KERTAS KERJA
I. LATAR BELAKANG
I.1 Dasar Pemikiran
Earmarking / peruntukan Dana Desa tahun anggaran 2022 telah diatur melalui Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2021 tentang Rincian Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara dengan ketentuan:
a. Alokasi untuk program perlindungan sosial berupa bantuan langsung tunai desa paling
sedikit 40% (empat puluh per seratus);
b. Alokasi untuk program ketahanan pangan dan hewani paling sedikit 20% (dua puluh per
seratus);
c. Alokasi untuk dukungan pendanaan penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-
19) paling sedikit 8% (delapan per seratus), dari alokasi Dana Desa setiap desa; dan
d. Program sektor prioritas lainnya.
Prioritas penggunaan Dana Desa tahun anggaran 2022 sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 7 Tahun 2021
tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa, bahwa prioritas penggunaan Dana Desa terdiri dari
2 (dua) kategori:
a. diatur dan diurus oleh Desa berdasarkan kewenangan Desa
b. diarahkan untuk program dan/atau kegiatan percepatan pencapaian SDGs Desa melalui:
1) pemulihan ekonomi nasional sesuai kewenangan Desa,
2) program prioritas nasional sesuai kewenangan Desa, dan
3) mitigasi dan penanganan bencana alam dan nonalam sesuai kewenangan Desa.
Untuk program ketahanan pangan dan hewani itu sendiri sebagaiman diatur dalam Peraturan
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 7 Tahun 2021
tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa adalah termasuk dalam kategori priotitas yang
diarahkan bagian program prioritas nasional sesuai kewenangan Desa dalam rangka untuk
mewujudkan Desa tanpa kelaparan (SDG’s ke-2), yang kegiatannya meliputi:
a. pengembangan usaha pertanian, perkebunan, perhutanan, peternakan dan/atau perikanan,
b. pembangunan lumbung pangan Desa,
2
Selanjutnya, berdasarkan kesepakatan KTT G20 Osaka 2019 (G20 keempat belas) pada 28 –
29 Juni 2019 di International Exhibition Center, Osaka bahwa pembangunan pertanian
difokuskan untuk mencapai ketahanan pangan dan perbaikan gizi masyarakat.
Secara garis besar, ketahanan pangan harus memiliki 3 prinsip yaitu; Ketersediaan,
Keterjangkauan; dan Kemanfaatan yang selanjutnya disebut aspek ketahanan pangan.
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan mendefinisikan:
1) Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara sampai dengan
perseorangan, yang tercermin dari tersedianya Pangan yang cukup, baik jumlah maupun
mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan
dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan
produktif secara berkelanjutan.
2) Keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah Pangan
dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu,
merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan
agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi.
3
3) Ketersediaan Pangan adalah kondisi tersedianya Pangan dari hasil produksi dalam negeri
dan Cadangan Pangan Nasional serta impor apabila kedua sumber utama tidak dapat
memenuhi kebutuhan.
d. peningkatan konsumsi Pangan hasil produk ternak, ikan, sayuran, buah-buahan, dan
umbi-umbian lokal.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa, pada dasarnya ketahanan pangan harus
memenuhi standar kuantitas dan kualitas. Secara kuantitas, pangan harus memenuhi unsur:
1) Tersedia cukup (kecukupan),
2) Merata, dan
3) Berkelanjutan
Ketahanan pangan tidak boleh bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya
masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi.
I.3 Tujuan
Tujuan dari program/kegiatan bidang ketahanan pangan dan hewani ini adalah untuk
mewujudkan aspek ketersediaan, keterjangkauan, dan kemanfaatan.
1) Ketersediaan
Ketersediaan pangan diarahkan untuk menciptakan sentra produksi dan peningkatan
produktivitas serta distribusi penyediaan pangan lokal
2) Keterjangkauan
Keterjangkauan pangan diarahkan pada kemudahan masyarakat untuk mengakses
pangan baik jarak maupun harga.
3) Kemanfaatan
Pemanfaatan pangan dicerminkan oleh konsumsi pangan perseorangan atau rumah
tangga yang dipengaruhi oleh ketersediaan pangan, keterjangkauan pangan, pola
konsumsi pangan, dan pengetahuan pangan dan gizi. Kuantitas dan kualitas pangan yang
dikonsumsi secara langsung akan menentukan status gizi.
5
I.4 Sasaran
Sasaran program/kegiatan bidang ketahanan pangan dan hewani ini adalah agar terpenuhinya
kebutuhan pangan dan gizi masyarakat. Indikator umum untuk pencapaian sasaran tersebut
ada dua yang saling terkait satu dengan lainnya, yaitu:
1) Tersedianya pangan yang: (i) cukup, mutu yang baik, memenuhi persyaratan keamanan
pangan, beragam, memenuhi kecukupan gizi, merata antar wilayah Desa, waktu dan
golongan pendapatan, terjangkau oleh daya beli masyarakat; (ii) tidak bertentangan
dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat; (iii) didukung oleh lingkungan
sanitasi dan layanan kesehatan yang memadai.
2) Terwujudnya status gizi sumber daya manusia sesuai standar kecukupan untuk dapat
hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.
I.5 Hasil/Keluaran
Output kegiatan ini adalah meningkatnya ketersediaan pangan yang beragam sehingga tidak
ada penduduk rawan pangan serta meningkatnya pengetahuan tentang pangan yang bergizi,
beragam, seimbang, dan aman (B2SA).
II. ANGGARAN
Sumber dana kegiatan ini berasal Dana Desa yaitu sebesar Rp163.746.800,00 (Seratus Enam
Puluh Tiga Juta Tujuh Ratus Empat Puluh Enam Ribu Delapan Ratus Rupiah) diambil dari
20% (Dua Puluh per Seratus) dari pagu Dana Desa Dusun Karya Harapan Mukti Tahun 2022
yaitu sebesar Rp818.734.000,00 (Delapan Ratus Delapan Belas Tujuh Ratus Tiga Puluh
Empat Ribu Rupiah) sesuai dengan amanat Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
104 Tahun 2021 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Pasal 5 ayat (4)
huruf b.
6
III. PELAKSANAAN
III.1 Pelaksana
1) Secara umum. pelaksana kegiatan anggaran adalah Kepala Seksi Pelayanan dengan
rincian kegiatan yang ada di dalamnya dapat dibantu oleh Kepala Seksi lain sesuai
dengan bidang tugas atau tupoksi masing-masing.
2) Mitra
Mitra program/kegiatan bidang ketahanan pangan dan hewani berasal dari unsur
masyarakat/kelompok masyarakat dan LKD:
a. Kelompok tani/ternak/ikan
b. Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) pokja III,
dan
c. Masyarakat pengembang tanaman pangan dan hortikultura.
IV. KEBERLANJUTAN
Program/kegiatan bidang ketahanan pangan dan hewani yang merupakan salah satu tujuan
pencapaian SDGs yaitu mewujudkan Desa tanpa kelaparan (SDGs ke-2) diharapkan mampu
memecahkan permasalahan kekurangan gizi baik pada kelompok sasaran konvergensi
pencegahan stunting maupun masyarakat secara umum. Desain program/kegiatan bukan
hanya untuk dimanfaatkan di tahun 2022 akan tetapi akan terus dilakukan agar di tahun-
tahun berikutnya masyarakat bisa menikmati program/kegiatan ini secara berkelanjutan.
Tentunga komitmen yang dituangkan dalam regulasi tingkat desa akan menjadi salah satu
prioritas yang diutamakan.
SRIYATI
IWAN HERMAWAN Kepala Seksi Pelayanan
8
B BIBIT
1 Kacang Panjang 2 Can 150.000 300.000
2 Kacang Tanah 15 Kg 30.000 450.000
3 Mentimun 6 Pch 100.000 600.000
4 Terong 10 Pch 50.000 500.000
1.850.000
D PERLENGKAPAN
1 Sumur Bor 1 Unit 10.000.000 10.000.000
2 Jaring hitam 4 Rol 375.000 1.500.000
3 Plastik Mulsa 4 Rol 200.000 800.000
4 Selang Drip 4 Rol 100.000 400.000
5 Paku 4 Kg 18.000 72.000
6 Tiang Pagar 150 Btg 10.000 1.500.000
7 Tiang Lanjaran Bambu 100 Btg 10.000 1.000.000
8 Pipa 3 Inc 20 Btg 90.000 1.800.000
9 Elbow 3 inc 6 Bh 30.000 180.000
10 Elbow 3/4 ic 20 Bh 10.000 200.000
11 Stop Kran 3 Bh 300.000 900.000
12 Kep Solo 2 Unit 500.000 1.000.000
19.352.000
E Jasa
Pengolahan lahan dll 5.000.000
JUMLAH 33.652.000
3.869.980
TOTAL TERMASUK PAJAK 37.521.980
11