Disusun oleh :
NIM : 200523017
4. KESIMPULAN
5. DAFTAR REFERENSI
BAGIAN 1
Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat
pemerintahan tersendiri, atau desa merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafi
,sosial, ekonomi, politik dan kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah),
dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain. Suatu
pedesaan masih sulit umtuk berkembang, bukannya mereka tidak mau berkembang
tapi suatu hal yang baru terkadang bertentangan dengan apa yang leluhur hereka
ajarkan karna itu masyarakat pedasaan sangat tertutup dengan hal-hal yang baru
karena mereka masih memegang teguh adat-adat yang leluhur mereka ajarkan.
Disuatu desa sangat terjangkau fasilitas seperti rumah sakit, sekolah, apotik
atau prasarana dlm hal pendidikan dan kesehatan maupun teknologi mereka masih
mengandalkan dukun atau paranormal dlm hal kesehatan mungkin hanya
puskesmas yang ada di desa tapi itupun belum tentu ada di setiap daerah. Maupun
pendidikan masih kurangnya sarana pendidikan didesa didlm sutu kecamatan
terkadang hanya satu atau dua sekolahan saja, karena susahnya bantuan masuk dari
pemerintah untuk membangun sekolah-sekolah di daerah desa dan terkadang
jarang guru yang mau mengajar di daerah pedesaan.
Karakteristik pedesaan
1. Perbandingan manusia dengan lahan ( man and land ratio ) cukup besar,
artinya lahan-lahan di pedesaan masih relative luas dibandingkan dengan
jumlah penduduk yang menempatinya sehingga kepadatan penduduknya
masih rendah dan lapangan pekerjaan penduduk masih bertumpu pada sektor
agraris.
2. Hubungan antarwarga masyarakat desa masih sangat akrab dan sifat-sifat
masyarakat masih memegang teguh tradisi yang berlaku.
3. Sarana dan prasarana kemunikasi dan perhubungan sebagai besar masih
sangat sederhana, seperti berupa jalan batu, jalan aspal sederhana, tidak
beraspal, bahkan jalan setapak. Sarana perhubungan atau transportasi yang
umum dijumpai antara lain angkutan pedesaan, ojek, alat transportasi
perairan, seperti perahu sederhana atau rakit, bahkan di beberapa tempat
masih ada yang menggunakan kuda maupu sapi.
Dalam buku Sosiologi karangan Ruman Sumadilaga seorang ahli Sosiologi “Talcot
Parsons” menggambarkan masyarakat desa sebagai masyarakat tradisional
(Gemeinschaft) yang mengenal ciri-ciri masyarakat desa sebagai berikut :
Pedesaan di Indonesia
Indonesia adalah salah satu negara dengan wilayah pedesaan terbesar di dunia.
Pedesaan di Indonesia biasanya memiliki ciri agak tertinggal bila dibandingkan
dengan perkotaan, baik secara ekonomi maupun dalam hal aspek lainnya, seperti:
pembangunan, kualitas kesehatan, pendidikan, dan lain sebagainya. Banyak pihak
yang telah dilibatkan dalam hal pengupayaan perbaikan mutu kehidupan
masyarakat di sana, namun tetap saja hal tersebut tidak memberi dampak yang
cukup signifikan bagi masyarakat desa tersebut. Terkadang hal itu menjadi dilema
tersendiri bagi masyarakat desa. Hal ini cukup beralasan, karena terkadang ada
program yang dalam pelaksanaannya melibatkan masyarakat desa, namun hasilnya
justru tidak dinikmati oleh masyarakat desa tersebut.
Berangkat dari kondisi itulah sekarang muncul sebuah gagasan baru untuk lebih
memberdayakan masyarakat dan potensi yang ada di pedesaan tersebut, di mana
gagasan tersebut melibatkan masyarakat desa tersebut untuk turun langsung di
lapangan, baik dalam hal pengemasan dan pengorganisasian, sehingga hasilnya
pun dapat dinikmati secara bersamasama oleh semua masyarakat desa. Gagasan
tersebut ialah membangun desa tersebut menjadi sebuah Desa Wisata. Banyak
manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat, baik secara ekonomi maupun
secara non-ekonomi.
Di sisi lain banyak hal yang mengakibatkan sebuah desa sulit untuk
mengalami pembaharuan, antara lain isolasi wilayah, yaitu desa yang wilayahnya
berada jauh dari pusat ekonomi daerah, desa yang mengalami ketertinggalan di
bidang pembangunan jalan dan sarana-sarana lainnya, sulitnya akses dari luar,
bahkan desa yang mengalami kemiskinan dan keminiman tingkat pendidikan. Pada
umumnya masyarakat desa diidentikkan dengan masyarakat petani, ini dikarenakan
masyarakat pedesaan dominan bermata pencaharian dari hasil pertanian yang
merupakan petani-petani miskin yang mata pencahariannya di bawah garis
kemiskinan. Hal ini menunjukkan kesenjangan yang sangat jauh dari masyarakat
perkotaan.
BAGIAN 2
Pengertian Pedesaan
Sebagian besar wilayah Indonesia terdiri dari daerah pedesaan. Terdapat berbagai
pengertian yang merujuk pada istilah pedesaan yang dikemukakan oleh beberapa
tokoh. Pengertian pedesaan menurut Balai Pustaka (2003) yang dikutip dalam
Asnudin (2009: 293) yaitu wilayah permukiman yang dipengaruhi oleh beberapa
hal, yaitu kondisi tanah dan air sebagai syarat penting untuk terwujudnya pola
kehidupan agraris penduduk di tempat itu.
Desa sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yaitu deshi yang berarti tanah
kelahiran atau tanah tumpah darah. (Mahardhani, 2015: 40). Kedudukan Desa
berada di bawah wilayah Kabupaten/ kota. Dalam konteks Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, desa dibedakan dengan kelurahan.
Desa yaitu kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
berdasar asal usul dan adat istiadat setempat, sedangkan kelurahan yaitu
administrasi pemerintahan di bawah kecamatan yang merupakan wilayah
pelayanan administrasi kabupaten/ kota. (Nurcholis, 2011: 2-3).
Konsep Pembangunan
Pembangunan merupakan suatu hal yang tidak asing lagi dalam suatu negara.
Definisi pembangunan sendiri mengalami perbaikan secara terus-menerus sebagai
akibat dari kegagalan definisi maupun konsep pembangunan yang sebelumnya atau
sebagai akibat munculnya suatu sudut pandang yang baru dalam melihat
pembangunan. (Winarno, 2013: 40).
Desa mempunyai kedudukan yang sangat penting di Negara Indonesia baik sebagai
alat untuk mencapai tujuan Negara maupun sebagai sebuah lembaga yang
memperkuat struktur pemerintahan Negara. Sebagai alat dalam mencapai tujuan
Nasional, Desa dapat menjangkau sasaran yang akan disejahterakan karena
merupakan agen terdepan pemerintah. (Nurcholis, 2011: 2). Posisi desa yang
strategis yaitu berhubungan langsung dengan masyarakat, dapat dipastikan bahwa
setiap program pembangunan yang berasal dari pemerintah akan kembali ke Desa.
Sebagai sebuah badan usaha yang dimiliki oleh Desa, maka dalam
pengembangannya diperlukan sebuah pengawasan dan pertanggungjawaban
dalam pengelolaan BUM Desa. Sesuai yang diamanatkan dalam Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010 Tentang Badan Usaha Milik
Desa, bahwa dalam melakukan pengawasan dapat dibentuk Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) dan pengawas internal. Pembentukannya
dilakukan dalam musyawarah Desa. Pengawasan dilakukan secara
berkelanjutan agar bisa terus memantau kinerja BUM Desa.
Saat ini kesenjangan ekonomi antara kaya dan miskin masih terjadi dan
pemerataan ekonomi belum sepenuhnya menyentuh sampai pelosok desa. Kita
ketahui bahwa sebagian besar penduduk Indonesia tinggal didaerah pedesaan dan
berprofesi sebagai petani kecil karena lahan yang terbatas dan sempit. Semua
masyarakat pedesaan masih berorientasi pada cara meningkatkkan ekonomi hampir
semua sibuk untuk bekerja seperti bertani,berdagang,berternak dan lain-lain.
KUD adalah peleburan dari beberapa badan usaha unit desa yang merupakan suatu
lembaga ekonomi yang berbentuk koperasi pada tahap-tahap permulaan
pertumbuhannya dapat merupakan gabungan usaha bersama dari koperasi-koperasi
pertanian/ koperasi-koperasi desa yang terdapat didalam wilayah unit
desa.(Ismojowati 1993:136) Menurut Waloejo dan Ismojowati dalam bukunya
“Koperasi Indonesia” menjelaskan sebagai berikut: KUD adalah peleburan dari
beberapa badan usaha unit desa yang merupakan suatu lembaga ekonomi yang
berbentuk koperasi pada tahap-tahap permulaan pertumbuhannya dapat merupakan
gabungan usaha bersama dari koperasi-koperasi pertanian/ koperasi-koperasi desa
yang terdapat didalam wilayah unit desa (Ismojowati 1993:136).
Menurut Inpres No.4 Tahun 1984, “KUD dibentuk oleh warga desa di suatu
desa satu kelompok desa-desa yang disebut unit desa yang merupakan satu
kesatuan ekonomi.” (Hendrojogi, 1985:16). Dari beberapa pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa KUD terdiri dari beberapa desa dalam satu kecamatan yang
merupakan satu kesatuan potensi ekonomi. Dan apabila potensi ekonomi dalam
kesaru kecamatan memungkinkan dapat dibentuk lebih dari satu KUD.
1. Bentuk koperasi disetiap desa, anggota semua warga desa , pendirian sesuai
dengan prinsip koperasi yang sebenarnya. Yaitu modal dari anggota dan
kemakmuran untuk anggota. Bentuk koperasi serba usaha baik untuk pupuk.
Sembako, material, dan lain-lain.
4. Arahkan warga desa untuk tidak selalu menggunakan pupuk kimia. Arahkan
warga untuk menggunakan pupuk organik.
5. Semua warga dibina untuk tidak selalu membeli barang yang sifatnya
konsumtif, arahkan warga dalam pembelian barang hanya karena kebutuhan dan
bukan karena ketertarikan yang disebabkan oleh iklan baik di TV , majalah atau
koran.
a. Modal
Pengurus dan manajer koperasi unit desa harus jujur, bijaksana dan harus memiliki
jiwa kewirausahaan. Dan harus ada manajer yang terlatih bila ada dukungan dana
yang kuat.
Pemerintah juga harus memberikan dukungan yang kuat dari sisi permodalan KUD
dan kebijakan. Pemerintah bisa mengalokasikan dana murah melalui APBD dan
APBN (bukan subsidi). Kebijakan yang dilakukan pemerintah dapat melakukan
kerjasama dengan pabrik pupuk untuk memberikan akses kepada KUD untuk
mendapatkan pasokan lansung.
Mengoptimalkan KUD
KESIMPULAN
1. Kesimpulan Bagian 1
2. Kesimpulan Bagian 2
3. Kesimpulan Bagian 3
DAFTAR REFERENSI
1. makalahstiaamt.blogspot.com
2. gurupendidikan.co.id
3. e-journal.uajy.ac.id
4. blog.ub.ac.id
5. eprints.umpo.ac.id