Anda di halaman 1dari 12

0

KERTAS KERJA

KERANGKA ACUAN KERJA


KEGIATAN PROGRAM/KEGIATAN
BIDANG KETAHANAN PANGAN DAN HEWANI
TAHUN ANGGARAN 2022

DUSUN KARYA HARAPAN MUKTI


KECAMATAN PELEPAT ILIR KABUPATEN BUNGO
PROVINSI JAMBI
2022
1

I. LATAR BELAKANG
I.1 Dasar Pemikiran

Earmarking / peruntukan Dana Desa tahun anggaran 2022 telah diatur melalui Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2021 tentang Rincian Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara dengan ketentuan:
a. Alokasi untuk program perlindungan sosial berupa bantuan langsung tunai desa paling
sedikit 40% (empat puluh per seratus);
b. Alokasi untuk program ketahanan pangan dan hewani paling sedikit 20% (dua puluh per
seratus);
c. Alokasi untuk dukungan pendanaan penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-
19) paling sedikit 8% (delapan per seratus), dari alokasi Dana Desa setiap desa; dan
d. Program sektor prioritas lainnya.

Sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.07/2021


tentang Pengelolaan Dana Desa Pasal 34 ayat (2), bahwa Pemerintah Desa menganggarkan
kegiatan ketahanan pangan dan hewani sesuai dengan karakteristik dan potensi Desa.
Adapun karakteristik dan potensi Desa di Dusun Karya Harapan Mukti yaitu; memiliki
kebiasaan hidup masih sangat tergantung pada alam. Karakteristiknya: gameinschaft, gotong
royong, homogen, dan toleransi kuat. Sedangkan potensi Desa Karya Harapan Mukti
memiliki sumber daya alam pertanian dan perkebunan yang sebahagian masyarakatnya
disamping membudidayakan tanaman kelapa sawit, juga mengembangkan tanaman pangan
dan hortikultura, ternak, dan ikan.

Prioritas penggunaan Dana Desa tahun anggaran 2022 sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 7 Tahun 2021
tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa, bahwa prioritas penggunaan Dana Desa terdiri dari
2 (dua) kategori:
a. diatur dan diurus oleh Desa berdasarkan kewenangan Desa
b. diarahkan untuk program dan/atau kegiatan percepatan pencapaian SDGs Desa melalui:
1) pemulihan ekonomi nasional sesuai kewenangan Desa,
2) program prioritas nasional sesuai kewenangan Desa, dan
3) mitigasi dan penanganan bencana alam dan nonalam sesuai kewenangan Desa.
Untuk program ketahanan pangan dan hewani itu sendiri sebagaiman diatur dalam Peraturan
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 7 Tahun 2021
tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa adalah termasuk dalam kategori priotitas yang
diarahkan bagian program prioritas nasional sesuai kewenangan Desa dalam rangka untuk
mewujudkan Desa tanpa kelaparan (SDG’s ke-2), yang kegiatannya meliputi:
a. pengembangan usaha pertanian, perkebunan, perhutanan, peternakan dan/atau perikanan,
b. pembangunan lumbung pangan Desa,
2

c. pengolahan pasca panen, dan


d. penguatan ketahanan pangan lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa dan
diputuskan dalam Musyawarah Desa
Teknis pelaksanaan kegiatannya sendiri diutamakan melalui swakelola dengan
memanfaatkan segala sumber daya yang ada di Desa melalui skema Padat Karya Tunai Desa
(PKTD). Sebagaimana dicontohkan, di bidang pertanian dan perkebunan untuk ketahanan
pangan yang kegiatannya meliputi:
a. pemanfaatan lahan kosong milik Desa untuk tanaman pangan dan perkebunan,
b. pemanfaatan lahan kosong milik warga untuk penanaman sayuran dan lain-lain, dan
c. penanaman tumpang sari tanaman pokok dilahanlahan perkebunan.

Berdasarkan kesepakatan Internasional yang merupakan salah satu tujuan pembangunan


berkelanjutan atau yang disebut dengan SDGs 2030, bahwa ketahanan pangan ditujukan
untuk:
1) End poverty (Mengakhiri kemiskinan)
2) End hunger, achieve food security and improved nutrition, and promote sustainable
agriculture (Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan gizi yang lebih
baik, dan mempromosikan pertanian berkelanjutan)
3) Ensure healthy lives (Menjamin kehidupan yang sehat)
4) Water and sanitation (Air dan sanitasi)
5) Sustainable consumption and production (Konsumsi dan produksi berkelanjutan)
6) Combat climate change (Memerangi perubahan iklim)

Selanjutnya, berdasarkan kesepakatan KTT G20 Osaka 2019 (G20 keempat belas) pada 28 –
29 Juni 2019 di International Exhibition Center, Osaka bahwa pembangunan pertanian
difokuskan untuk mencapai ketahanan pangan dan perbaikan gizi masyarakat.

Secara garis besar, ketahanan pangan harus memiliki 3 prinsip yaitu; Ketersediaan,
Keterjangkauan; dan Kemanfaatan yang selanjutnya disebut aspek ketahanan pangan.
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan mendefinisikan:
1) Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara sampai dengan
perseorangan, yang tercermin dari tersedianya Pangan yang cukup, baik jumlah maupun
mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan
dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan
produktif secara berkelanjutan.
2) Keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah Pangan
dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu,
merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan
agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi.
3

3) Ketersediaan Pangan adalah kondisi tersedianya Pangan dari hasil produksi dalam negeri
dan Cadangan Pangan Nasional serta impor apabila kedua sumber utama tidak dapat
memenuhi kebutuhan.

4) Penyelenggaraan Pangan adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan


dalam penyediaan, keterjangkauan, pemenuhan konsumsi Pangan dan Gizi, serta
keamanan Pangan dengan melibatkan peran serta masyarakat yang terkoordinasi dan
terpadu.

Undang-Undang tentang Pangan dimaksudkan sebagai landasan hukum bagi


Penyelenggaraan Pangan yang mencakup perencanaan Pangan, Ketersediaan Pangan,
Keterjangkauan Pangan, konsumsi Pangan dan Gizi, Keamanan Pangan, label dan iklan
Pangan, pengawasan, sistem informasi Pangan, penelitian dan pengembangan Pangan,
kelembagaan Pangan, peran serta masyarakat, dan penyidikan. Kebijakan konsumsi pangan
dan gizi, Undang-Undang tentang Pangan menitikberatkan pada kebijakan:
1) Konsumsi Pangan
Pemerintah berkewajiban meningkatkan pemenuhan kuantitas dan kualitas konsumsi
Pangan masyarakat melalui:
a. penetapan target pencapaian angka konsumsi Pangan per kapita pertahun sesuai
dengan angka kecukupan Gizi,
b. penyediaan Pangan yang beragam, bergizi seimbang, aman, dan tidak bertentangan
dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, dan
c. pengembangan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam pola konsumsi
Pangan yang beragam, bergizi seimbang, bermutu, dan aman.
2) Penganekaragaman Konsumsi Pangan
Penganekaragaman konsumsi Pangan dilakukan dengan:
a. mempromosikan penganekaragaman konsumsi Pangan,
b. meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi aneka
ragam Pangan dengan prinsip Gizi seimbang,
c. meningkatkan keterampilan dalam pengembangan olahan Pangan Lokal, dan
d. mengembangkan dan mendiseminasikan teknologi tepat guna untuk pengolahan
Pangan Lokal
3) Perbaikan Gizi
Kebijakan di bidang Gizi untuk perbaikan status Gizi masyarakat dilakukan melalui:
a. penetapan persyaratan perbaikan atau pengayaan Gizi Pangan tertentu yang
diedarkan apabila terjadi kekurangan atau penurunan status Gizi masyarakat,
b. penetapan persyaratan khusus mengenai komposisi Pangan untuk meningkatkan
kandungan Gizi Pangan olahan tertentu yang diperdagangkan,
c. pemenuhan kebutuhan Gizi ibu hamil, ibu menyusui, bayi, balita, dan kelompok
rawan Gizi lainnya, dan
4

d. peningkatan konsumsi Pangan hasil produk ternak, ikan, sayuran, buah-buahan, dan
umbi-umbian lokal.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa, pada dasarnya ketahanan pangan harus
memenuhi standar kuantitas dan kualitas. Secara kuantitas, pangan harus memenuhi unsur:
1) Tersedia cukup (kecukupan),
2) Merata, dan
3) Berkelanjutan

Sedangkan secara kualitas harus memenuhi unsur:


1) Keamanan pangan,
2) Keberagaman pangan, dan
3) Bergizi

Ketahanan pangan tidak boleh bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya
masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi.

I.2 Dasar Hukum

1) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan


2) Peraturan Presiden Nomor 104 Tahun 2021 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara
3) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.07/2021 tentang Pengelolaan Dana Desa
4) Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 7
Tahun 2021 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2022
Penggunaan Dana Desa untuk program prioritas nasional sesuai kewenangan Desa
diprioritaskan untuk pencapaian SDGs Desa (Pasal 6 ayat (2) huruf c): penguatan
ketahanan pangan nabati dan hewani untuk mewujudkan Desa tanpa kelaparan.

I.3 Tujuan
Tujuan dari program/kegiatan bidang ketahanan pangan dan hewani ini adalah untuk
mewujudkan aspek ketersediaan, keterjangkauan, dan kemanfaatan.
1) Ketersediaan
Ketersediaan pangan diarahkan untuk menciptakan sentra produksi dan peningkatan
produktivitas serta distribusi penyediaan pangan lokal
2) Keterjangkauan
Keterjangkauan pangan diarahkan pada kemudahan masyarakat untuk mengakses
pangan baik jarak maupun harga.
3) Kemanfaatan
Pemanfaatan pangan dicerminkan oleh konsumsi pangan perseorangan atau rumah
tangga yang dipengaruhi oleh ketersediaan pangan, keterjangkauan pangan, pola
konsumsi pangan, dan pengetahuan pangan dan gizi. Kuantitas dan kualitas pangan yang
dikonsumsi secara langsung akan menentukan status gizi.
5

I.4 Sasaran
Sasaran program/kegiatan bidang ketahanan pangan dan hewani ini adalah agar terpenuhinya
kebutuhan pangan dan gizi masyarakat. Indikator umum untuk pencapaian sasaran tersebut
ada dua yang saling terkait satu dengan lainnya, yaitu:
1) Tersedianya pangan yang: (i) cukup, mutu yang baik, memenuhi persyaratan keamanan
pangan, beragam, memenuhi kecukupan gizi, merata antar wilayah Desa, waktu dan
golongan pendapatan, terjangkau oleh daya beli masyarakat; (ii) tidak bertentangan
dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat; (iii) didukung oleh lingkungan
sanitasi dan layanan kesehatan yang memadai.
2) Terwujudnya status gizi sumber daya manusia sesuai standar kecukupan untuk dapat
hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.

I.5 Hasil/Keluaran
Output kegiatan ini adalah meningkatnya ketersediaan pangan yang beragam sehingga tidak
ada penduduk rawan pangan serta meningkatnya pengetahuan tentang pangan yang bergizi,
beragam, seimbang, dan aman (B2SA).

I.6 Lingkup Kegiatan


Kebijakan program/kegiatan ketahanan pangan dan hewani melingkupi:
1) Menciptakan sentra pangan yang berbentuk kebun gizi milik Desa
2) Pemanfaatan kolam sebagai sentra budi daya ikan air tawar yang dikelola oleh
kelompok,
3) Pemanfaatan lahan pekarangan masyarakat sebagai lumbung hidup dan warung hidup
dengan bantuan sarana produksi seperti bibit, pupuk, dan obat-obatan,
4) Kegiatan promosi pangan B2SA dan peningkatan kapasitas masyarakat yang melingkupi
pelatihan kelompok masyarakat, kader pangan, dan pemangku kepentingan di Desa, dan
5) Penyaluran bantuan pangan langsung bagi kelompok sasaran penanganan stunting.
6) Penyaluran pangan hasil dari program/kegiatan ketahanan pangan dan hewani yang
berasal dari sentra kebun gizi dan sentra budi daya ikan.

II. ANGGARAN
Sumber dana kegiatan ini berasal Dana Desa yaitu sebesar Rp163.746.800,00 (Seratus Enam
Puluh Tiga Juta Tujuh Ratus Empat Puluh Enam Ribu Delapan Ratus Rupiah) diambil dari
20% (Dua Puluh per Seratus) dari pagu Dana Desa Dusun Karya Harapan Mukti Tahun 2022
yaitu sebesar Rp818.734.000,00 (Delapan Ratus Delapan Belas Tujuh Ratus Tiga Puluh
Empat Ribu Rupiah) sesuai dengan amanat Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
104 Tahun 2021 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Pasal 5 ayat (4)
huruf b.
6

III. PELAKSANAAN
III.1 Pelaksana
1) Secara umum. pelaksana kegiatan anggaran adalah Kepala Seksi Pelayanan dengan
rincian kegiatan yang ada di dalamnya dapat dibantu oleh Kepala Seksi lain sesuai
dengan bidang tugas atau tupoksi masing-masing.
2) Mitra
Mitra program/kegiatan bidang ketahanan pangan dan hewani berasal dari unsur
masyarakat/kelompok masyarakat dan LKD:
a. Kelompok tani/ternak/ikan
b. Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) pokja III,
dan
c. Masyarakat pengembang tanaman pangan dan hortikultura.

III.2 Tahap Pelaksanaan


Tahap pelaksanaan program/kegiatan bidang ketahanan pangan dan hewani meliputi:
1) Persiapan
Tahap persiapan meliputi:
a. Pendataan/identifikasi dan pemetaan potensi bidang ketahanan pangan dan
hewani
b. Pendataan dan penetapan kelompok sasaran penerima program/kegiatan
ketahanan pangan dan hewani
2) Perencanaan
Tahap ini meliputi perumusan prioritas kegiatan yang ditetapkan dalam Rencana
Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa Tahun Anggaran 2022).
3) Penganggaran
Penganggaran program/kegiatan bidang ketahanan pangan dan hewani dalam APB
Desa mengikuti parameter dalam sistem informasi keuangan Desa (siskeudes)
sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa. Dalam dokumen penganggaran juga dilengkaoi
dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) rinci yang merupakan lampiran dari
Kerangka Acuan Kegiatan ini.
4) Pelaksanaan
Program/kegiatan ketahana pangan dan hewani ini dilaksanakan dengan dua model
yaitu; kegiatan tersentral (kebun gizi milik Desa dan kolam ikan yang dikelola oleh
kelompok pengelola) dan basis masyarakat yang belanjanya langsung diberikan
kepada masyarakat untuk meningkatkan produksi budi daya yang mereka
kembangkan seperti bantuan bibit, pupuk, dan obat-obatan serta bantuan pangan
langsung.
7

III.3 Waktu Pelaksanaan


Waktu pelaksanaan program/kegiatan bidang ketahanan pangan dan hewani mulai dari
tahap pertama penyaluran Dana Desa hingga akhir tahun 2022. Skema dan Jadwal
kegiatan pelakasanaan secara teknis terlampir.

IV. KEBERLANJUTAN
Program/kegiatan bidang ketahanan pangan dan hewani yang merupakan salah satu tujuan
pencapaian SDGs yaitu mewujudkan Desa tanpa kelaparan (SDGs ke-2) diharapkan mampu
memecahkan permasalahan kekurangan gizi baik pada kelompok sasaran konvergensi
pencegahan stunting maupun masyarakat secara umum. Desain program/kegiatan bukan
hanya untuk dimanfaatkan di tahun 2022 akan tetapi akan terus dilakukan agar di tahun-
tahun berikutnya masyarakat bisa menikmati program/kegiatan ini secara berkelanjutan.
Tentunga komitmen yang dituangkan dalam regulasi tingkat desa akan menjadi salah satu
prioritas yang diutamakan.

Karya Harapan Mukti, Januari 2022

RIO, Penanggungjawab Program,

SRIYATI
IWAN HERMAWAN Kepala Seksi Pelayanan
8

SEKAM PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN


BIDANG KETAHANAN PANGAN DAN HEWANI
DI DUSUN KARYA HARAPAN MUKTI KECAMATAN PELEPAT ILIR
TAHUN ANGGARAN 2022

NO. KEGIATAN PENGELOLA MITRA PEMANFAAT KEBERLANJUTAN KET.


1 Penyediaan Masyarakat/kelompok Masyarakat/Kelompok 1. Kelompok sasaran Kedua kegiatan ini diupayakan Penyaluran
Sentra/Kebun Gizi masyarakat Tani dan PKK (Pokja pencegahan stunting agar kembali modal produksi melalui
Milik Desa III) 2. Kelompok masyarakat untuk penyediaan bibit/benih, bazaar
rawan pangan pupuk, obat-obatan, dan murah
2 Penyediaan sentra budi Masyarakat/kelompok Masyarakat/Kelompok 1. Kelompok sasaran operasional saja agar dapat (terjangkau)
daya ikan masyarakat Peternak Ikan dan pencegahan stunting dilanjutkan sehingga penerima dan bantuan
Karang Taruna 2. Kelompok masyarakat masyarakat sasaran dapat langusng
rawan pangan menerima manfaat secara (Cuma-
berkelanjutan (bukan mencari cuma)
profit/keuntungan)
3 Bantuan sarana produksi Masyarakat yang Masyarakat Masyrakat pengelola
pertanian (Saprotan) mengembangkan tanaman
berupa Bibit sayuran, pangan dan hortikultura di
pupuk, dan obat-obatan pekarangan rumah (lumbung
hidup dan warung hidup)
4 Bantuan Pangan Pemerintah Desa - kelompok sasaran 6 kali
Langsung (Paket gizi)) penanganan stunting: pemberian
1. Ibu hamil KEK untuk 30
2. Keluarga yang memiliki keluarga
Balita gizi kurang penerima
3. Keluarga yang memiliki
Balita staunting
5 Pelatihan peningkatan Pemerintah Desa Kader Pangan, Kader Pangan, Kelompok Promosi B2SA dapat
masyarakat Kelompok Tani, PKK Tani, PKK dilanjutkan oleh kader pangan
9

JADWAL PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN


BIDANG KETAHANAN PANGAN DAN HEWANI
DI DUSUN KARYA HARAPAN MUKTI KECAMATAN PELEPAT ILIR
TAHUN ANGGARAN 2022
WAKTU PELAKSANAAN (BULAN_MINGGU KE)
NO. TAHAP KEGIATAN JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER KET.
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 PERSIAPAN
a. Sosialisasi program √
b. Pendataan/identifikasi dan pemetaan potensi
√ √
bidang ketahanan pangan dan hewani
c. Pendataan dan penetapan kelompok sasaran
penerima program/kegiatan ketahanan pangan √
dan hewani
2 PERENCANAAN
Penetapan prioritas kegiatan dalam RKP Desa √ √
3 PENGANGGARAN
Penganggaran kegiatan yang diprioritaskan √ √
4 PELAKSANAAN
a. Persiapan lahan kebun gizi dan kolam ikan √ √
b. Penyaluran bantuan bibit, pupuk, dan obat √ √
c. Pengolahan lahan kebun gizi √ √ √ √
d. Penananam dan penaburan benih ikan √ √ √ √
e. Perawatan tanaman dan ikan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
f. Penyaluran bantuan pangan langsung (paket gizi)
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dan hasil kegiatan
5 PANEN DAN PEMANFAATAN √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
6 EVALUASI PROGRAM/KEGIATAN √ √ √ √ √ √ √ √
7 RENCANA TINDAK LANJUT √ √ √ √ √ √ √ √
10

RENCANA ANGGARAN BIAYA


PROGRAM/KEGIATAN KETAHANAN PANGAN DAN HEWANI
DUSUN KARYA HARAPAN MUKTI
TAHUN ANGGARAN 2022

A. PENYEDIAAN SENTRA/KEBUN GIZI MILIK DESA


HARGA JUMLAH
NO URAIAN VOLUME SATUAN
(Rp.) (Rp.)
A LUAS LAHAN
1 Luas Bidang Tanah 2.500 M²

B BIBIT
1 Kacang Panjang 2 Can 150.000 300.000
2 Kacang Tanah 15 Kg 30.000 450.000
3 Mentimun 6 Pch 100.000 600.000
4 Terong 10 Pch 50.000 500.000
1.850.000

C PUPUK DAN OBAT


1 Pupuk Dasar (Dolomit) 20 Zak 55.000 1.100.000
2 Fiber 5 Trip 330.000 1.650.000
3 Pupuk 6 Zak 700.000 4.200.000
4 Obat 1 Paket 500.000 500.000
7.450.000

D PERLENGKAPAN
1 Sumur Bor 1 Unit 10.000.000 10.000.000
2 Jaring hitam 4 Rol 375.000 1.500.000
3 Plastik Mulsa 4 Rol 200.000 800.000
4 Selang Drip 4 Rol 100.000 400.000
5 Paku 4 Kg 18.000 72.000
6 Tiang Pagar 150 Btg 10.000 1.500.000
7 Tiang Lanjaran Bambu 100 Btg 10.000 1.000.000
8 Pipa 3 Inc 20 Btg 90.000 1.800.000
9 Elbow 3 inc 6 Bh 30.000 180.000
10 Elbow 3/4 ic 20 Bh 10.000 200.000
11 Stop Kran 3 Bh 300.000 900.000
12 Kep Solo 2 Unit 500.000 1.000.000
19.352.000

E Jasa
Pengolahan lahan dll 5.000.000

JUMLAH 33.652.000
3.869.980
TOTAL TERMASUK PAJAK 37.521.980
11

B. PENYEDIAAN SENTRA BUDI DAYA IKAN


HARGA
SATUAN HARGA
NO URAIAN VOLUME SATUAN
SETELAH TOTAL (Rp)
PAJAK

A BIAYA BIBIT PATIN DAN LELE


1. Bibit Patin 10.000 ekor 400 4.000.000
2. Bibit Lele 10.000 ekor 400 4.000.000
Jumlah 8.000.000
B BIAYA PAKAN/PELET
PATIN 2.430 KG (83 Karung)
1. Obat-obatan 1 botol 66.900 66.900
2. Pakan Hi-Pro-Vite F.999 (10 kg/krng) 3 karung 218.400 655.200
3. Pakan Hi-Pro-Vite 781 (30 kg/krng) 50 karung 390.250 19.512.500
4. Pakan Hi-Pro-Vite 781-2 (30/kg/krng) 30 karung 395.825 11.874.750
Jumlah 32.109.350
LELE 1.080 KG (38 Karung)
1. Obat-obatan 1 botol 66.900 66.900
2. Pakan Hi-Pro-Vite F.999 (10 kg/krng) 3 karung 218.400 655.200
3. Pakan Hi-Pro-Vite 781 (30 kg/krng) 20 karung 390.250 7.805.000
4. Pakan Hi-Pro-Vite 781-2 (30/kg/krng) 15 karung 395.825 5.937.375
Jumlah 14.464.475
Total Jumlah 46.573.825
C BIAYA PERALATAN/PERLENGKAPAN
1. Jaring Pagar 2 rol 390.000 780.000
2. Jaring Keramba ukuran 2x6x1 2 buah 334.500 669.000
3. Spanduk ukuran 1x1 2 buah 39.025 78.050
Jumlah 1.527.050
TOTAL KESELURUHAN 56.100.875

C. BANTUAN BIBIT SAYUR, PUPUK, DAN OBAT


Paket bantuan bibit, pupuk, dan obat-obatan kepada Petani sayur sebesar
Rp27.000.000,00

D. BANTUAN PANGAN LANGSUNG


HARGA JUMLAH
NO URAIAN VOLUME SATUAN FREKUENSI
(Rp.) (Rp.)
1 Telur 30 Keluarga 6 Kali 55.000 9.900.000
2 Sayur 30 Keluarga 6 Kali 10.000 1.800.000
3 Tempe 30 Keluarga 6 Kali 10.000 1.800.000
4 Tahu 30 Keluarga 6 Kali 10.000 1.800.000
5 Ikan/Daging 30 Keluarga 6 Kali 40.000 7.200.000
6 Buah 30 Keluarga 6 Kali 25.000 4.500.000
TOTAL 27.000.000

E. PELATIHAN PENINGKATAN KAPASITAS MASYARAKAT


3 Paket pelatihan peningkatan masyarakat (pelatihan peningkatan produksi pertanian,
kader pangan, dan promosi gizi sebesar Rp27.123.945,00

Anda mungkin juga menyukai