Anda di halaman 1dari 28

Emalisa, S.P., M.Si.

Bahan kuliah Sosiologi Pedesaan dan Pertanian


1. Kata Desa berasal dr Bahasa India, yakni swadesi
yang berarti tempat asal,tempat tinggal, negara asal
atau tanah leluhur.

2. Beberapa istilah desa di Indonesia : dusun bagi


Masyarakat Sumsel, nagari untuk Minang / Sumbar,
kuta (Batak), Dati (Maluku), wanua (Minahasa).

3. Ferdinand Tonnies, desa merupakan tempat di mana


masyarakat yang bersifat gemeinschaft yaitu saling
terikat oleh perasaan dan persatuan yang erat. Vs
gesselscaft.

4. E.A. Mokodompit, desa merupakan suatu kesatuan


teritorial, kekerabatan, nilai, dan aktivitas dari
beberapa keluarga.
5. Dalam UU Nomor 32 Tahun 2004
disebutkan pengertian desa sebagai kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas
wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat,
berdasarkan asal-usul dan adat istiadat
setempat yang diakui dan dihormati dalam
sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
 Pengertian desa dan perdesaan sering dikaitkan dengan
pengertian village dan rural. Sering pula dibandingkan
dengan kota (town/city) dan perkotaan (urban).

 Perdesaan (rural) menurut Wojowasito dan


Poerwodarminto (1972) diartikan seperti desa atau seperti
di desa dan perkotaan (urban) diartikan seperti kota atau
seperti di kota.

 Berdasarkan batasan tersebut, perdesaan dan perkotaan


mengacu kepada karakteristik masyarakat, sedangkan
desa dan kota merujuk pada suatu satuan wilayah
administrasi atau teritorial.

 Suburban/ rurban merupan kelompok komunitas yang


memiliki sifat-sifat tengah-tengah antara rural dan urban
1. Besarnya peran kelompok primer
2. Faktor geografik yang menentukan sebagai
dasar pembentukan kelompok/asosiasi
3. Hubungan lebih bersifat intim dan awet
4. Homogen
5. Mobilitas sosial rendah
6. Keluarga lebih ditekankan fungsinya sebagai
unit ekonomi.
7. Populasi anak dalam proposi yang lebih
besar
1. Besarnya peranan kelompok sekunder
2. Anonimitas merupakan ciri kehidupan
masyarakatnya
3. Heterogen
4. Mobilitas sosial tinggi
5. Tergantung pada spesialisasi
6. Hubungan antar orang satu dengan yang lain
lebih didasari atas kepentingan daripada
kedaerahan
7. Lebih banyak tersedia lembaga atau fasilitas
untuk mendapatkan barang dan pelayanan
8. Lebih banyak mengubah lingkungan
1. Desa penduduknya tidak padat dan mata
pencaharian utamanya dari sektor pertaniann
(termasuk perikanan,peternakan, nelayan),
sedangkan kota penduduk sangat padat dan
mata pencaharian utama bukan dari sektor
pertanian, tapi sektor industri dan jasa.
2. Dari aspek sosial masyarakat desa sifat gotong
royongnya lebih tinggi
3. Masyarakat desa lebih homogen. Masyarakat
kota sering berasal dari berbagai latar
kebudayaan, pendidikan dan pekerjaan.
a. Faktor pendorong : adanya kemiskinan di
desa
b. Faktor penarik :
1. Keadaan ekonomi di kota yang lebih
memungkinkan orang untuk memperoleh
pekerjaan dan yang lebih baik
2. Adanya keinginan untuk meningkatkan status
sosial dgn bekerja sesuai tingkat pendidikan
3. Adanya berbagai fasilitas (pendidikan &
kesehatan) di kota
4. Menghindari kontrol sosial yg terlalu ketat
5. Kota mempunyai daya tarik sebagai tempat
untuk mencari hiburan dan kesenangan
Ada 5 faktor yang dianggap berkaitan langsung
dengan fenomena kemiskinan wilayah pedesaan,
yaitu:
1. Kapabilitas sumberdaya lahan yang rendah
2. Lokasi yang terisolir dan atau terbatas sarana
dan prasarana fisik
3. Keterbatasan penguasaan modal dan teknologi
4. Lemahnya kemampuan kelembagaan (formal
dan non formal di tingkat pedesaan), dan
5. Masih rendahnya akses sosial masyarakat
terhadap peluang-peluang bisnis yang ada.
a.Tipologi Desa sesuai mata pencaharian
utama masyarakatnya
1. Desa Pertanian: mayoritas pekerjaan
penduduknya adalah pertanian tanaman
budidaya
2. Desa Peternakan : mata pencaharian utama
penduduknya peternakan, meski ada mata
pencaharian lain.
3. Desa Industri : kerajinan
Desa Pertanian: mayoritas pekerjaan
penduduknya adalah pertanian tanaman
budidaya
1. Desa pertanian (dalam arti sempit)
 Desa pertanian berlahan basah, irigasi
 Desa pertanian berlahan kering, sawah tadah hujan
2. Desa pertanian (dalam arti luas)
 Desa perkebunan (milik masyarakat dikelola
tradisonal)
 Desa perkebunan (milik swasta dikelola profesional)
 Desa nelayan (petani tambak-perikanan darat)
 Desa nelayan (perikanan pantai dan laut)
 Desa peternakan.
Merupakan desa yang penduduknya mempunyai
mata pencaharian utamanya peternakan.
Meskipun kenyataanya saat ini tidak ada satu
desapun yang memiliki homogenitas, meski
ada mata pencaharian lain, namun
peternakan tetap merupakan pencaharian
utama.
Terbagi 2 macam
1. Desa Industri : memproduksi alat pertanian
secara tradisional maupun modern
2. Desa Industri : masyarakat memproduksi
barang-barang kerajinan, seperti perabot
rumah tangga dan memproduksi bahan
pakaian jadi konveksi, dll
1. Desa pegunungan : di daerah pegunungan atau
minimal berada pada ketinggian yang lebih
tinggi dari yang lainnya, pada lereng gunung,
pertanian dan peternakan
2. Desa Pantai : berada di wilayah pantai
3. Desa Perbatasan : antara pegunungan dan
pantai
4. Desa Dataran Rendah : dicirikan dengan
mayoritas dataran hamparan luas dengan
ketinggian dari permukaan laut tidak terlalu
tinggi, hamparan sawah yang luas
5. Desa Sungai : rumah mengambang di sungai
dan pertanian pasang surut
Adalah faktor2 yang sangat besar pengaruhnya
terhadap sistem ekonomi / pertanian di
desa
1. Faktor Keluarga
2. Faktor Tanah
3. Faktor Pasar
 Keluarga di desa memiliki pengaruh yang sangat
determinan terutama bagi masyarakat desa
(pertanian prakapitalis, termasuk peasen (produk
tertanian hanya untuk memenuhi kebutuhan
keluarga)
 Fungsi keluarga di desa bukan hanya sebagai unit
sosial tapi juga sebagai unit ekonomi. Kegiatan
pekerjaan menyesuaikan diri dengan keluarga beserta
susunan keluarga.
 Suami. Istri dan anak2 terlibat bersama dalam
kegiatan ekonomi sesuai kemampuan mereka. Dalam
pertanian peasan, biaya produksi tidak bisa dihitung
dengan jelas. Karna sulit menghitung ’harga’ tenaga
kerja yang dicurahkan oleh ayah, ibu, adik, kakak
dalam semua kegiatan keluarga
 Pola pemilikan dan penguasaan lahan pertanian
juga mempengaruhi struktur sosial.
 Karakteristik pemilikan tanah menyangkut luas
sempitnya kepemilikan lahan dan LT (land
tenure). Pertama, pemilikan lahan yang sempit
akan cenderung pada sistem pertanian yang
intensif (padat modal). Sedangkan pemilikan
tanah yang luas akan cenderung pada
ekstensifikasi (padat karya tenaga kerja).
 Sistem pertanian modern dengan mekanisasinya
(penggunaan mesin) akan lebih dimungkinkan
pada pemilikan lahan pertanian yang luas.
 Pasar secara umum diartikan sebagai tempat
terjadinya trasaksi jual-beli berbagai barang, adalah
faktor yang sangat mempengaruhi sistem
ekonomi/pertanian.
 Dengan adanya pasar petani tidak hanya bercocok
tanam untuk memenuhi kebutuhan keluarganya
sendiri, tapi mulai mengembangkan usahatani
komersial untuk dijual. Kedaan ini juga mendorong
petani untuk mengembangkan hubungan2 dengan
kelompok petani lain.
 Pasar menghubungkan sejumlah komunitas yang
letaknya terpencar bagaikan lingkaran dengan pasar
sebagi pusatnya.
 Secara periodik orang-orang dari pelbagai komunitas
bertemu di pasar dan tukar –menukar kerja mereka.
1. Pra Desa
2. Desa Swadaya
3. Desa Swakarya
4. Desa Swasembada
 Tipedesa semacam ini pada umumnya
dijumpai dalam kehidupan masyarakat adat
terpencil, dimana seluruh kehidupan
masyarakatnya termasuk teknologi bercocok
tanam, cara memelihara kesehatan, cara
makan dan sebagainya masih sangat
tergantung pada alam sekeliling mereka.
Tipe desa seperti ini cenderung bersifat
sporadis (terpencar) dan sementara.
 Lebih dari 50% penduduk bermata pencaharian di sektor
primer (berburu, menangkap ikan, dan bercocok tanam
secara tradisional)
 Kehidupan masyarakat sangat tergantung pada alam yang
belum diolah dan dimanfaatkan secara baik.
 Susunan kelas dalam masyarakat masih bersifat vertikal
dan statis, serta kedudukan seseorang dinilai menurut
keturunan dan luasnya pemilikan tanah.
 Kelembagaan formal maupun informal kurang berfungsi
baik
 Adat istiadat masih mengikat kuat
 Prasarana masih sangat kurang
 Pembangunan desa selalu menunggu dari atas
 mata pencaharian penduduk mulai berkembang
dari sektor primer ke industri, penduduk mulai
menerapkan tekonologi,
 Adat istiadat dalam keadaan transisi, dominasi
adat mulai luntur.
 Kelembangan formal dan informal mulai
berkembang
 Keterampilan dan pendidikan masyarakat pada
tingkat sedang.
 Fasilitas/sarana dan prasarana mulai ada meski
tidak lengkap
 Swadaya dan gotong royong dalam pembangunan
desa mulai tampak
 Mata pencaharian sebahagian besar di sektor
jasa dan perdagangan
 Produksi dan penghasilan seluruh usaha di
desa tinggi
 Adat istiadat tidak mengikat lagi meskipun
sebagian masyarakat masih menggunakannya
 Pendidikan dan keterampilan telah tinggi.
 Prasarana dan sarana baik
 Penduduk sudah punya inisiatif sendiri
melalui swadaya dan gotong royong dalam
pembangunan desa
Yulianti, Y dan M. Poernomo. 2003. Sosiologi
Pedesaan. Yogyakarta: Lappera Pustaka
Utama.

Rahardjo. 1999. Pengantar Sosiologi Pedesaan


dan Pertanian. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Presss.
Soekanto, S. 1982. Sosiologi: Sebuah
Pengantar. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

http://lensasosiologi.blogspot.com/2012/03/ti
pologi-desa.html?m=1
Ferdinand Tonnies Hubungan-hubungan positip
antar manusia ada 2 jenis:
1. Gemeinschaft (paguyuban) atau
2. Gesellschaft (patembayan)
 Adanya hubungan perasaan kasih sayang
Hubungan
 Adanya keinginan untuk meningkatkan
kebersamaan
 Tidak suka menonjolkan diri
 Memperhitungkan nilai guna (utilitarian)
 Selalu memegang teguh adat lama yang
konservatif
 Terdapat ikatan batin yang kuat antar
anggota
 Hubungan antaranggota bersifat informal
 Hubungan antar anggota bersifat formal
 Memiliki orientasi ekonomi dan tidak kekal
 Memperhitungkan nilai guna (utilitarian)
 Lebih didasarkan pada kenyataan sosial
 Sarana: segala sesuatu yang bisa dipakai
sebagai alat dalam mencapai suatu maksud
atau tujuan tertentu. Contoh: saran pada
suatu sekolah atau kantor seperti komputer,
meja kursi, rak, papan tulis, dll
 Prasarana: merupakan segala sesuatu yang
menjadi penunjang utama terselenggaranya
suatu proses. Proses tersebut bisa berupa
suatu pembangunan, proyek atau usaha.
Mengarah kepada benda2 yang tidak
bergerak. Contoh: jalan, gedung, tanah
lapang, ruang belajar.

Anda mungkin juga menyukai