Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Allah
S.W.T. yang telah memberikan limpahan rahmatnya sehingga kami Tim
Pelaksana Inovasi Desa (TPID) Kecamatan Pelepat Ilir telah merampungkan
rangkaian tugas terkait dengan pelaksanaan inovasi hingga penangkapan inovasi
di Kecamatan Pelepat Ilir yang melingkupi 17 Desa.
Program Inovasi Desa (PID) dihadirkan dalam rangka untuk mendorong
kualitas penggunaan dan pemanfaatan Dana Desa (DD) dengan memberikan
referensi inovasi pembangunan desa serta merevitalisasi dan mengoptimalkan
peran semua pihak dalam pengembangan semua potensi yang ada di desa yang
meliputi potensi ekonomi lokal dan kewirausahaan, pengembangan sumber daya
manusia serta infrastruktur desa. Implementasinya diharapkan mampu memantik
tumbuh dan berkembangnya inovasi dan pertukaran pengetahuan secara
partisipatif di desa dan antar desa. Selain itu, PID juga merupakan salah satu
bentuk dukungan instrumen kepada desa agar lebih efektif dalam menyusun
perencanaan dan pelaksanaan penggunaan DD sebagai investasi dalam
peningkatan produktifitas dan kesejahteraan masyarakat.
Galeri Inovasi Desa Kecamatan Pelepat Ilir diterbitkan sebagai salah satu
bentuk pertanggungjawaban dan potret pelaksanaan bentuk-bentuk inovasi yang
telah tumbuh di Kecamatan Pelepat Ilir. Hadirnya galeri inovasi ini atas prakarsa
bersama Antara TPID dan TPP P3MD (Tenaga Pendamping Profesional Program
Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa) Kecamatan pelepat Ilir yang
dikemas dalam tahap-tahap kegiatan diharapkan mampu menjadi panduan
kepada desa-desa yang akan melaksanakan program inovasi baik memiliki
kesamaan potensi maupun yang berbeda akan tetapi dapat ditempuh dengan
metode yang sama. Esensinya adalah agar pelaksanaan kegiatan berjalan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu menyusun Galeri Inovasi ini mulai dari perencanaan hingga
penyelesaian. Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, senantiasa memberkati
dan membimbing kita semua. A m i n.
I. PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................. 1
1.2 Tujuan ........................................................................... 2
1.3 Sasaran .......................................................................... 4
1.4 Lokasi ............................................................................ 5
I. PENDAHULUAN
Program Inovasi Desa (PID) merupakan salah satu upaya Pemerintah untuk
mewujudkan agenda Nawa Cita dalam RPJMN 2015-2019. PID dimaksudkan untuk
meningkatkan kapasitas Desa sesuai dengan Undang-Undang No 6/2014 tentang
Desa dalam mengembangkan rencana dan pelaksanaan pembangunan Desa
secara berkualitas agar dapat meningkatkan produktivitas rakyat dan
kemandirian ekonomi serta mempersiapkan pembangunan sumber daya yang
memiliki daya saing. PID dilaksanakan oleh Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) dengan dukungan
pendanaan dari Bank Dunia melalui restrukturisasi program yang sebelumnya
difokuskan pada Pendampingan Desa dalam pelaksanaan Undang-Undang Desa
(Direktorat Jenderal PPMD, 2018).
Pelaku utama Program Inovasi Desa adalah TIK Kabupaten dan TPID
Kecamatan, sedangkan pelaku-pelaku OPD dan Aparatur Lainnya sebagai
Pembina PID, kemudian Pendamping Profesional melakukan pendampingan
teknis, agar pelaksanaan program sesuai dengan tujuan, prinsip, kebijakan,
prosedur dan mekanisme PPID dan P2KTD.
2
Kecamatan Pelepat Ilir secara geografis terletak antara 101 0 27’ sampai
1020 30’ Bujur Timur dan antara 1,08 0 sampai 1,550 Lintang Selatan. Dengan
ketinggian 72 m dpl, dan luas kecamatan 422,7 Km 2 (BPS Bungo, 2017).
Kecamatan Pelepat Ilir membawahi dari 17 Dusun (penyebutan untuk Desa di
Kabupaten Bungo) dengan pusat pemerintahan kecamatan terletak di Dusun
Kuamang Jaya bermata pencaharian masyarakat sebagian besar disektor
pertanian kelapa sawit di 12 Dusun dan karet di 5 Dusun.
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
1.3 Sasaran
1.4 Lokasi
II. PELAKSANAAN
2.1 Identifikasi
terlebih dahulu tentang PID dan memahami apa saja kriteria kegiatan
yang dinilai sebagai kegiatan inovatif.
Berikiut adalah instrument kerja dalam melakukan identifikasi :
Jika jawabannya adalah "Tidak" pada semua atau sebagian besar pertanyaan
(terutama dua poin pertama), maka tidak ada kebutuhan khusus atau
pembenaran untuk menangkap pengalaman tersebut, atau perlu dilakukan
kajian ulang terhadap informasi pengetahuan yang telah diperoleh dari Kartu
IDE. Jika pengetahuan yang telah diidentifikasi lolos melalui tahapan checklist
ini, maka dapat dilanjutkan ketahap berikutnya untuk dilakukan verifikasi
informasi.
Pertanyaan Ya Tidak
Apakah cara atau pendekatannya berbeda/ada kebaruan?
Apakah ini siatifnya berasal dari warga/masyarakat desa?
Apakah ada pengembangan dari cara sebelumnya?
Apakah inovasi tersebut menjawab masalah/tantangan desa?
Apakah inovasi tersebut telah terbukti berhasil menjawab
masalah/tantangan desa atau menjadikan desa lebih baik?
Apakah ada manfaat sosial dan/atau ekonomi dari munculnya
inovasi tersebut?
Apakah inovasi tersebut berpotensi untuk direplikasi oleh desa
lain?
Setelah mendapatkan hasil identifikasi kegiatan dari Kartu Ide atau TPID
selanjutnya Pokja PPID melakukan proses verifikasi apakah kegiatan-kegiatan
tersebut masuk dalam kriteria inovatif atau tidak. Hasil verifikasi berupa
rekomendasi kelayakan sebagai kegiatan inovatif yang bisa dilanjutkan proses
berikutnya, yaitu capturing atau pendokumentasian kegiatan inovasi. Verifikasi
merujuk pada kriteria kegiatan inovatif sebagaimana yang sudah disebutkan
dalam Bab I Ketentuan Dasar. Rekomendasi kelayakan ini ditujukan kepada TPID.
9
Kecamatan : ___________________
Kabupaten : ___________________
Tahap 1 : Ciri-ciri Inovatif Tahap 2 : AspekPemanfaatan
Keterangan :
(1) Jelas
(2) Tuliskan jenis kegiatan inovasi yang telah dilakukan oleh desa
(3) Tuliskan nama desa/dusun/RT/RW
(4) Poin (4) (5), dan (6) Diisi dengan keterangan singkat jika memenuhi salah satu kriteria dalam table Penjelasan Indikator
Verifikasi Inovasi
10
2.3 Hasil
III. PENUTUP
Proses pemasaran
Good Governance merupakan salah satu agenda pokok reformasi yang diharapkan dapat
dilaksanakan secara konsisten oleh Pemerintah. Masyarakat menuntut adanya akuntabilitas
yang baik disertai dengan transparansi dan keterbukaan pengelolaan di sektor publik agar
dapat mengontrol dan memperbaiki kinerja pemerintah. Pemerintah Desa Lembah Kuamang
menangkap isu ini menjadi salah satu agenda strategis di tahun 2017 dimana SID merupakan
solusi dari permasalahan pelayanan yang umum terjadi di hampir semua desa. SID
menjadikan pelayanan di desa lebih efisien, efektif, transparan, akuntabel, dan mendorong
partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa.
Latar Belakang
Kurang baiknya pengelolaan data dan informasi
secara umum di Desa menuntut pemerintah desa
untuk berfikir dan berinovasi, terlebih menghadapi
kondisi pelayanan yang harus serba cepat, tepat,
efektif, dan efisien. Data yang harus dikelola dengan
baik tersebut meliputi data kependudukan,
kesekretariatan, informasi dan publikasi serta data-
data yang berhubungan dengan perkembangan dan
profil Desa. Melalui pendampingan dan pembinanan
yang berkelanjutan, pemerintah desa Lembah
Kuamang bersama tenaga pendamping (Pendamping
Desa) mewujudkan pembangunan dan pengembangan
Sistem Informasi Desa.
Beberapa permasalahan yang berhasil diidentifikasi bersama pemerintah desa adalah :
1. Pelayanan administrasi umum kependudukan kepada masyarakat desa belum optimal dan
cenderung lambat.
2. Perlunya pelayanan prima yang menjadi program desa dalam mewujudkan prinsip-
prinsip good Governance sehingga pelayanan menjadi cepat, terukur, terpercaya,
transparan, dan akuntabel.
3. Perlunya pembuatan surat pengantar ke kantor desa perlu diberikan dengan lebih cepat
untuk memudahkan warga memenuhi kebutuhan administrasinya.
Inovasi
Membangun sistem pelayanan administrasi umum kependudukan yang cepat bagi warga
melalui jejaring dengan mitra-mitra lokal.
Proses
1. Kepala Desa bersama perangkat dan BPD serta Pendamping Desa membahas salah satu
program untuk mewujudkan pelayanan bagi masyarakatnya dan sehingga muncul
gagasan tentang pengelolaan pelayanan berbasis IT.
2. Pemerintah desa mendata mitra-mitra dan kebutuhan anggaran yang bisa dimanfaatkan
untuk merealisasikan ide tersebut serta menunjuk perangkat desa sebagai operator
sistem.
3. Pemerintah desa menjalin kerja sama dengan salah satu dosen dari Universitas Muara
Bungo yang intens mengembangkan sistem pelayanan berbasis sistem informasi.
4. Kepala Desa membuat Tim Kerja dan kegiatan-kegiatan pelatihan antara lain :
a. Pendataan Penduduk
1) Pendataan blok sensus
2) Pendataan rumah tangga (Listing)
3) Penjelasan karakterisasi data kependudukan
4) Penjelasan pengisian form pendataan
5) Simulasi Pendataan
b. Pengelolaan Sistem Informasi Desa
1) Instalasi Aplikasi
2) Cara kerja Aplikasi
3) Pengenalan fitur-fitur dan fungsinya
4) Menatasi masalah dan backup data
(Trouble shooting & backuap)
5) Entri data kependudukan
c. Website Desa
1) Fitur dan fungsi menu web admin
2) Teknik penginputan publish informasi
Hasil
1. Kepuasan masyarakat tercapai dari terutama dalam bidang pelayanan surat menyurat
2. Meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah desa sehingga partisipasi
masyarakat dalam pembangunan juga meningkat
3. Terciptanya transparansi kegiatan pembangunan di Desa.
4. Produktivitas warga meningkat karena waktunya tidak terbuang dengan harus
mengantri panjang di kantor desa.
Pembelajaran
Terkelolanya data basis kependudukan dengan baik dan rapi, pelayanan administrasi umum
menjadi mudah melalui sistem informasi dan pengembangan kerjasama dapat dioptimalkan
melalui jalinan kerja sama dengan perguruan tinggi atau lembaga pendidikan yang memiliki
ahli teknologi informasi. Paradigma terhadap pelayanan masyarakat yang menyulitkan dapat
diubah melalui inovasi bentuk pemberian pelayanan, sehingga indeks kepuasan masyarakat
terhadap perangkat desa meningkat.
Rekomendasi
1. Perlu komitmen hulu hingga hilir dari perangkat desa dalam meningkatkan pelayanan
masyarakat.
2. Maintenance rutin terhadap hardware dan software perlu menjadi bagian dari anggaran
desa agar sistem terus bekerja dengan baik untuk melayani masyarakatnya.
Disamping sebagai pusat produksi dan outlet pemasaran batik, sanggar batik yang dibangun
dengan sumber Dana Desa di Desa Tirta Mulya didesain sebagai pusat pengembangan
keterampilan utamanya membatik. Saat ini kegiatan membatik yang terpusat di sanggar
batik telah mempekerjakan 7 orang yang berasal dari penggarak PKK. Kedepan, sanggar
batik bukan hanya sebagai pusat pengembangan keterampilan membatik saja akan tetapi
sebagai pusat pengembangan minat dan bakat (keterampilan) warga Desa Tirta Mulya.
Latar Belakang
1. Melihat prospek asesibilitas transportasi antara Kabupaten Tebo (perbatasan) dan
Kabupaten Bungo, Desa Tirta Mulya dibelah jalur yang menghubungkan antara
Kabupaten Bungo berfungsi sebagai desa perlintasan ke pusat ekonomi yang ada di
Purwasari.
2. Tersedia SDM terampil dibeberapa bidang terutama seni dan kemauan yang tinggi
terutama dari kelompok wanita dan pemuda.
3. Terdapat tempat pelatihan membatik di Kabupaten Bungo yang dapat mengkoordinir
keinginan baik kelompok maupun individu untuk mengembangkan minat dan bakat
dibidang membatik.
Tahapan
1. Pemerintah Desa dan BPD menginventarisir dan mengidentifikasi minat dan bakat
warga secara persuasif.
2. Pemerintah Desa mengumpulkan kader PKK dan pemuda yang memiliki bakat dan
keinginan kuat untuk dilatih di kabupaten.
3. Pemerintah Desa mengajak masyarakat untuk ikut dalam menyusun perencanaan desa
baik dalam musyawarah desa dalam rangka menyusun rencana strategis maupun
musyaawarah rencana pembangunan desa.
4. Pemerintah Desa menganggarkan kebutuhan pelatihan sekaligus sarana produksi untuk
mengembangkan dalam skala usaha pemula.
5. Tahun berikutnya pemerintah desa mendatangkan tenaga ahli dari solo untuk
meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi serta pengetahuan pemasarannya.
6. Pemerintah Desa dan BPD membentuk Badan Usaha Milik Desa yang akan
mengakomodir usaha membatik.
7. Pemerintah Desa sepakat menganggarkan tempat produksi batik berupa sanggar batik
yang bersumber dari dana desa sekaligus berfungsi sebagai pusat pelatihan bagi
masyarakat yang ingin berpastisipasi menyalurkan minat dan bakat membatik.
8. Setelah berhasil memproduksi, pemerintah desa mengalokasikan anggaran penyertaan
modal pada Badan Usaha Milik Desa untuk menunjang produksi dari dana desa.
9. Ditahun 2018, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
memberikan bantuan permodalan sebesar Rp. 50.000.000,-.
Hasil Pencapaian
1. Kelompok yang dibentuk berhasil memproduksi batik setelah dua kali pelatihan.
2. Banyak desa, PKK, masyarakat serta instansi pemerintah yang memesan batik untuk
pakaian dinas atau seragam.
3. Peemintaan sudah menjangkau antar kabupaten.
4. Sanggar batik telah optimal digunakan baik untuk memproduksi maupun pusat
pelatihan.
Pembelajaran
Kegiatan membatik berjalan dengan baik dengan produksi yang tidak pernah berhenti.
Dengan adanya bantuan tenaga ahli yang didatangkan dapat menambah keahlian dan
kreatifitas pengrajin. Sanggar batik sangat membatu kelancaran membatik dan menjadi
daya tarik bagi konsumen untuk mengunjungi.
Rekomendasi
1. Agar dilakukan upaya varian motif batik serta upaya pengurusan hak paten agar Desa
Tirta Mulya memiliki identitas motif yang unik dan memiliki hak cipta.
2. Perlu dilakukan upaya pengelolaan limbah membatik untuk memperhatikan konsrvasi
lingkungan.
S dan 16) memiliki kebiasaan yang produktif yaitu menanam sayuran di pekarangan
rumah mereka.
Aktivitas tersebut dimulai sejak bermukimnya warga yang merupakan transmigran dari
pulau jawa untuk mengatasi ketidakpastian perekonomian saat itu. Jenis sayuran yang
dibudidayakan adalah : sawi, kangkung, bayam, kacang panjang, terung, pare, mentimun,
dan gambas dengan rata-rata pendapatan yang mereka terima dari hasil penjualan
sayurannya sebesar Rp. 50.000,- per hari. Untuk meningkatkan produktivitas dan menatasi
permasalahan hama penyakit, Desa Karya Harapan Mukti di tahun 2017 mengalokasikan
Dana Desa untuk bantuan Bibit, Pupuk, dan Obat-obatan serta pelatihan. Sementara untuk
menjembatani dan perluasan pemasaran, pemdes Karya Harapan Mukti melakukan
revitalisasi dan perluasan pasar desa dengan menambah kios-kios untuk menjajakan
sayuran yang dikelola oleh BUM Desa "Sido Mukti".
Latar Belakang
1. Hampir semua masyarakat di Desa Karya
Harapan Mukti bermata pencaharian
sebagai petani terutama sayuran dan
buah-buahan (hortikultura).
2. Bercocok tanam sayuran dan buah-
buahan merupakan kebiasaan yang sudah
tumbuh dan berkembang sejak
masyarakat belum bermukim di daerah
transmigrasi.
3. Belum tersentuhnya kegiatan bercocok
tanam dalam rangka optimalisasi
pekarangan (lahan sempit) oleh program
desa.
4. Belum terakomodirnya pemasaran secara terintegrasi sedangkan produksi sayuran dan
buah-buahan dilakukan berkelanjutan.
Tahapan
1. Masyarakat menyampaikan usulan kepada ketua RT dan kepala Kampung / RW untuk
meningkatkan produksi dan pemasaran sebagai proiritas dalam Musyawarah Rencana
Pembangunan (Musrenbangdesa) Tahun 2016.
2. Tim penyusun RKP melakukan inventarisasi warga yang bercocok taman sayuran di
pekarangan rumah.
3. Pemerintah Desa Karya Harapan Mukti melakukan konsultasi kepada pendamping
untuk mendapatkan petunjuk sesuai ketentuan.
4. Pemerintah Desa Karya Harapan Mukti memasukkan rencana bantuan penyaluran
pupuk dan obat-obatan serta revitalisasi pasar desa dalam RKP dan APB Desa Tahun
Anggaran 2017 beserta tahapan-tahapan yang akan dilakukan.
5. Pemerintah Desa membentuk Badan Usaha Milik Desa dan mendelegasikan BUM
Desa sebagai pegelola pasar Desa.
Hasil Pencapaian
1. Bantuan pupuk dan obat-obatan tersalurkan langsung kepada petani.
2. Produktivitas sayuran meningkat signifikan.
3. Masyarakat tidak perlu jauh-jauh hasil taninya karena terfasilitasi tempat di pasar desa
yang sudah ditata sedemikian rupa.
4. Para pedagang sayuran dan buah-buahan di desa lain bisa datang langsung kepada para
petani karna infrastruktur yang memadai dan kegiatan masyarakat diketahui luas oleh
desa-desa lain.
5. Pasar desa terkelola dengan baik karena terdapat lembaga (BUM Desa) yang
bertanggungjawab.
6. BUM Desa mendapatkan inkam dan PADes meningkat dari hasil pengelolaan pasar
desa.
7. Masyarakat tidak kesulitasn memperoleh gizi keran tersedia di pekarangan masing-
masing.
Pembelajaran
Kegiatan pemanfaatan lahan pekarangan meluas dengan semakin banyaknya petani yang
bercocok tanam. Dengan adanya bantuan pupuk dan obat-obatan produksi sayuran
meningkat serta mempermudah pemasaran karena disamping para pedagang pengecer bisa
datang langsung, masyarakat juga dapat menjajakan komoditinya di pasar desa.
Rekomendasi
1. Agar dilakukan upaya intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi dan pengolahan hasil
pertanian untuk meningkatkan kualitas, kuantitas, dan nilai sehingga menambah inkam
petani.
2. Perlu diberikan penguatan kelembagaan petani dan pelatihan secara langsung mengenai
pengemasan agar dapat merambah kepada segmen pasar modern.
Pembelajaran
Unit usaha BUM Des bertambah, masyarakat terbantu dalam pemenuhan kebutuhan akan
pupuk organik dan BUM Des mendapatkan penambahan pendapatan serta PA Desa
meningkat dari hasil penjualan pupuk organik.
Rekomendasi
1. Agar dilakukan penambahan produk hasil berupa pupuk organik cair sehingga terdapat
pilihan bagi masyarakat.
2. Perlu diperluas dalam segi promosi pangsa pemasaran.
Kontak Informasi
1. Kepala Desa, Abd Wahab, 085368446179
2. Direktur BUM Des Sido Mukti, Wibowo Iswahyudi,0812 7450 1766
MATRIKS IDENTIFIKASI CAPTURING INOVASI DESA KECAMATAN PELEPAT ILIR
SARANA
NO WAKTU JUDUL LATAR DESKRIPSI SINGKAT KEGIATAN KET.
PENDUKUNG
1 Senin, 17 – Sarana Olahraga Kantor Desa Menceritakan permasalahan Wawancara dengan Kamera Video Utama
12 - 2018 Multiguna Kuamang Jaya dan solusi (perencanaan, Kepala Desa Lighting Studio
(Ruang Kerja dan pelaksanaan, pengelolaan Teks pembantu
Tribun) /pengaturan, dan
pemantauan)
GOR Menceritakan pengelolaan Wawancara dengan Video Utama
(termasuk pendapatan) Direktur BUMDes
Kondisional GOR Visualisasi kegiatan Kegiatan-kegiatan Camera HP Video
keolahragaan, seni, dll Pendukung
2 Pemanfaatan Kantor Desa Menceritakan Wawancara dengan Kamera Video Utama
lahan Karya Harapan pengembangan dari Kepala Desa Lighting Studio
pekarangan Mukti (Kantor kegiatan yang sudah ada Teks pembantu
untuk Desa) berupa bantuan saprodi dan
pengembangan pemasaran
komoditi Kebun sayur Narator menceritakan Visualisasi masyarakat Kamera Video Utama
hortikultra milik masyarakat karakteristik masyarakat yang sedang panen
RT. 13, 14, 15, dan potensi desa
dan 16 Jl. Jogja
Pasar Desa (Pasar Narator menceritakan Menceritakan pasar yang Kamera Video
Rebo) kondisi saluran pemasaran direvitalisasi untuk Pendukung
yang didanai DD pemasaran produk
pertanian
3 BUMDes : Kantor Desa Menceritakan permasalahan Wawancara dengan Kamera Video Utama
Inovator Pupuk Karya Harapan dan solusi dalam rangka Kepala Desa Lighting Studio
Organik Mukti mensupport kegitan Teks pembantu
Kabupaten pengembangan pertanian di
Bungo desa
Tempat produksi Menceritkan proses Wawancara dengan Kamera Video Utama
pupuk organik (produksi dan pemasaran Direktur BUMDes
serta keunikan pupuk
organik)
4 Mewujudkan Kantor Desa Menceritakan permasalahan Wawancara dengan Kamera Video Utama
Good Lembah umum tentang pelayanan Kepala Desa Lighting Studio
Government Kuamang dan media publikasi desa Teks pembantu
melalui Sistem Menceritakan proses Kaur Tata Usaha dan Kamera Video Utama
Informasi Desa pelayanan dan kemudahan Umum Lighting Studio
(SID) penggunaan SID Teks pembantu
Menceritakan kemudahan Masyarakat pemanfaat Kamera Video Utama
mendapatkan pelayanan langsung Lighting Studio
(proses cepat dan simpel) Teks pembantu
5 Sanggar Batik : Kantor Desa Tirta Menceritakan potensi SDM Wawancara dengan Kamera Video Utama
Pusat Mulya (kreatifitas) yang ada dan Kepala Desa Lighting Studio
Pengembangan solusi penyaluran nya Teks pembantu
Produksi dan Sanggar Batik Menceritakan kegiatan di Wawancara dengan Kamera Video Utama
Edukasi sanggar batik (pusat Direktur BUMDes atau
produksi dan pelatihan) penurus lainnya