Anda di halaman 1dari 9

KELOMPOK 7

Husain Abdurrahman
Rahmat Syahputra

Masyarakat Pedesaan & Perkotaan


A. PENGERTIAN MASYARAKAT
Mengenai arti masyarakat, terdapat beberapa definisi mengenai masyarakat dari para sarjana,
seperti misalnya :

R. Linton : Seorang ahli antropologi mengemukakan, bahwa masyarakat adalah setiap kelompok
manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama, sehingga mereka ini dapat
mengorganisasikan dirinya berpikir tentang dirinya dalam satu kesatuan social dengan batas-
batas tertentu.
M.J. Herskovits : Mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok individu yang
diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu.
J.L. Gillin dan J.P. Gillin : Mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang
terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama. Masyarakat
itu meliputi pengelompokan-pengelompokan yang lebih kecil.
S.R. Steinmetz: Seorang sosiolog bangsa Belanda mengatakan, bahwa masyarakat adalah
kelompok manusia yang terbesar, yang meliputi pengelompokan-pegelompokan manusia yang
kecil, yang mempunyai hubungan yang erat ada teratur.
Hasan Shadily : Mendefinisikan masyarakat adalah golongan besar atau kecil dari beberapa
manusia,yang dengan pengaruh bertalian secara golongan dan mempunyai pengaruh kebatinan
satu sama lain.

Dalam arti luas masyarakat dimaksud keseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama
dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya. Dalam arti sempit masyarakat
dimaksud sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya teritorial,
bangsa, golongan dan sebagainya.

B. MASYARAKAT PEDESAAN
1. PENGERTIAN DESA/PEDESAAN
Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan
sendiri.
Dengan ciri-cirinya sebagai berikut :
Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
Adanya pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan.
Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris paling umum yang sangat
dipengaruhi alam seperti : iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan
agraris adalah bersifat sambilan.

Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga
desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yang amat kuat hakikatnya.
Oleh karena anggota masyarakat mempunyai kepentingan pokok yang hampir sama, maka
mereka selalu bekerja sama untuk mencapai kepentingan kepentingan mereka. Contoh seperti
pada waktu mendirikan rumah, upacara pesta perkawinan, memperbaiki jalan desa, membuat
saluran air dan sebagainya, dalam hal-hal tersebut mereka akan selalu bekerjasama.

2. HAKIKAT DAN SIFAT MASYARAKAT PEDESAAN


Masyarakat pedesaan yang agraris biasanya dipandang antara sepintas kilas dinilai oleh orang-
orang kota sebagai masyarakat tentang damai, harmonis yaitu masyarakat yang adem ayem,
sehingga oleh orang kota dianggap sebagai tempat untuk melepaskan lelah dari segala kesibukan,
keramaian dan keruwetan atau kekusutan pikiran. Maka tidak jarang orang kota melepaskan
segala kelelahan dan kekusutan pikir tersebut suka berpergian ke daerah pedesaan ataupun
kampung halam sendiri.
Tetapi sebenarnya di dalam masyarakat pedesaan kita ini mengenal bermacam-macam
gejala,khususnya hal ini merupakan sebab-sebab bahwa di dalam masyarakat pedesaan penuh
dengan ketegangan-ketegangan sosial.
Dalam hal ini kita jumpai gejala-gejala sosial yang sering diistilahkan dengan konflik,
kontraversi, kompetisi, kegiatan pada masyarakat pedesaan.

3. UNSUR-UNSUR DESA
- Daerah, dalam arti tanah-tanah yang produktif dan yang tidak, beserta penggunaannya,
termasuk juga unsur lokasi, luas dan batas yang merupakan lingkungan geografis setempat.
Penduduk, adalah hal yang meliputi jumlah pertambahan, kepadatan, persebaran dan mata
pencaharian penduduk desa setempat. Tata kehidupan, dalam hal ini pola pergaulan dan ikatan-
ikatan pergaulan warga desa. Jadi menyangkut seluk-beluk kehidupan masyarakat desa.
Daerah menyediakan kemungkinan hidup, penduduk menggunakan kemungkinan yang
disediakan oleh daerah itu guna mempertahankan hidup. Tata kehidupan, dalam artian yang baik
memberikan jaminan akan ketenteraman dan keserasian hidup bersama di desa.
Unsur letak menentukan besar-kecilnya isolasi suatu daerah terhadap daerah-daerah lainnya.
Desa yang terletak jauh dari batasan kota mempunyai tanah-tanah pertanian yang luas. Ini
disebabkan Karena penggunaan tanahnya lebih banyak dititik beratkan pada tanaman pokok dan
beberapa tanaman perdagangan daripada gedung-gedung atau perumahan.
- Penduduk merupakan unsur yang peacing bagi desa. Kadang-kadang di beberapa desa terdapat
tenaga-tenaga yang berlebihan di bidang pertanian, sehingga timbul apa yang disebut dengan
istilah pengangguran tak kentara.
- Corak kehidupan di desa didasarkan pada ikatan kekeluargaan yang erat. Masyarkat merupakan
suatu yang memiliki unsur gotong royong yang kuat. Hal ini dapat dimengerti karena penduduk
desa merupakan dimana mereka saling mengenal betul seolah-olah mengenal dirinya sendiri.
Faktor lingkungan geografis memberi pengaruh juga terhadap gotong-royong ini misalnya:
a. Faktor topografi setempat yang memberikan suatu ajang hidup dan suatu bentuk adaptasi
kepada penduduk.
b. Faktor iklim yang dapat memberikan pengaruh positif maupun negatif terhadap penduduk
terutama petani-petaninya.
c. Faktor bencana alam seperti letusan gunung, gempa bumi, banjir dan sebagainya yang harus
dihadapi dan dialami bersama.

4. FUNGSI DESA
Pertama, dalam hubungannya dengan kota, maka desa yang merupakan " hinterland' atau
daerahdukung berfungsi sebagai suatu daerah pemberian bahan makanan pokok seperti padi,
jagung, ketela, di samping bahan makanan lain seperti kacang, kedelai, buah-buahan, dan bahan
makanan lain yang berasal darihewan.
Kedua, desa ditinjau dari sudut potensi ekonomi berfungsi sebagai lumbung bahan mentah(raw
material) dan tenaga kerja (man power) yang tidak kecil artinya.
Ketiga, dari segi kegiatan kerja (occupation) desa dapat merupakan desa agraris, desa
manufaktur, desaindustri, desa nelayan, dan sebagainya.
Desa-desa di Jawa banyak berfungsi sebagai desa agraris. Beberapa desa di Jawa sudah dapat
pulamenunjukkan perkembangan-perkembangan yang barn, yaitu dengan timbulnya industri-
industri kecil di daerahpedesaan dan merupakan " rural industries" .
Desa biasanya didiami oleh beberapa ribu orang saja, yang sebagian besar
masihkeluarga/kerabat. Maka sering kita jumpai bahwa satu desa tersebut merupakan satu
saudarasemua/kerabat. Untuk mengatur hubungan kekeluargaan menjadi lebih dekat, maka
kerabat yang strukturnya sudah jauh dikawinkan dengan keturunannya. Hal ini disebabkan juga
oleh cakrawala pandangan orangdesa/hubungan orang desa yang relatif terbatas.

Ciri-ciri masyarakat pedesaan di Indonesia pada umumnya dapat disimpulkan sebagai berikut:
Homogenitas Sosial
Bahwa masyarakat desa pada umumnya terdiri dari satu atau beberapa kekerabatan saja,
sehingga polahidup tingkah laku maupun kebudayaan samalhomogen. Oleh Karena itu hidup di
desa biasanya terasatenteram aman dan tenang. Hal ini disebabkan oleh pola pikir, pola penyikap
dan pola pandangan yang samadari setiap warganya dalam menghadapi suatu masalah.
Kebersamaan, kesederhanaan keserasian dankemanunggalan selalu menjiwai setiap warga
masyarakat desa tersebut.

Hubungan Primer
Pada masyarakat desa hubungan kekeluargaan dilak ukan secara musyawarah. Molal masalah-
masalahumum/masalah bersama sampai masalah pribadi. Anggota masyarakat satu dengan yang
lain saling mengenal secara intim. Pada masyarakat desa masalah kebersamaan dan gotong
royong sangat diutamakan,walaupun secara materi mungkin sangat kurang atau tidak
mengijinkan.

Kontrol Sosial yang Ketat


Di alas dikemukakan bahwa hubungan pada masyarakat pedesaan sangat intim dan diutamakan,
sehinggasetiap anggota masyarakatnya saling mengetahui masalah yang dihadapi anggota yang
lain. Bahkanikut mengurus terlalu jauh masalah dan kepentingan dari anggota masyarakat yang
lain. Kekurangan darisalah satu anggota masyarakat, adalah merupakan kewajiban anggota yang
lain untuk menyorotidan membenahinya.

Gotong Royong
Nilai-nilai gotong royong pada masyarakat pedesaan tumbuh dengan subur dan membudaya.
Semua masalahkehidupan dilaksankaan secara gotong royong, balk dalam arti gotong royong
murni maupun gotongroyong timbal balik.

Ikatan Sosial
Setiap anggota masyarakat desa diikat dengan nilai-nilai adat dan kebudayaan secara ketat. Bagi
anggotayang tidak memenuhi normadan kaidah yang sudah disepakati, akandihukumdan
dikeluarkandari ikatan sosialdengan Cara mengucilkan/memencilkan. Oleh Karena itu setiap
anggota hams patuhdan taat melaksanakanaturan yangditentukan. Lebihlebih bagi anggota yang
baru datang, ia akan diakui menjadi anggota masyarakat tersebut (ikatan sosial tersebut).

Magis Religius
Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa bagi masyarakatdesa sangat mendalam. Bahkan
setiap kegiatankehidupan sehari-hari dijiwai bahkan diarahkan kepadanya. Sering kita jumpai
orang Jawa mengadakan selamatan-selamatan untuk meminta rezeki, minta perlindungan, minta
diampuni dan sebagainya.

Pola Kehidupan
Masyarakat desa bermata pencaharian di bidang agraris, baik pertanian, perkebunan, perikanan
danpeternakan. Pada umumnya setiap anggota hanya mampu melaksanakan salah satu bidang
kehidupan saja.Misalnya para petani, bahwa pertanian merupakan satu-satunya pekerjaan yang
harus ia tekunidengan balk. Bilamana bidang pertanian tersebut kegiatannya kosong, maka ia
hanya menunggu sampai adalagi kekgiatan di bidang pertanian.
Di samping itu dalam mengolah pertanian semata-mata tetap/tidak ada perubahan atau
kemajuan.Hal ini disebabkan pengetahuan dan keterampilan para petani yang masih kurang
memadai. Olah Karena itumasyarakat desa sering dikatakan masyarakat yang stalls dan
monoton.

C. MASYARAKAT PERKOTAAN
Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri
kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Orang-orang kota sudah memandang
penggunaan kebutuhan hidup. Hal ini disebabkan oleh karena pandangan warga kota sekitarnya.
Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota, yaitu :
Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
Kegiatan-kegiatan keagamaan hanya setempat di tempat-tempat peribadatan.
Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang-
orang lain. Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-
batas yang nyata. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak
diperoleh warga kota daripada warga desa.
- Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan, menyebabkan bahwa
interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.
- Jalan kehidupan yang cepat di kota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi warga
kota, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan-
kebutuhan seorang individu.
Perubahan-perubahan social tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka
dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar.

1. Pengertian Kota
Lapisan masyarakat di dalam perkotaan sangat beragam, begitu juga dengan bangunannya. Oleh
sebab itu, kota dapat dikatakan sebagai suatu wilayah yang di mana bangunan dan lapisan
masyarakatnya sudah menjadi satu kesatuan. Senada dengan pengertian kota di dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kota adalah daerah pemukiman yang terdiri atas bangunan
rumah yang merupakan kesatuan tempat tinggal dari berbagai lapisan masyarakat.

Kota itu sendiri secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu wilayah yang sangat potensial
dari segi manapun, mulai dari sektor pekerjaan, sektor kesehatan, sektor pendidikan, dan
sebagainya. Maka dari itu, di dalam suatu perkotaan kita pasti mudah menemukan berbagai
macam hal karena fasilitas-fasilitas di perkotaan lebih banyak bila dibandingkan dengan fasilitas-
fasilitas pedesaan.

Selain itu, bangunan-bangunan yang ada di dalam kota akan terlihat lebih padat karena jumlah
penduduk di kota lebih banyak. Tak hanya itu, bangunan yang ada di kota juga lebih sering
vertikal, sehingga kita akan melihat gedung-gedung tinggi. Bahkan, teknologi yang ada di
kawasan perkotaan akan terlihat lebih modern mengikuti perkembangan zaman. Oleh sebab itu,
kawasan perkotaan sering dijadikan sebagai pusat ekonomi suatu pemerintahan.

Sama halnya pengertian kota berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang
Pemerintahan Daerah. Kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama
bukan pertanian, dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman perkotaan,
pemusatan dan distribusi pelayanan jasa serta perubahan nama dan pemindahan ibukota
pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

2. Unsur Lingkungan Perkotaan


1. Wisma
Unsur ini merupakan bagian ruang kota yang dipergunakan untuk tempat berlindung terhadap
alam sekelilingnya, serta untuk melangsungkan kegiatan-kegiatan sosial dalam keluarga. Unsur
wisma ini menghadapkan
-  dapat mengembangkan daerah perumahan penduduk yang sesuai dengan pertambahan
kebutuhan penduduk untu masa mendatang

-  memperbaiki keadaan lingkungan perumahan yang telah ada agar dapat mencapai standar
mutu kehidpan yang layak, dan memberikan nilai-nilai lingkungan yang aman dan
menyenangkan

2. Karya 
Unsur ini merupakan syarat yang utama bagi eksistensi suatu kota, karena unsur ini merupakan
jaminan bagi kehidupan bermasyarakat.
3. Marga 
Unsur ini merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan antara
suatu tempat dengan tempat lainnya didalam kota, serta hubungan antara kota itu dengan kota
lain atau daerah lainnya.
4. Suka 
Unsur ini merupakan bagian dari ruang perkotaan untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan
fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian
5. Penyempurna 
Unsur ini merupakan bagian yang penting bagi suatu kota, tetapi belum secara tepat tercakup ke
dalam keempat unsur termasuk fasilitas pendidikan dan kesehatan, fasiltias keagamaan,
perkuburan kota dan jaringan utilitas kota.

3. Fungsi Kota
Fungsi dari dibentuknya kota ini bisa dibilang sangat penting karena bisa memengaruhi kondisi
suatu negara. Dengan kata lain, apabila fungsi kota berjalan dengan lancar, maka kondisi negara
bisa berjalan sedikit lebih baik. Namun, jika kota tidak berfungsi semestinya, maka akan ada
gangguan terhadap pertumbuhan negara. Berikut ini fungsi kota berdasarkan Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah.

a. Sebagai Pusat Pemerintah Fungsi pertama dari kota adalah sebagai pusat pemerintah. Seperti
yang sudah diketahui oleh banyak orang bahwa kota itu sendiri memiliki fasilitas pelayanan yang
lebih lengkap bila dibandingkan dengan pelayanan yang ada di pedesaan. Selain itu, dalam
menjalankan sebuah pelayanan masyarakat dibutuhkan aparatur negara. Tanpa adanya aparatur
negara, maka sebuah pelayanan masyarakat tidak dapat berjalan dengan baik.

Apabila suatu pelayanan masyarakat tidak dapat berjalan dengan baik tidak menutup
kemungkinan akan ada hal yang terhambat. Dalam hal ini, hal yang akan terhambat berupa
kebutuhan hidup untuk masyarakat, administratif masyarakat, dan sosial budaya. Oleh
karenanya, agar semua hal itu tidak terjadi keterlambatan, maka sangat diperlukan fasilitas
pelayanan masyarakat yang baik dan aparatur negara yang dapat menjalankan tugasnya dengan
maksimal. Tidak hanya itu, “kota” juga harus dijadikan sebagai pusat pemerintah.
Maka dari itu, “kota” dapat dikatakan sebagai pusat pemerintah karena dapat mengendalikan
berbagai jenis pelayanan masyarakat dan bisa mengendalikan sistem pemerintah. Selain itu, kota
juga dikenal sebagai pusat pemerintahan, bahkan juga dikenal sebagai ibu kota negara atau ibu
kota provinsi.

b. Sebagai Pusat Pendidikan Fungsi kedua dari kota adalah sebagai pusat pendidikan. Sudah
menjadi hal umum bahwa pendidikan yang ada di suatu wilayah atau daerah harus benar-benar
diperhatikan karena akan memengaruhi Sumber Daya Manusia (SDM) di wilayah tersebut.
Bahkan, bisa saja SDM dari wilayah itu berperan dalam kemajuan negaranya. Dalam memajukan
pendidikan harus memiliki suatu wilayah yang dapat menjadi pusat dari sistem pendidikan. Jika,
pusat pendidikan sudah ditentukan, maka sistem pendidikan dapat dikembangkan dengan
optimal.
Wilayah yang bisa dijadikan sebagai pusat pendidikan adalah kota, mengapa kota? Karena kota
memiliki fasilitas yang lebih lengkap dan yang lebih penting kehidupan masyarakatnya lebih
heterogen, sehingga dapat melihat berbagai jenis individu. Oleh sebab itu, tak heran jika di
dalam suatu kota jumlah lembaga pendidikannya lebih banyak dibandingkan dengan kabupaten.
Banyaknya lembaga pendidikan ini bertujuan untuk menampung individu yang ingin menempuh
pendidikan.

Selain itu, banyaknya lembaga pendidikan di perkotaan bisa dijadikan contoh bagi lembaga
pendidikan yang letaknya di luar kota atau di pedesaan. Semakin banyak individu yang
menempuh pendidikan, maka peluang menghasilkan SDM unggul akan semakin besar.

c. Sebagai Pusat Informasi Fungsi kota yang ketiga adalah sebagai pusat informasi.
Pembangunan pada setiap wilayah, baik itu kota atau desa harus dilakukan agar semua fasilitas
pelayanan, fasilitas umum, dan sebagainya juga ikut berkembang menjadi lebih baik. Dalam
mewujudkan pembangunan pada suatu wilayah sangat dibutuhkan informasi yang akurat dan
tepat. Hal ini sangat diperlukan karena informasi yang akurat dan tepat merupakan sumber data
untuk mengarahkan suatu pembangunan.
Pembangunan yang dilakukan berdasarkan informasi sebagai sumber datanya, maka wilayah itu
dapat berjalan dengan baik dan penduduk yang ada di wilayah itu akan merasa senang. Informasi
yang bisa dijadikan sebagai sumber data untuk membangun suatu wilayah bisa didapatkan dari
mana saja, mulai dari majalah, koran, radio, televis, hingga internet. Semakin cepat informasi
diterima, maka semakin cepat pembangunan dilakukan.

Agar informasi untuk pembangunan suatu wilayah tidak berantakan, maka informasi itu
dikumpulkan menjadi satu di satu wilayah, yaitu di perkotaan. Kota dapat menjadi pusat untuk
menyimpan informasi karena fasilitas yang ada di perkotaan lebih lengkap, sehingga informasi
yang diterima dapat diolah dengan baik, sehingga pembangunan dapat berjalan dengan optimal.

Ciri-ciri masyarakat kota sebagai berikut:


1. Sifat individualisme dan egois dimiliki oleh mayoritas penduduk kota
2. Hubungan sosial antar individu memiliki sifat gesselschaft (jenis masyarakat di
mana orang-orang bekerja sama untuk tujuan bersama, misalnya, karyawan yang
bekerja untuk perusahaan mereka untuk mendapatkan gaji bulanan mereka dan
bukan untuk memastikan keberhasilan perusahaan.)
3. Pandangan hidup yang dimiliki oleh penduduk kota lebih rasional apabila
dibandingkan dengan penduduk desa
4. Mempunyai segresi keruangan
segregasi keruangan sendiri ialah adanya pemisahan keruangan atau adanya kecenderungan
pengelompokan masyarakat berdasarkan status sosial seperti adanya permukiman kompleks
golongan elit, golongan menengah dan menengah kebawah. hal tersebut terlihat dari sifat
masyarakat perkotaan yg keadaan nya lebih heterogen.

5. Penduduk kota sedikit melonggarkan norma-norma agama.

D. URBANSASI DAN URBANISME

Proses urbansiasi dapat terjadi dengan lambat maupun cepat, hal mana tergantung daripada
keadaan masyarakat yang bersangkutan. Proses tersebut terjadi dengan menyangkut dua aspek,
yaitu :perubahannya masyarakat desa menjadi masyarakat kota bertambahnya penduduk kota
yang disebabkan oleh mengalirnya penduduk yang berasal dari desa-desa.

Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Persebaran penduduk yang tidak


merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial
kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung dan
diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak hukum,
perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus
segera dicarikan

Urbanisme Urbanisme mengacu pada kedua aspek materi hidup perkotaan dan aspek budaya
kehidupan kota.
Di satu sisi, urbanisme menunjukkan gerakan desa-kota dari populasi (urbanisasi) atau gelar
mereka konsentrasi di daerah perkotaan. Di satu sisi, urbanisme menggambarkan karakteristik
cara interaksi sosial dari penduduk kota-kota dan kota-kota (daerah perkotaan).

E. PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DENGAN MASYARAKAT


PERKOTAAN
Dalam memahami masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, tentu tidak akan
mendefinisikannya secara universal dan objektif, tetapi berpatokan pada ciri-ciri masyarakat.
Ciri-ciri itu ialah adanya sejumlah orang, tinggal dalam suatu daerah tertentu, adanya system
hubungan, ikatan alas dasar kepentingan bersama,tujuan dan bekerja bersama, ikatan alas dasar
unsur-unsur sebelumnya, rasa solidaritas, sadar akan adanya interdependensi, adanya norma-
norma dan kebudayaan. Kesemua ciri-ciri masyarakat ini dicoba ditranformasikan pada desa dan
kota, dengan menitik beratkan pada kehidupannya. Ciri masyarakat desa juga mungkin belum
tentu benar, sebab desa sedang mengalami perkembangan struktural yang tersusun dan terarah ke
peningkatan integrasi masyarakat yang lebih luas sebagai akibat intensifnya hubungan kola
dengan desa dan derasnya program pembangunan, sehingga dapat menimbulkan perubahan-
perubahan.
Masyarakat pedesaan maupun masyarakat perkotaan masing-masing dapat diperlakukan sebagai
system jaringan hubungan yang kekal dan penting, serta dapat pula dibedakan masyarakat yang
bersangkutan dengan masyarakat yang lain. Oleh karena itu, mempelajari suatu masyarakat
berarti dapat berbicara soal struktur sosial.Untuk menjelaskan perbedaan atau ciri-ciri dari kedua
masyarakat tersebut, dapat ditelusuri dalam hal lingkungan umumnya dan orientasi terhadap
alam, pekerjaan, ukuran komunitas, kepadatan penduduk, homogenitas-heterogenitas,
diferensiasi sosial, pelapisan sosial, mobilitas sosial, interaksi sosial, pengendalian sosial,pola
kepemimpinan, ukuran kehidupan, solidaritas sosial, dan nilai atau sistem nilainya.

Anda mungkin juga menyukai