Anda di halaman 1dari 32

MASYARAKAT PERKOTAAN

DAN MASYARAKAT PEDESAAN


Meti Nurhayati
MASYARAKAT PERKOTAAN, ASPEK-ASPEK
POSITIF DAN NEGATIF

Pengertian masyarakat

Masyarakat dalam arti luas merupakan keseluruhan


hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi
oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya.

Masyarakat dalam arti sempit yaitu sekelompok manusia


yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu misalnya teritorial,
bangsa, golongan dsb.
Lanjutan. . .
Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
masyarakat harus mempunyai syarat- syarat seperti :

Harus ada pengumpulan manusia


Telah bertempat tinggal dalam waktu lama disuatu daerah
tertentu
Adanya aturan atau undang-undang yang mengatur mereka
untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama.
Masyarakat Perkotaan
 Masyarakat perkotaan sering disebut juga sebagai urban
community, pengertian masyarakat kota lebih ditekankan
pada sifat-sifat kehidupan seta ciri-ciri kehidupan yang
berbeda dengan masyarakat pedesaan
Lanjutan. . .
Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota
yaitu:

Kehidupan keagaamaan kurang apabila dibandingkan


dengan kehidupan keagamaan di pedesaan
Pada umumnya orang kota mengurus dirinya sendiri tanpa
bergantung pada orang lain. Kehidupan keluarga dikota sukar
untuk disatukan karena perbedaan kepentingan, agama,
paham politik dsb.
Pembagian kerja dalam masyarakat kota jauh lebih tegas
dan mempunyai batas-batas nyata.
Lanjutan. . .
 Kemungkinan mendapatkan pekerjaan lebih banyak
diperoleh.
 Jalan pikiran yang rasional, menyebabkan interaksi yang
terjadi lebih didasarkan pada kepentingan daripada faktor
pribadi.
 Jalan kehidupan yang cepat di kota menyebabkan
pentingnya faktor waktu bagi warga kota.
 Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata sebab
kota lebih terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.
Perbedaan desa dengan kota
Dalam menentukan suatu masyarakat sebagai kota atau desa
dapat dilihat dari ciri-cirinya seperti :

Jumlah kepadatan peduduk, kota memiliki penduduk yang


lebih banyak daripada desa.
Lingkungan hidup di pedesaan terasa lebih dekat dengan
alam bebas, lingkungan perkotaan sebagian besar dilapisi
beton dan aspal.
Mata pencaharian masyarakat desa berada pada sektor
ekonomi primer yaitu bidang agraris, sedangkan kota sektor
ekonomi sekunder yaitu industri, dan ekonomi tersier yaitu
bidang pelayanan jasa.
Lanjutan. . .
 Corak kehidupan sosial di desa masih homogen, sebaliknya di
kota sangat heterogen karena disana saling bertemu suku
bangsa, agama, kelompok dan masing-masing memliki
kepentingan berlainan.
 Stratifikasi sosial di kota jauh lebih komplek dibanding desa.
Misalnya mereka yang memiliki keahlian pekerjaan yang
memerlukan banyak pemikiran memiliki kedudukan dan upah
yang tinggi dibanding tenaga kasar. Hal ini berakibat
perbedaan yang menyolok antara kaya dan miskin.
 Mobilitas sosial di kota jauh lebih tinggi dibanding desa, baik
secara vertikal yaitu perpindahan kedudukan yang lebih tinggi
atau rendah, maupun perpindahan kedudukan yang setingkat
atau horizontal.
Lanjutan. . .
 Pola interaksi pada masyarakat pedesaan adalah motif-
motif sosial, dalam interaksi sosial selalu diusahakan agar
kesatuan sosial tidak terganggu, konflik atau pertentangan
sosial sebisa mungkin dihindarkan. Sebaliknya pada
masyarakat perkotaan dalam interaksi lebih dipengaruhi
oleh ekonomi daripada motif sosial. Selain itu juga motif non
sosial seperti politik, pendidikan.
 Solidaritas sosial di desa lebih tinggi dibanding kota
 Sedangkan dalam hirarki sistem administrasi nasional
kedudukan kota lebih tinggi daripada desa, semakin tinggi
kedudukan suatu kota dalam hirarki tersebut maka
kompleksitasnya semakin meningkat/ makin banyak
kegiatan disana.
Hubungan desa dengan kota
 Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas
yang terpisah sama sekali, karena terdapat hubungan erat
yang bersifat ketergantungan. Kota tergantung dengan desa
dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan
pangan dan desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi
jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota.

 Sebaliknya kota menghasilkan barang-barang yang diperlukan


oleh orang desa seperti pakaian, alat dan obat pembasmi
hama pertanian, obat untuk memelihara kesehatan, alat
transportasi, tenaga-tenaga dibidang jasa seperti tenaga
medis, montir-montir elektronika dan tenaga yan dapat
membimbing dalam upaya meingkatkan hasil pertanian,
peternakan, perikanan.
Aspek positif dan negatif

 Untuk menunjang aktivitas serta memberikan suasana aman,


tenteram, nyaman, bagi warganya, kota diharuskan
menyediakan fasilitas kehidupan dan mengatasi berbagai
masalah yang timbul sebagai akibat warganya.

 Suatu lingkungan perkotaan seyogyanya mengandung 5


unsur yang meliputi :
 Wisma, mengembangakan daerah perumahan sesuai dengan
pertambahan penduduk serta memperbaiki lingkungan
perumahan yang telah ada.
Lanjutan. . .
 Karya, yaitu penyediaan lapangan kerja. Dapat dilakukan
dengan enyediaan ruang untuk kegiatan perindustrian,
perdagangan, pelabuhan, terminal serta kegiatan lain.
 Marga, unsur ini merupakan ruang perkotaan yang berfungsi
untuk menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat
dengan tempat lain dalam kota atau dengan kota-kota
daerah lainnya. Dalam unsur ini termasuk :
 Pengembangan jaringan jalan dan fasilitasnya ( terminal, parkir
dll)
 Pengembangan jaringan telekomunikasi sebagai bagian dari
sistem transportasi dan komunikasi kota.
Lanjutan. . .

 Memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas hiburan,


rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian.

 Penyempurnaan yaitu unsur yang merupakan bagian


penting bagi kota, termasuk fasilitas keagamaan,
perkuburan kota, fasilitas pendidikan dan kesehatan,
jaringan utilitas/ keperluan umum.
Lanjutan. . .
 Kelima unsur pokok ini merupakan pola pokok dari
komponen-komponen perkotaan yang kauantitas dan
kualitasnya kemudian dirinci dalam perencanaan suatu kota.
Kebijaksanaan perencanaan dan pengembangan kota harus
dapat dalam kerangka pendekatan yang luas yaitu
pendekatan regional. Rumusan pengembangan kota seperti
itu tergambar dalam pendekatan penanganan masalah kota
sebagai berikut :

 Menekan angka kelahiran


 Mengalihkan pusar pembangunan pabrik/industri ke pinggir
kota\
 Membendung urbanisasi
Lanjutan. . .

 Membangun kota satelit


 Meningkatkan fungsi dan peranan kota-kota kecil atau
desa-desa yang telah ada disekitar kota besar
 Transmigrasi bagi warga yang miskin dan tidak mempunyai
pekerjaan
MASYARAKAT PEDESAAN
Menurut Paul H. Landis desa adalah penduduknya
kurang dari 2.500 jiwa dengan ciri-ciri :

 Mempunyai pergaulan hidup yang saling mengenal


antara ribuan jiwa
 Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan
terhadap kebiasaan
 Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris, yang
dipengaruhi oleh iklim, keadaan alam, kekayaan alam,
sedang pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat
sampingan.
Lanjutan. . .

Secara umum yang menjadi ciri-ciri masyarakat pedesaan


antara lain :

 Antara warga mempunyai hubungan yang mendalam dan erat


bila dibandingkan dengan masyarakat di luar batas-batas
wilayahnya.
 Sistem kehidpan umumnya berkelompok denagan dasar
kekeluargaan.
 Sebagian warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian,
pekerjaan yang bukan pertanian merupakan pekerjaan part time
sebagai pengisi waktu luang.
 Masyarakat homogen seperti dalam mata pencaharian, agama,
adat istiadat dsb.
Hakikat dan Sifat Masyarakat
Pedesaan
Dalam masyarakat desa terdapat pula perbedaan pendapat
atau paham yang menyebabkan ketegangan sosial, yaitu :

 Konflik/ pertengkaran, pertengkaran biasanya berkisar


masalah sehari-hari/ rumah tangga juga pada masalah
kedudukan dan gengsi, perkawinan dsb.
 Kontroversi/ pertentangan, disebabkan oleh perubahan
konsep-konsep kebudayaan/ adat istiadat, psikologi atau
dalam hubungannya dengan guna-guna/ black magic.
 Kompetisi/ persaingan, dapat besifat positif maupun negatif.
Positif bila wujudnya saling meningkatkan prestasi dan
produksi, negatif bila berhenti pada sifat iri.
Sistem Nilai dan Budaya Petani Indonesia

Sistem nilai budaya petani Indonesia antara lain sebagai


berikut :

 Petani Indonesia terutama di Jawa menganggap kehidupan


adalah hal yang buruk dan kesengsaraan sehingga mereka
berlaku prihatin dan berusaha dan ikhtiar.
 Mereka beranggapan bahwa orang bekerja untuk hidup dan
kadang-kadang mencapai kedudukan.
 Mereka beorientasi pada masa sekarang, kurang
mempedulikan masa depan.
Lanjutan. . .
 Mereka menanggap alam tidak menakutkan, bila ada
bencana hanya merupakan sesuatu yang wajib diterima.
Mereka cukup menyesuaikan diri dengan alam dan kurang
usaha untuk menguasainya.

 Untuk menghadapi alam mereka cukup dengan


bergotong-royong, mereka sadar bahwa dalam hidup pada
hakikatnya tergantung pada sesama.
Arti Urbanisasi

Urbanisasi adalah proses perpindahan penduduk dari


desa ke kota dengan tanda-tanda:

 Terjadinya arus perpindahan penduduk dari desa ke kota


 Bertambah besarnya tenaga kerja non agraria di sektor-
sektor sekunder/ industri dan sektor tersier/ jasa.
 Tumbuhnya pemukiman menjadi kota
 Meluasnya pengaruh kota di daerah pedesaan mengenai
segi ekonomi, sosial, kebudayaan, psikologis.
Sebab-sebab terjadinya
Urbanisasi

 Adanya pertambahan penduduk secara alamiah


 Terjadinya arus perpindahan dari desa ke kota
 Tertariknya pemukiman pedesaan kedalam lingkup kota
sebagai akibat perkembangan kota yang sangat pesat di
berbagai bidang, terutama yang berkaitan dengan
tersedianya kesempatan kerja.

 Sebab-sebab diatas bila diuraikan terdiri dari faktor


pendorong/ push faktor dan faktor penarik/ pull faktor
Faktor-faktor pendorong

 Timbulnya kemiskinan di pedesaan karena pertambahan


penduduk yang tidak seimbang dengan lahan pertanian

 Kaum muda di desa merasa tertekan dengan cara hidup yang


monoton dan untuk mengembangkan pertumbuhan jiwanya
mereka pergi ke kota

 Penduduk desa meninggalkan desanya untuk menambah


pengetahuan

 Rekreasi yang merupakan faktor penting di bidang spiritual


sangat kurang
Lanjutan. . .

 Penduduk yang mempunyai keahlian selain bertani


misalnya kerajinan tangan, mengigikan pasaran yang lebih
luas dan hanya dapat diperoleh di kota

 Kegagalan panen menyebabkan penduduk desa mencari


sumber penghidupan lain di kota

 Pertentangan dalam lingkup nasional baik antar kelompok,


golongan, agama, etnis, politik, memaksa warganya unutk
menyelamatkan diri ke tempat lain
Faktor-faktor penarik

 Penduduk desa beranggapan bahwa di kota banyak tersedia


lapangan pekerjaan

 Usaha untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan


pendidikan

 Kota menghindarkan diri dari kontrol sosial yang terlalu ketat


atau untuk mengangkat diri dari posisi sosial yang rendah

 Di kota lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan


usaha kerajinan rumah tangga menjadi industri kerajinan
Lanjutan. . .
 Kelebihan modal di kota lebih banyak daripada di desa

 Pendidikan lebih banyak di kota

 Kota merupakan tempat yang lebih menguntungkan untuk


mengembangkan jiwa dengan sebaik-baiknya dan seluas-
luasnya.

 Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih


tinggi dan merupakan tempat pergaulan dengan segala
macam orang dari segala lapisan masyarakat
Akibat-akibat Urbanisasi
 Terbentuknya sub-sub, tempat-tempat pemukiman baru di
pinggiran kota yang terjadi akibat perluasan kota, karena kota
tidak mampu lagi menampung arus urbanisasi.

 Makin meningkatnya tuna karya yaitu orang yang tidak


mempunyai pekerjaan tetap

 Pertambahan penduduk kota yang pesat menimbulkan masalah


perumahan. Orang terpaksa tinggal di rumah kecil dan tidak
memenuhi syarat kesehatan.

 Lingkungan hidup yang tidak sehat apalagi ditambah dengan


adanya berbagai kerawanan sosial memberi pengaruh negatif
terhadap pendidikan generasi muda.
Usaha-usaha Menangulangi
Urbanisasi
 Lokal jangka pendek :

 Pembersihan daerah-daerah perkampungan melarat yang ada di


tengah kota dengan memindahkan ke tempat yang sudah
dipersiapkan terlebih dahulu baik di pinggiran kota maupun proyek
pemukiman transmigran
 Perbaikan kampung melarat, membuat pemukiman tersebut layak
sebagai tempat tinggal
 Membuat dan melaksanakan proyek sites dan service atau proyek
plot town ship yaitu mengembangkan daerah pemukliman
sederhana beserta seluruh prasarana seperti jalan, air, listrik,
saluran pembuangan air. Kemudian disediakan kavling dimana
penduduk dapat membangun rumah secara swkarsa.
 Memperluas kesempatan kerja
Lanjutan. . .

 Lokal jangka panjang

 Salah satunya adalah penyusunan masterplan/ rencana


induk seperti : pembangunan perumahan, lapangan kerja,
infrastruktur/ prasarana, tempat rekreasi dsb. Masterplan ini
harus menunjukkan arah pengembangan kota dalam
jangka waktu yang agak panjang.
Lanjutan. . .

 Nasional jangka pendek

 Pemerintah dapat mengatur masalah migrasi


dengan peraturan perundang-undangan
Lanjutan. . .

 Nasional jangka panjang

 Pemancaran pembangunan kota dengan membangun


kota-kota baru
 Rencana pembangunan daerah dengan memusatkan
perhatian pada pengembangan kota-kota sedang dan
kecil sebagai pusat pengembangan (growth center)
wilayah yang bercorak pedesaan.
 Mengadakan industrialisasi di kota-kota besar
Urbanisme
 Menurut Louis Wirth dalam kertas kerjanya yang berjudul “
urbanis as way of life” berpendapat bahwa :

 Urbanisasi menimbulkan inovasi/ perubahan, specialisasi,


diversitas/ perbedaan, anonimitas. Kota dapat menciptakan cara
hidup yang berbeda (distinc) dsebut dengan istilah urbanism.

 Luas/ size, kepadatan/ desity dan heterogenitas merupakan


variabel bebas yang menentukan urbanisme atau gaya hidup
kota.

 Jadi dalam hal ini urbanisasi dikaitkan dengan proses


terbentuknya kota dan perkembangannya. Sedangkan istilah
urbanisme dikaitkan dengan perilaku atau cara hidup di kota.

Anda mungkin juga menyukai