Anda di halaman 1dari 9

0

KERTAS KERJA

KERANGKA ACUAN KERJA


KEGIATAN PROGRAM/KEGIATAN
BIDANG KETAHANAN PANGAN DAN HEWANI
TAHUN ANGGARAN 2022

DUSUN TIRTA MULYA


KECAMATAN PELEPAT ILIR KABUPATEN BUNGO
PROVINSI JAMBI
2022
1

I. LATAR BELAKANG

I.1 Dasar Pemikiran

Berdasarkan kesepakatan Internasional yang merupakan salah satu tujuan


pembangunan berkelanjutan atau yang disebut dengan SDGs 2030, bahwa
ketahanan pangan ditujukan untuk:
1) End poverty (Mengakhiri kemiskinan)
2) End hunger, achieve food security and improved nutrition, and promote
sustainable agriculture (Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan
dan gizi yang lebih baik, dan mempromosikan pertanian berkelanjutan)
3) Ensure healthy lives (Menjamin kehidupan yang sehat)
4) Water and sanitation (Air dan sanitasi)
5) Sustainable consumption and production (Konsumsi dan produksi
berkelanjutan)
6) Combat climate change (Memerangi perubahan iklim)

Selanjutnya, berdasarkan kesepakatan KTT G20 Osaka 2019 (G20 keempat belas)
pada 28 – 29 Juni 2019 di International Exhibition Center, Osaka bahwa
pembangunan pertanian difokuskan untuk mencapai ketahanan pangan dan
perbaikan gizi masyarakat.

Secara garis besar, ketahanan pangan harus memiliki 3 prinsip yaitu; Ketersediaan,
Keterjangkauan; dan Kemanfaatan yang selanjutnya disebut aspek ketahanan
pangan.
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan mendefinisikan:
1) Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara sampai
dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya Pangan yang cukup, baik
jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta
tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk
dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.
2) Keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah
Pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat
mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak
bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman
untuk dikonsumsi.

3) Ketersediaan Pangan adalah kondisi tersedianya Pangan dari hasil produksi


dalam negeri dan Cadangan Pangan Nasional serta impor apabila kedua sumber
utama tidak dapat memenuhi kebutuhan.
2

4) Penyelenggaraan Pangan adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan


pengawasan dalam penyediaan, keterjangkauan, pemenuhan konsumsi Pangan
dan Gizi, serta keamanan Pangan dengan melibatkan peran serta masyarakat
yang terkoordinasi dan terpadu.

Undang-Undang tentang Pangan dimaksudkan sebagai landasan hukum bagi


Penyelenggaraan Pangan yang mencakup perencanaan Pangan, Ketersediaan
Pangan, Keterjangkauan Pangan, konsumsi Pangan dan Gizi, Keamanan Pangan,
label dan iklan Pangan, pengawasan, sistem informasi Pangan, penelitian dan
pengembangan Pangan, kelembagaan Pangan, peran serta masyarakat, dan
penyidikan. Kebijakan konsumsi pangan dan gizi, Undang-Undang tentang Pangan
menitikberatkan pada kebijakan:
1) Konsumsi Pangan
Pemerintah berkewajiban meningkatkan pemenuhan kuantitas dan kualitas
konsumsi Pangan masyarakat melalui:
a. penetapan target pencapaian angka konsumsi Pangan per kapita pertahun
sesuai dengan angka kecukupan Gizi;
b. penyediaan Pangan yang beragam, bergizi seimbang, aman, dan tidak
bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat; dan
c. pengembangan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam pola
konsumsi Pangan yang beragam, bergizi seimbang, bermutu, dan aman.
2) Penganekaragaman Konsumsi Pangan
Penganekaragaman konsumsi Pangan dilakukan dengan:
a. mempromosikan penganekaragaman konsumsi Pangan;
b. meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi
aneka ragam Pangan dengan prinsip Gizi seimbang;
c. meningkatkan keterampilan dalam pengembangan olahan Pangan Lokal;
dan
d. mengembangkan dan mendiseminasikan teknologi tepat guna untuk
pengolahan Pangan Lokal
3) Perbaikan Gizi
Kebijakan di bidang Gizi untuk perbaikan status Gizi masyarakat dilakukan
melalui:
a. penetapan persyaratan perbaikan atau pengayaan Gizi Pangan tertentu yang
diedarkan apabila terjadi kekurangan atau penurunan status Gizi
masyarakat;
b. penetapan persyaratan khusus mengenai komposisi Pangan untuk
meningkatkan kandungan Gizi Pangan olahan tertentu yang
diperdagangkan;
3

c. pemenuhan kebutuhan Gizi ibu hamil, ibu menyusui, bayi, balita, dan
kelompok rawan Gizi lainnya; dan
d. peningkatan konsumsi Pangan hasil produk ternak, ikan, sayuran, buah-
buahan, dan umbi-umbian lokal.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa, pada dasarnya ketahanan pangan
harus memenuhi standar kuantitas dan kualitas. Secara kuantitas, pangan harus
memenuhi unsur:
1) Tersedia cukup (kecukupan),
2) Merata, dan

3) Berkelanjutan

Sedangkan secara kualitas harus memenuhi unsur:


1) Keamanan pangan,
2) Keberagaman pangan, dan

3) Bergizi

Ketahanan pangan tidak boleh bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya
masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi.

I.2 Dasar Hukum

1) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan


2) Peraturan Presiden Nomor 104 Tahun 2021 tentang Rincian Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara
3) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.07/2021 tentang Pengelolaan
Dana Desa
4) Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Nomor 7 Tahun 2021 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2022

Penggunaan Dana Desa untuk program prioritas nasional sesuai kewenangan


Desa diprioritaskan untuk pencapaian SDGs Desa (Pasal 6 ayat (2) huruf c):
penguatan ketahanan pangan nabati dan hewani untuk mewujudkan Desa tanpa
kelaparan.

I.3 Tujuan
Tujuan dari program/kegiatan bidang ketahanan pangan dan hewani ini adalah
untuk mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan, dan kemanfaatan.
1) Ketersediaan
Ketersediaan pangan diarahkan untuk menciptakan sentra produksi dan
peningkatan produktivitas serta distribusi penyediaan pangan lokal
2) Keterjangkauan
4

Keterjangkauan pangan diarahkan pada kemudahan masyarakat untuk


mengakses pangan baik jarak maupun harga.
3) Kemanfaatan
Pemanfaatan pangan dicerminkan oleh konsumsi pangan perseorangan atau
rumah tangga yang dipengaruhi oleh ketersediaan pangan, keterjangkauan
pangan, pola konsumsi pangan, dan pengetahuan pangan dan gizi. Kuantitas
dan kualitas pangan yang dikonsumsi secara langsung akan menentukan status
gizi.
I.4 Sasaran
Sasaran program/kegiatan bidang ketahanan pangan dan hewani ini adalah agar
terpenuhinya kebutuhan pangan dan gizi masyarakat. Indikator umum untuk
pencapaian sasaran tersebut ada dua yang saling terkait satu dengan lainnya, yaitu:
1) Tersedianya pangan yang: (i) cukup, mutu yang baik, memenuhi persyaratan
keamanan pangan, beragam, memenuhi kecukupan gizi, merata antar wilayah
Desa, waktu dan golongan pendapatan, terjangkau oleh daya beli masyarakat;
(ii) tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat; (iii)
didukung oleh lingkungan sanitasi dan layanan kesehatan yang memadai.

2) Terwujudnya status gizi sumber daya manusia sesuai standar kecukupan untuk
dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.

I.5 Hasil/Keluaran

Output kegiatan ini adalah meningkatnya ketersediaan pangan yang beragam


sehingga tidak ada penduduk rawan pangan serta meningkatnya pengetahuan
tentang pangan yang bergizi, beragam, seimbang, dan aman (B2SA).

I.6 Lingkup Kegiatan


Kebijakan program/kegiatan ketahanan pangan dan hewani melingkupi:
1) Menciptakan sentra pangan yang berbentuk kebun gizi dan pemanfaatan kolam
ikan sebagai sentra budi daya ikan air tawar,
2) Pemanfaatan lahan pekarangan masyarakat sebagai lumbung hidup dan warung
hidup dengan bantuan sarana produksi seperti bibit, pupuk, dan obat-obatan,
3) Kegiatan promosi pangan B2SA dan peningkatan kapasitas masyarakat yang
melingkupi pelatihan kelompok masyarakat, kader pangan, dan pemangku
kepentingan di Desa, dan

4) Penyaluran bantuan pangan hasil dari program/kegiatan ketahanan pangan dan


hewani.

II. ANGGARAN
5

Sumber dana kegiatan ini berasal Dana Desa yaitu sebesar Rp 212.805.400,00 (Dua
Ratus Dua Belas Juta Delapan Ratus Lima Ribu Empat Ratus Rupiah) diambil dari
20% (Dua Puluh per Seratus) dari pagu Dana Desa Dusun Tirta Mulya Tahun 2022
yaitu sebesar Rp1.064.027.000,00 (Satu Miliar Enam Puluh Empat Juta Dua puluh
Tujuh Ribu Rupiah) sesuai dengan amanat Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 104 Tahun 2021 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Pasal 5 ayat (4) huruf b.

III. PELAKSANAAN
III.1 Pelaksana
1) Pelaksana Kegiatan Anggaran adalah Kepala Seksi Pelayanan
2) Mitra
Mitra program/kegiatan bidang ketahanan pangan dan hewani berasal dari
unsur masyarakat/kelompok masyarakat dan LKD:
a. Kelompok tani/ternak
b. Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK)
pokja III

c. Masyarakat pengembang tanaman pangan dan hortikultura.

III.2 Tahap Pelaksanaan


Tahap pelaksanaan program/kegiatan bidang ketahanan pangan dan hewani
meliputi:
1) Persiapan
Tahap persiapan meliputi:
a. Pendataan/identifikasi dan pemetaan potensi bidang ketahanan pangan
dan hewani
b. Pendataan dan penetapan kelompok sasaran penerima
program/kegiatan ketahanan pangan dan hewani
2) Perencanaan
Tahap ini meliputi perumusan prioritas kegiatan yang ditetapkan dalam
Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa Tahun Anggaran 2022).
3) Penganggaran
Penganggaran program/kegiatan bidang ketahanan pangan dan hewani
dalam APB Desa mengikuti parameter dalam sistem informasi keuangan
Desa (siskeudes) sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20
Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa. Dalam dokumen
penganggaran juga dilengkaoi dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
rinci yang merupakan lampiran dari Kerangka Acuan Kegiatan ini.
6

4) Pelaksanaan
Program/kegiatan ketahana pangan dan hewani ini dilaksanakan dengan
dua model yaitu; kegiatan tersentral (kebun gizi milik Desa dan kolam ikan
yang dikelola oleh kelompok pengelola) dan basis masyarakat yang
belanjanya langsung diberikan kepada masyarakat untuk meningkatkan
produksi budi daya yang mereka kembangkan seperti bantuan bibit, pupuk,
dan obat-obatan serta bantuan pangan langsung.

III.3 Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan program/kegiatan bidang ketahanan pangan dan hewani


mulai dari tahap pertama penyaluran Dana Desa hingga akhir tahun 2022.
Jadwal kegiatan pelakasanaan secara teknis terlampir.

IV. KEBERLANJUTAN

Program/kegiatan bidang ketahanan pangan dan hewani yang merupakan salah satu
tujuan pencapaian SDGs yaitu mewujudkan Desa tanpa kelaparan (SDGs ke-2)
diharapkan mampu memecahkan permasalahan kekurangan gizi baik pada
kelompok sasaran konvergensi pencegahan stunting maupun masyarakat secara
umum. Desain program/kegiatan bukan hanya untuk dimanfaatkan di tahun 2022
akan tetapi akan terus dilakukan agar di tahun-tahun berikutnya masyarakat bisa
menikmati program/kegiatan ini secara berkelanjutan. Tentunga komitmen yang
dituangkan dalam regulasi tingkat desa akan menjadi salah satu prioritas yang
diutamakan.

Tirta Mulya, Januari 2022

RIO, Pelaksana Kegiatan (PK),

IWAN HERMAWAN ……………………….


7
8

JADWAL PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN


BIDANG KETAHANAN PANGAN DAN HEWANI
DI DUSUN TIRTA MULYA KECAMATAN PELEPAT ILIR
TAHUN ANGGARAN 2022

WAKTU PELAKSANAAN (BULAN_MINGGU KE)


NO. TAHAP KEGIATAN JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER KET.
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 PERSIAPAN
a. Sosialisasi program √
b. Pendataan/identifikasi dan pemetaan potensi
√ √
bidang ketahanan pangan dan hewani
c. Pendataan dan penetapan kelompok sasaran
penerima program/kegiatan ketahanan pangan √
dan hewani
2 PERENCANAAN
Penetapan prioritas kegiatan dalam RKP Desa √ √
3 PENGANGGARAN
Penganggaran kegiatan yang diprioritaskan √ √
4 PELAKSANAAN
a. Persiapan lahan kebun gizi dan kolam ikan √ √
b. Penyaluran bantuan bibit, pupuk, dan obat √ √
c. Pengolahan lahan kebun gizi √ √ √ √
d. Penananam dan penaburan benih ikan √ √ √ √
e. Perawatan tanaman dan ikan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
f. Penyaluran bantuan pangan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5 PANEN DAN PEMANFAATAN √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
6 EVALUASI PROGRAM/KEGIATAN √ √ √ √ √ √ √ √
7 RENCANA TINDAK LANJUT √ √ √ √ √ √ √ √

Anda mungkin juga menyukai