A. Pendahuluan
Sebagian orang desa berpandangan bahwa mendapatkan
pekerjaan di desa merupakan hal sulit sehingga banyak
warganya yang berubanisasi ke kota. Mereka rela meninggalkan
kampung halaman dan sawah ladangnya. Meskipun demikian,
pandangan itu tidak mutlak. Hal tersebut hanya bertaku bagi
orang desa yang tidak kreatif dalam mengembangkan potensi
desanya. Peluang untuk hidup sejahtera di desa akan lebih
besar dibandingkan dengan hidup mengadu nasib ke kota yang
belum jelas rimbanya.
Potensi yang dapat dikembangkan dari sebuah desa bergantung
pada kondisi geografis, sosiologis, dan antropologis daerahnya.
Ditinjau dari segi geografis, kondisi setiap desa berbeda-beda.
Ada desa yang kondisi tanahnya subur, tetapi belum diolah
dengan tepat karena penduduknya jarang dan hidup berpindah-
pindah. Sebaliknya, ada pula desa yang tanahnya kurang subur,
tetapi telah melakukan usaha intensifikasi dan penduduknya pun
3. Kegiatan ekonomi:
a. agraris (primer): pertanian, perikanan, peternakan,
pengumpulan hasil hutan;
b. industri/kerajinan (sekunder);
c. perdagangan dan jasa (tersier).
1. Pengertian Pertanian
Pertanian merupakan sektor yang banyak dikembangkan
dibanding dengan sektor lainnya. Hal ini dikarenakan bidang
pertanian merupakan salah satu kegiatan manusia yang berkaitan
dengan pemenuhan kebutuhan pokok, yaitu kebutuhan pangan.
Untuk memperoleh hasiI yang maksimal, diperlukan pengelolaan
tanaman secara tepat. Salah satunya dengan memerhatikan kondisi
wilayah yang akan dijadikan sebagai lahan pertanian. Misalnya,
untuk daerah dataran rendah, pada musim hujan ditanami jenis
2. Macam-macam Pertanian
Bentuk pertanian yang dapat dikembangkan di desa antara
lain pertanian lahan basah (sawah) dan pertanian lahan kering
(ladang). Kedua bentuk pertanian tersebut diusahakan untuk
mencukupi kebutuhan masyarakat perdesaan.
a. Sawah
Bertani di sawah merupakan mata pencarian pokok petani
di sebagian besar wilayah kita. Usaha pertanian sawah hanya
dapat ditakukan di daerah yang memiliki cadangan air cukup
banyak, biasanya terdapat di daerah dataran rendah. Padi
merupakan jenis tanaman yang biasa ditanam di sawah. Padi
dapat tumbuh baik pada ketinggian tempat antara 0-300 m
di atas permukaan laut. Beberapa jenis sistem pertanian padi
sawah, adalah sebagai berikut.
1) Sawah irigasi, adalah jenis pertanian padi sawah yang pola
penanamannya mengandalkan irigasi. Pola pengaturan air
sistem ini sudah ditata dengan baik. Jika air irigasi kering,
tidak ditanami padi, tetapi diganti dengan tanaman lain
yang tahan dengan kekeringan, seperti ketela pohon.
2) Sawah tadah hujan, adalah jenis pertanian padi sawah yang
pengairannya hanya mengandalkan air hujan. Dengan
demikian, sawah tadah hujan banyak dilakukan oleh
penduduk di daerah yang memiliki curah hujan cukup
banyak. Musim tanam padi dilakukan pada awal musim
hujan. Jika terjadi kemarau panjang, biasanya petani
b. Ladang
Selain sawah, penduduk desa pun dapat berusaha tani di
ladang. Perladangan biasanya dilakukan di daerah-daerah yang
persediaan airnya sangat kurang. Daerah tersebut berupa daerah
perbukitan atau dataran tinggi. Jenis padi yang dibudidayakan
c. Perkebunan
Selain potensi pertanian lahan kering dan lahan basah,
potensi lainnya yang dapat dikembangkan di pedesaan adalah
usaha perkebunan. Usaha ini cocok dilakukan untuk jenis desa
perkebunan. Untuk Indonesia, perkebunan dapat ditangani oleh
pihak pemerintah, swasta, ataupun rakyat. Perkebunan rakyat
adalah usaha yang dilakukan oleh petani yang bertempat tinggal
di desa perkebunan. Perkebunan rakyat biasanya diusahakan
dalam skala yang kecil. Lahan yang dikelolanya tidak besar dan
umumnya berlokasi di sekitar tempat tinggat. Oleh karena itu,
modal dan peralatan yang digunakannya pun kecil dan sederhana.
Sebagian besar hasil dari perkebunan rakyat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan sendiri atau rumah tangga. Akan tetapi,
jika memiliki modal yang cukup banyak dengan lahan yang
3. Konsep Agropolitan
a. Pengertian Agropolitan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1 agropolitan adalah
kawasan khusus di suatu wilayah yang memiliki fungsi dan
kegiatan utama berupa pertanian, pengolahan menjadi barang
jadi, jual beli bahan baku ataupun barang jadi. Agropolitan
ditujukan untuk mengembangkan pedesaan.
Dalam Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang
Penataan Ruang, kawasan agropolitan didefinisikan sebagai
kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada
wilayah pedesaan sebagai sistem produksi pertanian dan
pengolahan sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan oleh
adanya keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan satu
sistem permukiman dan sistem argobisnis. 2
Departemen pertanian menyebutkan bahwa kawasan
agropolitan memiliki persyaratan berikut.
2. Perdagangan
Dalam lingkup yang sangat sederhana, perdagangan dapat
diartikan sebagai kegiatan jual beli barang dan jasa, baik yang
dilakukan secara perseorangan maupun kelompok. Sebagai bentuk
kegiatan ekonomi, perdagangan dapat diklasifikasikan menjadi
tiga jenis, yaitu perdagangan kecil, perdagangan menengah, dan
perdagangan besar. Hal yang sering dilakukan oleh masyarakat
pedesaan adalah perdagangan kecil. Perdagangan keciI merupakan