A. Latar Belakang
Earmarking / peruntukan Dana Desa tahun anggaran 2022 telah diatur melalui Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2021 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara dengan ketentuan:
Alokasi untuk program perlindungan sosial berupa bantuan langsung tunai desa paling sedikit
40% (empat puluh per seratus);
Alokasi untuk program ketahanan pangan dan hewani paling sedikit 20% (dua puluh per
seratus);
Alokasi untuk dukungan pendanaan penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
paling sedikit 8% (delapan per seratus), dari alokasi Dana Desa setiap desa; dan
Program sektor prioritas lainnya.
Prioritas penggunaan Dana Desa tahun anggaran 2022 sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 7 Tahun 2021 tentang
Prioritas Penggunaan Dana Desa, bahwa prioritas penggunaan Dana Desa terdiri dari 2 (dua)
kategori:
Untuk program ketahanan pangan dan hewani itu sendiri sebagaiman diatur dalam Peraturan
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 7 Tahun 2021 tentang
Prioritas Penggunaan Dana Desa adalah termasuk dalam kategori priotitas yang diarahkan bagian
program prioritas nasional sesuai kewenangan Desa dalam rangka untuk mewujudkan Desa tanpa
kelaparan (SDG’s ke-2), yang kegiatannya meliputi:
pengembangan usaha pertanian, perkebunan, perhutanan, peternakan dan/atau perikanan,
pembangunan lumbung pangan Desa,
pengolahan pasca panen, dan
penguatan ketahanan pangan lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa dan diputuskan
dalam Musyawarah Desa
pemanfaatan lahan kosong milik Desa untuk tanaman pangan dan perkebunan,
pemanfaatan lahan kosong milik warga untuk penanaman sayuran dan lain-lain, dan
penanaman tumpang sari tanaman pokok dilahanlahan perkebunan.
Selanjutnya, berdasarkan kesepakatan KTT G20 Osaka 2019 (G20 keempat belas) pada 28 – 29
Juni 2019 di International Exhibition Center, Osaka bahwa pembangunan pertanian difokuskan
untuk mencapai ketahanan pangan dan perbaikan gizi masyarakat.
Secara garis besar, ketahanan pangan harus memiliki 3 prinsip yaitu; Ketersediaan,
Keterjangkauan; dan Kemanfaatan yang selanjutnya disebut aspek ketahanan pangan.
Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara sampai dengan
perseorangan, yang tercermin dari tersedianya Pangan yang cukup, baik jumlah maupun
mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan
agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif
secara berkelanjutan.
Keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah Pangan dari
kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan,
dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan,
dan budaya masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi.
Ketersediaan Pangan adalah kondisi tersedianya Pangan dari hasil produksi dalam negeri
dan Cadangan Pangan Nasional serta impor apabila kedua sumber utama tidak dapat
memenuhi kebutuhan.
Penyelenggaraan Pangan adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
dalam penyediaan, keterjangkauan, pemenuhan konsumsi Pangan dan Gizi, serta keamanan
Pangan dengan melibatkan peran serta masyarakat yang terkoordinasi dan terpadu.
1. Konsumsi Pangan
penetapan target pencapaian angka konsumsi Pangan per kapita pertahun sesuai dengan
angka kecukupan Gizi,
penyediaan Pangan yang beragam, bergizi seimbang, aman, dan tidak bertentangan dengan
agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, dan
pengembangan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam pola konsumsi Pangan
yang beragam, bergizi seimbang, bermutu, dan aman.
Penganekaragaman Konsumsi Pangan
3. Perbaikan Gizi
Kebijakan di bidang Gizi untuk perbaikan status Gizi masyarakat dilakukan melalui:
penetapan persyaratan perbaikan atau pengayaan Gizi Pangan tertentu yang diedarkan
apabila terjadi kekurangan atau penurunan status Gizi masyarakat,
penetapan persyaratan khusus mengenai komposisi Pangan untuk meningkatkan kandungan
Gizi Pangan olahan tertentu yang diperdagangkan,
pemenuhan kebutuhan Gizi ibu hamil, ibu menyusui, bayi, balita, dan kelompok rawan Gizi
lainnya, dan
peningkatan konsumsi Pangan hasil produk ternak, ikan, sayuran, buah-buahan, dan umbi-
umbian lokal.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa, pada dasarnya ketahanan pangan harus memenuhi
standar kuantitas dan kualitas. Secara kuantitas, pangan harus memenuhi unsur:
1. Keamanan pangan,
2. Keberagaman pangan, dan
3. Bergizi
Ketahanan pangan tidak boleh bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat
sehingga aman untuk dikonsumsi.
B. Dasar Hukum
Penggunaan Dana Desa untuk program prioritas nasional sesuai kewenangan Desa diprioritaskan
untuk pencapaian SDGs Desa (Pasal 6 ayat (2) huruf c): penguatan ketahanan pangan nabati dan
hewani untuk mewujudkan Desa tanpa kelaparan.
C. Tujuan
Tujuan dari program/kegiatan bidang ketahanan pangan dan hewani ini adalah untuk mewujudkan
aspek ketersediaan, keterjangkauan, dan kemanfaatan.
1. Ketersediaan
Ketersediaan pangan diarahkan untuk menciptakan sentra produksi dan peningkatan produktivitas
serta distribusi penyediaan pangan lokal
2. Keterjangkauan
Keterjangkauan pangan diarahkan pada kemudahan masyarakat untuk mengakses pangan baik
jarak maupun harga.
3. Kemanfaatan
Pemanfaatan pangan dicerminkan oleh konsumsi pangan perseorangan atau rumah tangga yang
dipengaruhi oleh ketersediaan pangan, keterjangkauan pangan, pola konsumsi pangan, dan
pengetahuan pangan dan gizi. Kuantitas dan kualitas pangan yang dikonsumsi secara langsung
akan menentukan status gizi.
D. Sasaran
Sasaran program/kegiatan bidang ketahanan pangan dan hewani ini adalah agar terpenuhinya
kebutuhan pangan dan gizi masyarakat. Indikator umum untuk pencapaian sasaran tersebut ada
dua yang saling terkait satu dengan lainnya, yaitu:
1. Tersedianya pangan yang: (i) cukup, mutu yang baik, memenuhi persyaratan keamanan
pangan, beragam, memenuhi kecukupan gizi, merata antar wilayah Desa, waktu dan
golongan pendapatan, terjangkau oleh daya beli masyarakat; (ii) tidak bertentangan dengan
agama, keyakinan, dan budaya masyarakat; (iii) didukung oleh lingkungan sanitasi dan
layanan kesehatan yang memadai.
2. Terwujudnya status gizi sumber daya manusia sesuai standar kecukupan untuk dapat hidup
sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.
E. Hasil/Keluaran
Output kegiatan ini adalah meningkatnya ketersediaan pangan yang beragam sehingga tidak ada
penduduk rawan pangan serta meningkatnya pengetahuan tentang pangan yang bergizi, beragam,
seimbang, dan aman (B2SA).
F. Lingkup Kegiatan
G. Pelaksana Kegiatan
Penanggung Jawab
1. Secara umum. pelaksana kegiatan anggaran adalah Kepala Seksi Pelayanan dengan rincian
kegiatan yang ada di dalamnya dapat dibantu oleh Kepala Seksi lain sesuai dengan bidang
tugas atau tupoksi masing-masing.
2. Mitra
Mitra program/kegiatan bidang ketahanan pangan dan hewani berasal dari unsur
masyarakat/kelompok masyarakat dan LKD:
1. Kelompok tani/ternak/ikan
2. Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) pokja III, dan
3. Masyarakat pengembang tanaman pangan dan hortikultura.
H. Tahap Pelaksanaan
1. Persiapan
Tahap ini meliputi perumusan prioritas kegiatan yang ditetapkan dalam Rencana Kerja Pemerintah
Desa (RKP Desa Tahun Anggaran 2022).
2. Penganggaran
Penganggaran program/kegiatan bidang ketahanan pangan dan hewani dalam APB Desa mengikuti
parameter dalam sistem informasi keuangan Desa (siskeudes) sesuai dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa. Dalam dokumen
penganggaran juga dilengkaoi dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) rinci yang merupakan
lampiran dari Kerangka Acuan Kegiatan ini.
3. Pelaksanaan
Program/kegiatan ketahana pangan dan hewani ini dilaksanakan dengan dua model yaitu; kegiatan
tersentral (kebun gizi milik Desa dan kolam ikan yang dikelola oleh kelompok pengelola) dan basis
masyarakat yang belanjanya langsung diberikan kepada masyarakat untuk meningkatkan produksi
budi daya yang mereka kembangkan seperti bantuan bibit, pupuk, dan obat-obatan serta bantuan
pangan langsung.
I. Keberlanjutan
Program/kegiatan bidang ketahanan pangan dan hewani yang merupakan salah satu tujuan
pencapaian SDGs yaitu mewujudkan Desa tanpa kelaparan (SDGs ke-2) diharapkan mampu
memecahkan permasalahan kekurangan gizi baik pada kelompok sasaran konvergensi pencegahan
stunting maupun masyarakat secara umum. Desain program/kegiatan bukan hanya untuk
dimanfaatkan di tahun 2022 akan tetapi akan terus dilakukan agar di tahun-tahun berikutnya
masyarakat bisa menikmati program/kegiatan ini secara berkelanjutan. Tentunga komitmen yang
dituangkan dalam regulasi tingkat desa akan menjadi salah satu prioritas yang diutamakan.
Indikator Ketahanan Pangan di Desa
Indikator keberhasilan dalam mewujudkan ketahanan pangan di desa erdiri dari 3 aspek,
yaitu:
Masyarakat Desa
Peran masyarakat desa dalam ketahanan pangan di desa yaitu:
1. Intensifikasi lahan milik masyarakat desa sebagai sumber produksi pangan keluarga;
2. Intensifikasi lahan dan penganekaragaman tanaman sebagai langkah optimalisasi lahan
pekarangan untuk memproduksi pangan keluarga;
3. Berpartisipasi aktif dalam mewujudkan ketahanan pangan di desa; 4. Pengelolaan stok
pangan keluarga.
Kemitraan
Kemitraan dalam penguatan ketahanan pangan di desa dapat dilakukan bersama
Perguruan Tinggi, BUMN, Lembaga Swasta, dan organisasi masyarakat serta media
terkait. Peran kemitraan desa dalam ketahanan pangan di desa yaitu:
Penutup
Pedoman ini memberikan arah bagi pemerintah desa, supra desa dan kelembagaan
desa dalam mewujudkan ketahanan pangan di desa. Ketahanan pangan di desa
diharapkan mampu berkontribusi mewujudkan tujuan dari SDGs Desa utamanya pada
terwujudnya: Desa Tanpa Kemiskinan, Desa Tanpa Kelaparan, Desa Sehat dan Sejahtera,
Infrastruktur dan Inovasi Desa sesuai kebutuhan, Desa Peduli Lingkungan Laut, Desa
Peduli Lingkungan Darat, Kemitraan untuk Pembangunan Desa, dan Kelembagaan Desa
Dinamis dan Budaya Desa Adaptif
Informasi lebih lanjut terkait ketahanan pangan di desa dapat menghubungi call center
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi melalui sms,
telepon, dan whatsapp pada nomor: 081119535201-081119535202