Puji sukur kita panjatkan kehadirat allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah nya saya dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul
‘’pola keruangan desa’’. Tak lupa kirimkan salam dan saulawaat kepada
junjungan kita nabi besar Muhammad SAW yang kita harapkan
safaatnya di kemudian hari
Tak lupa saya ucapkan terimakasih kepada guru mata peljaran geografi
kami yang telah membantu membuat makalh saya. Makalah ini saya
buat selain untuk menyelesaikan tugas mata pelajaran geografi dan
bahan persentase saya juga sebagai wadah untk menambah wawasan
dalam hall ini mengenai pola keruangan desa
Saya sadar bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan
sehingga saya terbuka untuk menerima saran dan kritik dari pembaca
Pintupadang, 10 November 2021
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG………………………………………………………….
- TUJUAN ………………………………………………………………………`
BAB II PEMBAHASAAN
- PENGERTIAN ……………………………………………………………..
- UNSUR DESA……………………………………………………………….
- CIRI CIRI ……………………………………………………………………….
- PERKEMBANGAN DESA………………………………………………
- POLA KERUANGADESA………………………………………
- FUNGSI DESA………………………………………………………………..
- POTENSI DESA ……………………………………………………………
- MASALAH DESA…………………………………………………………..
BAB III PENUTUP
- KESIMPULAN……………………………………………………………
- DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Selatan, dan Kuwu di Cirebon, Hukum Tua di Sulawesi Utara.
Desa, atau udik, menurut definisi "universal", adalah sebuah
aglomerasi permukiman di area perdesaan (rural). Di
Indonesia, istilah desa adalah pembagian wilayah
administratif di Indonesia di bawah kecamatan, yang
dipimpin oleh Kepala Desa. Sebuah desa merupakan
kumpulan dari beberapa unit permukiman kecil yang disebut
kampung (Banten, Jawa Barat) atau dusun (Yogyakarta)
atau banjar (Bali) atau jorong (Sumatera Barat). Kepala
Desa dapat disebut dengan nama lain misalnya Kepala
Kampung atau Petinggi di Kalimantan Timur, Klèbun di
Madura, Pambakal di Kalimantan
B. TUJUAN
Selain ciri ciri desa diatas, ada pendapat lainnya menurut Rouceck
dan Warren mengenai ciri-ciri masyarakat pedesaan yakni sebagai
berikut yang masih mirip dengan ke tujuh ciri diatas sehingga bisa
dibilang bahwa cirinya memang spesifik.
D.PERKEMBANGAN DESA
1. Desa Tradisional
Desa Tradisional atau pra-desa adalah tipe desa pada
masyarakat suku terasing yang seluruh kehidupan
masyarakatnya masih sangat tergantung dengan alam mulai
dari cara bercocoktanam, pemeliharaan kesehatan,
pengobatan dan pengolahan makanan. Biasanya pola
seperti terjadi pada desa dengan wilayah yang terpencil dan
jauh dengan kelompok masyarakat yang lain sehingga
warganya lebih tertutup. Pola hubungan antar warganya
sangat erat dan desa itu belum memiliki berbagai sarana
yang memadai untuk mendukung mobilitas social
2. Desa Swadaya
Adalah desa yang masih memiliki berbagai situasi yang terbatas
seperti penduduk yang jarang, peri kehidupan yang masih terikat
dengan adat-istiadat, lembaga-lembaga masyarakatnya masih
sangat sederhana dan tingkat pendidikan warganya masih sangat
rendah. Kegiatan ekonomi penduduknya masih bergantung
dengan alam seperti bertani. Biasanya desa seperti ini berada di
lokasi terpencil dan oleh karena berbagai keterbatasannya sistem
mata pencaharian masih berpusat pada pemenuhan kebutuhan
sehari-hari saja. Lokasinya yang jauh dan kurangnya sarana
seperti jalan raya membuat warga desa Swadaya masih
terbelakang.
3. Desa Swakarya
Desa Swakarya sering juga disebut desa peralihan antara desa
swadaya dan dan desa swasembada. Desa Swakarya memiliki ciri
seperti adat-istiadatnya masih dijalankan tetapi sudah tidak
mengikat lagi, sudah mulai beradaptasi dengan teknologi dan
peralatan canggih dan tidak tersiolasi seperti halnya desa
swadaya. Letak desa Swakarya tidak terlalu jauh dari pusat
ekonomi atau kota sehingga lebih mudah mendapatkan berbagai
akses untuk mendukung aktivitas ekonomi warga. Mata
pencaharian warga juga mulai beraneka-ragam, tida lagi hanya
mengandalkan sektor agraris. Di desa ini warga juga roda
pemerintahan desa sudah berjalan cukup efektif dan masyarakat
punya semangat gotong-royong yang sangat baik.
Warga desa swakarya sudah memiliki tingkat pendidikan yang
cukup memadai dan desa ini juga sudah memilik sarana
transportasi seperti jalan untuk menciptakan pergerakan ekonomi
dan sosial. Sehingga, jarak sudah tidak lagi menjadi penghalang
bagi warganya untuk menciptakan aktivitas sosial lainnya.
Masyarakat desa seperti ini sudah mulai mampu meningkatkan
taraf kehidupannya dengan hasil kerjanya sendiri.
4. Desa Swasembada
Desa Swasembada adalah desa yang paling maju di antara ketiga
desa sebelumnya. Desa seperti ini biasanya berada di kota
kecamatan atau dekat dengan kota tapi bukan kelurahan.
Perikehidupan waga desa ini sudah sangat maju dan bisa
memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya. Sudah menguasai
teknologi dan memiliki berbagai alat untuk mendukung aktivitas
ekonomi mereka karena warga desa ini memiliki pendidikan tinggi,
pekerjan yang beragam dan pola berpikir yang udah sangat
rasional. Warga desa Swasembada sudah tidak terikat adat-
istiadat dan tidak lagi terisolir. Lokasinya yang dekat dengan kota
membuat desa ini memiliki berbagai pilihan bagi warga untuk
bekerja dan memenuhi kebutuhan hidupnya.
1. POLA MEMUSAT
Pertama, yakni pola memusat. Pola ini termasuk yang paling
umum ditemui di desa-desa Indonesia. Ciri khas dari
pemukiman pola memusat adalah, pembangunan rumah
penduduknya cenderung berdekatan pada suatu titik lokasi
tertentu.
2. POLA MENGELILINGI
3. POLA MEMANJANG
Nah, Pola ini sering ditemui pada desa yang berada di pesisir
laut, karena umumnya penduduk bekerja sebagai nelayan.
Selain itu, pola memanjang juga bisa kamu temui pada desa
yang dekat dengan jalan raya. Rumah-rumah yang berdiri
diatasnya, cenderung mengikuti dari garis yang memanjang.
4. POLA MENYEBAR
Pada pemukiman ini, umumnya ada pada daerah dataran
tinggi, karna rata-rata penduduknya, akan mencari dataran
yang rendah, morfologinya rata dan mudah untuk didirikan
bangunan, sebagai tempat tinggal para penduduknya.
F. FUNGSI DESA
Nasi yang kita makan setiap hari bisa tersedia berkat warga
desa yang masih setia bertani. Desa yang dihuni sebagian
masyarakat Indonesia, punya berbagai manfaat. Dikutip dari
Pengantar Geografi Desa (2001), desa punya beberapa
fungsi atau manfaat.
G.POTENSI DESA
Potensi fisik
Potensi nonfisik
H. MASALAH DESA
Meskipun sederhana, kehidupan di desa tak lepas dari masalah.
Berikut masalah yang kerap ditemui di pedesaan seperti dikutip
dari Pola Ruang: Desa (2018):
1.Masyarkat
B. DAFTAR PUSTAKA
http.//novel-arengga..yu.tl/pengertian-desa-menurut-para-
ahalli.xhtml http.//www.berdesa.com/ dan UU No.6//2014