Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MANAJEMEN BARANG MILIK DESA JANGKANG


“Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis”

Dosen Pengampu :

Husnul Muttaqin, M.Ak

KELOMPOK 4

AKMA (5304201281)
ARYANI (5304201266)
MANISHA ANJANI (5304201259)
AULIA WUANDARI (5304201271)

Akuntansi Keuangan Publik 6A


PROGRAM STUDI AKUNTANSI KEUANGAN PUBLIK JURUSAN
ADMINISTRASI NIAGA POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS
2022/2023
1.1. LATAR BELAKANG
Desa adalah adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal-usul, dan / hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Landasan Pemikiran dalam pengaturan mengenai desa adalah keanekaragaman, partisipasi,
otonomi asli, demokrasi dan pemberdayaan masyarakat.
Berdasarkan pola pemikiran dimaksud, dimana bahwa berwenang mengurus kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan /atau dibentuk
dalam sistem Pemerintahan Nasional dan berada di Kabupaten/Kota, maka sebuat desa diharuskan
mempunyai perencanaan yang matang berdasarkan partisipasi dan transparansi serta demokrasi yang
berkembang di desa.
Sejarah Terbentuknya Desa Jangkang,Kecamatan Bantan ,Kabupaten Bengkalis

Menurut penuturan Kepala Desa Edi Sutrisno Pada mulanya Desa


Jangkang,Kecamatan Bantan ,Kabupaten Bengkalis masih bergabung didesa bantan
tua,belum terbentuk menjadi sebuah desa pada sekitar tahun 1986.Kemudian pada
tahun itu dilakukan pemekaran desa. Pada zaman dahulu, pemekaran desa dilakukan
dengan tujuan mempermudah administrasi pemerintahan. Dengan membagi desa
yang sudah ada menjadi desa-desa baru, tugas dan tanggung jawab pemerintahan
dapat lebih terfokus dan efisien dalam memberikan layanan dan pengelolaan
wilayah..serta Pemekaran desa dapat dilakukan untuk mengakomodasi pertumbuhan
populasi yang signifikan. Jika desa yang ada sudah tidak mampu lagi menampung
jumlah penduduk yang terus meningkat, maka pemekaran desa menjadi solusi untuk
membagi beban pelayanan publik dan pembangunan infrastruktur. Kemudian dalam
rundingan bersama dengan para tokoh-tokoh dibentuklah desa baru ini yaitu desa
jangkang.Seiring berjalannya waktu sekitar pada tahun 2014 Desa jangkang ini
dipecah lagi menjadi Desa jangkang dan desa deluk.desa jangkang ini terdiri dari 3
dusun,18 Rt,dan 9 rw.
Menurut penuturan dari kepala desa ikon yang paling dikenal yaitu Jambatan
jangkang.Jambatan ini dikanal sebagai jambatan pembatas antara jangkang dan bantan
tua.Diberi nama jangkang karena pada zaman dahulu ada yang namanya kayu
jangkang. Kayu jangkang adalah sejenis kayu yang berasal dari pohon jangkang
(Archidendron jiringa). Kayu ini memiliki karakteristik yang kuat, keras, dan tahan
lama. Kayu jangkang biasanya digunakan dalam berbagai aplikasi konstruksi, seperti
pembuatan mebel, pintu, jendela, atau bahan bangunan lainnya. Kayu jangkang
memiliki serat kayu yang indah dan sering kali memiliki warna cokelat tua atau merah
keunguan dengan pola alami yang menarik. Selain itu, kayu ini juga memiliki
ketahanan terhadap serangan rayap dan hewan penggerek kayu, menjadikannya
pilihan yang baik untuk proyek-proyek yang membutuhkan kekuatan dan ketahanan.
Pohon jangkang biasanya ditemukan di daerah tropis, terutama di wilayah Asia
Tenggara, seperti Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Kayu jangkang sangat banyak
ditemui didesa jangkang ni pada zaman dahulu sehingga diberilah nama desa ini
sebagai desa jangkang.

1. Perekonomian di Desa Jangkang,Kecamatan Bantan ,Kabupaten Bengkalis

Perekonomian desa mengacu pada aktivitas ekonomi yang terjadi di sebuah


desa. Ini melibatkan berbagai sektor ekonomi dan kegiatan yang dilakukan oleh
penduduk desa untuk memenuhi kebutuhan mereka dan menciptakan sumber
penghidupan.Untuk Desa jangkang perekonomiannya beragam seperti Pertanian,
Perkebunan karet, perkebunan kelapa sawit, Wirausaha dan yang lainnya.
Perekonomian desa sering kali didominasi oleh sektor pertanian, karena banyak desa
memiliki lahan pertanian yang subur dan penduduknya berkecimpung dalam kegiatan
pertanian, seperti bercocok tanam, peternakan, perikanan, atau kehutanan. Pertanian
dapat menjadi sumber utama pendapatan dan mata pencaharian bagi penduduk desa,
baik dalam produksi makanan untuk konsumsi lokal maupun untuk dijual ke pasar.
Selain pertanian, perekonomian desa juga dapat melibatkan sektor lain seperti industri
kecil, kerajinan, perdagangan, jasa, pariwisata, atau sektor informal seperti pekerjaan
rumah tangga dan usaha mikro. Di beberapa desa, terdapat inisiatif pengembangan
ekonomi lokal seperti koperasi, kelompok tani, atau program pengembangan usaha
kecil dan menengah untuk meningkatkan pendapatan dan kemandirian ekonomi desa.
Perekonomian desa juga dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti akses terhadap
infrastruktur (jalan, listrik, air bersih), akses pasar, kebijakan pemerintah, sumber
daya alam, keterampilan dan pendidikan penduduk, serta faktor-faktor sosial dan
budaya yang memengaruhi pola kegiatan ekonomi. Pengembangan perekonomian
desa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk desa, mengurangi
kesenjangan ekonomi antara perkotaan dan pedesaan, menciptakan lapangan kerja,
memperkuat ketahanan ekonomi lokal, dan membangun komunitas yang
berkelanjutan secara ekonomi.
Untuk PADes Desa jangkang yaitu dari Bumdes. PADes adalah singkatan dari
Pendapatan Asli Desa. PADes merujuk pada pendapatan yang dihasilkan secara
internal oleh desa itu sendiri melalui berbagai sumber pendapatan seperti pajak,
retribusi, hasil pertanian, usaha mikro dan kecil, pariwisata, dan lain sebagainya.
Pendapatan Asli Desa merupakan sumber pendapatan yang dapat dimanfaatkan oleh
pemerintah desa untuk membiayai pembangunan dan pelayanan publik di desa,
termasuk pengembangan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, pemberdayaan
ekonomi, dan lainnya. Pendapatan ini penting dalam meningkatkan kesejahteraan
penduduk desa, memperkuat pemerintahan desa, serta memfasilitasi pembangunan
dan pembangunan desa yang berkelanjutan.Sedangkan Bumdesa yang ada di dsa ini
terdiri dari UED-SP, Penyewaan, air galon dan beberapa pertanian.
Pemerintah desa memiliki peran penting dalam mengelola Pendapatan Asli
Desa dengan transparan, efisien, dan akuntabel. Pengelolaan yang baik dapat
memastikan penggunaan dana yang tepat sasaran, pembangunan yang berkelanjutan,
serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan terkait
penggunaan pendapatan desa. Pendapatan Asli Desa juga dapat dipengaruhi oleh
kondisi dan potensi desa itu sendiri, seperti sumber daya alam, kegiatan ekonomi
lokal, tingkat pembangunan, serta dukungan dari pemerintah pusat atau pemerintah
daerah. Oleh karena itu, pengembangan Pendapatan Asli Desa menjadi salah satu
fokus penting dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan pembangunan desa
secara berkelanjutan.

2. Budaya Desa Jangkang,Kecamatan Bantan ,Kabupaten Bengkalis


Budaya di suatu desa merujuk pada kumpulan nilai-nilai, norma, kepercayaan,
tradisi, pengetahuan, seni, dan pola perilaku yang dimiliki dan dilakukan oleh
masyarakat desa tersebut. Budaya desa mencerminkan identitas dan cara hidup
masyarakat di wilayah tersebut, yang telah berkembang seiring waktu melalui
interaksi sosial, lingkungan geografis, sejarah, dan pengalaman kolektif.Untuk Desa
Jangkang sendiri budaya yang melekat sampai sekarang yaitu Pawai, Reog,Zapin

Dalam memenuhi kegiatan kebudayaan,suku yang menjadi penduduk di desa


jangkang itu sendiri yaitu suku melayu 50%, suku jawa 40%, dan suku asli 10%, dan
adanya campuran seperti batak, minang dan lainnya.Suku memiliki hubungan yang
erat dengan budaya karena suku sering kali mencerminkan identitas kelompok etnis
atau kebudayaan tertentu. Suku dapat mencakup faktor-faktor seperti bahasa, agama,
tradisi, adat istiadat, dan nilai-nilai yang diwariskan dari generasi ke generasi. Di
banyak masyarakat, suku dapat menjadi landasan penting dalam membangun identitas
individu dan kelompok. Suku dapat mempengaruhi cara orang berpakaian, makanan
yang mereka konsumsi, jenis seni dan musik yang mereka kembangkan, serta peran
dan tugas dalam masyarakat. Suku juga dapat memainkan peran dalam sistem sosial
dan politik, serta mempengaruhi hubungan antara kelompok etnis yang berbeda.
Selain itu, suku juga dapat mempengaruhi interaksi sosial, pernikahan, dan pertukaran
budaya antara kelompok-kelompok yang berbeda. Peninggalan budaya suku dapat
ditemukan dalam tradisi lisan, cerita rakyat, kerajinan tangan, arsitektur, dan banyak
aspek kehidupan sehari-hari.

3. Aset Desa Jangkang,Kecamatan Bantan ,Kabupaten Bengkalis


Untuk aset di desa jangkang terdiri dari Aset Bergerak, Aset Tidak Bergerak,
Aset Tetap. Aset bergerak adalah jenis aset yang dapat dipindahkan atau dipindahkan
dari satu lokasi ke lokasi lain. Aset bergerak memiliki ciri-ciri fisik yang
memungkinkannya untuk diangkut atau dipindahkan dengan relatif mudah. Mereka
tidak secara permanen terikat atau terpasang ke tanah atau struktur,aset bergerak pada
desa jangkang seperti Kendaraan Dinas, Ambulance yang masuk pada aset desa yang
dititipakn oleh pihak pemerintah daerah, Tenda-Tenda.Aset Tidak bergerak, Aset
tidak bergerak adalah istilah yang digunakan dalam bidang keuangan dan bisnis untuk
menggambarkan jenis aset yang tidak dapat dipindahkan dengan mudah karena
sifatnya yang tetap atau terikat pada suatu lokasi fisik. Aset tidak bergerak seringkali
mencakup properti seperti tanah, bangunan, dan infrastruktur yang tidak dapat
dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain tanpa biaya yang signifikan atau
perubahan yang substansial seperti menurut kepala desa jangkang aset ini terdiri atas
Bangunan sekolah MDA, bangunan kantor kepala desa, Posyandu,TPI, Gedung BPD,
Gedung UED-SP.
Aset tetap,Aset tetap adalah jenis aset yang dimiliki oleh suatu entitas atau
individu untuk digunakan dalam operasional atau menghasilkan pendapatan dalam
jangka waktu yang panjang. Aset tetap umumnya tidak dimaksudkan untuk dijual atau
diubah menjadi uang tunai dalam jangka pendek, melainkan digunakan secara terus-
menerus dalam kegiatan bisnis atau investasi.Untuk aset tetap desa jangkang yang
tercatat pada tahun 2020 yaitu:
I. Tanah

II. Peralatan Mesin dan Alat Berat


1.Printer Brother DCP-T710W
2.Falcon Sprayer FC-016
3.Laptop Lenovo Core i3
4.Hardisk Eksternal 1 TB
5.Lemari Arsip Ruangan
6.Lemari Obat Medis
7.Meja ½ Biro
8.Kursi
9.Alat Pelindung Diri MPB

III. Gedung dan Bangunan


1.Bangunan Gudang Balai Kantor Desa jangkang RT 001/RW 005, 1
Unit
2.Bangunan WC + Tempat Wudhu Masjid Al-Jihad Tambak Rejo RT
001/RW 007, 1 Unit
3.Bangunan Penampung Air Hujan Jl.Tambak Rejo RT 001/RW 007, 1
Unit
4.Pembangunan Pagar Lapangan Bola Desa Jangkang, 68 M

IV. Jalan
1.Semenisasi Jalan Meswadi RT 002/RW 009, 56 x 2.5 x 0.15 M
2. Semenisasi Jalan Raya Tiung RT 002/RW 009, 56 x 2.5 x 0.15 M
3. Semenisasi Jalan Meswadi Sambungan RT 002/RW 009, 61 x 2.5 x
0.15 M
4. Semenisasi Jalan Raya Tiung RT 002/RW 009, 40 x 2.5 x 0.15 M

V. Jembatan
1.Dwiker Jl.Kayat Tambak Rejo RT 001/RW 006, 1 Unit
Irigasi/Embung/Air Sungai/Drainase
1.Sumur Bor Dusun Suku Asli Desa Jangkang RT 001/RW 002, 1 Unit
2.Parit Bata Jalan Tambak Rejo RT 002/RW 006, 47 M
3. Parit Bata Jalan Parit Tiung RT 002/RW008, 43 M
4.Sumur Bor Paud Nurul Hakim Desa Jangkang RT 001/RW 004, 1
Unit
5.Sumur Bor 4 Titik Desa Jangkang
6.Parit Bata Dusun Utama RT 001/RW 001, 57 M

VI. Jaringan/Instalasi

VII. Aset Tetap Lainnya


1.Buku Perpustakaan Desa Jangkang

VIII. Kontruksi Dalam Pengerjaan

4. Mekanisme Pengelolaan Dan Pemanfaatan Barang Milik Desa Jangkang


Mekanisme pengelolaan barang milik desa merujuk pada proses atau langkah-
langkah yang digunakan untuk mengatur, mengawasi, dan memanfaatkan barang-
barang yang dimiliki oleh desa. Ini melibatkan pengidentifikasian barang,
pembentukan kebijakan dan peraturan, pengelolaan operasional, pemanfaatan barang,
akuntabilitas, dan evaluasi. Mekanisme ini bertujuan untuk memastikan penggunaan
yang efisien dan efektif dari barang milik desa, serta melindungi kepentingan dan
kesejahteraan masyarakat desa secara keseluruhan. Selain itu, mekanisme ini juga
mendorong transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi masyarakat dalam pengambilan
keputusan terkait pengelolaan barang milik desa. Pemanfaatan dan penggunaan
barang milik desa dapat dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat desa, seperti
pendidikan, kesehatan, infrastruktur, atau pengembangan ekonomi. Penggunaan
barang harus sesuai dengan kebijakan dan peraturan yang berlaku. Desa juga dapat
mempertimbangkan opsi lain, seperti menyewakan atau mengalihkan penggunaan
barang kepada pihak ketiga untuk memperoleh pendapatan tambahan bagi desa.
Dilihat dari berbagai situasi mekanisme pengelolaan dan pemanfaatan barang
milik desa jangkang diserahkan kepada maswilayah untuk pengeloalaan gedung
pertemuan.Sehingga untuk segala kegiatan dan pemelihaaran diserahkan ditempat
wilayah pembangunan dan dikekola oleh masyarakat lingkungan setempat. Dalam
rangka memelihara aset desa, partisipasi dan keterlibatan aktif masyarakat sangat
penting. Masyarakat harus terlibat dalam proses perencanaan, pemeliharaan, dan
pengawasan aset desa untuk memastikan pengelolaan yang efektif dan berkelanjutan.

5. Tanggung jawab pengelolaan dan pemeliharaan barang milik desa jangkang


Tanggung jawab atas pengelolaan barang milik desa dapat bervariasi
tergantung pada peraturan dan kebijakan yang berlaku di negara atau wilayah tertentu.
Namun, dalam banyak kasus, tanggung jawab pengelolaan barang milik desa dapat
dibagi antara beberapa pihak, termasuk:
 Pemerintah Desa: Pemerintah desa memiliki peran utama dalam
pengelolaan barang milik desa. Mereka bertanggung jawab untuk
mengawasi pengelolaan aset desa, menyusun kebijakan dan peraturan
terkait, serta mengelola dan memelihara aset-aset tersebut. Pemerintah
desa juga harus melibatkan partisipasi masyarakat dalam proses
pengambilan keputusan dan pemantauan.
 Lembaga Pengelola Desa: Desa dapat membentuk lembaga khusus
atau badan pengelola untuk mengatur dan mengawasi pengelolaan
barang milik desa. Lembaga seperti Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) atau Badan Pengelola Kekayaan Desa (BPKD) dapat
dibentuk untuk mengelola aset desa dengan transparansi dan
akuntabilitas yang lebih baik.
 Masyarakat Desa: Masyarakat desa juga memiliki peran penting dalam
pengelolaan barang milik desa. Mereka harus terlibat dalam proses
pengambilan keputusan, pemantauan penggunaan aset, dan menjaga
keberlanjutan aset desa. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
barang milik desa membantu memastikan keputusan yang lebih adil,
transparan, dan sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan masyarakat.
 Pemerintah Pusat atau Daerah: Di beberapa negara atau wilayah,
pemerintah pusat atau daerah juga dapat memiliki peran dalam
pengelolaan barang milik desa. Mereka dapat memberikan pedoman,
kebijakan, atau bantuan teknis kepada desa dalam mengelola aset
mereka. Pemerintah pusat atau daerah juga dapat bertanggung jawab
untuk mengawasi dan memastikan kepatuhan desa terhadap peraturan
yang berlaku. Penting untuk mencatat bahwa tanggung jawab
pengelolaan barang milik desa dapat bervariasi tergantung pada
konteks lokal dan peraturan yang berlaku.

Sedangkan tanggung jawab atas pemeliharaan barang milik desa biasanya


melekat pada pemerintah desa atau lembaga pemerintahan setempat yang bertanggung
jawab atas pengelolaan dan pemerintahan desa. Pemerintah desa memiliki dewan atau
badan pemerintahan yang bertanggung jawab untuk mengelola aset dan infrastruktur
desa, termasuk pemeliharaan barang milik desa. Tanggung jawab ini mungkin
mencakup pemeliharaan dan perawatan fasilitas umum seperti jalan desa, irigasi,
saluran drainase, taman, tempat pemakaman, bangunan pemerintah, dan fasilitas
umum lainnya yang dimiliki oleh desa.

6. Mekanisme Penyelesaian Masalah Terkait Kehilangan Atau Krusakan Barang


Milik Desa Jangkang
Untuk Desa jangkang belum adanya masalah kehilangan barang milik desa
sesuai dengan yang disampaikan oleh kepala desa jangkang,sedangkan Apabila terjadi
kerusakan pada barang milik desa, berikut adalah beberapa mekanisme penyelesaian
masalah yang dapat dilakukan:
 Identifikasi dan evaluasi kerusakan: Langkah pertama adalah
mengidentifikasi dan mengevaluasi kerusakan yang terjadi pada barang
milik desa. Melakukan penilaian dan penelitian untuk menentukan sifat
dan tingkat kerusakan akan membantu dalam merencanakan langkah-
langkah penyelesaian yang tepat.
 Pemeliharaan dan perbaikan: Jika kerusakan terjadi karena
pemeliharaan yang kurang atau keausan alami, langkah yang perlu
dilakukan adalah melakukan pemeliharaan atau perbaikan sesuai
dengan kebutuhan. Dalam hal ini, bisa dilakukan perbaikan langsung
oleh pihak yang memiliki keterampilan atau melibatkan pihak ketiga
yang ahli dalam pemeliharaan atau perbaikan barang tersebut.
 Penggantian atau pengadaan baru: Jika barang milik desa mengalami
kerusakan parah atau tidak dapat diperbaiki dengan biaya yang wajar,
maka opsi penggantian atau pengadaan baru dapat dipertimbangkan.
Hal ini bisa melibatkan pengajuan proposal atau anggaran untuk
mendapatkan barang pengganti yang sesuai atau melakukan proses
pengadaan baru dengan prosedur yang berlaku.
 Asuransi atau klaim tanggung jawab: Jika barang milik desa tersebut
diasuransikan, maka proses klaim asuransi dapat dilakukan untuk
mendapatkan ganti rugi atas kerusakan yang terjadi. Dalam beberapa
kasus, jika kerusakan disebabkan oleh pihak ketiga, seperti kontraktor
atau penyedia layanan, maka dapat dipertimbangkan untuk
mengajukan klaim tanggung jawab kepada pihak yang bertanggung
jawab atas kerusakan tersebut.
 Pelaporan dan transparansi: Penting untuk melaporkan kerusakan yang
terjadi kepada pihak yang berwenang dan melibatkan masyarakat
dalam proses penyelesaian masalah. Pelaporan yang jujur dan
transparan akan membantu dalam mencari solusi yang tepat dan
memastikan akuntabilitas dalam pengelolaan barang milik desa.
 Evaluasi dan tindakan pencegahan: Setelah penyelesaian masalah,
langkah selanjutnya adalah melakukan evaluasi untuk mencegah
kerusakan serupa terjadi di masa depan. Diperlukan langkah-langkah
pencegahan yang tepat, seperti perawatan rutin, pemantauan yang baik,
atau perubahan kebijakan dan prosedur untuk menghindari kerusakan
yang tidak diinginkan.

Penting untuk mencatat bahwa mekanisme penyelesaian masalah akan sangat


tergantung pada situasi dan kondisi spesifik yang terjadi pada barang milik desa. Oleh
karena itu, penting untuk merujuk pada peraturan dan kebijakan yang berlaku serta
berkonsultasi dengan pihak berwenang yang kompeten dalam mengatasi masalah
tersebut.

7. PerencanaankebutuhanPengadaan,Penggunaan,Pemanfaatan,Pemindahtangana
n,Pemusnahan, Pengawasan Dan Pembinaan Aset Milik Desa Jangkang
a) Perencanaan kebutuhan barang milik desa melibatkan identifikasi,
penghitungan, dan pengaturan barang yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat di tingkat desa. Berikut adalah langkah-langkah umum
yang dapat diikuti dalam perencanaan kebutuhan barang milik desa:
 Identifikasi kebutuhan: Lakukan survei dan analisis untuk
mengidentifikasi kebutuhan barang di desa. Melibatkan partisipasi
aktif dari masyarakat desa, pemerintah desa, dan tokoh masyarakat
untuk memahami kebutuhan yang paling penting dan mendesak.
 Klasifikasikan kebutuhan: Kelompokkan kebutuhan barang menjadi
kategori yang jelas, seperti kebutuhan infrastruktur (misalnya jalan,
jembatan), kebutuhan kesehatan (misalnya obat-obatan, peralatan
medis), kebutuhan pendidikan (misalnya buku, peralatan sekolah),
kebutuhan pertanian (misalnya pupuk, alat pertanian), dan sebagainya.
 Prioritaskan kebutuhan: Evaluasi dan prioritasikan kebutuhan barang
berdasarkan urgensi, kepentingan, dan keterbatasan sumber daya yang
ada. Misalnya, kebutuhan yang mendesak dan berdampak langsung
pada kesejahteraan masyarakat harus diberi prioritas lebih tinggi.
 Estimasi jumlah dan spesifikasi barang: Hitung jumlah barang yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan desa. Tentukan juga
spesifikasi teknis yang dibutuhkan untuk barang tersebut, seperti
ukuran, kapasitas, atau jenis tertentu. Rencanakan anggaran: Tentukan
biaya yang diperlukan untuk membeli barang-barang tersebut. Buat
rencana anggaran yang mencakup sumber-sumber pendanaan yang
mungkin, seperti dana desa, bantuan pemerintah, donasi, atau program
pembangunan lainnya.
 Sumber daya dan pengadaan: Identifikasi sumber daya yang tersedia di
desa, baik dalam hal tenaga kerja, peralatan, maupun keterampilan
khusus. Tentukan apakah barang dapat diproduksi secara lokal atau
perlu dibeli dari luar. Buat rencana pengadaan yang mencakup proses
pembelian, pengiriman, dan distribusi barang.
 Implementasikan dan monitor: Setelah perencanaan dilakukan, langkah
selanjutnya adalah melaksanakan rencana tersebut. Pastikan barang
diperoleh sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan dan distribusikan
dengan efisien. Monitor dan evaluasi pelaksanaan perencanaan untuk
mengetahui keberhasilan dan kemajuan yang dicapai.

Perlu dicatat bahwa perencanaan kebutuhan barang milik desa dapat


bervariasi tergantung pada kondisi dan karakteristik masing-masing desa. Adapun
pentingnya melibatkan partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan agar
kebutuhan yang diidentifikasi lebih akurat dan sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan mereka.

b) Pengadaan barang.Berikut adalah beberapa contoh pengadaan barang yang


terkait dalam perencanaan kebutuhan barang milik desa:
 Infrastruktur dasar: Bahan konstruksi untuk membangun atau
memperbaiki jalan, jembatan, saluran air, sanitasi, dan instalasi listrik.
Kesehatan: Obat-obatan, alat medis, peralatan laboratorium, alat tes
kesehatan, vaksin, perlengkapan kebersihan, dan perlengkapan
keamanan pasien.
 Pendidikan: Buku teks, buku-buku referensi, peralatan sekolah (meja,
kursi, papan tulis), komputer, proyektor, peralatan olahraga, dan
peralatan laboratorium sederhana.
 Pertanian: Pupuk, benih, alat pertanian (cangkul, sabit, traktor kecil),
alat irigasi, alat pemrosesan hasil pertanian (penggilingan padi, alat
pengering), dan peralatan pemeliharaan ternak.
 Perikanan: Perahu, jaring, pancing, alat tangkap ikan (jaring, pancing),
peralatan penyimpanan ikan, alat pengolahan ikan (penggilingan,
pengawetan), dan peralatan budi daya ikan.
 Perdagangan dan Usaha Mikro: Peralatan usaha mikro (kompor,
peralatan masak, mesin jahit), meja dan kios perdagangan, lemari es,
rak display, peralatan kasir, dan peralatan keamanan (pintu besi,
kamera CCTV).
 Lingkungan dan Kelestarian Alam: Tempat sampah, tong sampah, alat
pemilah sampah, peralatan pengolahan limbah organik (komposter),
bibit pohon, peralatan penghijauan, dan alat penjagaan lingkungan
(helm, sarung tangan).
 Keamanan dan Ketertiban: Peralatan kepolisian desa (seragam,
walkie-talkie, kendaraan patroli), peralatan keamanan publik (kamera
CCTV, pagar pengaman), dan peralatan penegakan hukum (dokumen,
formulir).
 Pariwisata dan Kebudayaan: Peralatan pendukung pariwisata (peta,
brosur, tanda informasi), peralatan promosi (poster, banner), bahan
peraga budaya (pakaian adat, alat musik tradisional), dan peralatan seni
dan pertunjukan (panggung, suara, pencahayaan).
 Sosial dan Kesejahteraan: Peralatan bantuan sosial (sembako, pakaian,
selimut), peralatan perawatan anak (mainan, meja belajar), peralatan
lansia (kursi roda, tongkat), dan peralatan difabel (kursi roda, kruk).

Pengadaan barang harus dilakukan dengan mempertimbangkan kualitas,


keandalan, dan kecocokan dengan kebutuhan desa. Sumber daya yang tersedia di desa
dan anggaran yang ada harus diperhitung.

c) Penggunaan barang.Berikut adalah beberapa contoh penggunaan barang yang


terkait dalam perencanaan kebutuhan barang milik desa:
 Infrastruktur dasar: Barang-barang yang terkait dengan infrastruktur
dasar seperti jalan, jembatan, dan saluran air akan digunakan untuk
membangun dan memelihara fasilitas tersebut agar dapat digunakan
oleh masyarakat desa.
 Kesehatan: Barang-barang kesehatan seperti obat-obatan, alat medis,
dan peralatan laboratorium akan digunakan untuk memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat desa, baik melalui puskesmas
atau posyandu.
 Pendidikan: Barang-barang pendidikan seperti buku teks, peralatan
sekolah, komputer, dan proyektor akan digunakan oleh siswa dan guru
dalam proses pembelajaran di sekolah-sekolah desa.
 Pertanian: Barang-barang pertanian seperti pupuk, benih, alat
pertanian, dan alat irigasi akan digunakan oleh petani desa untuk
meningkatkan produksi pertanian dan hasil panen.
 Perikanan: Barang-barang perikanan seperti perahu, jaring, dan
peralatan tangkap ikan akan digunakan oleh nelayan desa dalam
kegiatan penangkapan ikan dan budi daya perikanan.
 Perdagangan dan Usaha Mikro: Barang-barang yang terkait dengan
usaha mikro seperti peralatan usaha (kompor, mesin jahit), meja dan
kios perdagangan, dan peralatan kasir akan digunakan oleh pelaku
usaha di desa untuk menjalankan usaha mereka.
 Lingkungan dan Kelestarian Alam: Barang-barang lingkungan seperti
tempat sampah, alat pemilah sampah, dan peralatan pengolahan
limbah akan digunakan oleh masyarakat desa untuk menjaga
kebersihan lingkungan dan mendukung program pengelolaan limbah.
 Keamanan dan Ketertiban: Barang-barang keamanan dan ketertiban
seperti seragam, walkie-talkie, dan peralatan kepolisian desa akan
digunakan oleh petugas keamanan untuk menjaga keamanan dan
ketertiban di desa.
 Pariwisata dan Kebudayaan: Barang-barang yang terkait dengan
pariwisata dan kebudayaan seperti peta, poster promosi, pakaian adat,
dan peralatan seni akan digunakan untuk mempromosikan pariwisata
lokal dan melestarikan kebudayaan desa.
 Sosial dan Kesejahteraan: Barang-barang sosial dan kesejahteraan
seperti bantuan sosial, peralatan perawatan anak, dan peralatan lansia
akan digunakan untuk membantu masyarakat desa yang
membutuhkan, termasuk dalam hal bantuan sosial, perawatan anak,
dan perawatan lansia.

Penggunaan barang yang terkait harus dilakukan dengan tepat sesuai dengan
fungsi dan kebutuhan yang ditentukan, serta dengan pemeliharaan dan perawatan
yang baik agar barang tersebut dapat digunakan secara efektif dan berkelanjutan.
d) Pemanfaat barang milik desa Barang milik desa dapat dimanfaatkan dalam
berbagai cara yang bermanfaat bagi masyarakat desa. Berikut adalah beberapa
contoh pemanfaatan barang milik desa:
 Infrastruktur dan Fasilitas Umum: Barang-barang seperti jalan,
jembatan, saluran air, dan sanitasi dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan aksesibilitas dan kualitas hidup masyarakat desa.
Fasilitas umum seperti gedung serba guna, lapangan olahraga, dan
taman juga dapat digunakan untuk kegiatan komunitas dan rekreasi.
 Kesehatan: Barang-barang kesehatan seperti obat-obatan, peralatan
medis, dan alat tes dapat dimanfaatkan untuk memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat desa. Puskesmas atau posyandu yang
dimiliki desa dapat digunakan untuk pemeriksaan kesehatan,
penyuluhan, dan program imunisasi.
 Pendidikan: Barang-barang pendidikan seperti buku teks, peralatan
sekolah, komputer, dan proyektor dapat digunakan untuk
meningkatkan akses dan kualitas pendidikan di desa. Sekolah desa,
perpustakaan, dan pusat pembelajaran dapat menjadi tempat belajar
dan mengembangkan keterampilan masyarakat desa.
 Pertanian dan Perikanan: Barang-barang pertanian seperti alat
pertanian, benih, dan pupuk dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
produksi pertanian di desa.

Anda mungkin juga menyukai