Anda di halaman 1dari 12

PRAKTIKUM 2

KENAMPAKAN MORFOLOGI HASIL PELAPUKAN BATUAN BEKU DI


DAERAH TERJADINYA EXFOLIASI

I. Tujuan Praktikum

Mempelajari kenampakan morfologi hasil pelapukan batuan beku di daerah yang


menyebabkan terjadinya exfoliasi (pengelupasan) dari peta kontur

II. Uraian

Pada gambar 1 menunjukan salah satu kenampakan bentuk lahan berupa “ kubah
terkelupas (Exfoliation Dome) yakni suatu pegunungan kubah yang telah
mengalami perkembangan lanjut dalam pertumbuhannya, sehingga mempunyai
igir membulat dengan cincin bagian utara peta yang terjal. Nama kubah tersebut
“North Dome” dan ”Basket Dome” kedua kubah tersebut tersusun dari batuan
infuse granit yang masif yang miuncul di timur laut jeram/kanyon Tenaya yang
merupakan cabang dari lembah Yosemith di Amerika Serikat. Di bagian Tenggara
di peta tersebut merupakan dasar dari kanyon sebagai hasil dari penggerusan
(scoured) aliran glasial yang mencair. Telah banyak bagian telah hilang akibat
aliran es mencair di bagian dinding barat laut kubah tanaya tersebut hal ini
menyebabkan terjadinya dinding terjal (clitr) yang tak teratur. North Dome dan
Basket Dome ini berada menjulang tinggi di atas hamparan es mencair.

Peta kontur yang jelas pada peta tersebut sangatlah membantu kepada para
geographer dan geologis untuk lebih mudah mempelajari kenampakan kubah
tersebut baik dari tinjauan morfologi, morfometri maupun struktur geologinya.
III. Landasan Teori

A. Batuan
Batuan adalah material padat yang terdiri dari satu atau beberapa mineral
dan terbentuk secara alami. Umumnya batuan bersifat heterogen yaitu
terbentuk dari beberapa tipe/jenis mineral, dan hanya beberapa yang homogen
yaitu disusun oleh satu mineral atau monomineral. Tekstur dari batuan akan
memperlihatkan karakteristik komponen penyusunnya, sedangkan struktur
batuan akan memperlihatkan proses pembentukannya baik dekat atau jauh
dari permukaan (Sofanhadi, 2013).
B. Batuan Beku (Igneous Rocks)

Kata Igneous berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata ignisyang berarti api
atau pijar. Karena magma merupakan material atau bahan yang pijar dan
sangat panas maka batuan beku disebut dengan Igneous Rock, yang termasuk
jenis batuan beku adalah lava dan scoria (terak) (Doddy S.G,1987). .

C. PELAPUKAN

Dari hasil dan pembahasan di atas bisa kita simpulkan bahwa pada gambar 2 yaitu
peta kontur memiliki contur interval 50. Kemiringan lereng bagian barat daya
“basket dome” cenderung lebih landai yang memiliki pola tidak simetris.
Kemiringan lereng di dinding “North Dome” yang lebih terjal dan memiliki pola
yang teratur. “Basket Dome” memiliki bentuk yang tidak simetris dikarenakan
lembah V yang memotong arah jurus lapisan batuan membentuk sudut yang sama
besar, maka perkembangan tebing lembah V tidak akan simetris. “North Dome”
memiliki bentuk simetris dikarenakan Lembah V memotong tegak terhadap arah
jurus lapisan batuan.

Terjadi pola kontur yang zig-zag pada koordinat 0,6-0,4 dan 0,2-0,2. Pola zigzag
disebabkan oleh wilayah lipatan sudah mengalami peringkat dewasa sepertip ada
wilayah tersebut, Padawilayah dengan topografi berpola zig-zag ini, akan terlihat
ujung sinklinal terdapat sesuatu punggungan berbentuk melingkar (cekung)
dengan tepi punggung curam. Sedangkan pada ujung antiklinal berbentuk
punggung dengan ujung yang membulat melandai turun.

I. Hasil

Pelapukan adalah perusakan batuan menjadi batuan yang lebih kecil akibat
pengaruh cuaca, temperatur, air, atau organisme. Adanya perbedaan temperatur
ternyata berpengaruh sangat besar terhadap batuan. Batuan akan menjadi lapuk
dan terurai. Pelapukan ini hanya terjadi pada lapisan kulit bumi bagian luar.
Pelapukan adalah proses alterasi dan fragsinasi batuan dan material tanah
padadan/atau dekat permukaan bumi yang disebabkankarena proses fisik, kimia
dan biologi. Hasil dari pelapukan ini merupakan asal (source) daribatuan
sedimendan tanah (soil).Kiranya penting untuk diketahui bahwa proses
pelapukanakan menghacurkan batuan atau bahkan melarutkan sebagiandari
mineral untuk kemudian menjaditanah atau di angkutdan diendapkan sebagai
batuan sedimen klastik. Pelapukan adalah proses disintegrasi secara berangsur
dari material penyusun kulit bumi yang berupa batuan. Pelapukan sangat
dipengaruhi oleh kondisi iklim , temperatur serta komposisi mineral-mineral
batuan.

Dalam Geomorfologi, denudasi adalah istilah yang dipakai untuk


mengindikasikan lepasnya material – material melalui proses erosi dan pelapukan
yang berakibat pada berkurangnya ketinggian (elevasi) dan relief dari bentuk
lahan serta bentang alam. Proses eksogenik (kerja air, es, dan angin) adalah faktor
yang mendominasi proses denudasi. Denudasi dapat mengakibatkan lepasnya
partikel- partikel yang berbentuk padat maupun material yang berupa larutan.
Secara geomorfologi , pelapukan mekanis dan pelapukan kimiawi mempunyai
hubungan dengan pembentukkan bentang alam.

Pelapukan mekanis adalah semua mekanisme yang dapat mengakibatkan


terjadinya proses pelapukan sehingga suatu batuan dapat hancur menjadi beberapa
bagian yang lebih kecil partikel-partikel yang lebih halus. Mekanisme dari proses
pelapukan mekanis antara lain adalah abrasi, kristalisasi es (pembekuan air) dalam
batuan, perubahan panas secara cepat (thermal fracture) , proses hidrasi, dan
eksfoliasi/pengelupasan yang disebabkan pelepasan tekanan pada batuan karena
perubahan tekanan.

Pelapukan kimiawi (dikenal juga sebagai proses dekomposisi atau proses


peluruhan) adalah terurai/pecahnya batuan melalui mekanisme kimiawi, seperti
karbonisasi, hidrasi, hidrolisis, oksidasi dan pertukaran ion-ion dalam
larutan.Pelapukan kimiawi merubah komposisi mineral mineral dalam batuan
menjadi mineral permukaan seperti mineral lempung. Mineral-mineral yang tidak
stabil yang terdapat dalam batuan akan dengan mudah mengalami pelapukan
apabila berada dipermukaan bumi, seperti basalt dan peridotit. Air merupakan
agen yang sangat penting dalam terhadinya proses pelapukan kimia, seperti
pengelupasan cangkang (speriodal weathering) pada batuan.

Pelapukan organis dikenal juga sebagai pelapukan biologis dan merupakan istilah
yang umum dipakai untuk menjelaskan proses pelapukan biologis yang terjadi
pada penghancuran batuan, termasuk proses penetrasi akar tumbuhan kedalam
batuan dan aktivitas organisme dalam membuat lubang-lubang pada batuan
(bioturbation), termasuk didalamnya aksi dari berbagai jenis asam yang ada dalam
mineral melalui proses leaching. Pada hakekatnya pelapukan organis merupakan
perpaduan antara proses pelapukan mekanis dan pelapukan kimiawi.

Hasil akhir dari ketiga jenis pelapukan batuan tersebut diatas dikenal sebagai soil
(tanah).Karena tanah merupakan hasil dari pelapukan batuan maka berbagai jenis
tanah, seperti Andosol, Latosol atau Laterit tergantung pada jenis batuan asalnya.

Proses pelapukan, baik secara mekanis yang disebabkan antara lain oleh
perubahan temperatur panas , dingin, angin, hujan, es, pembekuan pada batuan
menyebabkan batuan induk mengalami disintegrasi (perombakan) menjadi bagian
yang lebih kecil, sedangkan proses kimiawi yang disebabkan oleh larutan asam,
kelembaban merubah mineral-mineral menjadi ion-ion, oksidasi besi dan alumina,
mineral silika akan menghasilkan lapisan lapisan lempung.

D. Kenampakan Hasil Pelapukan

Ketika lapisan Bumi maupun batuan mengalami proses pengelupasan oleh tenaga
eksogen, itulah yang disebut pelapukan. Proses ini mampu mengubah bentuk
muka Bumi. Pengelupasan ini terjadi karena beberapa faktor. Perbedaan faktor
yang dominan dalam suatu pelapukan akan memberikan proses dan dampak yang
berbeda. Oleh karenanya, pelapukan bisa dibedakan menjadi beberapa jenis.

Salah satu proses pengubahan muka Bumi secara alami adalah melalui pengikisan.
Pada proses ini massa tanah atau batuan diuraikan dan dipindahkan. Apa sajakah
kenampakan alam yang diukir oleh proses ini? Mari kita cermati satu per satu.

a) Akibat Pengikisan oleh Air Sungai

Air yang mengalir selalu ada kontak dengan media yang dialirinya. Bentuk kontak
yang dihasilkan sangat tergantung pada kekuatan air dan kekuatan media yang
dilaluinya. Air mengalir dengan tenang hanya akan menimbulkan tingkat
pengikisan yang rendah. Di saat air sungai mengalir maka akan ada kontak dengan
tebing dan pinggir sungai. Keduanya akan menghasilkan dua tipe pengikisan yang
berbeda.

Gesekan dengan tebing sungai akan menimbulkan erosi horizontal. Sebaliknya,


gesekan dengan dasar sungai mengakibatkan erosi vertikal. Coba temukan di
mana kedua tipe erosi tersebut berlangsung. Lebih lanjut pengikisan oleh air
sungai ini akan menghasilkan beberapa kenampakan sebagai berikut.

1) Lembah

Kenampakan alam ini terbentuk dari erosi dasar sungai (erosi vertikal). Dalam
waktu yang lama, erosi vertikal akan menggerus dasar sungai hingga makin
dalam. Akibatnya, terbentuk lembah dengan berbagai bentuk. Lembah dengan
lereng curam menyerupai huruf V mengindikasikan tenaga pengikisannya adalah
aliran air yang deras. Bentang alam seperti ini banyak sekali terdapat di hulu
sungai.

2) Jurang

Proses terbentuknya jurang pada dasarnya mirip dengan terbentuknya lembah.


Hanya saja pada lembah materi tebing sungai kurang resisten dibandingkan pada
jurang. Tingkat resistensi tebing sungai pada jurang yang lebih, mengakibatkan
sulit terkikis. Akibatnya akan terbentuk dinding sungai yang vertikal dan dasar
sungai yang dalam.

3) Potholes

Potholes adalah lubang-lubang di dasar sungai. Photoles mempunyai berbagai


ukuran diameter. Kenampakan ini dibentuk oleh sejenis pusaran di dasar sungai
yang di dalamnya terkandung batu-batu kerikil. Lama-kelamaan potholes akan
bertambah lebar dan menyatu dengan potholes lainnya, hingga dasar sungai bisa
menjadi dalam.

Potholes

4) Aliran Deras (Rapid)

Pada satu aliran sungai bisa saja terdapat perbedaan material dasar sungai. Selang-
seling antara jenis batuan yang resisten dan tidak resisten menimbulkan
kenampakan aliran deras. Ketika air melewati batuan yang resisten, tingkat
pengikisannya akan rendah, akibatnya dasar sungai tidak rata. Saat air melintasi
batuan yang tidak resisten akan terjadi turbulensi hingga terbentuk menyerupai air
terjun yang pendek.

5) Air Terjun

Proses terjadinya air terjun hampir sama dengan terjadinya aliran deras. Air terjun
terbentuk ketika aliran air jatuh dari tempat yang tinggi. Air yang jatuh akan
menggerus dasar sungai hingga terbentuk cekungan menyerupai kolam. Air terjun
dapat juga terjadi karena adanya patahan yang di atasnya terdapat aliran sungai.
6) Gorges

Gorges berasal dari bahasa Prancis yang berarti leher atau kerongkongan. Gorges
dibentuk ketika terjadi erosi vertikal secara terus-menerus pada batuan sungai
yang bersifat resistan. Saat erosi tidak aktif lagi, sisi dari lembah tinggal lereng
curam.
7) Kanyon

Kanyon merupakan lembah yang luas sebagai akibat proses pengikisan oleh air
dalam waktu yang sangat lama. Bentuk kanyon ini sangat jelas terlihat pada aliran
Sungai Colorado Amerika Serikat yang terkenal dengan nama Grand Canyon.

1. a). Menentukan kontur interval (Ci) :

– Interval Kontur = Jarak antara garis kontur

– Indeks Kontur = Selisih antara elevasi / Kemiringan

Diketahui: Indeks Kontur = 500 feet, 1 feet = 30,5 cm

Dintanya: Interval Kontur = ?

Jawab:

Interval Kontur = Indeks Kontur


Jumlah Kontur
= 500
5
= 100 feet

= 100 x 30,5 cm

= 3,050 cm

= 30,5 cm

Skala Peta = Interval Kontur x Konstanta

= 30,5 x 2000

= 61.000

= 1: 61.000

b). Perbedaan keetinggian antara puncak “Basket Dome” dengan dasar Kanyon
Tamaya yakni :
 jika ketinggian puncak “Basket Dome” = 7602 meter
 dasar kanyo tamaya = 4000 meter
Jadi perbedaan ketinggiannya 7602 – 4000 = 3602 meter
2. a. Kemiringan lereng bagian barat daya “basket dome” antara ketinggian
7300 kaki dan 7500 kaki.Berdasarkan peta kemiringan lereng yang dibuat
dengan sistem grid 0,25 km x 0,25 km. Diagonal memotong 2 kontur, maka
kemiringan lerengnya adalah 7,10. (keterangan 1 cm = 1000 kaki)
b. Kemiringan lereng yang paling terjal di dinding sebelah tenggara
“basket dome”.Berdasarkan Peta Kemiringan lereng yang dibuat dengan
sistem grid 0,25 km x 0,25 km dengan memotong garis kontur, maka
Kemiringan lereng yang paling terjal di dinding sebelah tenggara “basket
dome” adalah 21,20.
c. Berikan alasan secara geologis mengapa “basket dome” memiliki bentuk
yang tidak simertis, sedangkan “North Dome” memiliki bentuk asimetris.
“Basket Dome” memiliki bentuk yang tidak simetris dikarenakan lembah
V yang memotong arah jurus lapisan batuan membentuk sudut yang sama
besar, maka perkembangan tebing lembah V tidak akan simetris.“North
Dome” memiliki bentuk simetris dikarenakan Lembah V memotong tegak
terhadap arah jurus lapisan batuan .

3. Terangkan mengapa terjadi pola kontur yang zig-zag pada koordinat 0,6-
0,4 dan 0,2-0,2 . Dikarenakan pada koordinat tersebut kemiringan lereng
mengikuti pola aliran sungai sehingga memiliki pola yang zig-zag,
sebagaimana kita ketahui pola aliran di daerah patahan adalah Rectangular,
pola alirannya membentuk sudut 900 atau sudut siku-siku
4. Terangkan kenapa pada dinding Kanyon tamaya dibawah ketinggian 6500
kaki adalah terjal, kasar dan berbentuk blok-blok bila dibandingkan dengan
igir yang membulat luas dan halus dibagian puncaknya
kenampakan bentuk lahan berupa “ kubah terkelupas (Exfoliation Dome)
yakni suatu pegunungan kubah yang telah mengalami perkembangan lanjut
dalam pertumbuhannya, sehingga mempunyai igir membulat dengan cincin
bagian utara peta yang terjal. Di bagian Tenggara di peta tersebut
merupakan dasar dari kanyon sebagai hasil dari penggerusan (scoured)
aliran glasial yang mencair. Telah banyak bagian telah hilang akibat aliran
es mencair di bagian dinding barat laut kubah tanaya tersebut hal ini
menyebabkan terjadinya dinding terjal (clitr) yang tak teratur.

II. Pembahasan

Kenampakan morfologi hasil pelapukan batuan mempunyai interval


sejumlah seratus, jadi setiap jarak antara interva satu dengan yang lainnya
sama. Kerapatan yang terdapat di dalam interval tersebut ada yag
mempunyai kerapatan tinggi yaitu daerah yang terjal dan ada yang dengan
kerapatan sedang daerah yang landai. Perbedaan ketinggian yang terdapat di
basket dome antara ketinggian 7300 kaki dan 7500 kaki.Pada daerah kanyo
tomaya memiliki ketinggian sebesar 4000 m sehingga antara basket dome
mempunyai ketinggian mencapai 3062 meter.Bagian tenggara yang terdapat
di basket dome adalah bagian yang terjal karena kerapatan kontur tinggi
yang terdapat di daerah tersebut adalah agak curam karena berada pada
kemiringan lereng 6-7.Bentuk Basket Dome dan North Dome mempunyai
perbedaan di bagian asimetrinya bagian basket dome memiliki kontur yang
sangat curam.Bentuk kontur dengan kerapatan rendah.zig-zag pada
koordinat 0,6-0,4 dan 0,2-0,2 Dikarenakan pada koordinat tersebut
kemiringan lereng mengikuti pola aliran sungai sehingga memiliki pola
yang zig-zag, sebagaimana kita ketahui pola aliran di daerah patahan adalah
Rectangular, pola alirannya membentuk sudut 900 atau sudut siku-siku.
Bagian barat yang terdapat pada kontur tersebut merupakan bentukan tenaga
eksogen sehingga terdapat tenaga glasial yang mengakibatkan pengikisan
yang di bantu oleh tenaga eksogen.
VI. Kesimpulan

Peta Kontut pada gambar 2 memiliki contur interval 50 dengan beda tinggi antara
puncak basket dome dan dasar tanaya adalah 500 m. Sebagian besar lereg yang
berada di wilayah tersebut merupakan daerah dengan gariskontur yang terjal yang
terdapat di daerah terebut.Kontur yang terjadi di akibatkan oleh tenaga eksogen
yaitu gayser yang mengakibatkan daerah tersebut menjadi daerah yang aliran
sungainya tidak sesuai dengan daerah di bagian barat.

VII. Referensi

Sugiyanta, I Gede. 2017. Geomorfologi. Yogyakarta : MOBIUS

Anda mungkin juga menyukai