Desa dan kota memiliki perbedaan yang sangat signifikan. Di wilayah desa masih banyak
ditemukan lahan- lahan pertanian yang luas sedangkan didaerah kota sangat jarang kita temui lahan-
lahan pertanian yang luas, bahkan mungkin tidak ada. Tidak hanya itu masih banyak lagi perbedaan
antara desa dan kota.
Desa berasal dari bahasa sansekerta dhesi yang berarti tanah kelahiran. Desa identik dengan
kehidupan dan kesederhanaannya.
Beberapa pengertian desa al :
Desa merupakan suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk, sebagai satu kesatuan
hukum yang mempunyai organesasi pemerintahan terendah langsung dibawah kecamatan dan
mempunyai hak otonomi dalam ikatan Negara Republik Indonesia.
2. R. Bintarto
Desa adalah perwujudan atau kesatuan geografis, sosial, ekonomi, politik, serta kultural yang
terdapat disuatu daerah dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daera lain.
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/ atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam
sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Menurut Bintarto desa minimal mempunyai tiga unsur utama, yaitu
1. Daerah, dalam arti suatu kawasan pedesaan tentunya memiliki wilayah sendiri dengan
berbagai aspeknya, seperti lokasi, luas wilayah, bentuk lahan, keadaan tanah, kondisi tata
air, dan aspek-aspek lainnya
2. Penduduk, dengan berbagai karakteristik demografis masyarakatnya, seperti jumlah
penduduk, tingkat kelahiran, kematian, persebaran dan kepadatan, rasio jenis kelamin,
komposisi penduduk, serta kualitas penduduknya.
3. Tata kehidupan, berkaitan erat dengan adat istiadat, norma dan karakteristik budaya
lainnya.
Wilayah pedesaan pada umumnya masih diasosiasikan sebagai daerah yang berlokasi di daerah
pedalaman, jauh dari lingkungan perkotaan, dan memiliki keterikatan yang kuat terhadap kehidupan
tradisional. Dalam masyarakat desa berlaku keteraturan kehidupan sosial yang mencakup kegiatan-
kegiatan ekonomi, keagamaan, politik, dan hukum yang sesuai dengan lingkungan hidup setempat.
Secara khusus, beberapa karakteristik sosial masyarakat desa menurut Soerjono Soekanto (1982)
antara lain sebagai berikut :
1. Warga masyarakat memiliki hubungan kekerabatan yang kuat karena umumnya berasal dari
satu keturunan. Oleh karena itu, biasanya dalam satu wiayah pedesaan, antara sesama
warga masyarakatnya masih memiliki hubungan keluarga atau saudara.
2. Corak kehidupannya bersifat gemeinschaft, yaitu diikat oleh sistem kekeluargaan yang kuat.
Selain itu, penduduk desa merupakan masyarakat yang bersifat face to face group artinya
antarsesama warga saling mengenal.
3. Sebagian besar penduduk bekerja pada sektor agraris (pertanian, perkebunan, peternakan
maupn perikanan)
4. Cara bertani masih relatif sederhana atau tradisional sehingga sebagian besar hasilnya masih
diperuntukkan bagi kehidupan hidup sehari-hari (subsistence farming)
5. Sifat gotong royong masih cukup tmpak dalam kehidupan sehari-hari penduduk desa
6. Golongan tetua kapung atau ketua adat masih memegang peran penting dan memiliki
kharisma besar di masyarakat ehingga dalam musyawarah atau proses pengambilan
keputusan, orang-orang tersebut sering kalidimintai saran atau petuah
7. Pada umumnya sebagian masyarakat masih memegang norma-norma agama yang cukup
kuat.
5. Masyarakat desa merupakan suatu paguyuban (gemeinschaft), yaitu gaya hidup berdasarkan
ikatan kekeluargaan yang kuat
7. Jumlah penduduk tidak terlalu banyak dan luas daerah tidak terlalu besar
10. Tata pemerintah dipimpin oleh kepala desa yang dipilih oleh rakyatnya
11. Masyarakat desa uumnya masih memegang norma agama secara kuat
8. Masyarakatnya berhubungan erat dengan kondisi alam yang berpengaruh terhadap tata
kehidupan desa
9. Kondisi alam yang berpengaru erat dengan masyarakat pedesaan antara lain anah, tata air,
iklim dan hujan
1. Desa pertanian/agraris
2. Desa nelayan
3. Desa industri
2. Desa swada
Setiap desa memiliki potensi untuk mengembangkan desanya menjadi lebih baik. Potensi
desa adalah kemampuan atau kekuatan yang dimiliki dan kemungkinan dikembangkan dalam
wilayah otonomi desa. Berikut klasifikasi potensi desa yang dibedakan menjadi dua, yaitu potensi
fisik dan potensi nonfisik.
1. Potensi Fisik
1. Manusia
Di pedesaan, air yang tersedia dialam digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan
dimanfaat kan untuk irigasi lahan pertanian dan perikanan.
Iklim dan angin memiliki peranan penting bagi desa agraris karena angin dapat dimanfaatkan sebagai
penggerak kincir angin untuk pengairan. Iklim berpengaruh terhadap pola bercocok tanam untuk
penyediaan bahan pangan.
4. Tanah
Tanah berfungsi sebagai sumber potensi yang sangat penting di pedesaan karena mata pencariannya
adalah pertanian dan perkebunan.
2. Lembaga sosial serta lembaga pendidikan sebagai potensi positif pembangunan desa.
3. Masyarakat desa yang hidup berdasarkan gotong royong sebagai kekuatan untuk
berproduksi dan pelaksanaan pembangunan.