Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KELOMPOK 4

SISTEM DAN TINDAKAN EKONOMI MASYARAKAT


PERDESAAN DAN PERKOTAAN

Disusun Oleh :

Maria Maksima Anselwain


Gracia Sitaniapessy
Yakob Riswanto Salenussa
Natasya Heatubun
Fransina Juliana Rotasouw
Perbedaan Ekonomi Masyarakat Desa dan Kota.

Desa merupakan penyebutan untuk sebuah pemukiman warga yang letaknya bukan di

kota atau di walayah terpencil yang terdiri dari pemukiman pemukiman yang kecil.

Tentunya kehidupan masyarakat desa berbeda dengan masyarakat yang tinggal di

perkotaan. Begitu juga yang terjadi dengan perbedaan ekonomi masyarakat desa dan

kota. Berikut penjelasan dari perbedaan tersebut.

1. Cenderung Homogen

Perbedaan ekonomi masyarakat desa dan kota terlihat dari kecendurungan

masyarakat desa yang homogen dari pada masyarakat di perkotaan. Salah satu

contohnya yaitu mata pencaharian, masyarakat desa memiliki mata pencarian yang

cendurung sama antara satu dengan yang lainnya, misalnya seperti bertani dan

lainnya.

Berbeda, masyarakat kota cenderung hotrogen dan beraneka macam pekerjaan

yang dimiliki. Mulai dari pekerjaan kantoran, wirausahawan dan lain sebagainya.

Karena kebutuhan pekerjaan dan lowongan pekerjaan di kota cenderung lebih

banyak diabndingkan di desa.

2. Pekerjaan Bukan Agraris Bersifat Sambilan

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa pekerjaan utama para

masyarakat yang tinggal di desa adalah agraris. Namun karena musim tanam

tergantung pada cuaca dan curah hujan sehingga setiap hari lahan sawah bisa
ditanami. Oleh karena itu, masyarakat pedesaan memiliki pekerjaan lainnya yang

bukan di bidang pertanian.

3. Tingginya keinginan untuk pergi merantau

Orang – orang desa memiliki kecendurungan untuk merantau dan hidup diliuar

wilayahnya sendiri. Hal ini berakibat pada jumlah penduduk yang ada untuk

memperbaiki keadaan perekonomian desa. Orang – orang yang sudah merantau dan

merasa dirinya berhasil enggan untuk kembali ke kampung halamannya karena

merasa tinggal di wilayah kota lebih baik.

Padahal sebenarnya perekonomian desa bisa diangkat jika penduduknya yang

merantau kemudian kembali ke kampung halaman dan mengajarkan kepada yang

lain apa yang mereka dapatkan di kota. Dengan cara ini penduduk yang masih di

desa bisa mengambil pengalaman tersebut dan mengaplikasikan di desa.

4. Kesadaran Pendidikan Yang Minim

Kehidupan ekonomi masyarakat desa tidak terlepas dari tingkat pendidikan yang

mereka dapatkan. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin luas

pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya jika seseorang memiliki pendidikan yang

rendah maka keinginan dan wawasan cenderung kurang. Oleh karena itu,

pembangunan perekonomian harus dibaringi dengan sumberdaya manusia yang

ada. Meskipun tidak mengenyam pendidikan yang tinggi setidaknya seseorang

mampu dibekali dengan berbagai keterampilan yang bermanfaat untuk

kehidupannya. Keterampilan bisa didaptkan dalam latihan khusus atau pelatihan kilat

yang tidak membutuhkan waktu yang lama.


5. Cenderung Mengikuti Arus

Jika dibandingkan dengan wiliayah perkotaan, sangat sedikit wirausahawan di

wilayah pedesaan. Kenapa bisa begitu? Hal ini tidak terlepas dari kencenderungan

masyarakat pedesaan yang mengikuti arus yang ada. Mereka lebih nyaman

mengerjakan pekerjaan yang sudah ada turun menurun sejak lama.

Sebagai contoh anak akan meneruskan pekerjaan dari ayah atau ibunya dan hal ini

selalu berulang. Sedikit sekali yang memutuskan untuk keluar dari pekerjaan yang

sudah diwariskan dan mengeluti pekerjaan yang disukai.

Menurut para ahli, masyarakat desa memiliki ciri khas dan karakteristik khusus yang

secara umum ada dan sama disetiap desa di Indonesia. Berikut ini ada beberapa ciri

– ciri masyarakat desa yang telah dihimpun dari berbagai sumber. Maksud dari

pemeberian ciri atau karakteristik ini adalah untuk memahami desa lebih lanjut.
Hubungan Kekerabatan Yang Masih Kental

Salah satu ciri – ciri masyarakat desa adalah penduduknya masih memilki hubungan

kekerabatan yang kental. Hubungan kekerabatan yang kuat ini cenderung dikarenakan

antar kepala keluarga memilki kemungkinan adanya hubungan keluarga. Faktor yang

menyebabkan ciri yang ini adalah karena mobilitas penduduk desa yang masih

terbatas.

Akibat adanya hubungan kekerabatan yang masih kental, kehidupan juga memilki ciri

kekeluargaan dan juga memiliki ikatan yang kuat meski tidak memiliki hubungan darah

atau keluarga. Maka tak heran warga desa sangat mengenal satu sama lainnya.

Masyarakat Dekat Dengan Alam

Salah satu ciri – ciri masyarakat desa yang masih terkait dengan mata pencarian

adalah masyarakat desa yang sangat dekat dengan alam. Kedekatan ini dikarenakan

karena masyarakat sangat membutuhkan atau sangat bergantung pada alam sekitar

untuk perekonomiannya sehingga masyarakat sangat menghargai alam


Jumlah Masyarakat

Ciri – ciri masyarakat desa selanjutnya adalah jumlah masyarakat desa adalah sedikit

atau lebih sedikit dari pada penduduk kota. Salah satu penyebabnya masih berkaitan

dengan mata pencaharian penduduk desa yang mana sebagian besar lahan di desa

dimanfaatkan sebagai tanah persawahan sehingga tidak banyak ada penduduk di desa

tersebut.

Masyarakat Homogen

Ciri – ciri masyarakat desa yang selanjutnya adalah masyarakat desa adalah

masyarakat yang homogen. Yang dimaksud sebagai homogen disini adalah

masyarakat memiliki kesamaan dalam hal mata pencaharian seperti yang telah disebut

diatas, agama, adat – istiadat dan juga kesamaan lainnya yang membuat desa itu unik

Kesamaan lainnya yang menjadi ciri – ciri masyarakat desa adalah kesamaan

kesukuan yang mana juga memberikan ikatan yang semakin kuat pada masyarakat

desa. Oleh karena itulah hubungan antar masyarakat desa ini berorientasi pada nilai –

nilai kebersamaan yang saling menjaga kerukunan.

Pemahan akan masyarakat desa ini bukanlah untuk memberikan sebuah diskriminasi

social melainkan sebagai upaya peamahan pada nilai – nilai positif dalam masyarakat
desa yang perlu dijaga kelestariannya agar selalu terjaga keaslain dan juga

kenyamanan sebagai desa.

Mata Pencarian Yang Hampir Sama

Ciri – ciri masyarakat desa yang kedua adalah pekerjaan atau mata pencaharian yang

masih sama atau memiliki kesamaan yang mayoritas. Sebagai contoh adalah desa

petani yang bermata pencaharian sebagai petani atau desa nelayan yang penduduknya

bermata pencaharian sebagai nelayan. Meskipun mungkin ada penduduk yang sudah

memiliki pekerjaan yang berbeda.

Mata pencaharian dari masayarakat desa juga memiliki ciri – ciri yang berpengaruh

pada ciri – ciri masyarakat desa yakni pekerjaannya masih sangat dipengaruhi oleh

alam yakni cuaca dan juga iklim. Seperti contohnya adalah masim melaut bagi nelayan

atau musim kering bagi petani. Dengan demekian perkenomian warga juga terpengaruh

oleh alam tersebut.

Gesellschaft adalah masyarakat sipil dimana kebutuhan individu mendapatkan prooritas

penting dari pada asosiasi social. Patembayan merupakan konsep yang merujuk pada

hubungan anggota masyarakat yang memiliki ikatan yang lemah

Segregasi, yaitu suatu kompleks (kelompok) perumahan yang terpisah satu sama lain

karena terjadi perbedaan social, ekonomi, kultural. Sebagai contoh kelompok

perumahan daerah miskin sering disebut daerah slumatau daerah kumuh.


Contoh Norma Agama

Berikut contoh pengalaman sikap sehari – hari sesuai dengan norma agama agar

kehidupan lebih teratur dalam lingkup keluarga, sekolah hingga masyarakat.

Keluarga

Adapun contoh pengalaman sikap yang sesuai dengan norma agama dalam

lingkup keluarga, anatar lain:

 Beribada kepada Tuhan Yang Maha Esa serta menjunjung tinggi nilai luhur

keagamaan.

 Senantiasa bertegur sapa dan ramah dengan anggota keluarga.

 Tidak menyakiti atau melakukan kekerasan baik verbal maupun fisik kepada

anggota keluarga lainnya.

 Tidak melakukan perzinaan dengan orang tua ataupun anggota keluiarga

laiinnya.

 Menghormati orang tua dan anggota keluarga lainnya

Dalam konteks kekinian, orang – orang kota sering dituding memiliki jiwa kebersamaan

yang minim karena dampak beragam revolusi di atas. Singkatnya, kelas – kelas sosisal

pun tecipta dengan semangat kelas yang seolah – olah mementingkan dirinya sendiri
dan mengabaikan kepentingan individu – individu lain. Menurutnya, manusia hidup

terkotak – kotak dalam kubikel, spesialisasi, partisi, apartemen, dan cluster yang

membuat penghuni berjarak dengan sekitar.

Masyarakat yang tinggal di kota – kota besar umumnya mempunyai gaya hidup yang

glamour atau sering disebut dengan pola serba mewah, orang – orang kota cenderung

memikirkan diri sendiri tanpa memikirkan orang lain. Fasilitas umum lebih banyak

memadai di kota, adat – istiadat kurang dijunjung tinggi oleh masyarakat perkotaan,

pola piker masyarakat perkotaan umumya rasional (tidak begitu percaya dengan

takhayul), lapangan pekerjaan juga lebih banyak tersedia untuk orang – orang yang

tinggal di kota.

Anda mungkin juga menyukai