administratif, Desa .Tawangargo terletak di wilayah Kecamatan Karangploso
Kabupaten Malang dengan posisi dibatasi oleh wilayah desa dan Hutan. Di sebelah Utara
berbatasan dengan Perhutani Di sebelah Barat berbatasan dengan Desa Giripurno kecamatan
Bumiaji Kota Batu . Di sisi Selatan berbatasan dengan Desa Pendem Kecamatan Junrejo kota
Batu , sedangkan di sisi timur berbatasan dengan Desa Donowarih Kecamatan Karangploso
Kabupaten malang.
Jarak tempuh Des Tawangargo ke ibu kota kecamatan adalah 3 km, yang dapat
ditempuh dengan waktu sekitar 15 menit. Sedangkan jarak tempuh ke ibu kota kabupaten
adalah 17 km, yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 45 Menit.
b. Kondisi dan Ciri Geologis Wilayah

Luas Wilayah Desa Tawangargo adalah 654 632 Ha. Luas lahan yang ada terbagi ke
dalam beberapa peruntukan, yang dapat dikelompokkan seperti untuk fasilitas umum,
pemukiman, pertanian, perkebunan, kegiatan ekonomi dan lain-lain.
Luas lahan yang diperuntukkan untuk pemukiman adalah 198 Ha. Luas lahan yang
diperuntukkan untuk Pertanian adalah 204 Ha. Sedangkan luas lahan untuk fasilitas umum
adalah sebagai berikut: untuk perkantoran 0.25 Ha, sekolah 2.25 Ha, olahraga 0.75 Ha, dan
tempat pemakaman umum 2.5 Ha.
Wilayah Desa Tawangargo secara umum mempunyai ciri geologis berupa lahan tanah
hitam yang sangat cocok sebagai lahan pertanian dan perkebunan. Secara prosentase
kesuburan tanah Desa Tawangargo terpetakan sebagai berikut: sangat subur 105 Ha, subur
95,7 Ha, sedang 3.3 Ha, hal ini memungkinkan tanaman Hortikultura terutama sayur mayur
dan padi sangat cocok ditanam di sini.
Berdasarkan data yang masuk tanaman Hortikultura terutama sayuran seperti Jagung
Manis, Tomat, Cabe, Bawang merah dan Bawang putih, Andewi,Brongkoly,Mentimun mas,
Boncis,Letos. Sawi dan sayuran lainya, serta tanaman buah seperti Jeruk, Apel, dan Apokat
juga mampu menjadi sumber pemasukan (income) yang cukup handal bagi penduduk desa
ini. Untuk tanaman perkebunan, jenis tanaman hortikultura merupakan tanaman andalan.
Kondisi alam yang demikian ini telah mengantarkan sektor pertanian secara umum menjadi
penyumbang Produk Domestik Desa Bruto (PDDB) terbesar yaitu Rp . 728.392.000 atau
hampir 45% dari Produk Domestik Desa Bruto (PDDB) Desa yang secara total mencapai Rp.
3.597.000.000,Jenis tanah hitam / coklat Desa Tawangargo ini menjadi bagus sebagai lahan
pemukiman dan jalan, karena cenderung stabil. Karenanya, masyarakat Desa Tawangargo
bangunan rumah mayoritas tembok, karena keadaan tekstur tanah yang tidak bergerak/ mati.
Dari 2.275 buah rumah yang ada, hanya sekitar 250 buah rumah saja dari papan kayu dan
bambu di karenakan keadaan ekonomi / keluarga kurang mampu ( Prasejahtera ).

c. Demografis/ Kependudukan
Berdasarkan data Administrasi Pemerintahan Desa tahun 2011, jumlah penduduk
Desa Tawangargo adalah 9.024 jiwa, dengan rincian 4.579 laki-laki dan 4.445 perempuan.
Jumlah penduduk demikian ini tergabung dalam 2.724 KK.
Agar dapat mendeskripsikan dengan lebih lengkap tentang informasi keadaan
kependudukan di Desa Tawangargo maka perlu diidentifikasi jumlah penduduk dengan
menitik beratkan pada klasifikasi usia. Untuk memperoleh informasi ini maka perlulah dibuat
tabel sebagai berikut:

Tabel 4
Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia

No

Usia

Jumlah

Prosentase

1 0-4
458 orang
5.1 %
2 5-9
694 orang
7.7 %
3 10-14
704 orang
7.8 %
4 15-19
771 orang
7.9 %
5 20-24
698 orang
7.7 %
6 25-29
903 orang
10.0 %
7 30-34
883 orang
9.8 %
8 35-39
744 orang
8.2 %
9 40-44
720 orang
8.0 %
10 45-49
656 orang
7.3 %
11 50-54
496 orang
5.5 %
12 55-58
306 orang
3.4 %
13 >59
1051 orang
11.6 %
Jumlah Total
9.024 orang
100%
Dari data di atas nampak bahwa penduduk usia produktif pada usia 20-49 tahun Desa
Tawangargo sekitar 4.604 atau hampir 51%. Hal ini merupakan modal berharga bagi
pengadaan tenaga produktif dan SDM.
Tingkat kemiskinan di Desa Tawangargo termasuk tinggi. Dari jumlah 2.742 KK di
atas, sejumlah 773 KK tercatat sebagai Pra Sejahtera, 461. KK tercatat Keluarga Sejahtera I,
862 KK tercatat Keluarga Sejahtera II, 535 KK tercatat Keluarga Sejahtera III dan 93 KK
sebagai sejahtera III plus. Jika KK golongan Pra-sejahtera dan KK golongan I digolongkan
sebagai KK golongan miskin, maka lebih 45 % KK Desa Tawangargo adalah keluarga
miskin.

c. 1 Pendidikan
Eksistensi pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat kesejahteraan
masyarakat pada umumnya dan tingkat perekonomian pada khususnya. Dengan tingkat
pendidikan yang tinggi maka akan mendongkrak tingkat kecakapan masyarakat yang pada
gilirannya akan mendorong tumbuhnya ketrampilan kewirausahaan dan lapangan kerja baru.
Dengan sendirinya akan membantu program pemerintah dalam mengentaskan pengangguran
dan kemiskinan. Pendidikan biasanya akan dapat mempertajam sistematika berpikir atau pola
pikir individu, selain mudah menerima informasi yang lebih maju dan tidak gagap teknologi.
Di bawah ini adalah tabel yang menunjukkan tingkat rata-rata pendidikan warga Desa
Tawangargo
Tabel 5
Tamatan Sekolah Masyarakat

No

Keterangan

Jumlah

Prosentase

1
2
3
4
5
6
7

Tidak / Belum sekolah


1.320
15 %
Belum Tamat SD
1.131
13 %
Tamat Sekolah SD
4.238
47 %
Tamat Sekolah SMP
1.591
18 %
Tamat Sekolah SMA
617
0.7 %
Tamatan DI /III
49
0.1 %
Tamat Sekolah D IV/ SI
78
0.1 %
Jumlah Total
9.024
100 %
Rentetan data kualitatif di atas menunjukan bahwa mayoritas penduduk Desa
Tawangargo hanya mampu menyelesaikan sekolah di jenjang pendidikan wajib belajar
sembilan tahun (SD dan SMP). Dalam hal kesediaan sumber daya manusia (SDM) yang
memadahi dan mumpuni, keadaan ini merupakan tantangan tersendiri. Sebab ilmu
pengetahuan setara dengan kekuasaan yang akan berimplikasi pada penciptaan kebaikan
kehidupan.
Rendahnya kualitas pendidikan di Desa Tawangargo tidak terlepas dari terbatasnya
sarana dan prasarana pendidikan yang ada, di samping tentu masalah ekonomi dan pandangan
hidup masyarakat. Sarana pendidikan di Desa Tawangargo baru tersedia di level pendidikan
dasar 9 tahun (SD dan SMP), sementara akses ke pendidikan menengah ke atas berada di
tempat lain ibu kota kecamatan .
Sebenarnya ada solusi yang bisa menjadi alternatif bagi persoalan rendahnya Sumber
Daya Manusia (SDM) di Desa Tawangargo yaitu melalui pelatihan dan kursus. Namun sarana
atau lembaga ini ternyata juga belum tersedia dengan baik di Desa Tawangargo. Mungkin
dorongnan dari pemerintah dan masyarakat lemah. Inilah yang menjadi pekerjaan dasar
pemerintahan Desa Tawangargo sekarang ini.

c. 2 Kesehatan
Pembangunan kesehatan masyarakat desa merupakan rangkaian kegiatan masyarakat
yang di laksanakan atas dasar gotong royong dan swadaya dalam rangka menolong diri
sendiri dalam memecahkan masalah untuk memenuhi kebutuhannya di bidan kesehatan dan
di bidang lainnya yang berkaiatan agar mampu mencapai kehidupan sehat sejahtera, kegiatan
tersebut merupakan kegiatan intergral dari pembanguna nasional umumnya dan
pembangunan desa khususnya. Kegiatan ini di harapkan muncul atas dasar kesadaran dan
prakarsa masyarakat sendiri,dan bimbingan serta pembinaan dari pemerintah secara lintas
program dan lintas sektoral.
Masyarakat yang prodktif adalah masyarakat yang sehat fisik dan sehat mental ,salah
satu cara untuk mengukur status kesehatan masyarakat adalah mencermati adanya masyrakat
yang terserang penyakit. Laporan warga menujukan adanya gejala masyarakat yang terserang
penyakit relative sedang, antara lain infeksi pernapasan akut bagian atas ,penyakit sisten otot
dan jaringan pengikat. Hal tersebut menujukan bahwa gangguan kesehatan yang sering di

alami penduduk adalah penyakit yang di sebabkan perubahan cuaca serta kondisi lingkungan
yang kurang sehat, ini tentu mengurangi daya produktifitas masyarakat Desa Tawangargo
secara umum.
Tingkat partisipasi masyarakat Desa Tawangargo tentang kesehatan relative tinggi
walaupun masih bias di maksimalkan mengingat cukup tersedianya fasilitas kesehatan berupa
sebuah Puskesmas Pembantu di Desa Tawangargo.Maka wajar jika kertersedian fasilitas
kesehatan yang relative lengkap ini berdampak pada kualitas kesehatan terutama dengan
menurunya angka kemaian Ibu dan Bayi baru Lahir. pada tahun 2011 ini tercatat 166 ibu
hamil ,155 ibu melahirkan dan 1 orang ibu meninggal setelah melahirkan, serta 157 bayi baru
lahir dalam keadaan sehat dan mendapat imuniisasi dasar lengkap.
Hal yang juga perlu di paparkan disini adalh kualita balita,dalam hal ini dari jumlah
752 Balita di tahun 2011,terdapat 1 balita bergizi buruk dan lainya bergizi sedang dan baik .
Hal inilah yang kiranya perlu di tingkatkan perhatinya agar kualitas kesehatan masyarakat
Desa Tawangargo kedepan lebih baik.

c. 3 Mata Pencaharian
Secara umum mata pencaharian warga masyarakat Desa Tawangargo dapat
teridentifikasi ke dalam beberap sektor yaitu pertanian, jasa/perdagangan, industri dan lainlain. Berdasarkan data yang ada, masyarakat yang bekerja di sektor pertanian berjumlah
2.585 orang, yang bekerja disektor jasa berjumlah 392 orang, yang bekerja di sektor industri
117 orang, dan bekerja di sektor lain-lain 1.497 orang. Dengan demikian jumlah penduduk
yang mempunyai mata pencaharian berjumlah 4.591 orang. Berikut ini adalah tabel jumlah
penduduk berdasarkan mata pencaharian.

Tabel 6
Macam-macam Pekerjaan dan Jumlahnya
No
1
2

3
4

Macam Pekerjaan
Pertanian
Jasa/ Perdagangan
1. Jasa Pemerintahan
2. Jasa Perdagangan
3. Jasa Angkutan
4. Jasa Ketrampilan
5. Jasa lainnya
Sektor Industri
Sektor lain
Jumlah

Jumlah

Prosentase

2.585 orang

8.9 %

110 orang
176 orang
34 orang
72 orang
115 orang
2 orang
1.497 orang
4.591 orang

2.7 %
2.8 %
0.9 %
2 %
9.8%
15.6 %
22.3 %
100%

Dengan melihat data di atas maka angka pengangguran di Desa Tawangargo masih
cukup tinggi. Berdasarkan data lain dinyatakan bahwa jumlah penduduk usia 15-55 yang
belum bekerja berjumlah 1.765 orang dari jumlah angkatan kerja sekitar 5.883 orang. Angkaangka inilah yang merupakan kisaran angka pengangguran di Desa Tawangargo.

c. 4 Keadaan Sosial
Dengan adanya perubahan dinamika politik dan sistem politik di Indonesia yang lebih
demokratis, memberikan pengaruh kepada masyarakat untuk menerapkan suatu mekanisme
politik yang dipandang lebih demokratis. Dalam konteks politik lokal Desa Tawangargo hal
ini tergambar dalam pemilihan kepala desa dan pemilihan-pemilihan lain (pilleg, pilpres,
pilkada, dan pilgub) yang juga melibatkan warga masyarakat desa secara umum.
Khusus untuk pemilihan kepala Desa Tawangargo, sebagaimana tradisi kepala desa di
Jawa, biasanya para peserta (kandidat) nya adalah mereka yang secara trah memiliki
hubungan dengan elit kepala desa yang lama. Hal ini tidak terlepas dari anggapan masyarakat
banyak di desa-desa bahwa jabatan kepala desa adalah jabatan garis tangan keluarga-keluarga
tersebut. Fenomena inilah yang biasa disebut pulung dalam tradisi jawa- bagi keluargakeluarga tersebut.
Jabatan kepala desa merupakan jabatan yang tidak serta merta dapat diwariskan
kepada anak cucu. Mereka dipilh karena kecerdasan, etos kerja, kejujuran dan kedekatannya
dengan warga desa. Kepala desa bisa diganti sebelum masa jabatannya habis, jika ia
melanggar peraturan maupun norma-norma yang berlaku. Begitu pula ia bisa diganti jika ia
berhalangan tetap.
Karena demikian, maka setiap orang yang memiliki dan memenuhi syarat-syarat yang
sudah ditentukan dalam perundangan dan peraturan yang berlaku, bisa mengajukan diri untuk
mendaftar menjadi kandidat kepala desa. Fenomena ini juga terjadi pada pemilihan desa
Kepuharjo pada tahun 2009. Pada pilihan kepala desa ini partisipasi masyarakat sangat tinggi,
yakni hampir 80.2 %. Tercatat ada delapan kandidat kepala desa pada waktu itu yang
mengikuti pemilihan kepala desa. Pilihan kepala Desa bagi warga masyarakat Desa
Tawangargo seperti acara perayaan desa.
Pada bulan Juli dan Nopember 2008, masyarakat juga dilibatkan dalam pemilihan
Gubernur Jawa Timur putaran I dan II secara langsung. Walaupun tingkat partisipasinya lebih
rendah dari pada pilihan kepala Desa, namun hampir 68.8 % daftar pemilih tetap,
memberikan hak pilihnya. Ini adalah proggres demokrasi yang cukup signifikan di desa
Tawangargo
Setelah proses-proses politik selesai, situasi desa kembali berjalan normal. Hiruk
pikuk warga dalam pesta demokrasi desa berakhir dengan kembalinya kehidupan
sebagaimana awal mulanya. Masyarakat tidak terus menerus terjebak dalam sekat-sekat
kelompok pilihannya. Hal ini ditandai dengan kehidupan yang penuh tolong menolong
maupun gotong royong.

Walaupun pola kepemimpinan ada di Kepala Desa namun mekanisme pengambilan


keputusan selalu ada pelibatan masyarakat baik lewat lembaga resmi desa seperti Badan
Perwakilan Desa maupun lewat masyarakat langsung. Dengan demikian terlihat bahwa pola
kepemimpinan di Wilayah Desa Tawangargo mengedepankan pola kepemimpinan yang
demokratis.
Berdasarkan deskripsi beberapa fakta di atas, dapat dipahami bahwa Desa
Tawangargo mempunyai dinamika politik lokal yang bagus. Hal ini terlihat baik dari segi
pola kepemimpinan, mekanisme pemilihan kepemimpinan, sampai dengan partisipasi
masyarakat dalam menerapkan sistem politik demokratis ke dalam kehidupan politik lokal.
Tetapi terhadap minat politik daerah dan nasional terlihat masih kurang antusias. Hal ini
dapat dimengerti dikarenakan dinamika politik nasional dalam kehidupan keseharian
masyarakat Desa Tawangargo kurang mempunyai greget, terutama yang berkaitan dengan
permasalahan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat secara langsung.
Berkaitan dengan letaknya yang berbatasan langsung dengan Kota Batu suasana
budaya masyarakat Jawa sudah mulai seperti masyarakat perkotaan namun suasana pedesaan
juga masih terasa di Desa Tawangargo Dalam hal kegiatan agama Islam misalnya,
suasananya sangat dipengaruhi oleh aspek budaya dan sosial Jawa. Hal ini tergambar dari
dipakainya kalender Jawa/ Islam, masih adanya budaya nyadran, slametan, tahlilan, mithoni,
dan lainnya, yang semuanya merefleksikan sisi-sisi akulturasi budaya Islam dan Jawa.
Dengan semakin terbukanya masyarakat terhadap arus informasi, hal-hal lama ini
mulai mendapat respon dan tafsir balik dari masyarakat. Hal ini menandai babak baru
dinamika sosial dan budaya, sekaligus tantangan baru bersama masyarakat Desa Tawangargo
Dalam rangka merespon tradisi lama ini telah mewabah dan menjamur kelembagaan sosial,
politik, agama, dan budaya di Desa Tawangargo Tentunya hal ini membutuhkan kearifan
tersendiri, sebab walaupun secara budaya berlembaga dan berorganisasi adalah baik tetapi
secara sosiologis ia akan beresiko menghadirkan kerawanan dan konflik sosial.

a.

Kondisi Pemerintahan Desa


Keberadaan Rukun Tetangga (RT) sebagai bagian dari satuan wilayah pemerintahan
Desa Tawangargo memiliki fungsi yang sangat berarti terhadap pelayanan kepentingan
masyarakat wilayah tersebut, terutama terkait hubungannya dengan pemerintahan pada level
di atasnya. Dari kumpulan Rukun Tetangga inilah sebuah Padukuhan (Rukun Warga; RW)
terbentuk
Wilayah Desa Tawangargo terbagi di dalam 54 Rukun tetangga ,14 Rukun Warga
(RW) yang tergabung di dalam 6 Dusun yaitu: Suwaluhan, Kalimalang,Leban, Ngudi,Lasah
dan Boro yang masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Dusun. Posisi Kasun menjadi
sangat strategis seiring banyaknya limpahan tugas desa kepada aparat ini.
Sebagai sebuah desa, sudah tentu struktur kepemimpinan Desa Tawangargo tidak bisa
lepas dari strukur administratif pemerintahan pada level di atasnya. Hal ini dapat dilihat
dalam bagan berikut ini:

Tabel 1
Nama Pejabat Pemerintah Desa Tawangargo

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Nama

Jabatan
Kepala Desa
Sekretaris Desa
Staf Urusan Pemerintahan
Staf Urusan Keuangan
Staf Urusan Umum
Staf Urusan Kepetengan
Kepela urusan Kuwowo
Modin
Kamituwo Suwaluhan

10
11
12
13
14

Kamituwo Kalimalang
Kamituwo Leban
Kamituwo karploso Ngudi
Kamituwo Lasah
Kamituwo Boro
Tabel 2
Nama Badan Permusyawaratan Desa Tawangargo

No

Nama

Jabatan

1
2
3
4
5
6
7

Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris
Bendahara
Anggota
Anggota
Anggota

Tabel 3
Nama-nama LPMD Desa Tawangargo

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Nama

Jabatan
Ketua
Sekretaris
Bendahara
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota

Secara umum pelayanan pemerintahan desa Tawangargo kepada masyarakat sangat


memuaskan. Beberapa warga menyatakan bahwa pelayanan umum seperti pembuatan kartu
tanda penduduk (KTP) dapat dikerjakan dengan cepat dalam waktu 72 jam. Begitu pula untuk
pengurusan surat-surat penting lainnya seperti akta kenal lahir dan akta kematian, sehingga
secara umum untuk pelayanan terhadap masyarakat Desa Tawangargo merasa terlayani secara
baik.

BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. BIDANG PENDIDIKAN
Pendidikan merupakan factor yang sangat penting,karena pendiddikan sangat menentukan
tingakat sumber daya manusia.hal ini dimaksud untuk mengejar ketertinggalan Desa
Tawangargo di bidang pendidikan.
Dalam hal sarana pendidikan juga sudah memadai untuk penunjang kegiatan pendidikan.
Sarana pendidikan Formal dan non formal yang ada sampai saat ini :

DATA SMP/MTS

N
O

DESA

Tawangar
1 go

NAMA
SEKOLAH

JUMLAH
GUR
U

SISW
A

ALAMAT
JALAN

PGRI 03

12

Jln Raya
22 Tawangargo

JUMLAH

12

22

KE
T

DUSUN
LEBAN

SM
P

DATA SD/MI

N
O

DESA

1 Tawangar

NAMA
SEKOLAH
SDN

JUMLAH
GUR
U
11

ALAMAT

SISW
JALAN
A
132 Jln RAYA

KE
T

DUSUN
LEBAN

SD

go
2
3
4
5

TAWANGARG
OI
SDN
TAWANGARG
O II
SDN
TAWANGARG
O III
SDN
TAWANGARG
O IV
MI MIFTAQUL
ABROR
JUMALAH

TAWANGARG
O
11

LASAH

SD

11

180 Jln LASAH


Jln RAYA
TAWANGARG
113 O

LEBAN

SD

12

171 Jln Wonokoyo

SD

10
55

144 Jln Masjid


740

BORO
KALIMALA
NG

MI

DATA TK/RA

N
O

DESA

Tawangar
1 go
2
3
4

NAMA
SEKOLAH
Darma wanita I
Darma wanita II
PKK Tunas
Harapan
Ra Miftaqul
Abror

JUMLAH

JUMLAH
GUR
U

SISW
A

ALAMAT
JALAN

KE
T

DUSUN

6
3

103 Jln Leban


53 Jln Boro

Leban
Boro

TK
TK

62 Jln Lasah

Lasah

TK

55 Jln Kalimalang

Kalimalang

RA

18

273

B. BIDANG KESEHATAN
Kesehatan adalah hak setiap orang dan merupakan asset yang sangat penting bagi masa
depan bangsa secara umum. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. Agar peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud dengan adanya upaya

kesehatan yang berbasis masyarakat, kesehatan lebih tercapai(accessible) lebih terjangkau


(affordable) serta berkualitasn (quality).
Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah Desa Tawangargo beserta Bidan Desa, Kader
kesehatan PKK Desa Tawangargo secara aktif mengadakan penyuluhan kepada masyarakat
agar masyarakat berpola hidup sehat. Keberhasilan di bidang kesehatan diantaranya ditandai
dengan tidak adanya kematian ibu dan bayi baru lahir serta tidak adanya balita gizi buruk,
dan meningkatnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan posyandu.
Aktifitas posyandu semakin meningkat baik posyandu balita maupun posyandu lansia,
sarana dan prasarana kesehatan berupa puskesmas pembantu di desa Tawangargo serta peran
Pembantu Petugas Kesehatan (Bagas), Forum Masyarakat Desa (FMD) dan terbentuknya
Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) sangat berperan penting dalam peningkatan kesehatan
masyarakat Desa Tawangargo pada khususnya.

Puskesmas Pembantu
A. BIDANG EKONOMI MASYARAKAT
Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi masyarakat di desa Tawangargo ditandai
dengan munculnya berbagai kegiatan usaha ekonomi produktif,yang dilakukan oleh
masyarakat desa Tawangargo,hal ini dapat dilihat dari banyaknya pedagang hasil pertanian
yang sangat potensial untuk di kembangkan.
Secara geografis wilayah Desa Tawangargo sangat setrategis karena berbatasan langsung dengan
Kota Batu dan Jalur utama wisata menuju Kota batu sebagaian besar penduduk Desa
Tawangargo sebagai petani hortikultura,pegawai Industri, Buruh bangunan. Dilihat dari hal
tersebut maka kegiatan ekonomi masyarakat dapat diarahkan untuk berdagang di sarana pasar
wisata yang akan dibangun oleh pemerintah desa bekerjasama dengan pihak ke tiga.Adapaun

untuk semantara ini wisata yang ada di desa Tawangargo adalah wiasata Pertanian dan wisata
air sumber sari.
No
1
2

Nama
Gapoktan Tawangargo
Sumber sari

Alamat

Ket

Tawangargo
Jl raya Tawangargo

http://tawangargomalang.blogspot.co.id/2011/07/keadaan-umum-wilayah-desa.html

http://tawangargomalang.blogspot.co.id/2011/07/sejarah-desa-tawangargo.html

Anda mungkin juga menyukai