Disusun
Oleh :
Tim Penyusun
Dinas Pertanian dan Pangan
Kabupaten Pidie
KATA PENGANTAR
ttd
TIM PENYUSUN
i
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemrintahan Kabupaten Pidie
SAMBUTAN
KEPALA DINAS
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Rahmat dan
karuniaNya sehingga tersusunnya dokumen action plan pengembangan
kawasan pertanian tanamanan pangan dan hortikultura Pemerintah
Kabupaten Pidie. Sebagai Organisasi Publik (Pemerintah), visi yang
diemban adalah “terwujudnya masyarakat tani yang tangguh dan
mandiri untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat di Kabupaten
Pidie”, kesejahteraan masyarakat melalui pemberian pelayanan yang
prima kepada masyarakat sebagi pemilik/pemangku kepentingan, baik
pelayanan yang bersifat langsung diberikan maupun pelayanan yang
dinikmati masyarakat secara tidak langsung.
ii
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemrintahan Kabupaten Pidie
SAMBUTAN
SEKRETARIS DINAS
Bismillahirrahmanirrahim...
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat-
Nya kita dapat menyelesaikan dokumen action plan pengembangan
kawasan pertanian tanamanan pangan dan hortikultura Pemerintah
Kabupaten Pidie. Dokumen action plan merupakan salah satu sarana
atau acuan yang dapat dimanfaatkan untuk mendorong percepatan
pembangunan terutama di sektor pertanian tanaman pangan dan
hortikultura.
Ir. Sofyan
Pembina
NIP. 19641231 199803 1 025
iii
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemrintahan Kabupaten Pidie
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
SAMBUTAN KEPALA DINAS ii
SAMBUTAN SEKRETARIS DINAS iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Konsep Dasar Rencana Aksi 1
1.2 Kerangka Dasar 2
1.3 Dasar Hukum 4
1.4 Pengertian 4
1.5 Ruang Lingkup 8
iv
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemrintahan Kabupaten Pidie
v
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemrintahan Kabupaten Pidie
DAFTAR TABEL
vi
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemrintahan Kabupaten Pidie
vii
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemrintahan Kabupaten Pidie
viii
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemrintahan Kabupaten Pidie
DAFTAR GAMBAR
ix
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemrintahan Kabupaten Pidie
x
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
BAB 1
PENDAHULUAN
Hal ini sejalan dengan salah satu misi RPJM Kabupaten Pidie
Tabun 2012-2017 yang menekankan pada mewujudkan percepatan
1
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
2
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
3
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
1.4 Pengertian
4
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
5
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
6
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
7
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
8
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
9
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
BAB 2
ARAH DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN
PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
10
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
11
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
12
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
13
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
BAB 3
KERANGKA PIKIR
14
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
15
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
BAB 4
METODOLOGI PENGEMBANGAN KAWAN PERTANIAN
Data morfologi lahan dan tanah maupun data sifat fisika dan
kimia tanah, ditabulasi sesuai kebutuhan dan format kriteria
kesesuaian lahan masing-masing komoditas yang telah disusun oleh
Departemen Pertanian (2005). Data tersebut disesuaikan (matching)
dengan kriteria kesesuaian lahan untuk masing-masing komoditas
unggulan terpilih. Selanjutnya kelas kesesuaian lahan aktual tersebut
direkomendasikan/diperbaiki dengan memberikan berupa input atau
masukan yang diperlukan sehingga menghasilkan kelas kesesuaian
lahan potensial. Analisis data dilakukan dengan tujuan untuk menilai
tingkat kesesuaian lahan komoditas pertanian tanaman pangan dan
16
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
17
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
18
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
19
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
20
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
21
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
BAB 5
POTENSI KOMODITAS UNGGULAN DAN
KAWASAN PERTANIAN
Kabupaten Pidie terletak pada 4,30 - 4,6 LU dan 95,75 - 96,20 BT.
Kabupaten ini merupakan salah satu kabupaten dalam daerah
Kabupaten Pidie yang mempunyai luas wilayah 3.086,90 km2, yang
terbagi dalam 23 kecamatan, 715 gampong, 20 kelurahan dan 94
mukim, dengan ibukota kabupaten adalah Sigli yang terletak lebih
kurang 112 km sebelah timur ibukota Kabupaten Pidie.
22
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
Jumlah
No Nama Kecamatan
Gampong/Desa
1 2 3
1 Geumpang 6
2 Mane 8
3 Glumpang Tiga 34
4 Glumpang Baro 21
5 Mutiara 29
6 Mutiara Timur 48
7 Tiro/Truseb 19
8 Tangse 28
9 Keumala 18
10 Titeue 13
11 Sakti 49
12 Mila 20
13 Padang Tiji 64
14 Delima 44
15 Grong-grong 15
16 Indrajaya 49
17 Peukan Baro 48
18 Kembang Tanjung 45
19 Simpang Tiga 52
20 Kota Sigli 15
21 Pidie 64
22 Batee 28
23 Muara Tiga 18
Jumlah 735
23
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemrintahan Kabupaten Pidie
24
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
5.2.1 Iklim
Iklim Kabupaten Pidie dapat dibagi atas iklim basah dan kering,
masing-masing antara ± 9 bulan dan ± 3 bulan. Dengan curah hujan
rata-rata antara 1000 – 2000 mm/th dengan hari hujan 114 hari/th
25
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
26
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
5.2.3 Lereng
27
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
- Dataran rendah
- Dataran tinggi
- Daerah lembah
- Daerah pegunungan
- Kemiringan 0 – 8 % : (33,28 %)
- Kemiringan 8 – 15 % : (14,08 %)
- Kemiringan 15 – 25 % : (23,83 %)
28
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
29
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
30
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
31
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
5.2.5 Lingkungan
32
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
33
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
5.2.6 Agroklimat
Sudut Kepentingan
No. Kawasan Strategis
Kawasan Strategis
A. Kawasan Strategis Nasional
1. Pertumbuhan Ekonomi Kapet Bandar Aceh Darussalam
B. Kawasan Strategis Aceh
Koridor Banda Aceh – Lhokseumawe
1. Pertumbuhan Ekonomi
– Langsa – Kuala Simpang
C. Kawasan Strategis Kabupaten
a. Kawasan Cepat Tumbuh
Beureunuen
b. Kawasan Agropolitan Kota Bakti
c. Kawasan Agropolitan Tangse
d. Kawasan Agropolitan Padang Tiji
e. Kawasan Agropolitan Mila
1. Pertumbuhan Ekonomi
f. Kawasan Minapolitan Batee-
Muara Tiga
g. Kawasan Minapolitan Simpang
Tiga-Kembang Tanjong
h. Kawasan Industri dan Tambang
Batee dan Muara Tiga
34
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
35
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
lahan pertanian
produktif.
5. Hutan wisata kawasan hutan Sesuai dengan karakteristik
konservasi lindung dikawasan lingkungan alam wilayah
alam tanah milik negara, konservasi hutan setempat.
kawasan ini biasanya
berbatasan langsung
dengan kawasan
lahan pertanian dan
perkebunan dengan
tanda batas wilayah
yang jelas.
36
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
37
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
38
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
39
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
40
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
41
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
42
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
43
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
44
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
3500
3000
2500
2000
0 - 14 Tahun
1500 15 - 54 Tahun
> 54 Tahun
1000
500
0
Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014
Jumlah Penduduk (Ribu Jiwa)
Gambar 8. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur di
Kabupaten Pidie,Tahun 2010 – 2014 (Sumber: BPS
Kabupaten Pidie, 2015)
45
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
60,00
50,00
40,00
Pertanian
30,00
Industri Pengolahan
20,00
Jasa
10,00 Perdagangan
- Lainnya
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
Persentase Jumlah Penduduk Berdasarkan lapangan
Pekerjaan (%)
46
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
25
20
0
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
47
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
48
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
49
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
35000
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0
Struktur Usia
50
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
Jumlah Kredit
No Sektor Ekonomi Persentase
(Juta Rupiah)
1. Pertanian 2.217.243 17,5
2. Pertambangan 49.456 0,4
3. Perindustrian 1.877.351 14,8
4. Listrik. Gas, Air 187.958 1,4
5. Konstruksi 918.011 7,2
6. Perdagangan/Hotel/Restoran 6.255.137 49,3
Pengangkutan, Pergudangan Dan
7. 106.423 0,9
Komunikasi
8. Jasa Jasa Sosial 141.073 1,1
9. Lain Lain 924.333 7,3
Jumlah 12.676.984 100
51
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
52
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
53
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
54
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
55
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
5.8.1.1 Padi/Beras
56
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
57
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
5.8.1.2 Jagung
Diolah untuk
Bahan
Tahun Pakan Bibit Makana Non Tercecer Total
Makanan
n makanan
2012 110.433 9.724 1.357 - 32445 8.103 162.062
2013 145.576 10.129 4.677 - - 8.441 168.824
2014 144.251 10.037 4.634 - - 8.364 167.286
2015 135.864 9.491 4.926 - - 7.910 158.191
58
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
5.8.1.3 Kedelai
59
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
digunakan sebagai pakan ternak dan batang kedelai yang sudah kering
dapat digunakan sebagai bahan bakar.
Diolah untuk
Bahan
Tahu Pakan Bibit Tercecer Total
Makanan Non
n Makanan
makanan
60
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
61
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
62
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
5.8.1.6 Jeruk
63
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
64
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
65
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
Kab. /
No Cabai Cabe
Kota Bawang Bawang Jeruk
Beras Jagung Kedelai merah merah ket
merah Putih Siam
besar keriting
66
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
67
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
tersebut. Hal itu sebagai akibat dari penggunaan teknologi tidak sesuai
kebutuhan, teknologi terlalu sukar diterapkan, tidak menghasilkan
nilai tambah yang ekonomis yang nyata serta keterbatasan petani
dalam mendapatkan informasi tentang teknologi itu sendiri sehingga
tidak sampai kepada petani. Hal itu dapat dipahami karena adanya
beberapa kenyataan yaitu antara lain (a) lemahnya akses petani kepada
lembaga penelitian (sumber teknologi), (b) beragamnya kondisi
agroekologi wilayah (c) berubahnya sistem penyuluhan pertanian
sebagai konsekuensi penerapan otonomi daerah.
68
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
69
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
70
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
71
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
f) Mesin Pengering
Pengeringan merupakan proses penurunan kadar air hasil
pertanian sampai mencapai nilai tertentu sehingga siap untuk
diolah/digiling atau aman untuk disimpan dalam waktu yang
lama. Pada saat ini metode pengeringan telah berkembang dari
cara penjemuran secara tradisional menjadi pengering
buatan.Secara umum pengering buatan memiliki keunggulan
dimana proses pengeringan dapat dilakukan lebih cepat dan tanpa
tergantung dengan ketersediaan sinar matahari. Meskipun
demikian masih banyak petani-petani di Kabupaten Pidie yang
masih melaksanakan metode tradisional dalam proses
pengeringan.
72
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
1. Syarata Tumbuh
Pada lahan basah (sawah irigasi), curah hujan bukan merupakan
factor pembatas tanaman padi, tetapi pada lahan kering tanaman padi
membutuhkan curahhujan yang optimum >1.600 mm/tahun. Bulan
basah adalah bulan yang mempunyai curah hujan>200 mm dan
tersebar secara normal atau setiap minggu ada turun hujansehingga
tidak menyebabkan tanaman stress karena kekeringan. Suhu
yangoptimum untuk pertumbuhan tanaman padi berkisar antara 24 -
290C.Padi gogo biasa ditanam pada lahan kering dataran rendah.
Tanaman padi dapattumbuh pada berbagai tipe tanah. Reaksi tanah
(pH) optimum berkisar antara5,5-7,5. Permeabilitas pada sub horison
kurang dari 0,5 cm/jam.
73
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
b. Persemaian
Untuk keperluan penanaman seluas 1 ha, benih yang
dibutuhkan sebanyak ±20 kg. Benih bernas (yang tenggelam) dibilas
dengan air bersih dan kemudiandirendam dalam air selama 24 jam.
Selanjutnya diperam dalam karung selama 48jam dan dijaga
kelembabannya dengan cara membasahi karung dengan air. Untuk
benih hibrida langsung direndam dalam air dan selanjutnya
diperam.Luas persemaian sebaiknya 400 m2/ha (4% dari luas tanam).
Lebar bedengan pembibitan 1,0-1,2 m dan diberi campuran pupuk
kandang, serbuk kayu dan abusebanyak 2 kg/m2. Penambahan ini
memudahkan pencabutan bibit padi sehinggakerusakan akar bisa
dikurangi. Antar bedengan dibuat parit sedalam 25-30 cm.
c. Persiapan Lahan
Pengolahan tanah dapat dilakukan secara sempurna (2 kali bajak
dan 1kali garu) atau minimal atau tanpa olah tanah sesuai keperluan
dan kondisi. Faktoryang menentukan adalah kemarau panjang, pola
tanam, jenis/tekstur tanah.Dua minggu sebelum pengolahan tanah
taburkan bahan organik secaramerata di atas hamparan sawah. Bahan
organik yang digunakan dapatberupa pupuk kandang sebanyak 2
ton/ha atau kompos jerami sebanyak 5 ton/ha.
d. Penanaman
Tanam bibit muda <21 HSS (hari setelah sebar), sebanyak 1-
3bibit/rumpun. Bibit lebih muda (14 HSS) dengan 1 bibit/rumpun
akanmenghasilkan anakan lebih banyak, hanya pada daerah endemis
keong masgunakan benih 18 HSS dengan 3 bibit/rumpun. Penyulaman
dilakukan sebelumtanaman berumur 14 HST (hari setelah tanam).
Pada saat bibit ditanam, tanahdalam kondisi jenuh air.
74
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
e. Pengairan Berselang
Pemberian air berselang (intermittent) adalah pengaturan
kondisisawah dalam kondisi kering dan tergenang secara bergantian.
Cara pemberian air yaitu saat tanaman berumur 3 hari, petakan sawah
diairi dengan tinggi genangan 3 cm dan selama 2 hari berikutnya
tidak ada penambahanair. Pada hari ke-4 lahan sawah diari kembali
dengan tinggi genangan 3 cm.Cara ini dilakukan terus sampai fase
anakan maksimal. Mulai fase pembentukanmalai sampai pengisian biji,
petakan sawah digenangi terus. Sejak 10 -15 harisebelum panen
sampai saat panen tanah dikeringkan. Pada tanah berpasir dancepat
menyerap air, waktu pergiliran pengairan harus diperpendek.
Apabilaketersediaan air selama satu musim tanam kurang mencukupi,
pengairan bergilirdapat dilakukan dengan selang 5 hari. Pada sawah-
sawah yang sulit dikeringkan(drainasejelek), pengairan berselang tidak
perlu dipraktekkan.
f. Pemupukan
Untuk setiap ton gabah yang dihasilkan, tanaman padi
membutuhkan hara Nsekitar 17,5 kg, P sebanyak 3 kg clan K sebanyak
17 kg. Dengan demikian jika kitaingin memperoleh hasil gabah tinggi,
sudah barang tentu diperlukan pupukyang lebih banyak. Namun
demikian tingkat hasil yang ditetapkan jugamemperhatikan daya
dukung lingkungan setempat dengan melihat produktivitaspadi pada
tahun-tahun sebelumnya.
75
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
76
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
2. Pasca Panen
Jemur gabah di atas lantai jemur dengan ketebalan 5-7 cm.
Lakukanpembalikan setiap 2 jam sekali. Pada musim hujan, gunakan
pengering buatandan pertahankan suhu pengering 50oC untuk gabah
konsumsi atau 42oC untukmengeringkan benih. Pengeringan dilakukan
sampai kadar air gabah mencapai 12-14% untuk gabah konsumsi dan
10-12% untuk benih. Gabah yang sudah keringdapat digiling dan
disimpan. Hal penting yang perlu diperhatikan dalampenggilingan dan
penyimpanan adalah:
1. Untuk mendapatkan beras kualitas tinggi, perlu diperhatikan
waktupanen, sanitasi (kebersihan), dan kadar air gabah (12-
14%).
2. Simpan gabah/beras dalam wadah yang bersih dalam
lumbung/gudang, bebashama, dan memiliki sirkulasi udara yang
baik.
3. Simpan gabah pada kadar air kurang 14% untuk konsumsi, dan
kurangdari 13% untuk benih.
77
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
b. Pengolahan Tanah
Lahan dibersihkan dari sisa tanaman sebelumnyadan dicangkul
sedalam 15-20 cm, kemudian diratakan. Setiap 3 m dibuat saluran
drainase sepanjang barisan tanaman. Lebar saluran 25-30 cm,
kedalaman 20 cm. Saluran ini dibuat terutama pada tanah yang
drainasenya jelek.Di daerah dengan pH kurang dari 5, tanah dikapur
78
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
c. Pemupukan
Dosis untuk pemupukan tanaman jagung dapat dilihat pada 24 di
bawah ini:
Dosis Pupuk
Makro(per ha)
Waktu Urea TSP KCL Dosis POC NASA
(kg) (kg) (kg)
Perendaman benih - - - 2 – 4 cc/lt air
Pupuk dasar 120 80 25 20 – 40
tutup/tangki
(siram merata)
2 minggu - - - 4 – 8 tutup/tangki
(semprot/siram)
Susulan I (3 minggu) 115 - 55 -
4 minggu - - - 4 – 8 tutup/tangki
(semprot/siram)
Susulan II (6 minggu) 115 - -
4 – 8 tutup/tangki
(semprot/siram)
Catatan : akan lebih baik pupuk dasar menggunakan SUPER NASA
dosis ± 1botol/1000 m2 dengan cara :
alternatif 1 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 lt air (jadi
larutan induk).Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan
induk tadi untuk menyiram bedengan.
alternatif 2 : 1 gembor (10-15 lt) beri 1 sendok peres makan
SUPER NASA untukmenyiram +10 m bedengan.
79
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
80
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
81
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
2. Pascapanen
Pengeringan diperlukan sebelum pemipilan untuk menghindari
terjadinya biji pecah. Untuk itu, kadar air biji harus diturunkan
menjadi < 20%. Pengeringan dimaksudkan untuk mencapai kadar air
biji 12-14% agar tahan disimpan lama, tidak mudah terserang hama
dan terkontaminasicendawan yang menghasilkan mikotoksin,
mempertahankan volume dan bobot bahan sehingga memudahkan
penyimpanan. Penjemuran dapat dilakukan langsung di lapangan
dengan membiarkan tongkol tetap pada tanaman selama 7-14 hari.
Pengeringan dengan cara ini dapat menurunkan kadar air biji sampai
18%. Pengeringan bisa juga dilakukan dengan menggunakan
mesinpengering dengan panas pengeringan 38-430 C dan bangunan
pengering yang dapat dengan suhu pengeringan 40-45ºC untuk
konsumsi benih. Setelah kering biji jagung dipipil dengan tangan atau
alat pemipil jagung.
1. Syarat Tumbuh
Tanaman kedelai sebenarnya dapat tumbuh di semua jenis tanah,
namun demikian, untuk mencapai tingkat pertumbuhan dan
82
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
Tabel 25. Umur panen, hasil, dan sifat lain dari beberapa varietas
unggul kedelai.
Varietas Umur panen Hasil (ton/ha) Tahan terhadap
(hari) hama/penyakit
Galunggung 80-90 1,50 Karat daun
Lokon 76 1,75 Karat daun
Wilis 88 1,60 Karat daun
Guntur 73-79 1,85 -
Dempo 90-95 1,50 Karat daun
Kerinci 87 1,65 Karat daun dan lalat
kacang
b. Persiapan Lahan
Persiapan lahan penanaman kedelai di areal persawahan dapat
dilakukan secara sederhana. Mula-mula jerami padi yang tersisa
dibersihkan, kemudian dikumpulkan, dan dibiarkan mengering.
Selanjutnya, dibuat petak-petak penanaman dengan lebar 3m-10m,
yang panjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan. Diantara petak
penanaman dibuat saluran drainase selebar 25cm-30cm, dengan
83
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
c. Penanaman
Cara tanam yang terbaik untuk memperoleh produktivitas tinggi
yaitu dengan membuat lubang tanam memakai tugal dengan
kedalaman antara 1,5 – 2 cm. Setiap lubang tanam diisi sebanyak 3 – 4
biji dan diupayakan 2 biji yang bisa tumbuh. Penanaman ini dilakukan
dengan jarak tanam 40 cm x 10 – 15 cm. Pada lahan subur, jarak
dalam barisan dapat diperjarang menjadi 15 – 20 cm. Populasi
tanaman yang optimal berkisar 400.000 – 500.000 tanaman per
84
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
d. Pemeliharaan
85
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
b. Pasca Panen
1. Pengeringan Brangkasan
Pengeringan brangkasan dapat dilakukan secara alami dan
buatan, secara alami ialah dengan cara brangkasan dijemur.
Penjemuran dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Brangkasan kedelai dihamparkan di atas alas setebal 25 cm, atau
sedapat mungkin didirikan. Dengan didirikan pengeringan dapat
lebih merata.
86
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
87
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
1. Syarat Tumbuh
Suhu yang ideal untuk budidaya cabai adalah 24-280C. Tanaman
cabai dapat tumbuh pada musim kemarau apabila dengan pengairan
yang cukup dan teratur. Penyinaran yang dibutuhkan adalah
penyinaran secara penuh, bila penyinaran tidak penuh pertumbuhan
tanaman tidak akan normal. Curah hujan yang dikehendaki untuk
pengairan yang cukup yaitu 800-2000 mm/tahun.Ketinggian tempat
untuk penanaman cabai adalah adalah dibawah 1400 m dpl. Di daerah
dataran tinggi tanaman cabai dapat tumbuh, tetapi tidak mampu
berproduksi secara maksimal. Cabai sangat sesuai ditanam pada tanah
yang datar. Dapat juga ditanam pada lereng-lereng gunung atau bukit.
Tetapi kelerengan lahan tanah untuk cabai adalah antara 0-100C.
Pertumbuhan tanaman cabai akan optimum jika ditanam pada tanah
dengan pH 6-7.
88
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
b. Pengapuran
Pengapuran bertujuan untuk menaikkan pH tanah, selain itu juga
untuk menambahkanunsur hara Calsium (Ca) maupun unsur
Magnesium (Mg). Kebutuhan Kapur sangat tergantung tinggi
rendahnya pH. Pada pH < 5 dibutuhkan kapur 5-10 ton/ha, sedangkan
pada pH > 6 diperlukan kapur 1- 4 ton.
c. Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk menambah unsur hara yang di
butuhkan tanaman, unsur tersebut terdiri dari unsur makro yaitu N, P,
K, Ca, S, C, H dan Mg dan unsur mikro yaitu Fe, B, Zn, Cu dan Mo.
Jenis dan dosis pupuk makro dan mikro, yang diberikan melalui akar
maupun melalui daun.
Tabel 27. Jenis, Dosis dan Jumlah (kali) Pemberian Pupuk pada
Tanaman Cabai Merah.
89
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
e. Pemasangan Mulsa
Selain mulsa plastik hitam-perak, mulsa jerami dapat juga
diberikan sebanyak 5 ton/ha. Pemasanganmulsa dikerjakan setelah
penyiraman secukupnya dan pemberian pupuk dasar.
g. Pemilihan Varietas
Berbagai varietas hibrida cabai merah introduksi yang telah
beredar di Indonesia, antara lain dapat dilihat pada Tabel berikut ini :
90
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
h. Persiapan Polybag
i. Persemaian Benih
Sebelum disemai, benih yang terpilih terlebih dahulu direndam
dalam larutan fungisida sampai 12 jam dan dikering-anginkan hingga
airnya kering. Setelah itu, benih ditebarkan ke dalam media tanam
(polybag) sebanyak 1 biji benih per polybag. Perawatan persemaian
terdiri dari penyiraman, pengaturan cahaya, dan pemberantasan
hama/penyakit.
91
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
k. Penyulaman
Bibit atau tanaman muda yang mati harus diganti atau disulam.
Bibit sulaman yang baik diambil dari tanaman yang sehat dan tepat
waktu (umur bibit) untuk penanaman. Penyulaman dilakukan pada
minggu pertama atau selambat-lambatnya minggu kedua. Sebaiknya
penyulaman dilakukan pagi atau sore hari.
l. Perempelan
Perempelan bertujuan untuk meningkatkan dan memperbaiki
kualitas produksi. Bagian yang dirempel yaitu tunas samping, yang
keluar di ketiak daun pada saat tanaman berumur 10-20 hari.
Perempelan dilakukan 2-3 kali sampai terbentuk percabangan utama
yang ditandai dengan munculnya bunga pertama, sekitar umur 18-22
HST dataran rendah, dan 25-30 HST dataran tinggi.
m. Pemasangan Ajir
92
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
n. Pengairan
Pengairan harus senantiasa diperhatikan, karena air merupakan
faktor vital bagi tanaman cabai. Penyiraman yang paling banyak (2 hari
sekali) yaitu, pada fase vegetatif < 40 HST. Sistem pengairan dapat
dengan menggunakan selang yang dimasukkan ke mulsa plastik
melalui lubang tanaman, hingga posisi selang air tepat di tengah-
tengah tempat tanaman cabai. Untuk pertanaman pada lahan sawah,
sistem pengairan dilakukan dengan cara penggenangan pada saluran
drainase antar bedengan dengan ketinggian air sekitar 3/4 tinggi
bedengan.
93
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
untuk jarak jauh dipanen pada saat buah matang hijau. Buah yang
akan dikeringkan dipanen setelah matang penuh.
2. Pasca Panen
a. Sortasi
Sortasi dilakukan untuk memisahkan antara cabai yang rusak
(busuk, patah, memar) dengan cabai yang baik. Sortasi bertujuan
untuk memperoleh hasil yang berkualitas baik dengan tingkat
kematangan yang seragam.
b. Curing
Curing dilakukan untuk memaksimalkan pembentukan dan
kestabilan warna cabai sebelum diolah. Tujuannya untuk membuang
panas lapang. Biasanya para petani melakukan curing dengan cara
menghamparkan cabai yang dipanen di tempat teduh.
c. Penyimpanan
Penyimpanan yang baik dapat memperpanjang umur dan
kesegaran cabai tanpa menimbulkan perubahan fisik atau kimia. Cara
yang biasa digunakan adalah menyimpan cabai segar pada suhu
dingin, sekitar 40C.
d. Pengemasan
Kemasan yang biasa digunakan untuk memudahkan
penyimpanan dan pengangkutan cabai di pasar domestik adalah
keranjang bambu, peti kayu, dan plastik. Kemasan yang ideal adalah
yang mudah diangkat, aman, ekonomis, dan dapat menjamin
kebersihan produk. Kemasan lain yang biasa digunakan pedagang
adalah jala dengan kapasitas 9-100 kg. Kemasan ini sangat praktis,
tetapi tidak dapat melindungi cabai dari kerusakan mekanis dan
fisiologis, terutama pada saat ditimbang dan di dalam alat angkut.
Volume kemasan sebaiknya tidak melebihi 25 kg karena kemasan yang
94
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
e. Pengangkutan
Pengangkutan cabai jarak jauh denganmenggunakan keranjang
bambu, dapat menekan susut bobot hingga 0%, tingkat kerusakan
1.30%, dan kesegaran cabai cukup baik. Kemasan karton/kardus
dengan kapasitas 20 kg dapat digunakan bila dipadukan dengan
karung jala yang dimasukkan ke dalam kardus berventilasi.
Pengemasan cabai yang kurang baik dapat menyebabkan kerusakan
dan kehilangan hasil selama pengangkutan. Pengangkutan cabai dalam
jarak lebih dari 200 kmdengan kemasan karung berkapasitas 90 kg
menyebabkan kerusakan hingga 20%.
1. Syarat Tumbuh
Bawang merah dapat tumbuh pada tanah sawah atau tegalan
dengan tekstur sedang sampai liat, namun paling bagus
pertumbuhannya pada tekstur lempung berpasir atau berdebu dengan
pH 5.6 – 6.5. Meskipun dapat tumbuh di dataran rendah hingga 1000
mdpl, produktivitas tertinggi diperoleh pada dataran rendah dengan
95
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
b. Pengapuran
Tambahkan kapur atau dolomit sebanyak 1-1.5 ton per hektar
apabila keasaman tanah kurang dari pH 5.6. Penambahan kapur
setidaknya diberikan 2 minggu sebelum tanam.
c. Pemupukan
Gunakan 15-20 ton/hapupuk kompos atau pupuk kandang
sebagai pupuk dasar. Tebarkan pupuk di atas bedengan dan aduk
dengan tanah hingga merata. Bisa juga ditambahkan urea, ZA, SP-36
dan KCL sebanyak 47 kg, 100 kg, 311 kg dan 56 kg setiap hektarnya.
Campur pupuk buatan tersebut sebelum diaplikasikan. Biarkan selama
satu minggu sebelum bedengan ditanami.
d. Pemilihan Bibit
Sebelum ditanami bibit, sebaiknya tanah disiram terlebih
dahulu. Bahkan jika dibutuhkan dapat dibuat atap/penutup dari terik
matahari dan hujan. Bibit bawang merah yang baik adalah:
Ukuran umbi bibit yang optimal adalah 3-4 gram/umbi.
Umbi bibit yang baik yang telah disimpan 2-3 bulan dan umbi
masih dalam ikatan (umbi masih ada daunnya)
96
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
g. Pemupukan
Dalam budidaya bawang merah kita menggunakan 2 bentuk
pupuk;
Pupuk dasar yaitu pupuk kandang bisa sapi atau kambing 15-20
ton/ha atau kotoran ayam 5-6 ton/ha atau kompos 2,5
ton/ha. Pupuk buatan juga diperlukan TSP 150-200 kg/hektar.
Langkah-langkah memberikan pupuk dasar yaitu dengan
97
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
h. Pengairan
Pada awal pertumbuhan dilakukan penyiraman dua kali, yaitu
pagi dan sore hari. Penyiraman pagi hari usahakan sepagi mungkin di
saat daun bawang masih kelihatan basah untuk mengurangi serangan
penyakit. Penyiraman sore hari dihentikan jika persentase tanaman
tumbuh telah mencapai lebih 90 %. Air salinitas tinggi kurang baik
bagi pertumbuhan bawang merah. Tinggi permukaan air pada saluran (
canal ) dipertahankan setinggi 20 cm dari permukaan bedengan
pertanaman.
98
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
2. Pasca Panen
Penjemuran dengan alas anyaman bambu . Penjemuran
pertama selama 5-7 hari dengan bagian daun menghadap ke atas,
tujuannya mengeringkan daun. Penjemuran kedua selama2-3 hari
dengan umbi menghadap ke atas, tujuannya untuk mengeringkan
bagian umbi dan sekaligus dilakukan pembersihan umbi dari sisa
kotoran atau kulit terkelupas dan tanah yang terbawa dari
lapangan. Kadar air 89 85 % baru disimpan di gudang.
99
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
100
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
101
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
102
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
103
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
104
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
BAB 6
ANALISIS PERENCANAAN PENGEMBANGAN KOMODITAS
UNGGULAN DAN KAWASAN PERTANIAN
105
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
Kedalaman
Kabupaten SPL Kelas Tekstur
Efektif
Pidie 1 60 – 90 Lempung
3 60 – 90 Lempung
5 60 – 90 Debu
6 60 – 90 Lempung Berdebu
7 60 – 90 Lempung Berdebu
8 60 – 90 Lempung Berdebu
9 60 – 90 Debu
10 60 – 90 Debu
11 60 – 90 Lempung Berpasir
12 60 – 90 Lempung Berdebu
18 60 – 90 Lempung
19 60 – 90 Liat
20 60 – 90 Lempung Liat Berdebu
25 60 – 90 Lempung Berdebu
27 60 – 90 Liat
28 60 – 90 Lempung Berdebu
106
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
107
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
Tabel 30. Pengharkatan Hasil Analisis Sifat Kimia pada Wilayah Studi
di Kabupaten Pidie (Sumber: Bappeda Aceh, 2014 dan hasil
analisis 2015).
(cmol kg-1)
(cmol kg-1)
P-tersedia
C-organik
pH H2O
N-total
Mg-dd
Ca-dd
(ppm)
KTK
(%)
(%)
KB
Kabupaten SPL
AM S S T T S T T
1
AM R R T S S S T
N S S ST S R T S
3
N R R ST S S T S
AM ST T ST S S T S
5
AM S S ST SR S S T
AM ST T T S S T S
6
AM R R T S S S T
AM S S T S R T T
7
AM R R T S R T S
AM S S T T R T S
8
AM R R T T R T R
AM S S T S R ST R
9
AM R R T T R T R
AM S S T T R T R
10
AM S S T S R ST R
Pidie
AM R R T T S S T
11
AM S S T S R T R
AM R S T S R T R
12
AM R R T SR R T R
AM S S ST R R S S
18
AM R R ST R R S R
AM T S ST R S T R
19
AM R R T SR R T R
AM S S T R R ST SR
20
AM R R ST R R ST SR
AM S S T R S S T
25
AM R R T S R S S
AM S S T S R T S
27
AM SR SR T S R T R
AM T S T R R S T
28
AM R R T R S S T
108
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
109
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
110
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
Komoditi
No Kabupaten
Padi Jagung Kedelai Bawang Cabe Jeruk
1 Pidie
111
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
Keterangan:
Kelas kesesuaian lahan: sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2),
sesuai marginal (S3), tidak sesuai (N)
Tingkat input: LI = input rendah, MI = input sedang, dan HI = input
tinggi.
Faktor pembatas; w1 = curah hujan tahunan, r1 = media perakaran,
n1,/2/3/4 = retensi hara: 1KTK liat/2kejenuhan basa/3pH H20, 4c-
organik, e1/2 = bahaya erosi: 1lereng/2,
Perbaikan faktor pembatas: OT = olah tanah, PO = pemberian pupuk
organik, PM = pemupukan, PE = pengapuran, - = tidak dapat
dilakukan perbaikan, PT = pembuatan teras (konservasi).
112
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
113
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
Keterangan:
Kelas kesesuaian lahan: sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2), sesuai
marginal (S3), tidak sesuai (N)
Tingkat input: LI = input rendah, MI = input sedang, dan HI = input tinggi.
114
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
115
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
80
70
60 Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (%)
50
Persentase Penduduk
40 Miskin (%)
30 Persentase angkatan kerja
20 (%)
10 Persentase pencari kerja
(%)
0
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2016 2017 2018 2019 2020
116
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
117
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
118
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
119
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
120
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
mentah. jagung.
Terbatasnya akses
terhadap lembaga
keuangan,
sehingga mudah
terjerat rentenir
1. Strategi S-O
Pengembangan area selain didasarkan pada kesesuian lahan juga
dengan pertimbangan memiliki daya kompetitif dan komperatif
121
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
2. Strategi W-O
Optimalisasi ketersediaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana
yang diperlukan dalam mendukung peningkatan kualitas tanaman
dan produk yang dihasilkan.
Menumbuh kembangkan fungsi kelembagaan dan kemitraan yang
berazaskan kebersamaan ekonomi.
Optimalisasi usaha tani dalam luasan skala usaha dan ekonomis
baik ditingkat petani maupun usaha menengah dan besar.
3. Strategi S-T
Penajaman wilayah potensial yang berkelayakan teknis dan
tanaman dalam upaya meningkatkan produktivitas tanaman dan
lahan
Mendukung pelestarian lingkungan yang berkelanjutan melalui
perwujudan usaha pertanian yang ramah lingkungan.
4. Strategi W-T
Sosialisasi penerapan sistem manajemen mutu ( SNI, ISO, HACCP
) diikuti dengan perbaikan melalui penerapan “reward” dan
“punishment” terhadap pembelian produk.
Meningkatkan jaminan keamanan berusaha terhadap segala
bentuk penjarahan, perambahan atau aktivitas serupa lainnya.
122
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
123
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
Rekomendasi:
124
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
125
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
126
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
127
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
128
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
129
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
130
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
B. Kelemahan (Weakness)
Belum ada yang membidangi pengembangan kawasan setingkat
Kepala Bidang
Belum ada yang membidangi pengembangan masing-masing
komoditi unggulan setingkat Kepala Seksi
Belum ada perencanaan pengembangan pegawai
Banyak pegawai yang tidak sesuai antara latar belakang
pendidikan dengan bidang kerjanya
2. Faktor Eksternal
C. Peluang (Opportunity)
Ada MoU dengan Unsyiah dan PTN/PTS yang memiliki SDM
berkualifikasi tinggi
Ada dukungan SDM dari badan penyuluhan Aceh dan SMK
pertanian di bawah Distan
D. Ancaman (Threath)
Hambatan koordinasi dan anggaran dalam mobilisasi penyuluh
Hambatan koordinasi dan anggaran dalam mobilisasi SDM dinas
terkait lainnya
Mutasi pegawai berkualitas ke dinas lain atau pegawai tidak
berkualitas ke lingkungan distan
131
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
132
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
133
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
134
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
135
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
11. Swasta/investor
12. Badan Karantina
13. UPTD Balai Pengujian dan Sertifikasi Benih
14. UPTD Balai Benih Induk
15. UPTD Balai Benih Hortikultura
16. Perbankan
17. DPR/DPRA/DPRK
18. Perusahaan benih
19. BPTP
20. Babinsa
21. Kelompok tani
22. Kantor kecamatan
23. Pemerintahan desa
24. Kejruen Blang
25. Pedagang pengumpul
26. Penyuluh
136
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
137
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
Penghambat 1. DPR
potensial 2. DPRA
3. DPRK
Pendukung 1. Universitas Syiah Kuala
potensial 2. PTN/PTS
3. Balai Besar Penelitian
4. BPTP
5. Dinas Perindustrian Provinsi/Kabupaten
6. Dinas Perdagangan Provinsi/Kabupaten
7. Dinas Pengairan Provinsi/Kabupaten
8. Dinas Koperasi Provinsi/Kabupaten
9. UPTD BPSB, BBI, BBH
10.Pusri
11.Perusahaan Benih
12.Badan Karantina
138
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
139
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
1. Petani
Luas lahan rata- Produktivitas tanaman Luas lahan yang lebih besar
rata 0,5 ha/KK rendah Intensifikasi dan diverssifikasi
Besar keluarga 5 Level pendidikan rendah usaha
jiwa/KK Tidak efisien Jaringan irigasi
Serangan HPT Pendampingan teknis
Kemampuan modal rendah Dukungan modal dan akses
Tidak bankable kredit
Skala kecil sehingga kurang Stabilitas harga
ekonomis Prediksi cuaca
Harga saat panen raya
sangat rendah
Harga input pertanian
mahal
Kemampuan modal rendah
Nilai tukar petani rendah
Perubahan cuaca
2. Kelompok Tani
Sudah Dibentuk untuk kebutuhan Pelatihan manajemen kelompok
teregistrasi oleh penerimaan bantuan tani
dinas pemerintah Pendampingan teknis khusus
Pemanfaatan kelompok tani untuk memperkuat kelompok
belum maksimal tani
Manajemen kelompok tani
terbatas
Pengelolaan alsintan di
bawah kelompok tani belum
maksimal
3. Pedagang Pengumpul
Kemampuan Kemampuan modal kecil Penguatan akses ke bank
beragam Tidak memiliki akses ke Pelatihan pembukuan dan
Beroperasi bank sistem administrasi
dengan Tidak memiliki pembukuan Penguatan kapasitas
kendaraan dan administrasi perdagangan
angkut sepeda Fluktuasi harga
motor atau pick-
up kecil
Terkadang
menjemput
produk langsung
ke kebun petani
Produk bersifat
musiman
4. Toko Pertanian
140
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
5. Pabrik Pengolahan
Pabrik Kualitas kedelai/jagung local Peningkatan kualitas
pengolahan padi kurang baik dan kalah dari pascapanen
terletak di impor Fasilitasi hubungan antara
desa/kecamatan Supply bahan baku sangat pedagang, kelompok tani
Pabrik tergantung pada saat panen dengan pabrik pengolahan
pengolahan
kedelai terletak
di kabupaten
6. Penyuluh
Berada di bawah Tidak ada spesialisasi pada Peningkatan pendidikan SDM
koordinasi komoditi tertentu penyuluh
Bapeluh Biaya operasional rendah Kerjasama dengan perguruan
Kemampuan menyuluh tinggi
rendah Spesialisasi penyuluh
Kurang dipercaya oleh berdasarkan komoditi
petani Peningkatan biaya operasional
penyuluh
7. Eksportir
Belum ada Supply bahan baku belum Perlu dilakukan ekstensifikasi
komoditi yang cukup untuk ekspor guna memperbesar produksi
berhasil diekspor Standar kualitas belum ada produk berpotensi ekspor
Pasar local seperti jeruk
cukup besar Penerapan standar kualitas
dalam perdagangan
141
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
BAB 7
STRATEGI PENGEMBANGAN
142
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
143
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
Tabel 44. Luas tanam dan luas panen pada komoditas padi (sawah dan
non-sawah; sawah;non-sawah),serta sawah irigasi menurut
sentra pengembangan di Kabupaten Pidie (Badan Pusat
Statistik Kabupaten Pidie dan Dinas pertanian Tanaman
Pangan Aceh 2014).
Luas
Luas
Panen Luas Luas
Tanam Luas Luas
Padi Tanam Panen
Padi Tanam Panen Sawah
Kab./ Sawah Padi Padi
Sawah Padi Padi Irigasi
Kota dan non- non-
dan non- Sawah Sawah (ha)
non- sawah sawah
sawah (ha) (ha)
sawah (ha) (ha)
(ha)
(ha)
Pidie 50.076 42.623 49.180 41.978 896 645 27.642
144
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
145
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
Institusi Penerima
No. Program/ Kegiatan 2016 2017 2018 2019 2020
Pelaksana Manfaat
3.2. Pengembangan jaringan irigasi DP Petani
tersier untuk mengoptimalkan
pendistribusian air
Keterangan:
DP = Dinas Pertanian
BPL = Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
Pertanian
DPU = Dinas Pekerjaan Umum
PT = Perguruan Tinggi
PB = Perbankan
BPSB = Badan Penjamin dan Sertifikasi Benih
Ddag = Dinas Perdagangan
146
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
147
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
3. Pengamanan Produksi
148
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
149
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
7. Keterkaitan Agroindusri
150
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
4. Penguatan Kelembagaan
a. Penguatan Lembaga Petani
Pengembangan jagung diupayakan pula melalui pemberdayaan
kelembagaan petani yang meliputi kelompok tani, gabungan kelompok
tani (Gapoktan), koperasi tani (Koptan), asosiasi petani, LSM, KTNA,
UPJA, kios saprodi, pelayanan, penyuluhan, perbenihan, dan
perlindungan tanaman. Pembiayaan pengembangan jagung antara lain
bersumber dari KKP, LM3, SP3, BLMKIP, LUEP, dan lain-lain.
151
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
152
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
153
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
1 Peningkatan Produktivitas
3 Pengamanan Produksi
154
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
155
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
156
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
Keterangan :
DP = Dinas Pertanian
BPL = Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian
DPU = Dinas Pekerjaan Umum
PT = Perguruan Tinggi
PB = Perbankan
BPSB = Badan Penjamin dan Sertifikasi Benih
Ddag = Dinas Perdagangan
157
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
Tabel 47. Luas tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kedelai
di kabupaten Pidie, 2015.
No Kabupaten Luas Luas Produksi Produktivitas
Tanam Panen (Ton) (Ton/Ha)
(Ha) (Ha)
1. Pidie 3.024 2.228 3.299 1,48
1. Kabupaten Pidie:
Tingkat Produksi (ton) 45.027 63.354 31.982(51.024)
Luas Lahan (ha) 30.630 42.784
Produktivitas (ton/ha): 1,47 1,48 22.365(39.947)
Peningkatan Produksi 22,4 1,43(1.46)
(%) : 70 (harapan)
158
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
b. Konsumsi Kedelai
c. Pemasaran Kedelai
159
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
160
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
161
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
162
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
163
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
164
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
165
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
No. Program/ Kegiatan Institusi Penerima 2016 2017 2018 2019 2020
Pelaksana Manfaat
1.9 Peningkatan pengetahuan BPL Petani
dan pengalaman petani
dalam budidaya
1.10 Dukungan modal bagi PB Petani
petani
Keterangan:
DP = Dinas Pertanian
BPL = Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian
DPU = Dinas Pekerjaan Umum
PT = Perguruan Tinggi
PB = Perbankan
BPSB = Badan Penjamin dan Sertifikasi Benih
Ddag = Dinas Perdagangan
166
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
167
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
168
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
cabai yang tinggi, selain itu perlu membuat kerjasama dengan industri
makanan.
169
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
170
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
171
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
172
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
173
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
174
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
Keterangan:
DP = DinasPertanian
BPL = Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian
DPU = Dinas Pekerjaan Umum
PT = Perguruan Tinggi
PB = Perbankan
BPSB = Badan Penjamin dan Sertifikasi Benih
Ddag = Dinas Perdagangan
175
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
BAB 8
KESIMPULAN DAN SARAN
8. 1 Kesimpulan
8. 2 Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka saran yang dapat diberikan
adalah sebagaiberikut:
1. Peranan Kelembagaan dalam pengembangan kawasan pertanian
masih perlu ditingkatkan pada: peningkatan akses terhadap
kredit bagi petani, pengaktifan jumlah dan kapasitas koperasi,
176
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
b. Strategi W-O
Optimalisasi ketersediaan dan pemanfaatan sarana dan
prasarana yang diperlukan dalam mendukung peningkatan
kualitas tanaman dan produk yang dihasilkan.Menumbuh
kembangkan fungsi kelembagaan dan kemitraan yang
berazaskan kebersamaan ekonomi.
Optimalisasi usaha tani dalam luasan skala usaha dan
ekonomis baik ditingkat petani maupun usaha menengah dan
besar.
177
Action Plan Pengembangan Kawasan Pertanian
Lingkup Pemerintahan Kabupaten Pidie
c. Strategi S-T
Penajaman wilayah potensial yang berkelayakan teknis dan
tanaman dalam upaya meningkatkan produktivitas tanaman
dan lahan
Mendukung pelestarian lingkungan yang berkelanjutan
melalui perwujudan usaha pertanian yang ramah lingkungan.
d. Strategi W-T
Sosialisasi penerapan sistem manajemen mutu ( SNI, ISO,
HACCP ) diikuti dengan perbaikan melalui penerapan
“reward” dan “punishment” terhadap pembelian produk.
Meningkatkan jaminan keamanan berusaha terhadap segala
bentuk penjarahan, perambahan atau aktivitas serupa
lainnya.
178