Anda di halaman 1dari 22

Tugas Resume

Disusun oleh :

Nama : Klara Srikandi Br Ginting

NIM : 200523017

Mata Kuliah : Ekonomi Koperasi dan UMKM

Dosen : Pak Walad Ritonga


DAFTAR ISI

1. KEADAAN PEDESAAN DI INDONESIA

2. PENGERTIAN DAN LUASNYA PEMBANGUNAN PEDESAAN

3. PERANAN KUD DALAM MASYARAKAT PEDESAAN

4. KESIMPULAN

5. DAFTAR REFERENSI
BAGIAN 1

KEADAAN PEDESAAN DI INDONESIA

Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat
pemerintahan tersendiri, atau desa merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafi
,sosial, ekonomi, politik dan kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah),
dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain. Suatu
pedesaan masih sulit umtuk berkembang, bukannya mereka tidak mau berkembang
tapi suatu hal yang baru terkadang bertentangan dengan apa yang leluhur hereka
ajarkan karna itu masyarakat pedasaan sangat tertutup dengan hal-hal yang baru
karena mereka masih memegang teguh adat-adat yang leluhur mereka ajarkan.

Disuatu desa sangat terjangkau fasilitas seperti rumah sakit, sekolah, apotik
atau prasarana dlm hal pendidikan dan kesehatan maupun teknologi mereka masih
mengandalkan dukun atau paranormal dlm hal kesehatan mungkin hanya
puskesmas yang ada di desa tapi itupun belum tentu ada di setiap daerah. Maupun
pendidikan masih kurangnya sarana pendidikan didesa didlm sutu kecamatan
terkadang hanya satu atau dua sekolahan saja, karena susahnya bantuan masuk dari
pemerintah untuk membangun sekolah-sekolah di daerah desa dan terkadang
jarang guru yang mau mengajar di daerah pedesaan.

Pedesaan menurut para ahli

- Menurut Sutardjo Kartodikusuma, desa adalah adalah suatu kesatuan hukum


dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan tersendiri.
- Menurut C.S. Kansil. Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh
sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya
kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerntahan
terendah langsung dibawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah
tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia
- Menurut Bintaro, desa merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafi ,
sosial, ekonomi, politik, dan kultur yang terdapat ditempat itu (suatu
daerah), dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan
daerah lain.
- Menurut Bintarto. Dari segi geografis kota diartikan sebagai suatu sistim
jaringan kehidupan yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi
dan diwarnai dengan strata ekonomi yang heterogen dan bercorak
materialistis atau dapat pula diartikan sebagai bentang budaya yang
ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami dbgan gejala-gejala
pemusatan penduduk yang cukup besar dengan corak kehidupan yang
bersifat heterogen dan materialistis dibandingkan dengan daerah
dibelakangnya.

Karakteristik pedesaan

Pada wilayah khususnya di pedesaan pada umumnya masih diasosiasikan sebagai


daerah yang memiliki lokasi di daerah pedalaman, yang jauh dari lingkungan
perkotaan dan memiliki keterikatan yang kuat terhadap kehidupan tradisional. Di
dalam masyarakat desa berlaku keteraturan kehidupan sosial yang mencakup
kegiatan-kegiatan ekonomi, keagaman, politik dan hukum yang sesuai dengan
lingkungan hidup setempat.

Dapat dilihat dari karakteristik wilayahnya kawasan pedesaan masih lebih


bersifat alamiah, belum banyak yang tersentuh oleh teknologi modern dan
perkembangan pembangunan. Selain sebagai lahan permukiman penduduk,
sebagian wilayah desa terdiri atas lahan pertanian, perkebunan atau tertutup oleh
sebagian hutan alami, baik itu di wilayah desa yang memiliki letak di wilayah
pantai, dataran rendah, maupun dataran tinggi. Adapun kota sebagian besar
wiliayahnya tertutup oleh kawasan pemukiman penduduk, gedung-gedung
perkantoran, fasilitas sosial, kawasan industri dan kawasan lainnya.

Kehidupan masyarakat pedesaan dicirikan oleh kagiatan yang pada


umumnya bercorak agraris. Aktivitas kesehariannya masih didominasi oleh
pengaruh lingkungan alam. Dengan kata lain, pengaruh lingkungan atau kondisi
alam setempat masih sangat kuat mewarnai tatanan dan pola hidup penduduk desa.
Hubungan antar warga masyarakat desa sangat erat, saling mengenal dan gotong
royong. Penderitaan seseorang di perdesaan pada umumnya menjadi derita semua
pihak. Menurut para ahli sosiologi hubungan masyarakat semacam ini dikenal
dengan istilah gemeinschaft ( paguyuban ).
Tipologi adalah penciri-penciri atau karakteristik dominan dari suatu objek, berikut
beberapa point tipologi pedesaan :

1. Sebagian besar wilayahnya digunakan untuk pertanian


2. Sebagian besar penduduknya bermatapencaharian sebagai petani/nelayan
3. Identik dengan kemsikinan, keterbelakangan dan kebodohan
4. Pertanian, budaya dan kelembagaannya Bercorak tradisional
5. Lemah fasilitas pendukungnya

Menurut Direktorat Jenderal Pembangunan Desa, ciri-ciri desa antara lain


sebagai berikut.

1. Perbandingan manusia dengan lahan ( man and land ratio ) cukup besar,
artinya lahan-lahan di pedesaan masih relative luas dibandingkan dengan
jumlah penduduk yang menempatinya sehingga kepadatan penduduknya
masih rendah dan lapangan pekerjaan penduduk masih bertumpu pada sektor
agraris.
2. Hubungan antarwarga masyarakat desa masih sangat akrab dan sifat-sifat
masyarakat masih memegang teguh tradisi yang berlaku.
3. Sarana dan prasarana kemunikasi dan perhubungan sebagai besar masih
sangat sederhana, seperti berupa jalan batu, jalan aspal sederhana, tidak
beraspal, bahkan jalan setapak. Sarana perhubungan atau transportasi yang
umum dijumpai antara lain angkutan pedesaan, ojek, alat transportasi
perairan, seperti perahu sederhana atau rakit, bahkan di beberapa tempat
masih ada yang menggunakan kuda maupu sapi.

Ciri-ciri masyarakat desa

Dalam buku Sosiologi karangan Ruman Sumadilaga seorang ahli Sosiologi “Talcot
Parsons” menggambarkan masyarakat desa sebagai masyarakat tradisional
(Gemeinschaft) yang mengenal ciri-ciri masyarakat desa sebagai berikut :

1. Afektifitas ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan


dan kemesraan. Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan tolong
menolong, menyatakan simpati terhadap musibah yang diderita orang lain
dan menolongnya tanpa pamrih.
2. Orientasi kolektif sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu
mereka mementingkan kebersamaan, tidak suka menonjolkan diri, tidak
suka akan orang yang berbeda pendapat, intinya semua harus
memperlihatkan keseragaman persamaan.
3. Partikularisme pada dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya
dengan keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu.
Perasaan subyektif, perasaan kebersamaan sesungguhnya yang hanya
berlaku untuk kelompok tertentu saja.(lawannya Universalisme)
4. Askripsi yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak
diperoleh berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan
suatu keadaan yang sudah merupakan kebiasaan atau keturunan.(lawanya
prestasi).
5. Kekabaran (diffuseness). Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan
antara pribadi tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa
menggunakan bahasa tidak langsung, untuk menunjukkan sesuatu. Dari
uraian tersebut (pendapat Talcott Parson) dapat terlihat pada desa-desa yang
masih murni masyarakatnya tanpa pengaruh dari luar.

Pedesaan di Indonesia

Indonesia adalah salah satu negara dengan wilayah pedesaan terbesar di dunia.
Pedesaan di Indonesia biasanya memiliki ciri agak tertinggal bila dibandingkan
dengan perkotaan, baik secara ekonomi maupun dalam hal aspek lainnya, seperti:
pembangunan, kualitas kesehatan, pendidikan, dan lain sebagainya. Banyak pihak
yang telah dilibatkan dalam hal pengupayaan perbaikan mutu kehidupan
masyarakat di sana, namun tetap saja hal tersebut tidak memberi dampak yang
cukup signifikan bagi masyarakat desa tersebut. Terkadang hal itu menjadi dilema
tersendiri bagi masyarakat desa. Hal ini cukup beralasan, karena terkadang ada
program yang dalam pelaksanaannya melibatkan masyarakat desa, namun hasilnya
justru tidak dinikmati oleh masyarakat desa tersebut.

Berangkat dari kondisi itulah sekarang muncul sebuah gagasan baru untuk lebih
memberdayakan masyarakat dan potensi yang ada di pedesaan tersebut, di mana
gagasan tersebut melibatkan masyarakat desa tersebut untuk turun langsung di
lapangan, baik dalam hal pengemasan dan pengorganisasian, sehingga hasilnya
pun dapat dinikmati secara bersamasama oleh semua masyarakat desa. Gagasan
tersebut ialah membangun desa tersebut menjadi sebuah Desa Wisata. Banyak
manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat, baik secara ekonomi maupun
secara non-ekonomi.

Dalam banyak kegiatan yang bertujuan untuk peningkatan perekonomian


desa, sudah pasti ada banyak faktor yang ikut berpengaruh di dalamnya. Secara
lebih rinci, perekonomian pedesaan ialah suatu potensi yang ada pada suatu desa
dan dapat dimanfaatkan dengan baik untuk kesejahteraan bersama bagi masyarakat
desa tersebut. Pemanfaatan potensi dari pedesaan tersebut jika dilakukan dengan
cermat dan konsisten dapat serta-merta menaikkan kondisi kesejahteraan
masyarakat desa secara bersama-sama.

Banyak permasalahan yang ada di pedesaan terjadi sebagai akibat adanya


kesenjangan ekonomi dengan perkotaan yang lambat laun merambat pada
kesenjangan sosial. Mungkin contoh yang paling mudah ditemukan ialah
kemiskinan dan tingkat urbanisasi yang tinggi. Jika masyarakat desa memiliki
tekad yang tinggi untuk meminimalisasi masalah-masalah tersebut, ada baiknya
potensi-potensi yang ada di desa tersebut dimanfaatkan dengan baik dan bijak.
Potensi yang ada di pedesaan dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni potensi
yang sudah ada secara alami dari alam, dan potensi yang diusahakan serta
dikembangkan oleh penduduk dengan pemanfaatan sumber daya manusia.
Pengelolaan yang baik akan dapat mewujudkan penerimaan yang maksimum jika
semua disertai keinginan untuk membuang jauh-jauh unsur pemanfaatan sesuka
hati, karena kekayaan hayati yang ada di Indonesia kini banyak dieksploitasi secara
besar-besaran tanpa memperdulikan aspek lingkungan sekitarnya.

Masyarakat Pedesaan di Indonesia

Masyarakat pedesaan di Indonesia tergolong masyarakat yang sangat jauh


tertinggal, hal ini disebabkan keberedaan wilayah yang jauh dari pusat
pembangunan Nasional. Bahkan hampir tidak tersentuh oleh pembangunan
Nasional. Beberapa metode dan pendekatan telah dikembangkan untuk memahami
masalah dan membantu merumuskan kebijakan guna memecahkan masalah
pembangunan pedesaan. Sejak tahun 1970an para pakar banyak yang
memanfaatkan metode, pendekatan, dan logika berfikir survei verifikatif dalam
meriset masalah sosial masyarakat pedesaan.
Masyarakat desa adalah komunitas yang tinggal di dalam satu daerah yang
sama, yang bersatu dan bersama-sama, memiliki ikatan yang kuat dan sangat
mempengaruhi satu sama lain. Hal ini dikarenakan pada masyarakat desa tradisi itu
masih sangat kuat dan kental. Bahkan terkadang tradisi ini juga sangat
mempengaruhi perkembangan desa, karena terlalu tinggi menjunjung kepercayaan
nenek moyang mengakibatkan sulitnya untuk melakukan pembaharuan desa.

Di sisi lain banyak hal yang mengakibatkan sebuah desa sulit untuk
mengalami pembaharuan, antara lain isolasi wilayah, yaitu desa yang wilayahnya
berada jauh dari pusat ekonomi daerah, desa yang mengalami ketertinggalan di
bidang pembangunan jalan dan sarana-sarana lainnya, sulitnya akses dari luar,
bahkan desa yang mengalami kemiskinan dan keminiman tingkat pendidikan. Pada
umumnya masyarakat desa diidentikkan dengan masyarakat petani, ini dikarenakan
masyarakat pedesaan dominan bermata pencaharian dari hasil pertanian yang
merupakan petani-petani miskin yang mata pencahariannya di bawah garis
kemiskinan. Hal ini menunjukkan kesenjangan yang sangat jauh dari masyarakat
perkotaan.
BAGIAN 2

PENGERTIAN DAN LUASNYA PEMBANGUNAN PEDESAAN

Pengertian Pedesaan

Sebagian besar wilayah Indonesia terdiri dari daerah pedesaan. Terdapat berbagai
pengertian yang merujuk pada istilah pedesaan yang dikemukakan oleh beberapa
tokoh. Pengertian pedesaan menurut Balai Pustaka (2003) yang dikutip dalam
Asnudin (2009: 293) yaitu wilayah permukiman yang dipengaruhi oleh beberapa
hal, yaitu kondisi tanah dan air sebagai syarat penting untuk terwujudnya pola
kehidupan agraris penduduk di tempat itu.

Terdapat pendapat lain yang mengemukakan tentang pengertian pedesaan.


Salah satunya adalah Wisadirana (2004: 21) yang menyebutkan pedesaan yaitu
daerah masyarakat hukum terbawah dibawah kecamatan, sumber ekonomi
utamanya yaitu pertanian, dan usaha sampingan adalah memelihara ternak,
sedangkan masyarakat ditandai dengan pergaulan yang akrab, dan masih
memegang teguh adat istiadat setempat.

Sedangkan Desa menurut Nurcholis (2011: 2) menyebutkan bahwa Desa


adalah wilayah yang ditempati sejumlah orang yang saling mengenal, hidup
bergotong-royong, memiliki adat istiadat yang relatif sama, dan mempunyai tata-
cara sendiri untuk mengatur kehidupan kemasyarakatannya.

Desa sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yaitu deshi yang berarti tanah
kelahiran atau tanah tumpah darah. (Mahardhani, 2015: 40). Kedudukan Desa
berada di bawah wilayah Kabupaten/ kota. Dalam konteks Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, desa dibedakan dengan kelurahan.
Desa yaitu kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
berdasar asal usul dan adat istiadat setempat, sedangkan kelurahan yaitu
administrasi pemerintahan di bawah kecamatan yang merupakan wilayah
pelayanan administrasi kabupaten/ kota. (Nurcholis, 2011: 2-3).
Konsep Pembangunan

Pembangunan merupakan suatu hal yang tidak asing lagi dalam suatu negara.
Definisi pembangunan sendiri mengalami perbaikan secara terus-menerus sebagai
akibat dari kegagalan definisi maupun konsep pembangunan yang sebelumnya atau
sebagai akibat munculnya suatu sudut pandang yang baru dalam melihat
pembangunan. (Winarno, 2013: 40).

Terdapat beberapa pengertian terkait dengan pembangunan yang


dikemukakan oleh beberapa tokoh. Mahardhani (2014: 4) mengemukakan
pembangunan adalah konsep pembangunan (development concept) dalam
pelaksanaannya, diartikan sebagai suatu perubahan atas sikap hidup, yang semakin
rasional dan penerapan dari teknologi yang makin meningkat.

Pembangunan menurut Otto Soemarwoto (di dalam Wisadirana 2004: 81)


diartikan sebagai suatu bentuk usaha untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia,
secara baik dengan lebih dulu mengkaitkan dengan pengertian dari mutu
lingkungan.

Pembangunan menurut Bryant dan White (di dalam Mahardhani 2014: 2)


yang mendefinisikan pembangunan sebagai salah satu upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan manusia, untuk mempengaruhi masa depannya. Bryant
dan White (di dalam Mahardhani, 2014: 2) menyebutkan bahwa terdapat 5
implikasi yang perlu diperhatikan dalam definisi pembangunan, yaitu :

1. Pembangunan berarti membangkitkan kemampuan optimal manusia, baik


individu atau kelompok (capacity).

2. Pembangunan berarti mendorong tumbuhnya kebersamaan dan pemerataan


sistem nilai serta kesejahteraan.

3. Pembangunan berarti mendorong kepercayaan terhadap masyarakat untuk


membangun dirinya sesuai kemampuan yang yang ada padanya. Kepercayaan ini
dinyatakan dalam bentuk kesepakatan yang sama, kebebasan memilih, dan
kekuasaan untuk memutuskan (empowerment).
4. Pembangunan berarti membangkitkan kemampuan dan membangun secara
mandiri (sustainability).

5. Pembangunan berarti mengurangi ketergantungan negara yang satu terhadap


negara yang lain dengan menciptakan hubungan saling menguntungkan (simbiosis
mutualis) dan saling menghormati (interdependensi).

Pembangunan sebagai suatu proses mempunyai beberapa unsur, antara lain


yaitu proses perubahan, upaya yang terencana, tujuan yang lebih baik, dengan nilai
dan norma tertentu. (Hariyono, 2010: 21). Berdasarkan beberapa definisi
pembangunan yang telah dikemukakan oleh tokoh-tokoh diatas, pada dasarnya
dapat ditarik kesimpulan bahwa pembangunan merupakan suatu proses terus-
menerus yang dilakukan 8 untuk menuju ke arah yang lebih baik dari sebelumnya
yang bertujuan untuk meningkatkan kehidupan masyarakat yang lebih baik.

Sedangkan tujuan pembangunan sendiri secara garis besar yaitu memiliki


arah pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pemerataan hasil pembangunan, dan
campuran antara pertumbuhan ekonomi tinggi dan pemerataan. (Hariyono, 2010:
23). Tujuan-tujuan yang hendak dicapai itu dilakukan secara terus menerus agar
didapatkan hasil yang maksimal. Dalam pembangunan, tidak hanya dibutuhkan
peran pemerintah saja namun perlu adanya kerjasama dengan masyarakat. Sebisa
mungkin masyarakat selalu dilibatkan dalam setiap proses pembangunan.

Luasnya Pembangunan di Pedesaan

Desa mempunyai kedudukan yang sangat penting di Negara Indonesia baik sebagai
alat untuk mencapai tujuan Negara maupun sebagai sebuah lembaga yang
memperkuat struktur pemerintahan Negara. Sebagai alat dalam mencapai tujuan
Nasional, Desa dapat menjangkau sasaran yang akan disejahterakan karena
merupakan agen terdepan pemerintah. (Nurcholis, 2011: 2). Posisi desa yang
strategis yaitu berhubungan langsung dengan masyarakat, dapat dipastikan bahwa
setiap program pembangunan yang berasal dari pemerintah akan kembali ke Desa.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 pada masa


pemerintahan Orde Baru, sistem sentralisasi masih terlihat kuat dalam kebijakan
yang dibuat terkait dengan Desa. Dengan sistem sentralistik ini perencanaan
pembangunan berada di tangan pemerintah pusat. Proses dalam perencanaan
pembangunan dan kebijakan ini dilakukan dari atas ke bawah atau top-down
planning and development. (Adisasmita, 2011: 1).

Adanya sistem sentralistik ini membuat pembangunan Desa cenderung


dilaksanakan seragam oleh pemerintah pusat. Padahal keadaan setiap Desa
berbeda-beda. Kekuasaan yang dimiliki oleh pemerintah pusat pada masa ini
sangat mendominasi. (Adisasmita, 2011: 3). Pembangunan dilaksanakan secara
top-down dimana masyarakat yang seharusnya menjadi subyek pengelola program
justru menjadi obyek penerima dari program yang dirancang.

Berbeda dengan pembangunan pada masa reformasi dimana pembangunan


dilaksanakan secara bottom-up. Dalam hal ini, pembangunan lebih diserahkan
kepada Desa itu sendiri. Desa mulai diberi kewenangan untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat. Pada masa Orde Baru sampai dengan
reformasi, pembangunan Desa telah mengalami berbagai perubahan istilah, antara
lain yaitu Pembangunan Masyarakat Desa (PMD), Pembangunan Desa (Bangdes),
dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD). Semua istilah tersebut sebenarnya
merujuk pada pembangunan Desa. (Muhi, 2011: 2).

Pembangunan Desa merupakan kegiatan yang mencakup seluruh aspek


kehidupan dalam masyarakat Desa. Tujuan pembangunan Desa adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa, serta untuk meningkatkan kualitas
hidup manusia dan untuk penanggulangan kemiskinan. Hal ini sesuai dengan pasal
78 ayat 1 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Oleh karena itu,
salah satu usaha untuk meningkatkan pembangunan Desa sesuai yang diamanatkan
Undang-Undang Desa dapat dilakukan dengan memberikan kewenangan kepada
pemerintah Desa untuk mengelola daerahnya sendiri secara mandiri.

Indonesia tiap harinya semakin mencanangkan pembangunan di pedesaan.


Hal ini dapat dilihat dari adanya pendirian suatu badan usaha yang telah dibuat
oleh pemerintah untuk masyarakat pedesaan, contohnya adalah BUM Desa (Badan
Usaha Milik Desa).

a. Definsi BUM Desa

Disebutkan dalam Pasal 1 angka 6 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014


Tentang Desa bahwa, “Badan Usaha Milik Desa, yang selanjutnya
disebut BUM Desa, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar
modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang
berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa
pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar- besarnya kesejahteraan
masyarakat Desa.” Menurut Pusat Kajian Dinamika Sistem
Pembangunan (2007: 4) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan
“Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah lembaga usaha desa yang
dikelola oleh masyarakat dan pemerintahan desa dalam upaya
memperkuat perekonomian desa dan dibentuk berdasarkan kebutuhan
dan potensi Desa.”

b. Maksud dan tujuan pendirian BUM Desa

Dalam beberapa tahun belakangan, keberadaan BUM Desa hadir sebagai


ikon baru setelah Alokasi Dana Desa (ADD) dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) yang ketiganya ada dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005. (Eko et al, 2014: 249).
Pendirian BUM Desa sebagai suatu usaha kolektif di Desa mempunyai
beberapa maksud dan tujuan. Keberadaan BUM Desa diharapkan selain
dapat berkontribusi ke Desa, juga mampu melayani masyarakat.
Pendirian BUM Desa dimandatkan oleh Undang-Undang 16 Desa
dimaksudkan untuk menampung kegiatan pada bidang ekonomi dan/ atau
pelayanan umum yang pengelolaannya dilakukan oleh Desa atau
kerjasama antar Desa.
Sedangkan tujuan didirikannya BUM Desa menurut Pusat Kajian
Dinamika Sistem Pembangunan (2007: 5) adalah :
1. Meningkatkan perekonomian Desa.
2. Meningkatkan pendapatan asli Desa.
3. Meningkatkan pengolahan potensi desa sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
4. Menjadi tulang punggung pertumbuhan dan pemerataan ekonomi
pedesaan.
Dalam pendiriannya sudah dijelaskan bahwa modal BUM Desa bisa
berasal dari Desa dan masyarakat. Sedangkan untuk struktur organisasi
pengelola BUM Desa berbeda dengan organisasi Pemerintahan Desa.
Organisasi pengelola BUM Desa sendiri terdiri dari penasihat yang
dijabat Kepala Desa secara ex officio, pelaksana operasional, dan
pengawas. Kepemilikan BUM Desa tidak hanya dimiliki oleh Desa
namun dimiliki bersama dengan masyarakat Desa.

c. Pengawasan dan pertanggungjawaban BUM Desa

Sebagai sebuah badan usaha yang dimiliki oleh Desa, maka dalam
pengembangannya diperlukan sebuah pengawasan dan pertanggungjawaban
dalam pengelolaan BUM Desa. Sesuai yang diamanatkan dalam Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010 Tentang Badan Usaha Milik
Desa, bahwa dalam melakukan pengawasan dapat dibentuk Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) dan pengawas internal. Pembentukannya
dilakukan dalam musyawarah Desa. Pengawasan dilakukan secara
berkelanjutan agar bisa terus memantau kinerja BUM Desa.

Sedangkan untuk pertanggungjawaban BUM Desa menurut Pusat


Kajian Dinamika Sistem Pembangunan (2007: 45) mekanismenya yaitu
manajer dari setiap unit BUM Desa bertanggungjawab kepada Dewan
Komisaris, penyampaian laporan pertanggungjawaban dilakukan pada akhir
periode lewat musyawarah Desa. Segala mekanisme maupun tata tertibnya
dilaksanakan sesuai Anggaran Dsar/ Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).
Untuk laporan pertanggungjawaban sendiri berisi beberapa hal, antara lain
yaitu Laporan Kinerja Pengelola pada satu periode, kinerja 18 usaha terkait
realisasi kegiatan usaha, upaya pengembangan, indikator keberhasilan, dan
sebagainya, laporan keuangan yang meliputi Rencana Pembagian Laba
Usaha, serta rencana pengembangan yang belum terealisasi.
BAGIAN 3

PERANAN KUD DALAM MASYARAKAT PEDESAAN

Saat ini kesenjangan ekonomi antara kaya dan miskin masih terjadi dan
pemerataan ekonomi belum sepenuhnya menyentuh sampai pelosok desa. Kita
ketahui bahwa sebagian besar penduduk Indonesia tinggal didaerah pedesaan dan
berprofesi sebagai petani kecil karena lahan yang terbatas dan sempit. Semua
masyarakat pedesaan masih berorientasi pada cara meningkatkkan ekonomi hampir
semua sibuk untuk bekerja seperti bertani,berdagang,berternak dan lain-lain.

Oleh karena itu sudah sewajarnya bila pembangunan pedesaan harus


menjadi prioritas utama dalam rencana strategi dan kebijakan pembangunan di
Indonesia. Jika tidak maka jurang pemisah antara kota dan desa akan semakin
tinggi terutama dalam hal perekonomian.Salah satu unit usaha yang diharapkan
mampu menggerakkan roda ekonomi bangsa, khususnya ekonomi pedesaan adalah
Koperasi Unit Desa (KUD), yang telah terbentuk di masing-masing desa. Dasar
terbentuknya KUD di masing-masing desa tersebut untuk menggerakkan roda
ekonomi pedesaan dan juga untuk menunjang pembangunan desa. Terbentuknya
KUD di masing-masing desa, diharapkan mampu membantu masyarakat desa guna
memberikan rasa aman, nyaman dan terpercaya dalam melakukan roda usaha
ekonomi pedesaan.

Tujuan koperasi adalah meningkatkan kesejahteraan anggota pada


khususnya dan masyarakat pada umumnya, dan tujuan lain yang tidak kalah
pentingnya adalah keberlanjutan usaha. Untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat pada umumnya dan anggota koperasi pada khususnya, adalah dengan
mengoptimalkan Koperasi Unit Desa (KUD) semaksimal mungkin.

Pengertian KUD (Koperasi Unit Desa)

KUD adalah peleburan dari beberapa badan usaha unit desa yang merupakan suatu
lembaga ekonomi yang berbentuk koperasi pada tahap-tahap permulaan
pertumbuhannya dapat merupakan gabungan usaha bersama dari koperasi-koperasi
pertanian/ koperasi-koperasi desa yang terdapat didalam wilayah unit
desa.(Ismojowati 1993:136) Menurut Waloejo dan Ismojowati dalam bukunya
“Koperasi Indonesia” menjelaskan sebagai berikut: KUD adalah peleburan dari
beberapa badan usaha unit desa yang merupakan suatu lembaga ekonomi yang
berbentuk koperasi pada tahap-tahap permulaan pertumbuhannya dapat merupakan
gabungan usaha bersama dari koperasi-koperasi pertanian/ koperasi-koperasi desa
yang terdapat didalam wilayah unit desa (Ismojowati 1993:136).

Menurut Arifinal Chaniago dan Ijod Sirdjudin dalam Wiwin Widayanti


(2005:25) sebagai berikut:”KUD adalah suatu organisasi ekonomi yang berwatak
sosial dan merupakan wadah bagi perkembangan berbagai kegiatan ekonomi
masyarakat pedesaan yang diselenggarakan oleh dan untuk masyarakat itu sendiri”.

Menurut Inpres No. 2 Tahun 1978 pasal 4, menyebutkan:

Koperasi unit desa sebagai pusat pelayanan berbagai kegiatan perekonomian


pedesaan memiliki fungsi perkreditan, penyediaan dan penyaluran sarana-sarana
produksi barang-barang keperluan sehari-hari dan jasa-jasa lainnya. Pengolahan
dan pemasaran hasil produksi serta kegitan perekonomian lainnya.

Menurut Inpres No.4 Tahun 1984, “KUD dibentuk oleh warga desa di suatu
desa satu kelompok desa-desa yang disebut unit desa yang merupakan satu
kesatuan ekonomi.” (Hendrojogi, 1985:16). Dari beberapa pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa KUD terdiri dari beberapa desa dalam satu kecamatan yang
merupakan satu kesatuan potensi ekonomi. Dan apabila potensi ekonomi dalam
kesaru kecamatan memungkinkan dapat dibentuk lebih dari satu KUD.

Koperasi Unit Desa beranggotakan masyarakat pedesaan. Koperasi ini


melakukan kegiatan usaha bidang ekonomi terutama berkaitan dengan pertanian
atau perikanan (nelayan).

Beberapa usaha KUD, antara lain:

· Menyalurkan sarana produksi pertanian seperti pupuk, bibit tanaman,


obat pemberantas hama, dan alat-alat pertanian.

· Memberikan penyuluhan teknis bersama dengan petugas penyuluh


lapangan kepada para petani.
Permasalahan Ekonomi Masyarakat Pedesaan

Permasalahan kehidupan ekonomi masyarakat desa yang tanahnya subur dan


dilengkapi dengan infrastruktur memadai itu masih belum terselesaikan. Salah satu
permasalahannya adalah jika mereka ingin menyekolahkan anak-anaknya keluar.
Penyebab kesulitan hal itu adalah aliran uang yang berputar di dalam desa sangat
kecil. Kecilnya aliran uang dari kota ke desa diakibatkan karena pertanian dan
perikanan mereka diorientasikan untuk kebutuhan sendiri. Karena pola seperti itu
lah maka, hasil pertanian dan perikanan mereka tidak bisa menjadi komoditi yang
ekonomis untuk dijual ke pasar karena skala produksi yang menjadi kecil.

Masalah berikutnya yang dijumpai adalah kesulitan masyarakat desa untuk


mengakses pasar. Ternyata infrastruktur jalan, listrik dan telekomunikasi belumlah
cukup untuk membuat hasil produksi desa dijual ke pasar. Jika desa ini dengan
infrastruktur memadai seperti itu saja kesulitan menjual hasil produksinya, apalagi
daerah-daerah yang belum tersentuh infrastruktur jalan, listrik dan telepon.
Penyebab timbulnya masalah ini mungkin saja karena kurangnya jiwa
kewirausahaan dipedesaan. Di sinilah diperlukannya perubahan pola pikir dari
orientasi internal menjadi orientasi eksternal dengan memberdayakan potensi dan
peluang yang ada. Pola pikir ini hanya terdapat pada jiwa kewirausahaan.
Sebenarnya kalau peran koperasi Unit Desa (KUD) bisa diwujudkan , laju program
pembangunan ekonomi pedesaan bisa lebih cepat. KUD ini lah yang akan
menampung dan memasarkan hasil produksi pertanian dan olahannya dengan
dorongan seluruh kekuatan masyarakat pedesaan.

Peranan KUD dalam Membantu Perekonomian Desa

Adapun peran KUD dalam membantu perekonomian desa adalah sebagai


berikut

1) Peran KUD dalam pembangunan pertanian

Aktivitas KUD merupakan program pemerintah dalam mewujudkan


swasembada beras, meliputi pemberian kredit pada petani melalui unit desa,
pengolahan hasil dan pemasaran. Jadi, KUD lahir guna mensukseskan program
swasembada beras dalam pembangunan pertanian pada khususnya dan
pembangunan ekonomi pada umumnya dengan jalan meningkatkan pendapatan
dan kesejahteraan petani dan masyarakat pada umumnya

2) Peran KUD membangkitkan rakyat sejahtera

Saat ini perekonomian nasional yang pertumbuhannya masih lambat bisa


segera diatasi dengan dimulai dari desa mengingat perekonomian desa meningkat
maka perekonomian kota akan meningkat pula dan semua kebutuhan tercukupi
dengan harga yang terjangkau yang akhirnya tidak memerlukan impor barang dari
luar negri namun bahkan akhirnya negri kaya raya ini akan bisa mengekspor
barang ke luar negri. Pembangunan ekonomi nasional merupakan faktor yang
sangat penting dalam peningkatan kesejahteraan mayarakat Indonesia yang secara
tidak langsung menjadi faktor yang berpengaruh pada kwalitas sumber daya
manusia (SDM) Indonesia yang seharusnya menjadi modal dalam pembangunan
dan kemajuan Negara Indonesia. Pernyataan tersebut menjadikan bahwa
pengembangan koperasi merupakan salah satu hal yang penting dan perlu
digalakan oleh pemerintah Indonesia demi kemajuan bangsa indonesia.

Cara-cara peningkatan perekonomian desa untuk meningkatkan perekonomian


nasional :

1. Bentuk koperasi disetiap desa, anggota semua warga desa , pendirian sesuai
dengan prinsip koperasi yang sebenarnya. Yaitu modal dari anggota dan
kemakmuran untuk anggota. Bentuk koperasi serba usaha baik untuk pupuk.
Sembako, material, dan lain-lain.

2. Jangan membuka koperasi hanya untuk simpan pinjam karena memiliki


resiko yang lebih besar, bila salah penggunaan uang maka berakibat macet
dikemudian hari.

3. Perlu dilakukan penyuluhan bagaimana menangani koperasi secara


professional dan penyuluhan bagaimana cara meningkatkan hasil pertanian,
beternak atau perkebunan jika ada.

4. Arahkan warga desa untuk tidak selalu menggunakan pupuk kimia. Arahkan
warga untuk menggunakan pupuk organik.
5. Semua warga dibina untuk tidak selalu membeli barang yang sifatnya
konsumtif, arahkan warga dalam pembelian barang hanya karena kebutuhan dan
bukan karena ketertarikan yang disebabkan oleh iklan baik di TV , majalah atau
koran.

Upaya Mempertahankan KUD

Bukan penyelesaian yang mudah untuk menjadikan KUD sebagai pilar


peningkatan keejahteraan petani, ketersediaan pupuk dan sarana produksi pertanian
terjamin dengan harga yang kompetitif. Kondisi yang harus diperhatikan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat :

a. Modal

Upaya meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat, dalam banyak hal


dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dunia usaha. Lingkunga usaha dalam hal ini
adalah koperasi, usaha mikro, usaha kecil dan menengah (UKM), masih
menghadapi masalah yaitu modal uasaha. Masalah modal usaha merupakan
masalah yang sejak dulu menjadi kendala dalam pelaksanaan pembangunan dan
penggalakan koperasi, usaha mikro, usaha kecil dan menengah (UKM). Modal
Kerja merupakan dana yang disediakan oleh perusahaan untuk melakukan aktivitas
operasionalnya. Langkah yang paling mungkin untuk mendapatkan dana murah
adalah adanya dukungan modal dari pemerintah melalui APBD dan APBN.
Pemerintah daerah mapun pusat dapat mengalokasikan dalam bentuk dana
bergulir.

b. Pengurus dan Manajer yang terlatih

Pengurus dan manajer koperasi unit desa harus jujur, bijaksana dan harus memiliki
jiwa kewirausahaan. Dan harus ada manajer yang terlatih bila ada dukungan dana
yang kuat.

c. Dukungan dari pemerintah

Pemerintah juga harus memberikan dukungan yang kuat dari sisi permodalan KUD
dan kebijakan. Pemerintah bisa mengalokasikan dana murah melalui APBD dan
APBN (bukan subsidi). Kebijakan yang dilakukan pemerintah dapat melakukan
kerjasama dengan pabrik pupuk untuk memberikan akses kepada KUD untuk
mendapatkan pasokan lansung.

d. Dukungan dari anggota

Anggota KUD sebaiknya mendukung program KUD untuk mewujudkan


kesejahteraan mereka sendiri. Dengan kemampuan KUD membeli gabah petani
dengan harga pantas dan penyediaan pupuk dengan harga bersaing, maka anggota
dengan sendiri akan bertransaksi dengan KUD.

Mengoptimalkan KUD

Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan anggota


koperasi pada khususnya, adalah dengan mengoptimalkan Koperasi Unit Desa
(KUD) semaksimal mungkin. Koperasi sebagai badan usaha yang sekaligus
sebagai bentuk gerakan ekonomi kerakyatan, bertujuan untuk memajukan
kesejahteraan anggota dan masyarakat pada umumnya. Agar koperasi dapat
melakukan fungsi dan peranannya secara efektif, maka butuh suatu dukungan dari
semua pihak, sehingga koperasi benar-benar memiliki peranan penting dan
berkembang secara optimal.
BAGIAN 4

KESIMPULAN

1. Kesimpulan Bagian 1

Keadaan pedesaan di Indonesia masih sangat harus diperhatikan oleh pemerintah


dewasa ini. Masih banyaknya pedesaan di Indonesia menjadi bukti bahwa begitu
banyaknya potensi di negara Imdonesia. Pedesaan adalah suatu wilayah agraris
yang paling penting di Indonesia, maka dari itu Indonesia bisa lebih lagi
memanfaatkan pedesaan dan sumber daya manusia yang ada.

2. Kesimpulan Bagian 2

Pedesaan adalah salah satu wilayah yang sangat diperhitungkan di Indonesia.


Banyak wilayah pedesaan di Indonesia yang masih sangat membutuhkan
pembangunan untuk melancarkan kinerja masyarakat yang tinggal disana.
Indonesia harusnya lebih bisa meningkatkan pembangunan infrastruktur di wilayah
pedesaan agar masyarakat yang hidup di wilayah pedesaan lebih mendapatkan
kualitas dan taraf hidup yang lebih baik lagi.

3. Kesimpulan Bagian 3

KUD hendaknya bangkit untuk ikut serta membangun bangsa melalui


pembangunan ekonomi pedesaan. Peran serta pemerintah sebagai penggerak roda
ekonomi hendaknya ikut mendukung keberadaan KUD guna menggerakkan roda
ekonomi desa lebih cepat. Demikian juga, pemerintah bersama-sama masyarakat
desa, memilih pengurus KUD yang tentu memiliki kualitas sumber daya manusia
yang profesional. Maju mundurnya KUD, seringkali disebabkan oleh sumber daya
manusia (SDM) yang mengelola KUD tersebut. Jika KUD dikelola dengan baik,
diyakini kemajuan akan tampak dengan jelas. Demikian pula sebaliknya, jika KUD
dikelola tidak secara profesional, maka umur KUD akan tidak bertahan.
BAGIAN 5

DAFTAR REFERENSI

1. makalahstiaamt.blogspot.com

2. gurupendidikan.co.id

3. e-journal.uajy.ac.id

4. blog.ub.ac.id

5. eprints.umpo.ac.id

6. Guru Pendidikan (Pedesaan)

Anda mungkin juga menyukai