Anda di halaman 1dari 17

PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK

DESA
Pengertian Desa
 Dari aspek morfologi, desa ialah pemanfaatan
lahan atau tanah oleh penduduk atau masyarakat
yang bersifat agraris, serta bangunan rumah
yang terpencar (jarang)
 Dari aspek jumlah penduduk; desa didiami oleh
sejumlah kecil penduduk dengan kepadatan yang
rendah
 Dari aspek ekonomi; penduduk atau
masyarakatnya bermata pencaharian pokok di
bidang pertanian, bercocok tanam, atau nelayan
 Dari sosial budaya; desa tampak dari hubungan
sosial antar penduduknya yang bersifat khas,
yakni hubungan kekeluargaan, bersifat pribadi,
tidak banyak pilihan dan kurang tampak adanya
pengkotaan, atau dengan kata lain bersifat
homogen, serta bergotong royong
 Dari aspek hukum; desa merupakan kesatuan
wilayah hukum tersendiri

Pengertian desa menurut Soetardjo


Kartohadikusumo adalah suatu kesatuan hukum
dimana bertempat tinggal suatu masyarakat yang
berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri
Desa merupakan unit terkecil pemerintahan
dalam lingkup tata pemerintahan di
Indonesia. Dalam Ketentuan Umum UU No.
32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah menyatakan , desa atau yang
disebut nama lain merupakan kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur
dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat, berdasarkan asal usul dan adat
istiadat setempat yang diakui dan dihormati
dalam sistem pemerintahan NKRI
Berdasarkan paradigma lama, wilayah desa atau
perdesaan digambarkan sebagai wilayah
pinggiran dan pedalaman yang jauh dari kota,
dengan kondisi dan situasi sosial, ekonomi,
dan budaya yang masih tertinggal jika
dibandingkan kondisi dan situasi wilayah kota,
dengan kegiatan utamanya di sektor pertanian
Berdasarkan paradigma baru, menurut Illbery,
kawasan perdesaan bukan lagi sebagai
kawasan yang harus didominasi oleh
pertanian, tetapi telah terjadi perubahan
mendasar di semua bidang sehingga muncul
desa wisata, desa industri kerajinan, dsb.
Untuk menjelaskan kawasan pedesaan yang
bias karena kemiripan dengan sifat kota,
Suhardjo (2008) mendefinisikan kawasan
tersebut sebagai “Kawasan Desa-Kota” atau
kawasan pedesaan yang mempunyai ciri
kota, yang biasanya terdapat di kawasan
fringe area

Dalam kamus tata ruang 2008, desa-kota


didefinisikan sebagai desa yang mata
pencarian penduduknya mirip dengan kota,
termasuk gaya hidup dan gaya
perumahannya
Menurut Bintarto unsur-unsur desa adalah :
1. Daerah; dalam arti tanah yang produktif dan
yang tidak
2. Penduduk
3. Tata kehidupan; menyangkut seluk beluk
kehidupan masyarakat desa (rural society)
Fungsi Desa :
 Dalam hubungannya dengan kota, desa
merupakan “Hinterland” atau daerah dukung
yang berfungsi sebagai pemberi bahan pokok
 Ditinjau dari sudut potensi ekonomi,
berfungsi sebagai lumbung bahan mentah
dan tenaga kerja
 Dari segi kegiatan kerja(occupation), desa
dapat merupakan desa agraris, desa
industri, dsb
Desa mempunyai potensi fisis dan non fisis.
Potensi fisis meliputi antara lain :
1. Tanah, dalam arti sumber tambang dan
mineral dan tanaman
2. Air, dalam arti sumber air untuk
kepentingan masyarakatnya
3. Iklim
4. Ternak
5. manusia
Potensi Non Fisis meliputi :
1. Masyarakat Desa

2. Lembaga-lembaga sosial

3. Aparatur atau pamong desa

Maju mundurnya desa dapat tergantung pada


beberapa faktor :
4. Potensi desa yang mencakup potensi sumber
alam dan potensi penduduk warga desa
beserta pamongnya
5. Interaksi antara desa dan kota

6. Lokasi desa terhadap daerah di sekitarnya


yang lebih maju
Karakteristik Masyarakat desa (Roucek &
Warren) :
1. Memiliki sifat yang homogen dalam hal mata
pencaharian, nilai-nilai dalam kebudayaan,
serta dalam sikap dan tingkah lakunya
2. Kehidupan di desa lebih menekankan anggota
keluarga sebagai unit ekonomi
3. Faktor geografis sangat berpengaruh atas
kehidupan yang ada
4. Hubungan Anggota masyarakat lebih intim
dan awet dari di kota, serta jumlah anak yang
ada dalam keluarga lebih besar/banyak
Rogers mengemukakan hal serupa mengenai
desa yaitu:
 Mutual Ditrust Interpersonal Relations; rasa

ketidak percayaan timbal balik antara petani


satu dengan yang lain
 Perceived Limited Good; terdapat pandangan

yang sempit di kalangan petani


 Dependence On Hostility Towards Goverment

Outhority; adanya ketergantungan dan


sekaligus curiga terhadap pemerintah atau
pada unsur-unsur pemerintah
 Familism; tercermin rasa kehidupan
kekeluargaan (keakraban)
 Look Of Innovatiness; rasa enggan untuk
menerima atau menciptakan ide-ide baru
 Fatalism; betapa rendah wawasan pikiran
masyarakat desa untuk menanggapi atau
merencanakan masa depan
 Limited Aspiration; Adanya aspirasi atau
keinginan yang sangat rendah atau terbatas
untuk menggapai masa depan
 Look Of Deferred Gratification; Kekurangan
atau ketiadaan sifat untuk mengekang diri,
yakni untuk mengorbankan kenikmatan
sekarang demi mencapai keuntungan yang
lebih besar di masa depan
 Limited View Of This World; Dalam masyarakat
petani terdapat pandangan yang terbatas tentang
dunia luar
 Low Emphaty; Rendahnya keterampilan
“menangkap” peranan orang lain, atau
masyarakat desa memiliki derajat empati yang
rendah

Lendis mengemukakan apa yang dinamakan


“Psychological Traist of Farm People” yakni
kecenderungan-kecenderungan psikologis atau
kepribadian dari orang desa, sebagai berikut :
- Mereka memiliki sifat menentang terhadap orang
luar, selanjutnya memiliki sifat rendah diri
sebagai akibat adanya kemiskinan yang dialami
 Adanya sikap otoriter dari orang tua
terhadap mereka yang lebih muda umurnya
 Ada kecenderungan yang dipikirkan adalah
dirinya atau lingkungannya sendiri
 Adanya sikap konservatisme/mendukung
nilai-nilai tradisional
 Mereka sangat toleren dengan nilai-nilai
yang dimiliki
 Ada sikap pasrah
 Punya sikap udik atau pedalaman, karena
kurang kontak dengan dunia luar
Menurut Direktorat Jenderal Pembangunan
Desa, ciri-ciri desa antara lain :
1. Perbandingan manusia dan lahan (man and
land ratio) cukup besar
2. Hubungan antarwarga masyarakat masih
sangat akrab dan masih memegang tradisi
3. Sarana dan prasarana komunikasi masih
sangat sederhana
Beberapa karakteristik sosial masyarakat desa
menurut Soerjono Soekanto :
1. Memiliki hubungan kekerabatan yang kuat karena
umumnya merupakan satu keturunan
2. Corak kehidupannya bersifat gemeinschaft yaitu
diikat oleh sistem kekeluargaan yang kuat
3. Sebagian besar penduduknya bekerja di sektor
agraris
4. Cara bertani masih relatif tradisional dan
sederhana
5. Sifat gotong royong masih kuat
6. Ketua kampung atau ketua adat masih memegang
peran penting
7. Masih memegang norma-norma agama yang kuat
Sejarah Pertumbuhan Desa di Indonesia
(Menurut Sugihen) :
1. Secara evolusi dari pemukiman keluarga
yang mempunyai hubungan darah (lewat
perkawinan). Pada umumnya desa seperti ini
sudah mempunyai tradisi, tatanan hidup atau
adat yang berakar secara turun temurun
2. Desa yang lahir dari berbagai keadaan
misalnya karena bencana alam, wabah,
perang, dll sering mengharuskan seseorang
membentuk desa yang baru
3. Bisa juga lahir karena lokasi pemukiman
mereka dijadikan satu objek untuk
kepentingan yang lebih luas (pembangunan)
Menurut Marbun lahirnya suatu desa karena
suatu kebetulan. Beberapa desa terbentuk
secara adat, terutama apabila desa induk
sudah terlalu padat atau tidak dapat lagi
menghadapi warganya secara wajar, sehingga
timbul keharusan membuka desa baru
Menurut Kartohadikoesoemo sejarah
terbaginya masyarakat desa dibagi dua.
Pertama, berdirinya masyarakat yang
dibentuk atas dasar bertempat tinggal
bersama. Kedua, ada masyarakat lain yang
dibentuk atas dasar keturunan dan oleh
arang asing. Masyarakat dalam bentuk yang
kedua tidak terdapat di Jawa dan Madura.

Anda mungkin juga menyukai