Desa Telaga Waru merupakan salah satu Desa Pemekaran dari Desa Bagikpapan.
Disamping itu, Desa Telaga Waru meruapakan Desa termuda dari Lima Belas Desa di
Wilayah Kecamatan Pringgabaya bahkan di Wilayah Kabupaten Lombok Timur Desa
Telaga Waru adalah Desa terakhir dari 254 Desa/Kelurahan. Desa Telaga Waru terletak
cukup strategis karena sebagai jalur lalu Lintas antar Provinsi (Jalan Nasional).
Desa Telaga Waru yang merupakan bagian dari Benyer dan Dasan Tapen adalah
bagian integral dari Lombok Timur yang dulunya merupakan bagian dari Desa Apitaik.
Namun, Sekitar tahun 1960an, dua Dusun ini dititipkan ke DesaBagekpapan dan sejak itu
kedua dusun ini yaitu Benyer dan Dasan Tapen merupakan bagian dari Desa
Bagekpapan. Dimana Desa Bagikpapan merupakan Desa perbatasan antara Kecamatan
Pringgabaya dengan kecamatan Wanasaba dan Kecamatan Suela.
Atas Dasar itulah, kami mencoba untuk memekarkan Desa sejalan dengan
program Pemerintah Kabupaten Lombok Timur terkait dengan Pemekaran Desa.
Rencana itu disambut antusias dan semangat optimis oleh masyarakat karena pentingnya
melakukan pemerataan pembangunan ditingkatan Desa sesuai dengan hajatan
Pemerintah Kabupaten Lombok Timur. Sehingga Desa Bagikpapan kemudian
dimekarkan menjadi 3 Desa yaitu Desa Bagikpapan, Desa Tanak gadang dan Desa
Telaga Waru.
Benyer dan Dasan Tapen yang kini sudah menjadi nama Desa Telaga Waru,
memiliki 4 kekadusan yaitu, Benyer Daya, Benyer Lauk, Dasan Tapen Daya dan Dasan
Tapen Lauk, dengan georafis yaitu terdiri dari tanah daratan yang berada pada ketinggian
50 Mm dari permukaan laut dengan tinggi temperatur rata-rata 32,2ºC. Curah hujan rata-
rata tiap tahun 1,833 mm dan kelembaban udara 72 %. sehingga masyarakat Desa Telaga
Waru mampu mengolah tanah pertaniannya tiga kali dalam setahun.
Jumlah penduduk Desa Telaga Waru Kecamatan Pringgabaya adalah 5.832 jiwa
yang terdiri dari laki-laki 2.500jiwa dan Perempuan 3.332 jiwa, dengan jumlah Kepala
Keluarga sebanyak 1.922 KK. Dengan Mata Pencaharian Mayoritas adalah Buruh Tani
dan sekitar 6% dari Jumlah angkatan kerja menjadi TKI / Bekerja keluar Negeri.
Desa Telaga Waru juga merupakan salah satu Desa yang dimana banyak
memiliki Mata Air, namun belum dimaksimalkan saja. Sebut saja Pemualan Benyer,
Timba Lisung, Timbe Gedang dan masih Banyak lagi. Oleh karena itu harapannya
kedepan mata air tersebut akan dimanfaatkan agar suplay air bersih ke masyarakat dapat
berjalan dengan lancar dan dapat mengakomodir masyarakat sehingga tidak ada lagi
masyarakat yang tidak menggunakan air bersih.
b. Tanah kering :
o Tegal / lading : 5 Ha
o Pemukiman : 47 Ha
c. Tanah basah ;
o Tanah rawa :- ha
o Tanah surut :- ha
d. Tanah Perkebunan ;
o Tanah Perkebunan Rakyat : 10 Ha
o Tanah Perkebunan Negara : - Ha
o Tanah Perkebunan Swasta : - Ha
o Lapangan : - m2
o Tanah bengkok /Pecatu :
Kepala Desa : - m2
Sekertaris Desa : - m2
Kaur : - m2
Pembantu Kaur : - m2
Kadus : 58.984 m2
Pekasih : - m
f. Tipologi Desa ;
Desa Pantai : ( Tidak)
Desa pegunungan : ( Tidak)
Desa Perkotaan : ( Tidak)
Desa Perbatasan Dengan Kabupaten Lain : ( Tidak )
g. Orbitasi ;
Jarak ke Ibu Kota Provinsi : 80 Km
Jarak ke Ibu Kota Kabupaten : 23 Km
Jarak ke Ibu Kota kecamatan/Puskesmas : 5 Km
2.2.2.2. Iklim
Klimatologis pola iklim di Indonesia dapat dibagi menjadi tugas yaitu
pola monsunal, pola ekuatorial dan pola lokal. Pola monsunal dicirikan oleh
bentuk pola hujan yang bersifat unimodal (satu puncak musim hujan). Selama
tiga bulan cerah hujan relative tinggi, biasa disebut musim hujan, yaitu pada
bulan desember, januari dan februari (DIF) dan tiga bulan curah hujan rendah
bisa disebut musim kemarau, periode Juni, Juli dan Agustus (JJA), sementara
enam bulan sisanya merupakan periode peralihan (tiga bulan peralihan kemarau
ke hujan, dan tiga bulan peralihan hujan ke kemarau). Pola ekuatorial dicirikan
oleh pola hujan dengan bentuk bimodal (dua puncak hujan) yang biasanya terjadi
sekitar bulan Maret dan Oktober yaitu pada saat matahari berada dekat ekuator.
Pola lokal dicirikan oleh bentuk pola hujan unimodal (satu puncak hujan) tapi
waktunya berlawanan dengan pola hujan pada tipe monsoon.
Pola umum curah hujan di Indonesia dipengaruhi oleh letak geografis,
Indonesia yang dilalui garis khatulistiwa menyebabkan sepanjang tahun disinari
matahari. Pada umumnya besaran curah hujan di Indonesia tidak sama. Curah
hujan rata-rata di Indonesia setiap tahun tidak sama, tetapi secara umum besar
curah hujan adalah sebesar 2000 – 3000 mm per tahun. Provinsi Jawa Barat
memiliki curah hujan ratarata per tahun adalah 2000 – 4000 mm dan merupakan
curah hujan tahunan rata-rata tertinggi di Indonesia.
Iklim Desa Telaga Waru, sebagaimana desa-desa lain di wilayah
Indonesia mempunyai Iklim Kemarau dan Penghujan, hal tersebut mempunyai
pengaruh langsung terhadap pola tanam dan usaha-usaha lain masyarakat yang
ada di Desa Telaga Waru Kecamatan Pringgabaya.
Besaran curah hujan sangat berpengaruh terhadap areal pertanian,
kapasitas drainase, dan bangunan air di kedua daerah tersebut. Besaran curah
hujan efektif yang terukur dan terhitung dengan baik akan berdampak pada
pengoptimalan hasil panen terutama pada saat pembagian air pada areal irigasi.
Sedangkan untuk drainase dan bangunan air besaran curah hujan akan sangat
membantu dalam menentukan dimensi saluran dan elevasi mercu bangunan air
(Empung, Hidayat. 2016). Adapun iklim desa Telaga Waru adalah sebagai
berikut :
Curah hujan : 1,833 mm/Th.
Suhu rata – rata : 32,2ºC
Tinggi tempat : 50 mm
Bentang wilayah : Dataran rendah