Anda di halaman 1dari 23

Dasar

Ketahanan
& Keamanan
Pangan

puji afiatna
Ungaran, 7 Maret 2023
Sub Pokok Pembahasan

1. Definisi
2. Paradigma ketahanan pangan
3. Konsep dasar Ketahanan dan
Keamanan pangan
Pangan adalah Hak Azasi Manusia
– Universal Declaration of Human Right (1948) dan The International
Covenant on Economic, Social, and Cultural Rights (1966) yang
menyebutkan bahwa “everyone should have an adequate standard of
living, including adequate food, cloothing, and housing and that the
fundamental right to freedom from hunger and malnutrition”.

– Pasal 28 A, ayat 1 UUD 1945 Amandemen ke dua :


“Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,
dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan”.

– Rome Declaration on World Food Security and World Food Summit 1996
yang ditanda tangani oleh 112 kepala negara atau penjabat tinggi dari 186
negara peserta, dimana Indonesia menjadi salah satu di antara
penandatangannya. Isinya adalah pemberian tekanan pada human right
to adequate food (hak atas pemenuhan kebutuhan pangan secara cukup),
dan perlunya aksi bersama antar negara untuk mengurangi kelaparan
Pangan adalah Hak Azasi Manusia

– Undang-Undang (UU) No. 39 tahun 1999 tentang Hak Azasi Manusia


pasal 9 ayat 1 : “Setiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan
hidup dan meningkatkan taraf kehidupannya”.

– Hari Pangan Sedunia tahun 2007 menekankan pentingnya Hak Atas


Pangan (16 Oktober)

– UU RI No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan :


“Kedaulatan Pangan adalah hak negara dan bangsa yang secara mandiri
menentukan kebijakan Pangan yang menjamin hak atas Pangan bagi
rakyat dan yang memberikan hak bagi masyarakat untuk menentukan
sistem Pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal.”

– Millenium Development Goals (MDGs) menegaskan bahwa tahun


2015 setiap negara termasuk Indonesia menyepakati : menurunkan
kemiskinan dan kelaparan separuhnya
Pangan adalah Hak Azasi Manusia
– SDG’s
Poin no. 1 :Mengakhiri KELAPARAN mencapai ketahanan pangan dan
meningkatkan gizi dan mendukung pertanian keberlanjutan.
a. pada tahun 2030, MENGAKHIRI KELAPARAN dan menjamin akses terhadap
kualitas pangan yang baik bagi seluruh rakyat, khususnya mereka yang miskin
dan berada dalam situasi rentan, sepanjang tahun
b. pada tahun 2030, MENGAKHIRI SEGALA BENTUK MALNUTRISI, termasuk
mencapai target-target yang telah disepakati secara internasional mengenai
pertumbuhan balita serta menguraikan kebutuhan gizi untuk remaja putri, ibu
hamil dan menyusui, dan manula
c. pada tahun 2030, menggandakan produktivitas pertanian dan pendapatan
PRODUSEN MAKANAN BERSKALA MIKRO, khususnya perempuan,
masyarakat adat, pertanian keluarga, peternak dan nelayan, termasuk melalui
AKSES YANG TERJAMIN DAN SETARA terhadap tanah, sumberdaya produksi
lainnya, PENGETAHUAN, layanan finansial, PASAR dan kesempatan untuk
mendapatkan nilai tambah serta lapangan pekerjaan non-pertanian
Latar Belakang : Kondisi
Obyektif di Indonesia
1. Masalah gizi berakar pada masalah ketersediaan, distribusi, dan keterjangkauan
pangan, kemiskinan, pendidikan dan pengetahuan serta perilaku masyarakat.
→ permasalahan berbagai sektor dan menjadi tanggung jawab bersama
pemerintah dan masyarakat.
2. Jumlah penduduk Indonesia yang besar dan tersebar dalam bebagai wilayah
memerlukan penanganan Ketahanan Pangan yang terpadu.
3. Penanganan ketahanan pangan memerlukan perencanaan lintas sektor dan
dengan sasaran serta tahapan yang jelas dan terukur sehingga memerlukan
perencanaan jangka menengah dan panjang
4. Konferensi Dewan Ketahanan Pangan Tahun 2006 para Gubernur selaku Ketua
DKP Provinsi seluruh Indonesia telah mencanangkan beberapa butir
kesepakatan yang salah satunya adalah untuk penyusunan Indonesia Tahan
Pangan dan Gizi 2015 dan telah dideklarasikan dihadapan Presiden RI selaku
Ketua DKP pada tanggal 21 Nopember 2006 di Istana Bogor.
Latar Belakang : Kondisi
Obyektif di Indonesia

– Kejadian kerawanan pangan kronis disebabkan ketidakmampuan


menangani permasalahan kekurangan pangan yang disebabkan oleh
kemiskinan.
– Penduduk miskin di Indonesia pada :
- Tahun 2005 sebesar 16,7 %
- Tahun 2008 sebesar 15,4 % (sekitar 35 juta jiwa)
- Tahun 2015 sebesar 11,22 %
- Tahun 2016 sebesar 10,86 %
- Tahun 2017 sebesar 10,12 % (26,58 juta jiwa)
- Tahun 2018 sebesar 9,82 % (25,95 juta jiwa), berkurang 633,2 ribu orang
Latar Belakang : Perubahan Kondisi
Global dan Lingkungan

1. Harga pangan internasional mengalami lonjakan drastis


dan semakin tidak menentu
2. Negara-negara di dunia semakin egois untuk
mementingkan kebutuhannya sendiri
3. Kompetisi penggunaan komoditas pertanian: pangan vs
pakan vs energi
4. Resesi Ekonomi global diambang pintu
5. Serbuan pangan asing (“westernisasi diet”) berpotensi besar
penyebab gizi lebih dan meningkatkan ketergantungan
pada impor
Definisi Ketahanan dan Keamanan
Pangan
UURI No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan :
1. Kemandirian Pangan adalah kemampuan negara dan bangsa dalam
memproduksi pangan yang beraneka ragam dari dalam negeri yang
dapat menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup sampai
di tingkat perseorangan dengan memanfaatkan potensi sumber daya
alam, manusia, sosial, ekonomi, dan kearifan lokal secara
bermartabat.
2. Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara
sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan
yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi,
merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama,
keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif,
dan produktif secara berkelanjutan.
Definisi Ketahanan dan
Keamanan Pangan

3. Keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk


mencegah Pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda
lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan
manusia serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya
masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi.

4. Penyelenggaraan Pangan adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan,


dan pengawasan dalam penyediaan, keterjangkauan, pemenuhan
konsumsi Pangan dan Gizi, serta keamanan Pangan dengan melibatkan
peran serta masyarakat yang terkoordinasi dan terpadu.
Indikator penentu pencapaian
ketahanan pangan

Konsumsi pangan dan gizi

- Tingkat kecukupan energi


- Tingkat kecukupan protein
- Keragaman konsumsi pangan
Paradigma Ketahanan Pangan
1. Kelemahan kebijakan pangan yang sudah lalu
(jaman Orde Lama dan Orde Baru ) untuk mencapai stabilitas
politik dan ekonomi, bukan pada pencapaian ketahanan pangan
berkelanjutan.
→ jaminan ketersediaan beras (pangan pokok penududuk) menjadi
parameter pencapaian stabilitas ekonomi dan politik.
→ batasan ketahanan pangan yang sempit yaitu kemampuan negara
untuk menghasilkan pangan yang cukup dengan tingkat harga yang
terjangkau.
➔ kelangkaan pangan ==> kenaikan harga pangan
➔ ketahanan pangan terkait dengan kemampuan pemerintah menjaga
stabilitas pangan domestik
➔ swasembada pangan dianggap sebagai definisi terdekat ketahanan
pangan, padahal ini tidak realistik
Paradigma Ketahanan Pangan
2. Konsep ketahanan pangan yang lalu telah gagal dalam
mengatasi krisis pangan.
→ tidak memasukkan elemen pendapatan rumah tangga,
namun menggunakan elemen pendapatan masyarakat
secara umum
→ krisis pangan dianggap dipengaruhi oleh krisis ekonomi
➔ sebenarnya tidak ada kelangkaan, tapi beras tak terbeli,
harga tidak terjangkau oleh rumah tangga.
Paradigma Ketahanan
Pangan

3. Kebijakan yang lalu lebih mementingkan ketahanan


pangan secara nasional, tanpa memperhatikan
dimensi lokal dan rumah tangga maupun ketahanan
pangan individu.

→ daerah terpencil terabaikan, ditemui kelaparan


Paradigma Ketahanan
Pangan
4. Adanya dilema kebijakan, utamanya kebijakan harga yang murah dan
stabil telah menimbulkan :
a. tidak kondusif untuk produksi pangan domestik dan peningkatan
pendapatan petani
b. membutuhkan subsidi pemerintah dan sangat mahal bagi anggaran
pemerintah
c. strategi tersebut tidak berkelanjutan baik secara ekonomis maupun
politik
d. strategi harga pangan murah menguntungkan konsumen, tetapi
merupakan disinsentif bagi petani produsen
e. strategi ini tidak fair, tidak konsisten dengan tujuan pemerataan
pendapatan, bertentangan dengan program penanggulangan
kemiskinan.
Paradigma saat ini dan yang
akan datang
Pradigma kebijakan ketahanan pangan di Indonesia saat ini dan
yang akan datang tercermin dalam Landasan Hukum Ketahan
Pangan :
1. UU NO. 7 TAHUN 1996 tentang Pangan
2. PP No 68 tahun 2002 tentang ketahanan pangan
3. PP 28 2004 tentang keamanan, mutu dan gizi pangan
4. Perpres No 83 tahun 2006 tentang Dewan ketahanan pangan
5. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2005 – 2009
6. Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (pencanangan oleh Presiden
tanggal 11 Juni 2005), termasuk Kebijakan dan Program pembangunan
Ketahanan Pangan
Paradigma saat ini dan yang
akan datang
7. Kebijakan umum Ketahanan Pangan 2006-2009
8. Arahan peresiden pada rapat pleno Dewan Ketahanan Pangan
tanggal 18 April 2006
9. Komitmen Gubernur pada 20 Novevember 2006
10. PP No 3 tahun 2007 tentang pertanggungan jawab Gubernur,
bupati/walikota
11. PP No 38 tahun 2007 bahwa Ketahanan pangan menjadi
urusan wajib pemerintah propinsi, kab/kota
12. PP No 41 tahun 2007 bahwa institusi Ketahanan Pangan
berbentuk badan

Selain itu juga mengacu pada :


1. PBB (United Nation Organisation), FAO
2. Deklarasi World food Summit 1996 dan 2001
3. Millenium Development Goals tahun 2000,
Tantangan….

– Rantai pasok pangan global yang semakin


kompleks
– Kendala lingkungan
– Bertambahnya masyarakat lanjut usia
– Perubahan preferensi konsumen
– Perubahan pola konsumsi pangan
Aspek-aspek ketahanan
pangan:
1. Aspek penyediaan jumlah pangan yang cukup untuk memenuhi
permintaan pangan karena pertumbuhan penduduk, perubahan
komposisi penduduk

2. Aspek pemenuhan tuntutan kualitas (termasuk aspek keamanan)


dan keanekaragaman bahan pangan untuk mengantisipasi
perubahan preferensi konsumen yang semakin peduli pada masalah
kesehatan dan kebugaran

3. Aspek tentang pendistribusian bahan-bahan pangan pada ruang


dan waktu dan juga aspek keterjangkauan pangan (food
accessibility) yaitu ketersediaan bahan pangan (jumlah, kualitas,
ruang dan waktu) harus dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat.
Konsep dasar Ketahanan dan
Keamanan pangan

– Konsep ketahanan pangan bertolak dari tujuan akhir ketahanan pangan,


yaitu meningkatnya kesejahteraan manusia
1. ketersediaan pangan dalam jumlah dan jenis yang cukup untuk seluruh
penduduk
2. distribusi pangan yang lancar dan merata, serta dapat diakses oleh
masyarakat
3. konsumsi pangan setiap individu yang memenuhi kecukupan gizi
seimbang dan aman
4. Peningkatan/perbaikan status gizi masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai