Anda di halaman 1dari 4

TATA KEHIDUPAN

Tata kehidupan masyarakat pedesaan meliputi pola tata pergaulan, ikatan-ikatan


pergaulan antar warga desa, sistem pemerintahannya, serta segala yang menyangkut
seluk-beluk kehidupan masyarakat desa termasuk budaya dan mitos-mitos di
dalamnya. Pola perilaku dan pergaulan masyarakat desa biasanya ditunjukkan oleh
adanya ikatan antar warga yang sangat erat. Hal itu dapat dilihat dengan adanya sikap
gotong royong yang mengutamakan kepentingan bersama daripada kepentingan
pribadi. Sedangkan terkait administratif atau pemerintahannya, suatu desa dipimpin
oleh seorang kepala –pada umumnya disebut kepala desa- yang ditunjuk melalui
kesepakatan bersama atau musyawarah dari masyarakat desa tersebut.

Ke tiga unsur desa tadi tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena merupakan satu
kesatuan hidup atau “living unit”. Maka tidak berlebihan jika disebut bahwa maju
mundurnya desa dipengaruhi oleh ketiga unsur ini. Selain ketiga unsur utama
tersebut, keberadaan unsur usaha manusia dan tata geografi juga merupakan faktor
yang menentukan. Suatu daerah akan berarti bagi manusia apabila ada human effort
untuk memanfaatkan dan geographical setting untuk dimanfaatkan.Unsur lain yang
termasuk unsur desa yaitu unsur letak. Makin terpencil dan jauh letak desa dari
jangkauan pengaruh kota, makin terbelakang pula desa itu. Karena itu, desa-desa
yang letaknya pada perbatasan kota mempunyai kemungkinan berkembang lebih baik
jika dibandingkan dengan desa pedalaman.

Corak kehidupan di desa didasarkan pada ikatan kekeluargaan yang erat.


Masyarakatnya merupakan suatu “gemeinschaft” yang memiliki unsure gotong
royong yang kuat. Ikatan kehidupan yang erat ini disebabkan adanya kebiasaan,
kepercayaan dan tradisi yang sama. Oleh August Comte ikatan ini disebut
“Consensus” .

Suatu contoh :
Di desa Traji, Kabupaten Temanggung, propinsi Jawa Tengah, terdapat peraturan
desa yang mencerminkan adanya tata kehidupan, berdasarkan gotong royong.

Bunyi peraturan desa tersebut anatara lain:

a. Tiap-tiap anaggota desa diwajibkan turut mengerjakan pekerjaan guna


keselamatan bersama.
b. Tiap-tiap desa diwajibkan turut melindungi desa dari malapetaka,
misalnya banjir, hama tanaman, dan sebagainya.
c. Tiap-tiap orang ssedesa harus turut memikul beban berat yang timbul
dalam kehidupan masing-masing (Kematian, perkawinan, kelahiran, dan
sebagainya).
d. Tiap-tiap orang sedesa member kesempatan bagi kaum sedesa untuk turut
serta mengenyam kekayaan masing-masing. Barang siapa menuai padinya
hasilnya diberikan secara kawan sebagai upah menuai.
e. Persengketaan perseorangan dapat merupakan persengketaan desa.

Hal ini dapat dimengerti, karena penduduk desa merupsksn “face to face group”
dimana mereka saling mengenal betul seolah-olah mengenal dirinya sendiri. Faktor
lingkungan geografis member pengaruh juga terhadap kegotongroyongan ini,
misalnya saja:

a. Faktor topografi setempat yang memberikan suatu ajang hidup dan suatu
bentuk adaptasi kepada penduduk.
b. Faktor iklim yang dapat memberikan pengaruh positip maupun negatif
terhadap penduduk terutama petani-petaninya.
c. Faktor bencana alam seperti letusan gunung, gempa bumi, banjir, dan
sebagainya yang harus dihadapi dan dialami bersama.

Unsur-unsur desa yang berkaitan dengan tata kehidupan memiliki hubungan erat
dengan norma, adat istiadat dan karakteristik budaya lainnya yang berlaku di desa
tersebut. Misalnya sistem pergaulan masyarakat, kebudayaan masyarakat dll. Di desa
pengaruh lingkungan masih sangat kuat serta mewarnai tatanan dan pola hidup
penduduknya. Hubungan kekeluargaan masih sangat erat sehingga masyarakatnya
saling mengenal dan bisa hidup bergotong-royong. Maka tak heran, di kehidupan
desa, derita seorang warga akan dapat dirasakan bagi warga lainnya. Hubungan ini
kita kenal sebagai gemeinschaft atau paguyuban.

Soerjono Soekanto (1982) berpendapat bahwa desa memiliki karakteristik sosial


sebagai berikut.

1. Pada umumnya, warga satu desa masih memiliki hubungan kekerabatan.


2. Penduduk desa saling mengenal dan diikat dengan hubungan kekeluargaan
yang sangat kuat.
3. Sebagian penduduknya bekerja dibidang agraria seperti pertanian,
perkebunan, perikanan ataupun peternakan..
4. Cara bertaninya masyarakat desa masih sangat sederhana sehingga hasil
panennya hanya cukup untuk memenuhi keluarga saja.
5. Adanya budaya gotong-royong.
6. Orang yang dituakan atau pemangku adat atau sesepuh desa masih memegang
peran penting dalam pengambilan keputusan yang mengatur kemaslahatan
desa.
7. Pada umumnya, masyarakatnya memegang norma agama dan adat istiadat
DAPUS

https://www.siswapedia.com/unsur-unsur-desa/

http://kataloggeografi.blogspot.com/2014/11/unsur-unsur-desa.html

Anda mungkin juga menyukai